25 Okt 2020

Khabib Menghancurkan Lawan dengan Sikap Santun

 

PERTARUNGAN Khabib Nurmagomedov vs Justin Gaethje Ahad (25/10/2020) subuh boleh jadi duel ajang UFC yang ditunggu-tunggu penggemarnya. Bahwa Khabib dengan rekor 8-0 selama ini memang tercatat sebagai rekor spektakuler yang digenggam Khabib. Belum ada yang mampu menumbangkannya di kelas dia itu. Penggila UFC alias tinju bebas memang menunggu-nunggu pertarunagn yang disebut sebagai Perang Besar antara kedua petarung UFC.

Laga UFC (Ultimate Figthing Championship) 25 mempertemukan Khabib Nurmagomedov dengan Justin Geathje memang banyak disebut-sebut dan dinilai layaknya seperti sebuah perang besar. Khabi .menjalani duel penting ini dengan menghadapi Justin Geathje setelah Gaethje mempu membungkam Tony Ferguson pada bulan Mei 2020 lalu. Mengingat Ferguson dengan rekor 12 kemenangan mampu ditumbakannya maka dianggap rekor 8 kali Khabib juga akan ditumbangkannya.

Saya berkesempatan menyaksikan duel Khabib pagi dinihari tadi. Saya bukan penggila UFC itu sebenarnya. Saya hanya menyukai olahraga selama ini, selain sepakbola. Tapi setiap tinju atau olahrga lain yang disiarkan secara langsung (live) saya memang menyukainya. Dengan siaran langsung artinya debaran jantung kita lebih kuat mengingat jalannya pertandingan belum terjadi. Beda dengan siaran ulangan.

Sesungguhnya yang lebih saya sukai dari pertarungan subuh tadi adalah kaena Khabibnya. Sebagai petarung hebat, dia selama ini terkenal taat beragama. Seorang muslim yang selalu berdoa secara Islam dalam setiap pertarungannya. Dia akan sujud seperti sujudnya orang solat di setiap akhir pertarungannya. Kaena itulah saya menyukai olahragawan ini. Tidak semata olahragnya.

Setelah menunggu sejak pukul dua malam, akhirnya pertarungan puncak antara Khabib Nurmagomedov vs Justin Gaethje itu dimainkan satu jam menjelang waktu subuh. Sebelumnya tentu saja para pemain lainnya yang didahulukan. Setelah dia mampu mengunci Geathje yang terkenal ganas itu, dia tidak menunjukkan rasa gembiranya sebagaimana layaknya seorang petarung memenangkan laganya.

Justeru yang saya lihat di layar kaca, Khabib malah tersedu-sedu menangis. Tidak sekadar menangis haru karena memanangkan dule maut itu, justeru dia menangis sesunggukan. Hanya dialah yang tahu reaksi itu. Tapi saya menduga pastilah rasa haru yang sangat tinggi yang membuatnya begitu, karena berita-berita sebelum pertarungan sudah seolah menempatkan lawannya itu sebagai pemenang. Melihat trade rekordnya yang ganas dan selalu menyudahi lawannya dengan KO pemberitaan selalu menempatkan Khabib sebagai calon KO berikutnya. Tapi nyatanya tidak.

Khabib tetap bersujud setelah dia berhasil mengunci lawannya hingga tidak berkutik. Lawannya benar-benar terdiam lemas setelah kuncian kakinya mapir mematahkan leher Geathje. Geathje sendiri hanya tertelentang setelah juri menghentikan laga itu. Khabib tidak emosi seperti pernah dia tunjukkan saat melawan Mc Gregor sebelumnya. Itupun bukan karena merayakan kemenangnannya. Tapi lebih karena dia merasa diejek saat itu. Khabib memang layak untuk dicontohteladani sikap santunnya.***

Diposting juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id


SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar