2 Des 2019

Guru Penulis Harus Menulis: Catatan Saat Naik MRT

Oleh M. Rasyid Nur
INILAH pencinta literasi, yang berhimpun hari --Sabtu dan Ahad, 30/11 dan 01/12-2019--  ini, pada acara Temu Nasional Guru Penulis (TNGP) 2019 tajaan Media Guru Indonesia. Guru Penulis yang tergabung ke dalam Guru Penulis Media Guru Indonesia memperoleh kehormatan untuk merasakan bagaimana naik MRT (masyarakat membacanya eM-aR-Ti) pada hari kedua ini. 

Sabtu, hari pertama dari dua hari yang dijadwalkan, aktivitas TNGP diisi dengan acara 'temu-ramah' sesama peserta TNGP se-Indonesia di Aula Balai Kota, Provinsi DKI, Jakarta. Inilah acara pokok TNGP yang sudah diset sejak awal. Sebanyak 511 orang guru (kononnya ada juga beberapa orang Siswa Penulis, hadir) berkumpul dalam satu ruangan hari itu. Itulah Gedung Balai Kota, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi yang menjadi Ibu Negara sebagai tempat diselenggarakannya acara.

Hadir pada acara hari pertama ini antara lain atas nama Gubernur DKI yang diwakili oleh salah seorang Asisten Gubernur serta beberapa pejabat daerah seperti Kakanwil Kemenag Sumatera Barat, Wali Kota/ Bupati dari beberapa daerah Tingkat Kabupaten seperti dari Grobokan, Tanah Datar. Ada juga Ketua DPRD bersama bupatinya dan seorang Kakankemenag Kabupaten Bintan, Kepri. Pokoknya, mengejutkan karena ternyata tidak hanya guru yang dihadirkan oleh Media Guru.

CEO Media Guru, Pak Muhammad Ihsan yang menjadi penanggung jawab utama dalam acara ini sampai berkca-kaca menyampaikan pidato sambutannya di hadapan para guru se-Indonesia yang datang tanpa bantuan biaya dari siapapun. "Para guru ini hadir dengan biaya 'semangat' mereka," katanya. Semangat itulah yang mendatangkan biaya. "Tentang uang, ongkos dan lain-lain mereka pakai uang sendiri," katanya lagi dengan haru. "Jika tidak karena semangat literasi, mereka tidak akan hadir di sini." Begitu ditegaskan Pak Ihsan dalam sambutannya pada acara temu-ramah ini.

Selain CEO Media Guru memberikan sambutan juga Gubernur DKI yang menitikberatkan isi sambutannya kepada pentingnya program literasi yang digagas Media Guru. Ketika tingkat membaca bangsa kita begitu rendah, kata Pak Asisten Gubernur, maka gagasan untuk menulis buku yang dilakukan Media Guru ini sangatlah tepat. "Dengan menulis otomatis orang akan membaca," katanya.

Dengan mengutip hasil survey yang banyak beredar di media, Gubernur DKI kembali mengulang bahwa semangat membaca dan daya baca bangsa kita masih sangat rendah berbanding beberapa Negara di dunia. Bahkan dengan negara-negara di sekitar kita seperti Malaysia, Thailand kita masih kalah dalam hal membaca. "Alangkah bagusnya gagasan ini agar ke depan kita bisa meningkatkan daya baca-menulis bangsa kita."

Meskipun acara pokok diletakkan di hari pertama, ternyata acara hari kedua, Ahad (01/12) ini lebih terasa gregetnya. Pasti sangat menarik bagi peserta TNGP. Peserta diajak naik MRT sambil tetap menulis tentang pengalaman selama mengikuti pertemuan tahunan ini. Naik MRT adalah satu hal, sementara harus menulis sembari naik MRT adalah hal lain yang membuat TNGP 2019 ini memiliki wahnya sendiri. 

Tentang adanya catatan penting pada TNGP tahun ini tidak dapat dipungkiri. Selain jumlah pesertanya yang meningkat tajam berbanding tahun lalu, acara dan kesempatan naik Moda Raya Terpadu (MRT) ini adalah catatan yang belum pernah ada pada tiga edisi sebelumnya. Pastinya, MRT yang baru diresmikan penggunaannya pada bulan Maret lalu, itu sesuatu yang baru bagi kami, para peserta. Asyiknya lagi, kami para Guru Penulis ini disuruh menulis sambil naik MRT. Kurang asyik apa lagi?

Dan kami tentu saja termasuk beruntung karena lebih awal merasakan naik MRT. Artinya, jika ada orang Jakarta yang ternyata belum berksempatan naik MRT karena memang masih baru, justeru orang-orang yang datang dari jauh pagi ini sudah berksempatan merasakan kereta listrik yang adem itu. Bayangkan, peserta ini datangnya dari seantero pelosok Indonesia. Ada dari Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi dan lainnya di Pulau Sumatera. Ada pula dari Pulau-pulau lain seperti Kalimantar, apalgi Jawa sebegitu ramainya. Malah diantara kami, ada yang baru untuk pertama kali menginjakkan kaki di Ibu Kota Negara. Tapi istimewanya langsung bisa merasakan naik kereta istimewa. Kurang hebat apa lagi?***

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar