17 Agu 2020

Hidup Bertetangga

TETANGGA adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita. Dalam Islam, tetangga memiliki hak-hak tertentu sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah saw, seperti hak untuk mendapatkan rasa aman dari gangguan dan sebagainya. Oleh karena itu kita diperintahkan Allah untuk berbuat baik kepada tetangga. Dalam Al-Qur'an disebutkan :

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (Q.S. 4 An Nisaa' 36)

Di bawah ini kami tuliskan beberapa hadits mengenai bertetangga, di antaranya adalah :

1. Menghormati tetangga adalah bagian dari iman

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya. (H. R. Bukhori no. 6019 dan Muslim no. 182) 

2. Tidak mengganggu tetangga adalah bagian dari iman

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِى جَارَهُ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw bersabda : Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah mengganggu tetangganya. (H. R Bukhari no. 5175, Muslim no 183)

3. Bersikap baik kepada tetangga adalah tanda muslim sejati

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ كُنْ وَرِعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَكُنْ قَنِعًا تَكُنْ أَشْكَرَ النَّاسِ وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا وَأَحَسِنْ جِوَارَ مَنْ جَاوَرَكَ تَكُنْ مُسْلِمًا وَأَقِلَّ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda : Hai Abu Hurairah jadilah orang yang wara' niscaya kamu akan menjadi manusia ahli ibadah, jadilah orang yang qana'ah (menerima apa adanya) niscaya kamu akan menjadi orang yang rajin bersyukur, cintailah orang lain sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri niscaya kamu akan menjadi orang mukmin sejati, bersikaplah yang baik terhadap tetangga niscaya kamu akan menjadi muslim sejati, dan sedikitlah tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati. (H. R. Ibnu Majah no. 4357, Abu Ya'la no. 5865)

4. Mengganggu tetangga halal untuk dilaknat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَكَا إِلَيْهِ جَارًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاثَ مَرَّاتٍ : اِصْبِرْ، ثُمَّ قَالَ لَهُ فِي الرَّابِعَةِ أَوِ الثَّالِثَةِ : اِطْرَحْ مَتَاعَكَ فِي الطَّرِيْقِ، قَالَ : فَجَعَلَ النَّاسُ يَمُرُّوْنَ عَلَيْهِ فَيَقُوْلُوْنَ : مَا لَكَ ؟ قَالَ : آذَاهُ جَارُهُ، فَجَعَلُوْا يَقُوْلُوْنَ : لَعَنَهُ اللهُ، فَجَاءَ جَارُهُ، فَقَالَ : تَرُدُّ مَتَاعَكَ وَلَا أُوْذِيْكَ أَبَدًا
Dari Abu Hurairah ia berkata : Ada seseorang lelaki datang kepada Nabi saw dan mengaduh kepada beliau tentang (kedzaliman yang dilakukan) tetangganya. Lalu Nabi saw bersabda sampai tiga kali : Bersabarlah. Kemudian beliau mengatakan kepadanya pada yang keempat atau yang ketiga : Letakkan semua isi rumahmu di jalan, ia berkata : Setiap orang yang melewati orang ini, mereka bertanya : Apa yang terjadi denganmu (sampai kamu mengeluarkan isi rumahmu)? Dia menjawab : Tetanggaku menggangguku. (Mendengar jawaban ini) maka setiap orang yang melewatinya mengucapkan : Semoga Allah melaknatnya. Sampai akhirnya tetangga pengganggu itu datang, ia mengiba : Masukkan kembali barangmu, dan saya tidak akan mengganggumu selamanya. (H. R. Abu Ya'la no. 6630, Ibnu Hibban no. 378)

5. Wasiat Jibril untuk memperhatikan tetangga

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوْصِيْنِى جِبْرِيْلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Dari Aisyah rah, dari Nabi saw bersabda : Tidak henti-hentinya Jibril berpesan kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai aku mengira bahwa tetangga akan ditetapkan menjadi ahli warisnya. (H. R. Bukhari no. 6014, Muslim no. 6854)

6. Mencintai tetangga seperti mencintai diri sendiri

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ - أَوْ قَالَ لِأَخِيْهِ - مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Anas, dari Nabi saw bersabda : Demi Dzat yang aku dalam genggamannya, belum beriman (dengan sempurna) seseorang hamba hingga ia mencintai tetangganya - atau beliau mengatakan saudaranya -  seperti ia mencintai dirinya sendiri. (H. R. Muslim no. 180)

7. Mengganggu tetangga tempatnya di neraka

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قِيْلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلَانَةَ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَتَقُوْمُ اللَّيْلَ وَتُؤْذِي جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا فَقَالَ لَا خَيْرَ فِيْهَا هِيَ فِي النَّارِ قِيْلَ : فَإِنَّ فُلَانَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوْبَةَ وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِأَثْوَارٍ مِنْ أَقْطِ وَلَا تُؤْذِي أَحَدًا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ
Dari Abu Hurairah ra ia berkata, ditanyakan kepada Nabi saw : Sesungguhnya si Fulanah sering berpuasa di siang hari dan melaksanakan shalat di malam hari, tetapi lidahnya sering mengganggu tetangganya. Maka Beliau bersabda : Tidak ada kebaikan di dalam dirinya dan dia adalah penghuni neraka. Ditanyakan lagi : (Terdapat wanita lain) dia hanya melakukan shalat wajib, puasa di bulan Ramadhan dan bersedekah dengan gandum, tapi dia tidak pernah mengganggu seseorang dengan lisannya. Beliau bersabda : Dia adalah penghuni surga. (Al-Mustadrak 'alash shahihaini lil Hakim no. 7413)

8. Larangan keras menganggu tetangga

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda :  Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya. (H. R. Muslim no. 181)

9. Bahagia bila punya tetangga baik

عَنْ نَافِعِ بْنِ عَبْدِ الْحَارِثِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ الْجَارُ الصَّالِحُ وَالْمَرْكَبُ الْهَنِىءُ وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ
Dari Nafi' bin Abdul Harits ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Di antara kebahagiaan seseorang adalah tetangga yang shalih, kendaraan yang nyaman dan tempat tinggal yang luas. (H. R. Ahmad no. 15767)

10. Berlindung kepada Allah dari tetangga yang jelek

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ اَللهم إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوْءِ فِي دَارِ الْمُقَامَةِ فَإِنَّ جَارَ الْبَادِي يَتَحَوَّلَ
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi saw bersabda : Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jelek di akhirat, karena sesungguhnya tetangga di dunia akan senantiasa berubah-rubah (bisa  pindah tempat). (H. R. Ibnu Hibban no. 307, Al-Mustadrak 'alash shahihaini lil Hakim no. 1906)

11. Anjuran memberi makanan kepada tetangga

عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيْرَانَكَ
Dari Abu Dzar ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Wahai Abu Dzar, apabila engkau membuat suatu makanan maka perbanyaklah kuahnya, kemudian undanglah (bagikan kepada) tetanggamu  (H. R. Muslim no. 6755)

12. Larangan meremehkan pemberian tetangga

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda : Wahai para wanita muslimah, janganlah satu tetangga meremehkan pemberian tetangga yang lainnya, meskipun kaki kambing (yang tak berdaging). (H.R. Bukhari no. 2566, Muslim no. 2426)

13. Tetangga paling dekat pintunya lebih utama diberi hadiah

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ لِى جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِى قَالَ إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا
Dari Aisyah rah ia berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai dua tetangga, kepada siapakah aku akan memberi hadiah? Beliau bersabda : Ke rumah yang paling dekat pintunya denganmu. (H. R. Bukhari no. 2259)

14. Tetangga menjadi saksi :

عَنْ كُلْثُومٍ الْخُزَاعِىِّ قَالَ أَتَى النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ لِى أَنْ أَعْلَمَ إِذَا أَحْسَنْتُ أَنِّى قَدْ أَحْسَنْتُ وَإِذَا أَسَأْتُ أَنِّى قَدْ أَسَأْتُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَالَ جِيْرَانُكَ إِنَّكَ قَدْ أَحْسَنْتَ فَقَدْ أَحْسَنْتَ وَإِذَا قَالُوْا إِنَّكَ قَدْ أَسَأْتَ فَقَدْ أَسَأْتَ
Dari Kultsum Al-Khuza'i ia berkata : Telah datang kepada Nabi saw lalu ia bertanya : Wahai Rasulullah bagaimana aku bisa mengetahui apakah aku orang baik atau orang yang tidak baik. maka Rasulullah saw bersabda : Jika tetanggamu mengatakan kamu orang baik maka berarti kamu orang baik, sementara jika mereka berkata engkau orang tidak baik maka berarti kamu orang tidak baik. (H. R. Ibnu Majah no. 3462, Baihaqi no. 20898)

15. Tidak ada istilah sedikit dalam mengganggu tetangga

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  لَا قَلِيْلَ مِنْ أَذَى الْجَارِ.
Dari Umu Salamah ia berkata, Nabi saw bersabda : Tidak ada istilah sedikit dalam mengganggu tetangga.  (Al-Mu'jam Al-Kabir Lil Thabrani no. 19042)


Dikirimkan ke sini oleh H. Zubad Akhadi Muttaqien
http://www.wongsantun.com/2018/07/hidup-bertetangga.html?m=1

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar