23 Apr 2020

Sedihnya Tarwih Tanpa Masjid


Tanaikarimun.com - Karimun, KAMIS (23/04/2020) malam semalam adalah malam pertama Ramadhan bersama kita (muslim) di negeri ini. Setelah Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama mengumumkan secara resmi awal Ramadhan, maka magrib itu sudah bermulalah hari pertama Ramadhan 1441 H atau bersamaan 2020 H. 

Berita-berita tentang awal Ramadhan 1441 H alias 2020 M ini sesungguhnya sudah beredar luas sejak beberapa hari sebelumnya. Bahkan salah satu organisasi Islam terbesar nomor dua jumlah umatnya sudah mengumumkan bahwa awal Ramadhan (puasa) adalah Jumat (24/04/2020) hari ini. Kamis malam ini otomatis bermula 1 Ramadhan karena perhitungan bulan hijriyah adalah setelah terbenamnya matahari pada hari itu. Artinya hari Kamis malam itulah jam pertama awal bulan Ramadhan.

Dengan begitu besoknya atau hari ini, Jumat (24/04/2020) bermkna bermula puasa hari pertama itu. Tentu saja kita akan gembira. Ya, gembira karena akhirnya Allah memberi kita kesempatan untuk bersma bulan mulia tahun ini. Sekurang-kurangnya magrib semalam itu adalah solat fardhu pertama yang dilaksanakan bertepatan awal Ramadhan. Dan puasa hari ini adalah puasa pertama kita bersama Ramadhan tahun ini.

Sesungguhnya yang membuat sedih dan duka pada Ramadhan tahun adalah solat selepas magrib semalam itu, yaitu solat Isya yang disusul dengan solat tarwih. Sedih? Mengapa sedih? Karena malam malam semalam itu sejatinya umat Islam berbondong-bondong ke rumah Allah, masjid terdekat dengan tempat tinggal atau masjid lain yang sudah diniatkan untuk dikunjungi malam pertama Ramadhan. Jamaah yang hibi bersafari tarwih, sering berpindah-pindah tempat solat tarwihnya. 

Yang mesti dicatat bahwa di masjid manapun umat Islam solat, biasanya umat Islam akan riang-gembira bersuka-cita atas kebersamaan dalam Ramadhan. Bersama-sama di masjid atau di surau atau musolla yang dekat dengan rumah masing-masing adalah satu momen kebersamaan yang datangnya satu tahun satu kali. Dan yang penting itu adalah perasaan senang dan gembira yang selalu ada di hati ketika Ramadhan tiba.
.
Tapi malam semalam itu tidak terjadi lagi rasa haru dan gembira-ria itu. Meskipun muslim tetap melaksanakan solat di rumah masing-masing sudah jelas nuansa dan suasananya itu akan berbeda berbanding melaksanakan solat berjamaah di masjid. Setiap tahun kita memang ke masjid solat tarwih. Tapi kini kesempatan itu hilang. Hilang dibawa oleh covid-19.

Malam tadi itu, tarwih terjadi tanpa berada di masjid. Orang-orang yang dengan ikhlas dan niat dan harapan beroleh pahala besar dengan pergi solat ke masjid justeru hanya bisa melaksanakan solat di rumah masing-masing. Solat di rumah itu adalah program dan kebijakan Pemerintah. jadi Tarwih tanpa masjid jadinya. Maksud solat tanpa masjid itu karena solatnya tidak di masjid. Pemerintah memastikan bahwa umat Islam Indonesia, khususnya di tempat-tempat yang dikategorikan berstatus zona merah, tidak ada solat berjamaah di masjid.

Pemerintah sudah menetapkan panduan ibadah selama bulan Ramadhan tahun ini. Tidak dibolehkan beramai-ramai termasuk di masjid. Bahkan solat lima waktu pun tidak disuruh di masjid dengan tujuan memutus mata rantai penularan covid-19. Sungguh virus celaka ini telah mengubah banyak hal dalam kehidupan bermasyarakat kita. Tidak boleh berdekatan dan tidak boleh beramai-ramai seperti biasa.

Jika ada yang membuat sedih kita pada wal Ramadhan 1441 ini, itulah solat tarwih yang tidak lagi dilaksanakan di masid. Pemerintah meminta rakyatnya untuk solat di rumah masing-masing. Walapun oleh para ulama sudah dijelaskan bahwa solat di rumah karena darurat corona ini akan tetap dinilai Allah sebagai solat di rumah-Nya. Artinya paalanya tetaplah sama.

Semoga kita yang akan melaksanakan tarwih dan solat lainnya, yang biasanya di masjid tapi terpaksa harus di rumah saja, jangan sampai berduka berkepanjangan. Kita tetap dengan niat dan keikhlasan yang sama sebagaimana tahaun-tahun lalu kita melaksanakannya di masjid.***

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar