26 Mei 2020

Saling Kunjung di Tengah Wabah Corona: Arahan Tak Jelas Membuat Jelas

Oleh M. Rsyid Nur
KEDENGARANNYA memang rada aneh. Harus mematuhi arahan yang tidak jelas dengan tujuan agar menjadi jelas. Memang ada apa? Arahan apa yang tak jelas? Dan bagaimana maksudnya agar menjadi jelas?

Ini masih berkaitan dengan covid-19 alias corona yang disangkut-pautkan dengan situasi hari-hari ini, hari Idulfitri. Hari-hari yang sejatinya adalah hari saling berkunjung antar keluarga, saudara, handai-tolan dan tetangga. Yang jauh akan dibuat dekat. Yang belum ketemu akan dibuat ketemu dengan salam dijabat. Namanya suasana lebaran. Hari Raya.

Tapi corona telah mengubah segalanya. Corona telah mengubah tempat solat Id yang seharusnya di lapangan atau di masjid, nyatanya harus di rumah saja. Corona malah mungkin membuat ruang tamu kita justeru tidak ada tamunya. Padahal kini adalah Hari Raya, Idulfitri yang selalu menjadi puncak silaturrahmi diantara kita.

Ketika saatnya saling berkunjung tiba setelah solat Idulfitri, itu ternyata itu tidak bisa dilakukan begitu saja. Tidak bisa seperti biasa, seperti tahun-tahun yang sudah. Pemerintah melalui berbagai saluran (media) mengingatkan agar tetap waspada dengan kemungkinan penularan covid-19. Dan arti waspada itu adalah menjaga jarak, sebisanya tidak bersemuka, menggunakan masker dan lain sebagainya. Maka menjadi gundahlah kita untuk melaksanakan tradisi saling berknjung di Idulfitri ini.

Dalam keadaan seperti itu, ada semacam surat yang beredar di Medsos yang berisi semacam arahan kepada siapa saja untuk mematuhi beberapa hal ketika akan saling berkunjung atau berniat untuk saling berkunjung ke rumah teman. Arahan yang –saya tidak tahu asal-muasal pengirimnya—beredar di grup-grup WA itu beredar beberapa hari sebelum jatuh 1 Syawal kemarin itu. Saya baca berulang-ulang arahan tak jelas itu, justeru bisa membuat jelas kepada kita jika itu diikuti. Surat atawa arahan itu persisnya berbunyi begini,

Bapak-ibu, Om-tante, Saudara-saudaraku, semuanya.
Nanti pas lebaran, sebelum berkunjung ke rumah seseorang hubungi dulu orangnya, tanya baik-baik dia nerima tamu apa nggak ??
Klo gak terima tamu jangan tersinggung, hargai, mungkin mereka merasa lebih aman tidak terima tamu, atau mungkin ada bayi, anak kecil, lansia atau riwayat penyakit yang mungkin kita gak tau,,
Karena lebaran tahun ini memang berbeda dengan lebaran-lebaran sebelumnya, kita lagi dalam masa pandemi jadi tolong hargain setiap keputusan yang diambil, jangan sok menghakimi,,
Kalo ternyata orangnya terima tamu, berkunjunglah dengan tetap mematuhi standar kesehatan, pake masker, cuci tangan dulu di tempat yg sudah disediakan.
Kalo pas datang disemprot desinfektan atau di sodori hand sanitizer jangan marah, hormati, Gak usah salaman gpp, jangan Otomatis nyolek-nyolek bayi dan anak kecil,,
Jangan juga maksain anak kecil harus Salim, biar dapet Sangu Menyangu, kalo mau ngasih ya ngasih aja,,
Pandemi ini nyata dan masih ada. Berhati-hati lebih baik daripada menyesal kemudian.
Banyak-banyak toleransi akan sikap setiap orang, mungkin ada beberapa yang ketat sekali sampe semprot sana sini, ya hormati aja.
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih manusiawi. Intinya saling menghargai perlu, beda pendapat biasa, saling menjaga juga perlu karna kita gak pernah tau virus itu ada dimana dn kapan aja bisa kena
Semoga kita semua dilindungi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang dr virus Corona
Aamiin. ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™.. #selfreminder #staysafe #staystrong #stayhealthy #stayhappy #stayathome ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Jujur, saya tidak tahu itu ditulis oleh siapa. Dan maaf, saya juga tidak berusaha mencari tahu siapa penulis pertamanya. Yang saya tahu, surat eh arahan (eh…apa sajalah istilahnya) itu beredar dari satu grup ke grup –medsos-- lainnya di HP kita. Saya membaca dan menurut saya bagus-bagus saja isinya. Tujuan penulis surat itu rasanya tidak ada yang salah. Sekali lagi, usteru bisa membuat jelas apa yang sebelumnya tidak jelas.

Menurut saya, justeru arahan yang tidak/ belum jelas sumbernya itu dapat membuat jelas tata krama bertamu kita saat berhari raya di musim covid-19 ini. Ya, kita patuhi saja agar benar-benar tidak terjadi kesalahpahaman diantara kita. Tujuan utama kita untuk saling bersilaturrahim jangan sampai rusak karena kesalahan pemahaman kita sendiri.*** 
Diposting juga di:  https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/5/mengikuti-

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar