4 Nov 2019

Windu Wijaya untuk Pemuda: Jangn Jadi Katak di Sawah

TANAIKARIMUN.COM - UNTUK masyarakat Provinsi Kepri saat ini, Ustaz Windu Wijaya rasanya tidak ada yang tidak mengenalnya. Ustaz kondang bernama lengkap H. Windu Wijaya, MPdI ini bahkan sudah malang-melintang memberikan tausiah hingga ke Singapura dan Malaysia. Di Kabupaten Karimun, bahkan sudah menjadi penceramah tetap yang selalu mendapat kesempatan diundang Bupati untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat Kabupaten ini.

Pada Ahad (03/11/19) malam ustaz Windu kembali mengisi acara tausiah agama untuk masyarakat Kabupaten Karimun, khususnya di Pulau Kundur. Dia diundang bupati untuk mengisi acara Tabligh Akbar bertema, 'Menghadirkan Kepemimpinan Rasulullah Saw di Kabupaten Karimun,' yang dilaksanakan di Masjid Nurussalam, Tanjungbatu Kundur. Acara Tabligh Akbar sendiri dilaksanakan masih dalam rangka memperingati HUT ke-20 Kabupaten Karimun tahun 2019.

Seperti disampaikan oleh Ketua Umum GM (Generasi Muda) Karimun, Joni Shandra, MH dalam laporannya sebagai Ketua Panitia Pelaksana bahwa selain masih dalam memperingati HUT Kabupaten, kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Tahun Baru Hijryah 1441 dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Sebagai acara yang dihelat oleh anak-anak muda maka isi tausiah Ustaz Windu juga lebih banyak ditujukan untuk para pemuda.

Windu Wijaya berpesan ke pada para Pemuda, khususnya dan para hadirin umumnya bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik dan sesuai dengan kepemimpinan Rasulullah, ada beberapa persyaratan. Pertama, wajib memiliki ilmu pengetahuan. Oleh karena itu tuntutlah (pelajari) ilmu sebelum memimpin. Ada pemuda yang karena tidak berilmu, dia tidak berbuat apa-apa. Hanya bisa bersuara, ribut saja tapi tidak bisa mengapa-apa. "Jangan mau jadi katak di sawah," kata Windu mengingatkan dengan cara memberi iktibar. Lalu dia menguraikan kelaziman katak yang senantiasa berbunyi di sawah-sawah. Katak itu tinggal dan hidup di sawah. 

Kata Windu lebih mempertegas, "Katak itu tinggal di sawah. Hidup di sawah, beranak-pinak di sawah. Dari dulu hingga kini katak hidup di sawah. Sawah tempat orang menanam padi. Katak ada di situ. Tapi katak tidak pernah tahu rasa padi. Tak pernah memetik (memanen.pen) padi di sawah," jelas Windu dengan bercanda.

Windu mengatakan bahwa ada orang yang berada di kampung halamannnya sendiri tapi tidak tahu dan tidak bisa mengurus kampungnya karena tidak ada ilmu. Susahnya, jika ada orang lain yang mengurus kampung, dia sibuk berkoar-koar dan bersuara. Hanya bersuara dan ribut saja. Ini tidak baik, katanya. Pemuda, janganlah macam katak itu.

Pesannya yang lain, para pemuda ini harus memiliki skill (keahlian) walau satu keahlian saja. Dengan keahlian yang dimiliki akan membuat kita mampu bekerja dengan baik. Jika tidak ahli tapi tetap juga mau mengerjakan suatu pekerjaan, maka tunggulah kehancuran. "Jika ingin sukses, milikilah keahlian yang memadai." Lagi-lagi Windu Wijaya menekankan kepada para generasi muda, jika memang ingin menjadi pemimpin yang baik dan sukses.

Beberapa pesan lain yang tidak lupa diingatkan oleh penceramah yang suka juga melawak ini, antara lain, 1) Masuklah kedalam Islam secara kaffah (sempurna/ lengkap) dengan mengutip ayatnya. Maksudmya jangan beragama setengah-setengah, tegasnya. 2) Jika memiliki harta, kelolalah dengan baik sesuai ketentuan Allah. Ingat, kata Windu bahwa harta itu bisa hanya sekadar menjadi najis (kalau hanya untuk dimakan saja); bisa juga menjadi sumber sengketa (jika hanya disimpan); tapi harta bisa menjadi pembela kita di akhirat kelak (jika kita mau bersedekah). Maka perbanyaklah sedekah atas harta yang kita punya.

Di bagian penutup ceramahnya, Ustaz Windu mengingatkan tentang adanya ayat ganda atau kembar selalu mengandung dua perintah sekaligus. Kedua-duanya wajib dijalankan. Jika hanya salah satu saja yang dilaksnakan, maka apa yang dilaksanakan itu akan sia-sia. Ketiga perintah ganda itu adalah, 1) Taatlah kepada Allah dan taat juga kepada Rasul-Nya. 2) Patuh kepada kedua orang tua (ayah dan ibu). 3) Dirikanlah solat dan bayarlah zakat. Tiga hal yang masing-masing ada dua perintah sekali jalan.

Ustaz Windu menekankan agar kedua perintah yang terkandung dalam setiap ayat itu harus disejalankan. Ingat, ini mesti disejalankan pelaksanaannya. "Jangan sampai dipisah-pisah karena hanya mau salah satu saja," ingatnya.***
Editor  : M. Rasyid Nur


SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar