1 Des 2019

Temu Nasional Guru Penulis: MGI Menginspirasi

Oleh M. Rasyid Nur
MENGHIMPUN guru se-Indonesia pasti tidak mudah, kalau tak mau disebut nyaris mustahil. Apalagi tidak diberi biaya sepersen pun. Biaya transportasi laut, darat atau udara ditanggung sendiri. Pakai dompet sendiri. Sanggup? Yang pasti sangatlah susah. Rasanya mustahil.

Tapi tidak dengan MGI (Media Guru Indonesia) yang digawangi Dr. H Muhammad Ihsan bersama Tim Media Guru Indonesia hebat lainnya. Institusi yang konsen memasyarakatkan literasi di kalangan guru ini (kini merambah juga ke non guru) mampu mendatangkan guru dari berbagai pelosok Tanah Air ke satu titik setiap tahun, sejak Media Guru ini lahir. 

Pada tahun 2019 ini, jumlah guru yang dihimpun MGI meningkat tajam berbanding tahun lalu. Jika pada tahun sebelumnya paling banyak hanya 300-an guru, tahun ini, jika tak dibatasi konon bisa meledak jumlahnya hingga di atas 600. "Kalau tidak cepat ditutup, bisa kewalahan kita menyiapkan tempat pertemuan," kata Ibu Yuli, salah seorang Tim MGI saat menjadi MC hari Sabtu (30/11/19) pada acara pertemuan guru di hari pertama TNGP.

Acara 'ngumpul-ngumpul' guru yang dihelat MGI setiap tahunnya diberi nama TNGP, Temu Nasional Guru Penulis. Tahun ini dilaksanakan pertemuannya di Balai Kota, Provinsi DKI Jakarta. Diikuti oleh 511 orang, para guru penulis ini datang dari berbagai belahan penjuru Indonesia. "Jumlah 511 orang ini hanya karena kita batasi," kata panitia pelaksana pertemuan. Peserta ini ada dari Sumatera (Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Kepri, dll) hingga pulau lainnya seperti dari Jawa, Sulawesi, Kalimantan. Pasti para guru ini harus melewati laut, udara dan darat. Semuanya butuh biaya. Apakah dibantu Pemerintah?

Mungkin beberapa daerah ada yang Gubernur atau Bupati/ Wali Kota-nya membantu atau memfasilitasi. Tapi pasti lebih banyak yang datang sendiri, dengan biaya sendiri tanpa fasilitas apapun dari Pemda-nya. Apakah peserta TNGP ini menurun dari tahun ke tahun? Justeru sebaliknya. Lalu mengapa?

Satu jawaban dari banyak kemungkinan jawaban adalah karena kegiatan literasi yang digagas MGI ini benar-benar memberi inspirasi kepada guru. Bahkan, setelah Sagu Sabu (khusus guru) kini sudah lahir program untuk murid yang diberi nama Sasisabu (satu siswa satu buku). Sudah ada juga program untuk profesi lain seperti dosen, pengawas dan lainnya. Semuanya bermula dari Sagu Sabu gagasan Media Guru.
Inspirasi itulah yang menjadikan guru rela berkurban (pikiran, perasaan dan anggaran) untuk terus mau berbuat di ranah literasi. TNGP tajaan MGI memang memberi inspirasi kepada guru untuk belajar dan berpraktik menulis buku. Tiada lagi alasan seperti dulu, membuat buku itu terasa sulit selalu. Puluhan ribu guru, kini sudah dengan enteng membuat buku yang tidak hanya membuatnya terkenal, membuatnya juga kian profesional. Beberapa guru malah sudah menjadi melimpah material karena bukunya laris manis terjual. MGI, kehadiranmu memang menginspirasi.***

Bisa juga di: https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2019/11/temu-nasional...

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar