17 Feb 2020

Menyikapi Pemimpin Berpenyakit Hati

Oleh Monas
PEMIMPIN penting buat kita. Satu komunitas atau masyarakat dengan berbagai karakter diperlukan satu atau beberapa orang pemimpin untuk menyatukan itu. Persoalannya bagaimana jika kita menemukan pemimpin yang tidak sesuai dengan harapan. Katakanlah mempunyai masalah di karakter juga.  

Jika Anda  punya pemimpin yang gemar menggunjingkan orang, suka menghasud, dengki, menfitnah, baperan, suka menciptakan konflik, berpikiran negatif, dan bentuk-bentuk penyakit hati lainnya, sebaiknya tinggalkanlah pemimpin seperti ini. Mengapa? Karena pemimpin seperti ini tidak membawa keberuntungan apa apa bagi kalian, selain menambah dosa dan  kehinaan. Ingat, jangan gara gara uang kalian rela hidup dalam penjara kehinaan dan ketidaknyamanan.

Untuk apa hidup dalam kemewahan dan prestisius tapi harga diri kalian dihinakan dan terus memproduksi dosa dosa baru. Tidak ada gunanya. Itu justeru sangat merugikan. 

Menurut saya, itu hanya irama dunia yang menyilaukan. Lebih baik hidup sederhana tanpa prestisius yang wah tapi nyaman dan tidak menambah dosa. Karena dari ketenangan dan kenyamanan inilah, yang kecil bisa jadi besar. Tapi percayalah yang besar akan menjadi kecil jika terus berbuat dosa dan tidak ada rasa syukur di dalamnya. 

Karena ingatlah baik baik.....yang memberikan kita rezeki bukanlah pemimpin yang dholim dan pelaku dosa meskipun ia kaya dan mewah. Tapi hanya Allah yang memberi rezeki. Allah yang menghinakan dan memuliakan. Bergantunglah hanya kepada Allah... insyaallah Allah yang membuat kita berjaya pada waktunya jika kita berharap hanya kepadaNya. Tentu saja harapan itu diiringi dengan sholat dan sabar.

Satu hal yang juga perlu kita perhatikan adalah, meskipun saat ini berangkat dari titik nol Allah akan memperhatikan kita. Nol yang diisi tauhid insyaallah akan menjadi milyaran hingga trilyunan. Percayalah itu. Insyaallah.***

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar