26 Jan 2022

Diajak Suami Jalan - jalan ke Bali (1)




Bagian 1. Keberangkatan Diundur

Oleh Dra. Hj. Yulita Muaz

Suamiku seorang Pegawai Negri Sipil (PNS) yang bekerja di salah satu instansi pemerintahan di Provinsi Riau. Sering mengikuti rapat kerja di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, Medan, Bali Makasar, Menado dan kota-kota besar lainnya.
 
Di bulan April tahun 2017, suamiku mengikuti rapat di Bali. Beliau mengajakku ke sana. Kebetulan sekali, kataku. Aku yang mengajar di SMAN 1 Kundur ada libur  empat hari pada saat itu. "Siapa saja yang pergi," tanyaku. 
 
"Kita ajak Yid," kata suamiku. Waktu itu anakku Ryed berada di Jakarta. Ditelepon oleh suamiku, Ryed mau ikut mami-papi ke Bali, spontan dijawab anak ku, "Mau, Pi." katanya."Nanti Iyit nunggu saja di terminal bandara," kata anakku.
 
Tike tpun langsung dipesan suamiku, dua tiket,  Batam-Jakarta,  untukku dan suami. Lalu tiga tiket Jakarta-Bali untuk kami berdua dan anakku. Bokingan tiket ke Bali di-WA-kan suamiku ke Ryed. agar besok dia bisa cek in di Bandara Soekarno Hatta. 

Besoknya, pagi-pagi kami berangkat dari Tanjungbatu ke Batam menggunakan spead boat. Sampai di pelabuhan Sekupang langsung ambil taxi menuju bandara Hang Nadim. Jadwal keberangkatan pesawat Batam Jakarta pukul 12 WIB, sedangkan jadwal keberangkatan Jakarta-Bali pukul 14.30.  
 
Sampai di Hang Nadim kami langsung ke ruang tunggu. Setelah beberapa lama menunggu datang informasi, "Diberitahukan kepada para penumpang pesawat garuda tujuan Batam-Jakarta keberangkatan pesawat diundur." 
 
Ooohh dicansel, kataku. Suamiku langsung menelpon anakku bahwa keberangkatan pesawat diundur,  "Yid pesawat dikencel keberangkatannya." Karna anakku sudah chek in, mau tak mau dia berangkat ke Bali sendirian. Anakku ngasih tau, "biar Iyit tunggu di Bali aja Pi."Aku terdiam seribu bahasa. Anakku berangkat sendirian ke Bali. Hanya doa' yang kupanjatkan semoga anakku baik-baik saja di Bali.
 
Disaat aku melamun ada informasi lagi, "Kepada para penumpang pesawat garuda tujuan Batam-Jakarta dipersilakan naik pesawat, sebentar lagi pesawat akan berangkat." Hatiku lega mendengar pengumuman ini. Kamipun langsung menuju ke pesawat. Pukul 15.00 pesawat garuda mendarat di bandara Soekarno Hatta Jakarta. sedangkan anakku berangkat ke Bali pukul 14.30. 
 
Ketika mau keluar dari pesawat di pintu keluar berdiri dua orang pramugari cantik dan seorang pilot. Aku  kasi tau sama pilot, "Kami mau ke Bali. Ditinggalkan pesawat," kataku. 

"Coba Ibu nanti ke kantor garuda dan lapor nanti di sana," kata pilot . Yaa legaa kami sudah sampai di Jakarta. Aku telepon anakku kembali tidak ada sahutan. Au ulangi sekali lagi juga tak ada sahutan. Yaaaahhh anakku masih dalam perjalanan Jakarta-Bali, kataku dalam hati.

Untuk ke Bali kami ganti pesawat garuda yang lain yang akan berangkat pukul 16.00 WIB. Kamipun menunggu keberangkatan pesawat di ruang tunggu. Tak lama, "Kepada para penumpang pesawat garuda tujuan Jakarta-Bali dipersilakan untuk naik pesawat." Kami pun menaiki pesawat. Di dalam pesawat penumpangnya banyak orang bule. Sedikit sekali penumpangnya orang kita. Oooh, ini tourist, kataku dalam hati. Aku akui memang banyak orang berwisata ke Bali. Kemudian aku buka tv yang ada di sandaran kursi penumpang di depanku.  Di situ ada informasi, Jarak Jakarta-Bali 1200 km. Dengan kecepatan terbang 903 km per jam, dan ketinggian terbang 10.700 meter diatas permukaan laut.

Oooo masih di lapisan troposfir, kataku. Kulayangkan pandanganku ke jendela pesawat, di kejauhan terlihat juga pesawat Lion, terbangnya lebih rendah dari pesawat garuda. Pesawat Lion hilang-hilang timbul di awan. Kemudian aku tidak melihat lagi pesawat Lion, mungkin sudah mendarat di bandara kataku dalam hati.

Ketika mendekati Bandara Ngurah Rai, Bali pesawat berputar putar. Ada apa, ya, kataku, hampir setengah jam pesawat berputar putar di udara.  Akhirnya pesawat mendarat di bandara Ngurah Rai, Bali, kamipun turun, dan baru ku ketahui, ternyata pesawat lambat mendarat karena waktu itu rombongan wakil presiden baru saja mendarat. Suamiku sibuk nelpon anakku. Tapi Iyit tunggu di ruangan dekat roti O kata anakku. Hatiku lega. 

Bandara International Ngurah Rai, bagus sekali. Banyak ornamen-ornamen bernuangsa Bali. Banyak terdapat taman taman anggrek dengan beraneka warna. Kami pun tidak melupakan momen berfoto di sini. Kami terus melangkah menuju keluar. "Oooo di sini bagus sekali berfoto kataku," aku dan suami berfoto pada tulisan " Welcome To Bali. (bersambung)

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar