19 Agu 2020

Pilih Dunia atau Akhirat

Oleh Mochamad Nasrudin

PERTANYAAN sederhanaya begini, "Anda mau pilih dunia atau akhirat? Anda mau pilih menjadi hamba dunia atau hamba Allah? Singkat saja, tapi pertanyaan penting untuk kita jawab. Akan menentukan status kita di hadapan Allah, kelak.

Apa yang Anda pilih belum tentu Anda dapat. Betapa banyak orang lebih condong ke dunia, tapi dia tidak mendapatkan apa apa-apa kecuali kesia-siaan saja.  

Siang, malam, yang dipikirkan hanya uang, pekerjaan, sibuk sana, sibuk sini tak tentu arah. Namun hidupnya begitu begitu saja, tidak ada perubahan berarti yang sebanding dengan waktu yang ia habiskan untuk dunia. Capek, hidup serba kekurangan, banyak musibah, stress, itu menjadi hiasan kesehariannya, padahal dia sudah abdikan hidupnya untuk dunia.

Di sisi lain, ada orang yang merasa cukup dengan apa yang ada, hidupnya tenang, damai, hari harinya untuk ibadah, berdzikir, berbagi, memiliki banyak waktu dan bahagia bersama keluarga, nampak santai tapi urusan dunia nya serba cukup, tdk kekurangan sama sekali.  Padahal yang dipikiran dia bukan dunia. Yang ia pikirkan hanya Allah.

Tiada kenikmatan yang ia rasakan selain nikmat nya mengingat Allah. Di sinilah sesungguhnya letak rahasianya. Setiap orang pasti ingin bahagia, pingin serba kecukupan, ingin sukses, ingin damai, ingin memberikan porsi ibadah lebih kepada Allah.

Cuma ada orang yang tahu dimana letak kunci kebahagiaan tersebut dan ada yang tidak tahu sehingga tersesat dan salah alamat. Orang yang tahu alamatnya, dia langsung yakin menuju sasaran. Kunci memegang dunia, akhirat dan seisinya ada di tangan Allah, ngapain merengek-rengek kepada dunia,. Ngapain merayu-rayu bos, bupati, gubernur, toke atau apapun, simbol penguasa dunia untuk mendapatkan dunia dan kenikmatannya. Itu semua adalah alamat palsu, yang membuat kita tersesat dalam segala aspek kehidupan kita.

Jangankan mampu menggenggam dunia, yang ada orang ini akan menjadi budak dunia. hidupnya penuh kesia-siaan. Dunia yang ia inginkan saja bakalan sulit ia raih, apalagi akhirat yang tdk pernah ia pikirkan. 

Kalaupun ia mampu meraih dunia dengan cara mengabdi kepada dunia dan jauh dari jalan Allah, ini pasti hanya lah istidhroj. Istidhroj adalah cara Allah menaikkan derajat manusia secara materi namun semakin jauh dari Allah. Dia dinaikkan sementara untuk dijatuhkan lagi dari posisinya. Sakitnya akan semakin terasa agar dia tersadar bahwa Tuhannya Bukan uang, bukan dunia, bukan kekayaan, tapi Allah. Agar matanya terbelalak bahwa hanya Allah yang Arrozzaq, hanya Allah yang Al qhoniy, hanya Allah yang Al wahab. Selain Allah, semua adalah makhluk.

Nah, pertanyaan nya setelah membaca tulisan ini, masihkah kita masih mengejar dunia habis habisan tak kenal waktu, tapi ketika diajak dzikir, sholat, selalu beralasan tak punya waktu, tak punya uang, tak punya kendaraan, dan alasan alasan lainnya.

Malam ini, saya mengajak Anda untuk menuju Allah setahap lebih dekat, melalui dzikir amalan amalan para Auliya atau kekasih kekasih Allah. Di malam 1 Muharram malam ini, adalah waktu yang tepat bagi kita utk membuat komitmen dan perjanjian perubahan hidup kita lbh baik dengan Allah. Kita meski tunjukkan komitmen kita di tahun baru hijriah ini dg Allah, karena Allah tdk merubah keadaan kita, klo kita tidak mau, tdk niat, dan malas malasan utk merubah hidup kita sendiri.

Nah mari sukses bersama dunia dan akhirat. Cuma Anda akan tetap berat ke dunia dan tetap terus menghamba ke dunia, atau Anda akan menghamba kepada Pemilik dunia dan seisinya. Kalau Anda pilih Allah , saya undang malam ini utk berdzikir khusus malam ini di rumah saya.

Dzikir rotibul Haddad, Dzikir Ghofilin, sholat hajat dan istighosah. Lepas sholat Maghrib kita mulai bermesraan dengan Allah serta berkomitmen untuk mencintai-Nya di atas cinta kita kepada dunia.

Yang di luar Karimun, datangi majelis dzikir yang mengadakan acara Dzikir bersama seperti ini, atau kalau perlu tunjukkan satu malam ini, kita tidak tidur dan menunjukkan komitmen kita kpd Allah.

Semoga bermanfaat
Monas Inspire
Mochamad Nasrudin

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar