28 Mar 2023

Catatan Pengalaman Malam Ketiga di Surau Baru, Baitul Amanah



Catatan M. Rasyid Nur

JIKA malam pertama tarwih Ramadan 1444 (2023) saya ikut rombongan bupati bersafari Ramadan di Masjid Agung (Kabupaten) Karimun dan malam kedua saya tarwih di Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, malam ketiga, Jumat (24/03/2023) ini saya mengisi jadwal Santapan Rohani Ramadan di Surau Baitul Amanah, Bukit Tembak, Sungai Pasir, Meral. Ada kesan tertsendiri bagi saya mengisi jadwal di surau baru yang ternyata inilah Ramadan pertamanya.

Pengalaman dan catatan pertama saya yang membuat kesan tersendiri, itu adalah ketika saya mencari lokasi surau baru ini, saya merasakan sedikit kesulitan. Sebagai surau baru, tentu saja baru pertama kali juga bagi saya untuk menemukan tempatnya. Inilah pertama kali saya berjamaah di sini. Itu membuat saya tidak mudah mencarinya. Di jawal Santapan Rohani tertera alamatnya di Bukit Tembak, Sungai Pasir, Meral. Tapi dimana? Tanya saya saat membaca pertama.

Sorenya saya mencoba menelpon pengurus yang nama dan nomor HP-nya tertera di jadwal Santapan Rohani Ramadan Kecamatan Meral. Pak Sumantri, nama pengurus itu, alhamdulillah berkenan menjawab telpon saya. Dalam percakapan telpon itu dia menjelaskan lokasi surau. Saya pun merasa kalau tempat yang dijelaskannya itu saya pahami.

Malamnya, setelah magrib saya kembali mengingat penjelasan Pak Sumantri. Saya tidak ingin tersesat mencari surau itu nanti. Tepat pukul 19.15 saya berangkat dari rumah. Sesampainya di titik yang dia jelaskan, saya kembali menelponnya. Surau itu belum saya temukan. Kebetulan seseorang saya temukan di simpang yang dikatakan Pak Sumantri. Akhirnya orang inilah yang mengantarkan saya ke surau Baitul Amanah setelah saya jelaskan tujuan saya sampai di lokasi itu. Mungkin dia melihat saya seperti orang tersesat.

Alhamdulillah, saya sampai juga setelah diantarkannya. Saya melihat sudah ada beberapa orang jamaah di dalamnya. Di luar surau, di teras sebelah kanannya saya melihat beberapa orang jamaah sedang duduk-duduk. Sepertinya mereka tengah istirahat sambil minum dan makan kue sehabis salat magrib tadi. Salah satu dari mereka menghampiri saya. Saya jelaskan kalau saya akan bertugas malam ini di surau itu.

Sampai waktu masuk untuk solat, seorang jamaah melaksanakan tugas sebagai muazzin. Dia mengumandakan suara azan dengan nyaring untuk memanggil jamaah. Sementara para jamaah pun semakin ramai datang. Singkat catatan, salat isya pun dimulai. Dan setelah itu giliran saya untuk memberikan tausiah singkat, santapan rohani Ramadan. Selebihnya melaksanakan salat tarwih dengan jumlah rakaat tariwihnya 8 ditambah tiga rakaat salat witir.

Saya merasa bersyukur karena akhirnya saya dapat melaksanakan kewajiban saya. Jamaahnya juga saya rasa sangat antusias melaksanakan ibadah Ramadan ini. Kata seorang jamaah, tahun ini adalah tahun pertama surau itu menggelar salat tarwih.***


SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar