11 Agu 2020

Tanjungbatu, Saya Rindu: Sepenggal Kisah di Masa Lalu (Ke-2)

Oleh Khairul Amri
Bermastautin di Pekanbaru

MASIH ingat, kan? KEMANDIRIAN. Satu hal magis yang saya dapatkan saat bertampat tinggal selama tiga tahun di Tanjungbatu, Kundur Kepulauan Riau. Tanjungbatu, sebuah kota kecil (kecamatan), itu kini termasuk Kabupakten Karimun setelah Kabupaten Kepulauan Rioau dimekarkan.

Kisah ini adalah sekelumit cerita mandiri atau kisah kemandirian itu. Saya ingin berbagi. Berbagi dengan siapa saja.

Walau usia belasan saat saya bersekolah di MTs Tanjungbatu. Usia baru 12 tahun. Tapi, usia tak membuat saya cengeng, lantas tidak bisa mandiri. Saya benar-benar merasa dituntut untuk mandiri.

Tinggal satu rumah dengan paman, M. Rasyid Nur. Dia bertugas sebagai guru di SMA Negeri Tanjungbatu. Dia adalah adik kandung dari ibu kandung saya. Rumah kami di Jalan Tanjungsari, Tanjungbatu. Rumah ini dikontrak/sewa sama paman. Sama sekali tak ada pembantu. Dan, inilah awal KEMANDIRIAN itu diajarkan paman ke saya. 

Subuh saya harus sudah bangun. Harus lebih dulu dari paman, istri dan anak-anaknya. Kadang sempat ke musholla. Dan, pulang ke rumah jelang pagi. 

Sebelum mandi, kerja rutin saya adalah: 1) menyapu rumah. 2) menimba air buat mandi seisi rumah, dan . 3) menyapu halaman rumah, jika waktu pagi lebih panjang atau masih ada sebelum beangkat ke sekolah. Begitu paman dan keluarga bangun, semua keperluan sudah dibereskan. 

Selain itu, harus juga mandiri untuk diri sendiri. Saya masih punya kerja rutin saya lainnya, seperti, 4) mencuci baju sekolah dan baju main sendiri. 5) mengggosok baju sendiri. Dan tentu saja masih ada kerja-kerja lainnya. Satu hal harus saya katakan, jangan dibayangkan menggosok baju pakai setrika listrik seperti saat ini. Itu sih mudah. Saya lebih hebat, jika mau gosok baju, harus membakar arang terlebih dahulu di setrika besi model jadul. Setelah arang jadi bara api, dimasukkan ke dalam strika, barulah digosokkan ke baju. Keren kan? 

Meski begitu, ternyata rutinitas itu lama kelamaan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang baik, tentunya. Itu semua telah melatih diri saya menjadi mandiri. Bahkan, saat paman dan keluarga tidak ada di rumah, saya pun harus masak sendiri. Ya, masaknya ala-ala anak kos-kosanlah. Seadanya, dan sesuailah dengan selera sendiri. 
 
Itulah, yang membentuk pribadi mandiri dari diri saya. Itu pula yang membuat saya selalu rindu dan mengingat kenangan di Tanjungbatu. Saya pastikan, tanpa latihan dan praktik mandiri yang saya lakukan waktu itu saya tidak akan mampu untuk mandiri juga pada hari ini.

Tanjungbatu... Saya Rindu. Apa bisa waktu ini diputar? Tentu saja tak mungkin. Dan, meski tak lama, sifat kemandirian yang ditanam ke diri ini, alhamdulillah membentuk watak dan pribadi saya sekarang untuk mandiri. 

Terimakasih buat semua. Tanjungbatu... Saya Rindu. Ingin lagi ada dan berada di situasi itu. KEMANDIRIAN yang berkesan, dulu hingga sekarang. Tanjungbatu... Saya Rindu. ***


Pekanbaru, 08082020
Sabtu malam Ahad @ruang keluarga rumah kami 😍

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar