29 Jul 2021

Setuju, Tujuh Sifat Perusak Ukhwah Mesti Dijauhi



DALAM agama (Islam) manusia dipersatukan dalam satu ikatan persaudaraan atau ukhwah. Orang-orang beriman dikatakan Tuhan sebagai orang-orang bersaudara. Maka perbaiki dan perkuatlah ikatan persaudaraan. Begitu dikatakan dalam Kitab Suci (Alquran) sebagai bukti adanya perintah Tuhan agar orang-orang beriman, itu adalah orang yang bersaudara satu dengan lainnya.
Untuk itu para guru, ustaz dan ulama selalu mengingatkan umat tidak merusak persaudaraan. Orang-orang yang merusak ikatan persaudaraan adalah orang terburuk dalam hubungan sesama manusia. Mengutip artikel berjudul Hikmah Siang: 7 Sifat Perusak Ukhuwah Islamiyah yang dimuat media online hajinews.id pada hari ini, Rabu (28/07/2021) dijelaskan hal-hal penting dari nilai-nilai ukhwah. Sekaligus dijelaskan sikap buruk yang dapat merusak persuadaraan atau ukhwah.

Kita selalu mendengar dan membaca juga referensi yang mengatakan bahwa Ukhuwah Islamiyah, itu merupakan anugerah terindah dari Allah kepada manusia beragama (baca: umat Islam). Islam meyakini, jika ukhwah itu dinilai dengan materi, maka tak ada satupun materi di dunia ini yang dapat menandingi keindahannya, kendatipun dihimpun dari berbagai penjuru dunia. Konsep ini sesuai dan sebagaimana dijelaskan dalam alquran.

Allah berfirman: “Dan Dialah Allah yang telah mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Sekiranya kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal: 63) Dan dari firman ini, seorang ustaz lulusan Al-Azhar, Mesir (Ustaz Rikza Maulan Lc MAg) mengungkapkan ada tujuh sifat manusia sebagai sifat perusak ukhuwah, khususnya Ukhwah Islamiyah. Tentu saja wajib kita hindari. 

Mengutip hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw berkata, “Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah mencari-cari isu; janganlah mencari-cari kesalahan; janganlah saling bersaing; janganlah saling mendengki; janganlah saling memarahi; dan janganlah saling membelakangi (memusuhi). Akan tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.” (HR. Muslim, Hadits No 4646).  Nah, dari penegasan hadits itu Ustaz Rikza Maulana membeberkan ada tujuh sifat perusak ukhwah, yaitu,

1. Dzan;
Dzan adalah prasangka buruk, yaitu berprasangka negatif atas sesuatu yang terdapat pada saudaranya. Dan prasangka buruk adalah sumber dari segala bentuk keretakan ukhuwah Islamiyah, maka harus dihindari sejauhnya. Jikapun ada sesuatu yang tidak disukai dari saudaranya, maka hendaknya tabayyun atau diajak diskusi, hingga tidak menjadi dosa.

2. Tahassus;
Yaitu saling mencari-cari aib atau isu yang sedang menimpa saudaranya sesama muslim, yang sebenarnya bukan menjadi urusannya.

3. Tajassus;
Sifat negatif dimana seseorang suka mencari-cari kesalahan yang dilakukan oleh orang lain sesama muslim.

4. Tanafus;
Yaitu saling bersaing, saling mengejar, seperti bersaing dalam kekayaan, kendaraan, jabatan, dsb serta ketidaksukaan apabila saudaranya sesama muslim mendapatkan yang lebih baik dari dirinya.

5. Tahasud;
Yaitu saling hasad (saling dengki); suka terhadap keburukan dan musibah yang menimpa saudaranya, dan berduka atas kebaikan yang didapatkan muslim lainnya.

6. Tabaghud;
Yaitu saling marah, saling emosi, berbalas komentar yang kasar dan kotor, baik perkataan yang langsung maupun via medsos.

7. Tadabur;
Yaitu saling membelakangi, saling membuang muka, saling tidak bertegur sapa, saling menghindar satu sama lainnya.

Ustaz Rikza berpesan bahwa Nabi memerintahkan kita untuk meninggalkan 7 sifat perusak ukhuwah itu sekaligus memerintahkan kita untuk saling menjaga persaudraan karena Allah. Karena sesungguhnya sesama muslim adalah bersaudara. Dan sesama saudara hendaknya saling cinta dan berkasih sayang. Sudahkah kita melaksanakannya? Yang pasti, ketujuh sifat perusak itu kita sepakat untuk kita jauhi. Setuju, kan?***



SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar