9 Sep 2019

Raja Sufyan: Umat Islam Tak Adil, Tahun Baru Hijriyah Merana

TANAIKARIMUN.COM - PADA Peringatan Tahun Baru (TB) Hijriyah 1Muharram 1441 yang diselenggarakan PD (Pengurus Daerah) IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kabupaten Karimun pada hari Ahad (08/09/2019) bertindak sebagai pemberi tausaiah adalah Drs. H. Raja Sufyan, dai kondang dari Tanjungpinang. Pak Raja, membuka ceramahnya dengan kalimat singkat tapi membelalakkan mata. Katanya, umat Islam tidak adil kepada Tahun Barunya sendiri. Nah, lho.

Ustaz Raja Sufyan menyebutkan beberapa kebiasaan umat Islam yang justeru mengagung-agungkan Tahun Baru orang lain. "Maaf, saya tidak menyebut agama, ya. Tapi coba Bapak-ibu lihat seperti ketika sebagian besar kita menyambut Tahun Baru Masehi, 1 Januari." Raja Sufyan mencontohkan beberapa kejadian yang dia lihat sendiri. Katanya, beberapa hari menjelang tahun baru itu orang sudah menyiapkan bermacam-macam kelengkapan. Mulai terompet, makanan-minuman, dan macam-macam lainnya. Bahkan beberapa jam menjelang tengah malam 1 Januari, orang menghitung mundur hingga sampailah ke detik terakhir Tahun Baru itu.

Saat itulah semuanya seolah-oleh begitu pentingnya hari itu. Terompet berbunyi meraung-raung, aneka cahaya lampu dinyalakan, makanan dan hidangan yang mereka sukai pun ada. Semuanya untuk merayakan tahun baru. Dan kita justeru yang ramai di dalamnya. Justeru kita yang membuat semaraknya kehadiran tahun baru itu. "Apakah kita melakukan itu pada tahun baru Hijriyah? Malah sebaliknya."

"Bahkan ada di satu pulau di Kepri ini, saya dengar bahwa datangnya bulan Muharram justeru menakutkan mereka.  Konon katanya, di bulan Muharram tidak boleh banyak berkegiatan karena akan mendatangkan musibah. Di rumah saja, cukup. Ada hantu, katanya, subhanalloh. Mengapa kita membuat bulan kita sendiri merana?" Raja Sufyan bertanya kepada para haji-hajjah yang hadir pada pertemuan bulanan IPHI Kabupaten Karimun itu sambil tertawa. Kita tidak adil terhadap Tahun Baru kita sendiri, begitu dia menegaskan.

Dalam ceramahnya yang kurang lebih satu jam, Raja Sufyan mengingatkan perlunya muhasabah ketika kita memperingati tahun baru. "Ingat, usia kita itu tidak bertambah tapi sesungguhnya kian berkurang. Ingat mati, dan ingat apa yang nak dibawa mati," Kata Pak Raja, "Jika orang mengingat mati dan mengingatkan diri, apa yang akan dibawa mati, itulah bukti orang bijak." Dia menambahkan, "Bekal yang mau dibawa adalah Iman dan Amal. Maka pelihara Iman dan perbanyak Amal."

"Agar peringatan Tahun Baru tidak sia-sia, banyak hal yang dapat kita lakukan," tambahnya. Ada beberapa pesan yang secara khusus diingatkan Raja Sufyan, misalnya, mempelajari fenomena alam saat ini dikaitkan dengan hadits nabi tentang tanda-tanda akan datangnya kiamat. Saat ini sudah banyak terjadi dan sudah menjadi fenomena alam apa yang dulu pernah dikatakan nabi, seperti hijaunya hijas di Arab Saudi, akan keringnya sungai yang disebut nabi, dan banyak lagi. Itu semua adalah tanda-tanda akan datangnya kiamat." Maka mari kita mempersiapkan diri kita karena semua kita akan bertemu dengan atau di Hari Kiamat," katanya.***


SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar