26 Sep 2021

Celosia, Taman Wisata Karimun: Kini Tinggal Sejarah


TANAIKARIMUN.COM - INILAH salah satu tempat hiburan Wisata Taman atau Wisata Tanaman yang tadinya ada di Tanjungbalai Karimun. Tempat ini tergolong baru sebenarnya yang ada di Kabupaten Karimun. Mungkin dalam satu-dua tahunan keberadaannya. Persisnya, mulai dikelola dan dikunjungi masyarakat pada tahun 2019 yang lalu. Sayangnya, kini taman ini sudah tinggal nama saja lagi. Covid-19 telah menjadi salah satu alasan kehilangannya.  

Tadinya, masyarakat tertarik dan berdatangan untuk melihatnya secara langsung setelah adanya postingan pengunjung di Medsos, FB, IG dan lainnya. Setiap sore begitu ramai masyarakat Pulau Karimun, terutama anak-anak muda remaja. Hanya untuk melihat dari dekat dan berselfi-ria di sana. Dengan latar belakang bunga-bunga yang mekar dan indah, masyarakat ingin berfoto. Berfoto sendiri, dengan teman atau dengan keluarga.

Ketika Taman Celosia masih ada hari-hari sore bahkan sedari siangnya, sejak dibuka untuk umum kebun bunga ini memang menjadi salah satu pusat wisata lokal oleh penduduk Kabupaten Karimun, khususnya yang bertempat tinggal di Pulau Karimun. Setiap hari ratusan pengunjung mendatanginya. Dari orang tua (atok-atok dan nenek-nenek) hingga anak-anak yang masih dalam gendongan ikut datang dan atau dibawa ke sini. Apalagi anak muda remaja, hampir tidak luput untuk datang ke sini.Tentu saja tidak akan dilewatkan berswafoto alias selfi. Tentu saja itu tidak terus-menerus, karena ketika bunga-bunga sudah mulai menua dan harus diganti, maka saat itu pengunjung juga berkurang. Begitulah kelazimannya waktu itu. 

Walaupun hanya ratusan orang, bahkan pada hari tertentu hanya puluhan orang saja yang datang untuk sekadar berselfi-ria, namun jumlah itu cukup banyak untuk ukuran kunjungan orang ke kebun bunga atau hanya sekadar melihat tanaman begitu. Dan itu hanya masyarakat di Pulau Karimun saja. Lagi pula, menghibur diri dengan objek taman atau kebun bunga seperti ini, belum ada di tempat lain di Kabupaten Karimun ini. Selain wisata pantai, wisata taman barulah ada di sini. Maka tidak heran lumayan juga pengunjungnya.  Sekali lagi, itu dulu.

Kebun bunga yang berlokasi tidak jauh dari kompleks perkantoran dan Kantor Bupati Karimun, itu dimiliki dan dikelola secara pribadi oleh Alek Bersaudara. Lelaki bersaudara itu mengelola kebun bunga yang ditanam di atas tanah warisan orang tuanya. Salah satu diantara keduanya adalah PNS yang bertugas di Pemerintah Kabupaten Karimun. Sementara yang satunya, itulah yang mengurus taman bunga secara rutin. Kebetulan dia memang sepenuhnya hanya bekerja di kebun bunga itu.  

Menurut Alek, bunga-bunga di tamannya terdiri dari berbagai bunga yang warnanya memang begitu kelihatan indah. Kombinasi warna-warni antara merah, kuning, putih dan oranye. Sungguh kelihatan indah karena ditanam dengan susunan demikian rupa. Alek menjelaskan bahwa di taman bunga itu ada beberapa jenis bunga yang hidup subur. Benihnya didatngkan dari Jawa, katanya.

Apa yang kita rasakan ketika berkunjung ke taman bunga Celosia ini? Rasa 'lain', dari pada yang lain. Itulah dia, bunga dan tamannya yang serasa melihat taman di negeri jauh sana. Serasa Negeri Belanda padahal kita berada di Karimun. Tetap berada di Karimun tapi pemandangan dan perasaannya serasa berada di Negeri Belanda. Itulah makna lain yang ditimbulkan oleh keberadaan taman ini. Tapi, itu dulu. Sebelum taman ini seolah musnah begitu saja. Kini yang ada hanya tanah kosong saja. Jika kita datang ke lokasi yang dulu penuh bunga, hari ini sudah tinggal sejarah saja lagi. 

Setelah kebun bunga ala Negeri Kincir angin ini tiada, hilang pula hiburan wisata tanaman yang tadinya menjadi idola anak-anak muda. Akankah suatu hari nanti akan ditanam kembali oleh Alek Bersaudara atau oleh orang-orang lain yang menajdikan hiburan taman bunga sebagai alternatif wisata kita? Entahlah. Yang saat ini ada, adalah sejarah Taman Celosia yang dulu pernah ada.***

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar