31 Jul 2022

Memotong Penyesalan


(Materi Khutbah)*

Ada pepatah, 'Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna'. Artinya, kalau ingin menyesal, menyesallah di depan, bukan di belakang (kemudaian) karena penyesalan di belakang tidak akan mendapatkan apa-apa. Justeru menyakitkan.

Penyesalan itu bisa sekarang, di dunia dan bisa juga nanti di yaumil akhir. Kalau penyesalan itu saat kita masih di dunia, dan masih sempat disadari, masih mungkin untuk memperbaiki diri. Tapi jika menyesal itu timbulnya nanti di dalam kubur, di saat pertanggungjawaban di mahkamah Tuhan tentu saja tidak bisa lagi memperbaikinya.

Ternyata kita nanti banyak yang akan menyesal setelah kita kembali (wafat dan dibangkitkan). Ini sesuai pesan Allah dalam Alquran, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (Al Mukminun: 99-100)

Membaca firman Allah itu jelas sekali kalau keinginan kita setelah mati adalah ingin kembali ke dunia walaupun itu hanya sejenak untuk melakukan amal shalih. Besar sekali keinginan untuk kembali ke dunia agar ada kesempatan memperbaiki amalan yang selama hidup dulu disia-siakan. Tapi apakah bisa? Kita menyesal karena dulu tidak ikut perintah-Nya. Apakah ada gunanya?

Tentu saja harapan ini akan sia-sia, karena tidak akan diizinkan untuk kembali . Benar Allah yang mengidupakan dan mematikan kita. Allah bisa menghidupkan kita sebagaimana sekarang sedang hidup dari tadinya tidak ada. Tapi untuk kembali minta dihidupkan setelah kematian, itu tidak akan dikabulkan Allah.

Pernyataan Allah perihal penyesalan yang tidak akan berguna itu juga ada pada Surah Al-Munafiqun ayat 9, 10,11. "Hai orang-orang beriman, janganlah tersebab harta dan anak-anakmu menjadi lalai mengingat Allah. Siapa yang melakukannya maka dia adalah orang yang merugi. Dan infakkanlah sebagian rezeki yang Kami berikan sebelum kami berpulang. Lalu ia berkata, Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menunda kematianku baang sebentar untuk aku berkesempatan bersedekah atau berinfak agar aku dapat menjadi orang yang saleh? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian itu. Sesungguhnya Allah tahu apa yang kamu buat."

Begitulah nantinya kondisi kita ketika sudah mati, jika saat ini tidak terlebih dahulu menyesali. Jadi, mari kita menyesal hari ini agar tidak tertunda penyesalan kita. Dalam kesulitan seperti apapun kita jangan lupa Allah. Jangan lalaikan panggilan dan perintah Allah. Jangan dientengkan tegah dan larangan Allah. Sederhana sesungguhnya permintaan Allah tapi terkadang kita buat susah. Dan kita tidak akan menyesal kelak di yaumil akhir jika mau menyesal sekarang, di dunia. Mari kita potong penyesalan kita menjadi saat ini. Tidak menunggu nanti.***

*Untuk Masjid Al-Hadid, Saipem, 29/07/2022)


SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar