15 Agu 2019

Empat Panggilan Allah kepada Hamba-hamba-Nya


Oleh: Mochamad Nasrudin
Pengantar: Setan punya proyek untuk menggagalkan sebanyak-banyaknya  Umat Islam untuk tidak memenuhi panggilan Allah. (Nasruddin)

SEBAGAIMANA sudah selalu dan mungkin sudah sering kita baca bahwa Allah akan memanggil hamba-Nya untuk empat hal. Panggilan itu pun sesungguhnya adalah untuk kepentingan hamba sendiri. Bukan untuk kepentingan-Nya. Sayangnya sering panggilan ini terabaikan oleh kita sebagai hamba. Apa saja panggilan itu?

Panggilan Pertama adalah  panggilan untuk menunaikan sholat.  Panggilan ini diserukan minimal lima kali dalam sehari. Saat seruan ini dikumandangkan, maka syaithan berbondong-bondong menghalangi agar manusia tidak memenuhi panggilan-Nya. Yang tidur dibisiki agar tetap tidur,  hingga ditutupi telinganya agar tidak mendengar suara adzan. Yang sedang bekerja dibisiki agar tetap bekerja dan ditakut-takuti, bahwa ia akan merugi kalau meninggalkan pekerjaannya. 

Yang sibuk dengan anaknya juga dibisiki agar tetap dengan anaknya.  Kalau tidak akan macam-macam alasan yang dibisikkan syaithan agar manusia tidak beranjak memenuhi panggilan-Nya.
Maka untuk memenuhi panggilan-Nya haurs dipaksakan mematuhinya walaupun alasan sibuk.  Jangan menunggu kelapangan seperti pemahaman kebanyakan orang. Kalau ibadah tak dipaksakan terhadap diri sendiri  maka sulit pada awalnya kita akan memenuhi panggilan-Nya,  khususnya sholat shubuh,  sholat ashar dan isya.

Panggilan Kedua  adalah panggilan untuk menegakkan kebaikan. Kebaikan apa saja yang diperintahkan Allah dan disunnahkan Rosululloh SAW? Manusia lebih condong melakukan keburukan dibanding kebaikan.  Karena itu penghuni syurga itu isinya sedikit dibanding penduduk neraka.  Maka kembali untuk memenuhi panggilan-Nya perlu dipaksakan terhadap diri agar taat terhadap perintahNya.   

Seperti Nabi Ibrahim yang memaksakan diri untuk menyembelih putra yang sangat dicintainya demi mentaati perintah-Nya. Kita pun meski memaksakan diri untuk memenuhi perintah-Nya baik berupa zakat, sedekah meskipun kita cinta terhadap harta kita.  Bahkan saat kita merasa kekurangan sekalipun kita tetap bersedekah. 

Selain itu kita juga siap sedia melakukan kebaikan-kebaikan lainnya, meskipun kita tidak menyukainya. .Kita wajib taat dan memaksakan diri kita utk mematuhinya.  Bukan mencari dalil pembenaran  untuk melepaskan kita dari tanggung jawab ketaatan.  Karena sesungguhnya semua perintah-Nya adalah ujian terhadap kita,  apakah kita sami'na waatho'na utk menjalankan perintahNya atau kita menuruti hawa nafsu kesenangan dunia.

Panggilan Ketiga adalah panggilan menuju Baitulloh baik berhaji maupun berumroh.  Kedua hal ini juga wajib ditunaikan bagi yang mampu dan belum pernah menunaikannya.  Rasululloh bersabda,  "Barangsiapa memiliki kendaraan, kesempatan,  kekuatan untuk mendatangi rumah Allah namun tidak ia lakukan hingga ajal menjemput maka ia mati dalam keadaan Yahudi atau Nasrani. Naudzubillahi mindzalik.

Untuk panggilan ketiga ini,  banyak umat muslim bersembunyi dalam jubah ketidakmampuan. Alasan tidak mampu sering mereka utarakan kalau untuk memenuhi panggilan-Nya.  Tapi mereka mendadak mampu kalau untuk beli/ kredit mobil, motor, tanah,  rumah,  dll yang sifatnya kepentingan duniawi.

Panggilan berhaji/ umroh bukan hanya bagi orang yang mampu tapi utk semua manusia yang memiliki iman. Buktinya banyak orang tidak mampu secara ekonomi bisa sampai ke Baitulloh,  dan banyak orang mampu secara ekonomi,  rumah besar,  punya mobil,  tapi ia tidak mampu memenuhi panggilan-Nya.

Kebanyakan manusia sebenarnya mampu,  tapi merasa tidak mampu kalau untuk Allah. Masalahnya bukan pada ketidakmampuan tapi lebih pada orientasi memenuhi panggilan-Nya yang belum ada.

Karena itu panggilan yang satu ini berat godaannya.  Banyak alasan akan kita utarakan untuk tidak memenuhi panggilan-Nya,  mulai alasan anak sekolah,  anak masih kecil,  alasan utang masih ada, dan lain lain.

Klo ada iman yang kuat di dalam dada niscaya kita akan seperti ketaatan Nabi Ibrahim ,Meskipun cinta terhadap sang anak begitu besar namun ketika Allah meminta utk disembelih, maka ia lakukan krn ketaatan dan perintahNya. Harusnya kita pun seperti itu, krn itu perintahNya, maka Sami, na waatho'na Meskipun anak kita msh Kecil,  msh Sekolah,  dll.  Sama halnya saat Siti hajar siap ditinggal sendiri oleh Ibrahim dg putranya yg msh Kecil,  ia pun ikhlas Meskipun di tanah padang tandus yg sepi,  krn itu perintahNya. Karena itu bersumber dari perintah Alloh,  orang beriman yakin, niscaya Allah akan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala urusan kita.

Kembali lagi penghuni syurga itu sedikit dibanding pengghuni neraka,  semoga kita termasuk  penghuni syurga yg sedikit tersebut.  Karena senantiasa mentaati perintahNya Meskipun sulit bagi kita.

Panggilan Keempat adalah panggilan terakhir yakni panggilan ke Rahmatulloh alias panggilan kematian kita.  Kalau semua panggilan sebelumnya bisa kita abaikan, maka panggilan terakhir ini tidak bisa kita elakkan. Mau tak mau, suka tidak suka,  dimanapun, dan kapanpun waktunya tidak mampu kita tangguhkan barang sedetik pun. Kita akan dipaksa malaikat maut utk taat menuju keharibaanNya. Klo kita selama ini tdk pernah taat dan terus ingkar terhadap tiga panggilan-Nya sebelumnya,  maka kita akan pulang dalam keadaan hina dan neraka tempat kembali kita .

Tapi jika kita taat terhadap ketiga panggilan-Nya sebelumnya, niscaya kita akan kembali kepadaNya dalam keadaan taat dan beriman. Insyaalloh syurgalah kampung halaman kita. Semoga kita termasuk orang yg mendapatkan hidayah dan senantiasa mentaati perintah-Nya, apapun yg terjadi.  Hanya Allah yang pertama,  di atas segala- galanya di atas segala kepentingan duniawi. Allohumma ya Ahad, ya Ahad, ya Ahad.***

Info Tambahan:
Yang mau umroh, ayo bersama saya dan ustad-ustaz hebat lainnya. Yuk berangkat pada 21 September,  dan 23 Desember 2019. Berangkat dari Batam langsang Madinah.
Hotel bintang 5 dekat di ring satu depan Masjidil Haram.
Harga mulai Rp 21 jt hingga Rp 30 jt tergantung paket.  Dahulukan Allah, niscaya Allah akan mendahulukan kita.


SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar