10 Sep 2020

Memegang Erat Istiqomah dalam Keseharian Kita




Oleh M. Rasyid Nur

MAKNA istiqamah secara umum selalu disebut sebagai sikap teguh pendirian. Kokoh pada apa yang diyakini. Di kamus juga begitu makna yang terbaca. Orang istiqamah adalah orang yang kuat pendirian. Tidak berubah atas pengaruh yang tidak beralasan.

Kalau mengacu pemahaman agama (Islam), misalnya yang disebutkan di dalam kitab suci, orang istiqamah adalah orang yang tidak takut dan tidak bimbang dalam mematuhi perintah Allah. Sikap itu sebagaimana pemahaman firman Allah di surat Fussilat ayat 30 yang maknanya begini, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah."

Dengan penegasan itu orang istiqomah hanya akan terpengaruh oleh Tuhan saja. Satu-satunya sandarannya sekaligus sebagai kekuatan untuk bertahan atau tidak adalah jika itu sesuai dengan tuntunan Tuhan. Pendirian yang kokoh adalah kekuatan yang tidak akan mudah digoyahkan. Itulah sikap istiqamah. 

Meskipun istilah istiqomah diambil dari kitab suci sesungguhnya kata istiqamah bisa dipahami dalam berbagai situasi dan kondisi. Istiqamah dapat dikaitkan dengan akidah atau iman dalam beragama. Bisa pula dikaitkan dengan amal dan ibadah sehari-hari. Makna ibadah di sini tentu saja tidak semata-mata perintah wajib seperti salat, puasa dan lain-lainnya sebagai tertera dalam rukun Islam itu. Ibadah bisa juga kerja-kerja sehari-hari seperti melaksanakan pekerjaan sebagai guru, sebagai petani, nelayan atau sebagai penulis, misalnya.

Orang-orang yang kokoh dalam keyakinan, konsisten dalam beramal (aktifitas) atau ibadah dapat disebut sebagai orang istiqomah. Jadi, kuat bertahan dengan keyakinan itu adalah orang istiqamah. Begitu juga dengan orang yang konsisten dalam melaksanakan pekerjaan sehari-harinya. Itu juga dapat disebut sebagai istiqamah.

Dalam menjalankan aktifitas menulis atau apa saja, jelaslah sangat diperlukan sikap istiqamah. Apalagi jika ada kewajiban yang mengharuskan untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara rutin atau berkelanjutan tanpa putus. Istiqamah akan menjadi kunci dan penentu dari keberhasilan itu. Hanya orang-orang istiqamah saja yang akan mampu membuktikan pekerjaan akan berjalan secara terus-menerus. Tidak akan ada alasan yang dicari-cari.

Tanpa sikap istiqamah pasti saja harapan keberhasilan dari pekerjaan akan gagal diwujudkan. Dan itu berlaku untuk semua pekerjaan. Keberhasilannya ada pada sikap istiqamah itu. Pesan untuk istiqamah adalah pesan yang tidak akan dilupakan oleh siapapun dalam usaha konsistensi pekerjaan.***

Juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id


SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar