24 Feb 2023

Mempertahankan Salat Subuh Berjamaah


BAKDA subuh Jumat (24/02/2023) ini para jamaah subuh di musollah/ surau Rumah Dinas Bupati Karimun mendapatkan siraman rohani dari Ustaz Hasan Azhari. Tausiah singkat itu sangat bekesan bagi jamaah yang hadir karena materinya lebih banyak menyoroti masalah salat, khususnya salat berjamaah. Kebetulan masih di awal Syakban yang beberapa hari lalu kita memperingati Israk Mikraj. Jadi, topik salat ini menjadi tepat dibicarakan ustaz Hasan karena salah satu spesifik Israk-Mikraj adalah penjemputan kewajiban salat oleh Nabi ke hadapan Allah secara langsung.

Ustaz Hasan memulai ceramah singkatnya dengan pertanyaan, apakah kita malam tadi (maksudnya Kamis, malam Jumat.pen) mengisi waktu untuk beribadah? Apakah sesudah salat Isya kita langsung tidur atau menyempatkan diri untuk beribadah? Apakah kita terbangun tengah malam? Itulah beberapa pertanyaan yang dia jawab sendiri. 

Katanya, "Andaikan kita mengisi waktu itu dengan ibadah, maka beruntunglah kita. Memang tidak rugi (berdosa) jika kita tidak menambah ibadah lain di luar kewajiban," jelasnya. Lalu ustaz menguraikan hikmah dan kaitan salat subuh di awal diwajibkannya salat sepulang Nabi Muhammad dari perjalanan Israk-Mikraj. Kata Ustaz Hasan, meskipun salat pertama setelah peristiwa Israk adalah salat zuhur, namun dikatakan dalam sejarah bahwa salat zuhur pertama itu belum seperti sekarang. Lalu salat asar, magrib dan Isya. Salat subuhlah kesempurnaan salat diajarkan.
Salat subuh adalah ibu dari salat itu sendiri. Salat subuh sangatlah penting. Inilah salat yang menjadi patokan apakah kita dapat disebut sebagai taat dalam menunaikan salat atau tidak. "Apalagi pagi ini adalah salat subuh di pagi Jumat. Salat yang penuh berkah." Begitu Ustaz Hasan menguraikan. Dia mengulang sejarah tentang seorang yang begitu mengutamakan salat berjamaah di waktu subuh.

Abdullah Ibnu Makhtum yang buta pernah bertanya kepada nabi, apakah harus ke masjid juga sementara dia tidak bisa melihat. Ternyata Nabi juga menyuruhnya ke masjid untuk berjamaah selagi masih terdengar suara azan dari rumahnya. Dikatakan dalam sejarah, kata Ustaz bahwa Ibnu Maktum harus menggunakan tali dari rumah ke masjid agar tidak sesat jalan ke masjid.

Kata Ustaz lagi, Ibnu Maktum pernah terjatuh tiga kali ketika akan ke masjid. Hikmahnya, jatuh pertama adalah untuk menghapus dosa dirinya sendiri. Jatuh untuk kedua kali adalah untuk terhapusnya dosa orang tua dan keluarganya. Ketika akan terjatuh untuk yang ketiga kali, kata Ustaz tiba-tiba ada seseorang menolongnya. Dia tidak jadi terjatuh. Sesungguhnya jika dia terjatuh juga itu akan menyebabkan diampuninya dosa penduduk Madinah.

Ternyata sosok yang menolong ketika akan jatuh yang ketiga kali itu adalah syaitan. Ternyata syaitan tidak rela dosa orang se-Madinah diampuni Allah. Karena Ibnu Maktum dapat meneruskan salat subuh ke masjid maka rencana ampunan dosa seluruh orang Madinah itu urung diberikan Allah. Inilah karakter iblis. Dia tidak rela manusia tidak berdosa.

Pesan yang menajdi tekanan dari Ustaz Hasan Azhari adalah bahwa kita sebagai umat Islam hendaklah mementingkan salat berjamaah, terutana salat subuh ke masjid. Jangan ada alasan untuk tidak datang ke masjid.***

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar