27 Mei 2023

Ketika Anak-anaknya Menghormati Emak untuk Terakhir Kalinya


TERTULIS di selembar kertas yang ditempel di dinding luar rumah. Di sebelah kanan pintu masuk rumah. Dan di dinding dalam rumah juga tertempel kertas yang sama, persis di sebelah jenazah. Tulisannya berbunyi, 'Hj. Fatimah binti Dasuki; Tgl Lahir: 01.07.1940; Tutup Usia: 26.05.2023/ 82 th; Jam: 08.43 Wib; Di: RSBT Karimun.' Saya membaca tulisan di kertas HVS sambil terus membaca surah Yasin bersama pelayat lainnya, malam itu. Kami --rombongan Sekda Karimun-- hadir sebagai mewakili Pemda Karimun ke rumah duka karena bupati sedang bertugas luar.

Jenazah Hj. Fatimah binti Dasuki, Ibunda Dr. Suhajar Diantoro, Sekjen Kemdagri, itu sudah terbaring kaku sejak sore, Jumat (26/05/2023). Meninggal di RSBT (Rumah Sakit Bakti Timah) Tanjungbalai Karimun, paginya, saya dan puluhan pelayat yang mengenal Pak Suhajar sesungguhnya sudah melayat ke RSBT sebelum jenazah diberangkat ke Tanjungbatu, rumah duka keluarga. Ini artinya kehadiran kedua kali, pagi dan malamnya.
Suhajar menjadi imam salat janazah Ibunda

Pak Suhajar adalah putra Kundur yang berkrier sejak awal di Pemda Karimun. Dengan berbagai jabatan yang dia lalui, terakhir di menduduki puncak pegawai sebagai PNS adalah sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karimun. Dari kabupaten (Karimun) dia naik ke provinsi (Kepri) sebelum kini berkarier di Jakarta (Kemdagri). Ketokohan Pak Suhajar jualah yang menjadi salah satu magnit (latar belakang) ramainya masyarakat Karimu ingin melayat Ibunda belyau, Hj.  Fatimah.

Kebanggaan yang tercatat dalam suasana kepergian Bu Hj. Fatimah adalah betapa seorang anak sangat menghormati orang tuanya. Bersama adiknya, Ujeng yang merupakan salah seorang kepala salah satu OPD di Pemda Provinsi Kepri Pak Suhajar dan adiknya tetap kembali ke Karimun dari Jakarta dan dari Tanjungpinang. Dalam kesibukannya sebagai orang nomor dua di Kementerian Dalam Negeri, Pak Suhajar bisa hadir ke kampung halaman meskipun ini sangat mendadak. Menempuh perjalanan (pesawat) dari Jakarta ke Batam, lalu dari Batam ke Tanjungbatu Kundur tentu saja itu perjalanan yang jauh dan tidak mudah. Adiknya sendiri memang cukup menggunakan kapal laut saja.
Mendoakan Ibunda sejenak setelah dikebumikan

Kehadiran untuk kesekian dalam waktu-waktu belakangan setelah Ibundanya sakit-sakitan dalam usia 82 tahun, Pak Suhajar menunjukkan betapa cintanya kepada orang tua itu adalah nomor satu dari segala-galanya. Kisah-kisah anak yang dengan alasan kesibukan dalam berkarier terkadang melalaikan menjenguk orang tua, tidak ada di sini. Pak Suhajar membuktikan bahwa menghormati dan mendahulukan orang tua, itu adalah hal utama. Tidak sekadar dalam film-film saja. Ini adalah kenyataan dalam hidup sebenarnya.

Layak untuk menjadi motivasi kita dan siapa saja. Menjadi teladan untuk dilaksanakan. Betapapun tingginya jabatan dan betapapun sibuknya kegiatan, tidak harus menjadi alasan untuk menomorduakan orang tua yang memerlukan kita saat itu. Penghormatan dan ketaatan kepada orang tua, terkadang harus ditunjukkan pada saat yang kita tidak bayangkan waktunya sebelumnya. Selamat jalan, Bu Hj. Fatimah dan selamat buat ibu yang mempunyai anak-anak sangat menghormati orang tuanya.***

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar