21 Okt 2022

Dokter Maurice Bucaille: Jawaban Alquran Tentang Titik Kehidupan Bermula


Foto Google 

PERTANYAAN, dari mana dan bagaimana sifat asal kehidupan manusia menurut kitab suci salah satu pakar, Dokter Maurice Bucaille memberikan jawban. Seperti ditulis dan diposting pada laman hajinews.id hari Rabu (19/10/2022) dalam judul tulisan Dokter Maurice Bucaille: Al-Quran Memberi Jawaban Jelas Pada Titik Mana Kehidupan Bermula Dokter Maurice Bucaille dalam bukunya berjudul “Asal Manusia Menurut Bibel, Al-Quran, Sains” (Mizan, 1994) memaparkan ayat-ayat Al-Quran yang di dalamnya dinyatakan bahwa asal manusia adalah (bersifat) air. 

Mengutip sepenuhnya tulisan itu, dikatakan bahwa Dokter Maurice Bucaille (19 Juli 1920 – 17 Februari 1998) adalah seorang dokter (ahli bedah) berkebangsaan Perancis yang mendalami bahasa Arab agar benar-benar mampu memahami teks asli Al-Quran. Dokter Bucaille memperoleh reputasi mengesankan sebagai pengulas kitab-kitab Suci, terutama Al-Quran.

Lebih detail dijelaskan, dia adalah seorang mualaf yang sebelumnya beragama Kristen. Pada tahun 1973, ia diangkat sebagai dokter keluarga Raja Faisal dari Arab Saudi. Para pasiennya termasuk anggota keluarga Presiden Mesir Anwar Sadat.

Dokter Maurice Bucaille mengatakan bahwa firman Allah di Surah Al-Abiya ayat 30  terjemahannya, “Dan apakah orang-orang kafir itu tidak melihat bahwa langit dan bumi tadinya disatukan, kemudian Kami pisahkan dan Kami menjadikan setiap yang hidup dari air. Lantas akankah mereka tak beriman?” bahwa ayat ini menunjuk kepada pembentukan alam semesta. Pengertian ‘menghasilkan sesuatu dari sesuatu yang lain’ sama sekali tidak menimbulkan keraguan. Ungkapan tersebut bisa juga berarti bahwa setiap sesuatu yang hidup dibuat dari air (sebagai komponen pentingnya) atau bahwa semua benda hidup berasal dari air.

Kedua makna itu sepenuhnya sesuai dengan data saintifik. Pada kenyataannya, kehidupan berasal dari yang bersifat air dan air adalah komponen yang paling penting dari seluruh sel-sel hidup. Tanpa air hidup menjadi tidak mungkin. Jika kemungkinan kehidupan pada planet lain diperbincangkan, maka pertanyaan yang pertama, Adakah cukup air untuk mendukung kehidupan di tempat tersebut?

Data modern membawa kita untuk berpikir bahwa wujud hidup yang paling tua barangkali termasuk dalam dunia tumbuh-tumbuhan: ganggang telah ditemukan sejak periode pra-Cambria yaitu saat dikenalinya daratan yang paling tua. Organisme yang termasuk dalam dunia hewan barangkali muncul sedikit lebih kemudian: mereka muncul dari laut.

Menurut Maurice Bucaille, kata yang di sini diterjemahkan sebagai ‘air’ pada kenyataannya adalah ma’ yang berarti baik air di langit maupun air di lautan atau segala jenis cairan. Dalam arti yang pertama air merupakan unsur yang penting bagi seluruh kehidupan tumbuh-tumbuhan: “(Tuhan sajalah) yang telah menurunkan air dari langit. Maka Kami tumbuhkan (dari air itu) berpasang-pasang tumbuh-tumbuhan yang berbeda-beda.” ( QS Thaha: 53). Katanya, inilah perujukan pertama kepada suatu ‘pasangan’ tumbuh-tumbuhan. 

Jadi, pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran tentang asal-usul kehidupan, apakah itu merujuk kepada kehidupan secara umum, unsur yang melahirkan tumbuh-tumbuhan di dalam tanah ataupun benih hewan-hewan, seluruhnya sepenuhnya sesuai dengan data saintifik modern. Tak satu pun mitos tentang asal-usul kehidupan yang lazim dianggap benar oleh orang pada saat Al-Quran diwahyukan kepada manusia disebutkan dalam teks tersebut.

Sudah merupakan suatu pengetahuan yang diakui bahwa ada dua metode reproduksi di dalam dunia tumbuh-tumbuhan, yaitu yang bersifat seksual dan aseksual. Sebagai contoh, pelipatgandaan spora-spora atau proses menyetek yang merupakan kasus-khusus pertumbuhan). Perlu kita perhatikan, bahwa Al-Quran merujuk kepada bagian-bagian jantan dan betina tetumbuhan tersebut. 

Maurice Bucaille mengatakan “satu dari sepasang” merupakan penerjemahan dari kata zauj (jamaknya azwaj) yang arti aslinya adalah “yang bersama-sama dengan yang lainnya membentuk satu pasangan.” Kata tersebut bisa juga langsung diterapkan pada pasangan kawin (artinya, manusia), sebagaimana juga pasangan sepatu. Allah menegaskan dalam firman-Nya, “Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan.” ( QS Ar-Ra'd: 3)

Pernyataan ini berarti kewujudan organ-organ jantan dan betina dalam seluruh beragam spesies buah-buahan. Hal ini sepenuhnya sesuai dengan data yang ditemukan pada kurun waktu yang jauh lebih kemudian berkenaan dengan pembentukan buah, karena seluruh tipe berasal dari tetumbuhan yang memiliki organ-organ seksual (sekalipun beberapa varietas, seperti pisang, berasal dari bunga-bungaan yang tidak dibuahi).

*Tulisan ini sepenuhnya dari https://hajinews.id/2022/10/19/dokter-maurice-bucaille-al-quran-memberi-jawaban-jelas-pada-titik-mana-kehidupan-bermula/ dengan sedikit diedit. 




SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar