Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

18 Sep 2023

Menyimak Pesan Maulid Nabi di Kecamatan Buru

Menyimak Pesan Maulid Nabi di Kecamatan Buru


Catatan M. Rasyid Nur
PEMERINTAH Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Ahad (16/09/2023) malam melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw Tahun 1445 (2023) dengan mendatangkan penceramah dari luar kabupaten. Kegiatan yang diberi titel Malam Maulid Akbar Gema Bersolawat menghadirkan H. Habib Muhammad Al-Athas, SH MPd bersama timnya. Habib Muhammad Al-Athas berasal dari Samarinda, Kalimantan. 

Bertempat di Lapangan Sepakbola Pemuda Kandis peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dilaksanakan oleh Ikatan Pemuda Kandis, Remaja Masjid Kecamatan Baru dan beberapa komponen masyarakat lainnya yang langsung dikoordinir oleh Camat Buru, Hendra. Penceramahnya hadir atas undangan dan usaha Sekda Kabupaten Karimun, Dr. H. Muhammad Firmansyah, S Sos MSi. Camat melibatkan masyarakat Buru untuk suksesnya peringatan Maulid Nabi ini. 

Tampak hadir pada malam acara yang dipenuhi masyrakat Desa Kandis, Kelurahan dan masyarakat dari beberapa tempat lainnya antara lain Ketua MUI Kabupaten Karimun, Ketua Baznas, Ketua Bakomubin dan Ketua FKUB Kabupaten Karimun. Pak Sekda yang sukses menghadirkan Habib Muhammad dari Kalimantan beralangan hadir karena terlambat sampai di Karimun setelah melaksanakan tugas di Kota Batam. "Pak Sekda minta maaf dan izin karena tidak jadi bisa hadir bersama kita," kata Ketua MUI yang memberikan sambutan atas nama rombongan dari Kabupaten Karimun.

Ada beberapa pesan Habib Muhammad saat memberikan tausiah di lapangan sepakbola Ikatan Pemuda Kandis, itu antara lain, tentang perlunya terus menjalin hubungan antara satu dengan lainnya. Dengan mengutip beberapahadits, Habib mengatakan, kalau ingin baik hendaklah berbuat baik, kalau ingin berada di syurga buatlah jalannya untuk dapat masuk syurga. "Ada empat kelompok atau jenis orang yang akan dimasukkan Allah kedalam syurga kelak di yaumil akhir," katanya. keempat yang dimaksudkan oleh Habib, itu adalah 1) Orang yang suka memberi makan orang;  2) Orang yang terus menjaga silaturrahim antara satu dengan lainnya; 3) Orang yang senantiasa menyebarkan salam; dan  4) Orang yang bangun tengah malam dan melaksanakan salat.

Habib menyampaikan banyak sekali pesan kepada masyarakat yang hadir di lapangan malam ini. Dia berharap agar masyarakat Kandis khususnya, Kecamatan Buru pada umumnya untuk juga menjaga persatuan dalam usaha menjaga silaturrahim. Habib memberikan ceramah cukup banyak dan panjang lebar. Masyarakat tampak antusias menyimak pesan-pesan Habib dalam peringatan Maulid Nabi malam ini.***

15 Agu 2023

Doa Sholawat Busyro untuk HUT RI ke-78 Kabupaten Karimun

Doa Sholawat Busyro untuk HUT RI ke-78 Kabupaten Karimun


Catatan M. Rasyid Nur
SENIN (14/08/2023) malam, ini adalah hari yang cukup istimewa. Setidak-tidaknya bagi Pemda dan masyarakat Kabupaten Karimun. Bertempat di Rumah Dinas Bupati Karimun, dilaksanakan acara dengan nama 'Sholawat Busyro dan Doa Bersama' yang dihadiri oleh para pejabat kabupaten dari atas hingga ke bawah plus tokoh masyarakat dan tokoh agama. 

Ada tiga kegiatan dalam satu kali kesemapatan. Ketiganya adalah, 1) Doa HUT RI ke-78 Tahun 2023; 2) Doa Kelancaran Kegiatan GTRA Summit yang akan Dihadiri Presiden RI; 3) Doa Syukur Kesalamatan Masyarakat Kabupaten Karimun. Acaranya berbentuk membacakan bersama Solawat Busyro sebanyak 41 (empat puluh satu) kali berturut-turut. Lalu diturup dengan doa yang dipandu oleh Ustaz Buya H. Wahab Sinambela. Kumandang Solawat Busyro sendiri diiringi oleh tabuhan hadrah oleh beberapa orang anak-anak muda dari salah satu pesantren di Pulau Karimun.


Sejak usai salat magrib kumandang Solawat Busyro langsung dibawakan bersama oleh seluruh hadirin, setelah pembawa acara, Fahrul Rozi yang bertindak sebagai MC memandu acara solawatan dan doa ini. Dua ruangan (depan dan tengah) rumah dinas dipenuhi oleh jamaah dan semuanya ikut mengumandangkan Solawat Busyro, solawat kabupaten itu. Bupati sendiri tampak begitu khusyuk membawakan solat. 

Menjelang masuk waktu Isya kumandang solawat sebanyak 41 kali, itu baru usai dengan diakhiri doa. Selanjutnya dilaksanakan salat Isya bersama sebelum mendengarkan pidato Tuan Rumah, Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos M Si. Bupati berpidato dengan menyatakan rasa terima kasih atas kehadiran semua jamaah. Pak Bupati juga menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan malam ini. 


Setelah pidato berupa pengarahan dan ucapan terima kasih, itu dilanjutkan dengan makan malam bersama. Makan malam ini juga tergolong istimewa karena tidak dengan hidangan prasmanan sebagaimana selama ini. Tidak juga dengan menggunakan piring (pinggan) masing-masing. Tapi dengan satu talam (dulang) berisi nasi dan lauknya sekaligus, lalu dimakan bersama-sama. Satiap satu hidangan (talam) dimakan oleh empat orang. Harus habis, tentunya. "Ini makan ala jamaah Rasulullah," kata salah seorang teman di sebelah saya.***

28 Jul 2023

Sudahkah Sejajar Salat dan Belajar Kita?

Sudahkah Sejajar Salat dan Belajar Kita?


PERTANYAAN sebagaimana judul itu adalah judul khutbah yang disampaikan pada hari ini, Jumat (28/07/2023) di salah satu masjid, Tanjungbalai Karimun. Tidak usah saya sebut nama masjidnya. Tapi kalau ada salah satu pembaca blog ini adalah jamaah masjid yang ikut jumaatan di masjid itu, Jumat ini, tahulah dia nama masjidnya. Tapi saya tetap tidak usah menyebut nama masjid yang saya maksud.

Pastinya saya suka salat tadi siang di mesjid itu. Bahkan setiap saya berkesempatan salat Jumat atau salat pada malam hari di sini saya pasti senang. Imamnya bersuara merdu dengan lagu dan irama bacaannya yang syahdu. Itulah salah satu yang membuat saya suka salat di situ. Lainnya, sebagaimana kebanyakan masjid saat sudah rapi dengan sajadah yang bersih. Wangi pula terkadang.

Saya hanya ingin sedikit berbagi perihal inti sari khutbah itu. Garis besar dari isi khutbah itu adalah pesan kepada jamaah, termasuk tentunya kepada khatibnya, bahwa belajar dan salat adalah dua hal penting bagi seorang muslim. Statusnya wajib. Berpahala ketika melakukan dan sebaliknya berdosa jika tidak melakukan. 

Salat sudah jelas adalah Rukun Islam. Tentu saja wajib hukumnya menunaikan salat. Sementara menuntut ilmu atau belajar pun sebenarnya wajib. Ada sabda Nabi Muhammad yang menegaskan itu. Hadits dengan pengertian, 'diwajibkan kepada seorang muslim, laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu' berarti belajar itu hukumnya juga wajib sebagaimana salat.

Masalahnya, kalau salat sudah benar-benar tertanam di hati setiap muslim untuk menunaikannya, ternyata belajar, apalagi belajar terus-menerus, itu belum dipatuhi oleh sebagian muslim. Untuk kewajiban ini ada yang beranggapan hanya saat sekolah saja kewajiban belajar itu berlaku. Kalau sudah tamat, tidak perlu lagi belajar. Inilah kelirunya.

Jika untuk salat dengan segala persiapannya sudah dimulai sejak usia dini dan belajar pun demikian, maka sebenarnya kita sudah memulainya dengan benar. Kita sudah mennyejajarkan keduanya. Persoalannya hanyalah pada durasi waktu. Kalau salat terus-menerus kita lakukan hingga hidup itu berakhir, sayangnya belajar terkadang terhenti pada usia atau batas tertentu saja. Maka ini perlu dikoreksi. 
 
Oleh karena itu, khatib mengajak dan mengingatkan jamaah agar menjadikan belajar itu sebagaimana muslim mewajibkan salat pada kesehriannya. Tidak ada kata berhenti belajar bagi seorang muslim. tempat belajar juga tidak hanya di sekolah. Bahkan taklim-taklim yang digelar pengurus pada momen bakda salat adalah kesempatan terbaik untuk kita belajar. Belajar sendiri di rumah atau di mana saja juga bisa. Intinya, jangan berhenti belajar sebagaimana kita tidak berhenti salat.

Itu saja inti sari khutbah hari ini. Semoga jamaah memahami dan melaksanakan pesan itu. Maka selain sebagai memenuhi syarat pelaksanaan salat jumat, juga untuk berubah sikap muslim agar terus belajar seumur hidupnya.*** (M. Rasyid Nur)

19 Jul 2023

Mengingat Ulang Hikmah Tahun Baru Islam

Mengingat Ulang Hikmah Tahun Baru Islam

Sumber Foto Google
Catatan M. Rasyid Nur
HARI ini, Rabu (19/07/2023) bertepatan dengan jatuhnya hari pertama Tahun Baru Islam yang lebih familiar dengan sebutan Tahun Hijriyah. Tepatnya hari ini adalah 1 Muharram 1445. Artinya tanggal hijriyah hari ini 1445 tahun yang lalu, saat itulah disepakati awal pertama perhitungan Tahun Hijriyah ini.

Bagi kita umat Islam Hijriah adalah salah satu momen yang sering kita tunggu dan kita rayakan sebagai satu peringatan. Bagi muslim ini memiliki makna khusus dan penting. Sama pentingnya dengan catatan momen sejarah islam lainnya, seumpama Milad Nabi, Israk-Mikraj Nabi dan lainnya. Tahun Hijriyah kita peringati setiap datangnya 1 Muharram. Jika setiap tahun selalu berbeda dengan hari dan tanggal
Tahun Masehi itu karena jumlah hari dalam satu tahun hijriyah memang berbeda dengan Tahun Masei.
Bagi kita, dengan peringatah Tahun Hijriyah akan membuat kita mengingat ulang catatan-catatan penting hikmah dari Tahun Hijryah itu sendiri.

Satau catatan penting yang akan terus kita kenang adalah bahwa Tahun Hijriyah mengingatkan kita akan peristiwa penting dalam Sejarah Islam, hijrahnya Nabi Muhammad Saw. dari Madinah ke Makkah dalam usaha berjuang dan mempertahankan eksistensi agama itu sendiri. Sejarah mencatat, sejak Nabi berpindah itulah perkembangan Islam kian pesat. Gagasan penanggalan Tahun Hijriyah sendiri menurut catatan sejarah yang kita baca digagas oleh Sayyidina  Ali Ibnu Abi Thalib. Itulah yang berlaku hingga saat ini.

Dalam mengingat ulang dan menyambut serta memperingati Tahun Hijryah 1445 ini tidak berlebihan kita memotivasi diri kita dengan mengingat ulang beberapa hikmah peringatan Tahun Baru Hijryah. Dari banyak sumber, kita dapat membaca dan memahami beberapa hikmah berikut,

1. Membina Semangat Berjuang untuk Agama;

Perjuangan Nabi Muhammad Saw. sampai tercatatnya Tahun Hijriyah karena rela meninggalkan kampung halaman demi tegaknya Dinul Islam mengandung makna bagi kita bahwa betapa fullnya semangat Rasulullah dalan mempertahankan dan mengembangkan agama. Tidak ada kata putus asa dalam usahanya. Inilah dasar utama sesungguhnya bagi kita, jika ingin menjaga dan mempertahankan agama kita. Perjuangan agama adalah perjuangan untuk masa abadi di akhirat nanti. Dengan semngat yang tinggi itu bisa terjadi.

2. Menjaga Cinta kepada Nabi Muhammad Saw;

Inti Tahun Hijriyah adalah sebagai catatan berpindahnya Nabi Muhammad dari Mekkah, tanah tumpah darahnya ke Madinah, daerah baru yang ternyata lebih menerima ajaran yang dibawa Nabi. Di sini pula berkembangnya agama Islam. Terang saja tokoh Muhammad adalah kunci dalam situasi begini. Dia pula yang akan menajdi tumpuan cinta kita dalam keberagamaan kita. Janji setiap umat akan mendapat syafaat kelak di akhirat dari Nabi Muhammad juga menjadi salah satu dasar tumbuhnya cinta kepada Muhammad. Jadi, Tahun Hijriyah menjadi momen kita menjaga cinta kepadanya

2. Memahami Beda Tahun Hijriyah dengan Tahun Masehi;

Jika tahun Masehi permulaan harinya dihitung pada saat tengah malam (pukul 12.00 malam) sementara Tahun Hijriyah dihitung ketika tenggelamnya matahari. Karena itu pula Tahun Masehi disebut pula dengan istilah Tahun Syamsiah sementara Tahun Hijriyah disebut Tahun Qomariah (bulan) karena perhitungan penanggalannya terhitung sejak matahari tenggelam dan bulan baru dinayatakan muncul.

Boleh jadi diantara kita ada yang belum atau tidak terlalu hirau dengan perbedaan ini. Sesungguhnya itu penting bagi kita sebagai muslim. Dengan peringatan Tahun Baru Hijriyah ini semoag kita semakin memahami perbedaan itu.

Pasti lebih banyak hikmah yang dapat kita petik dari peringatan Tahun Baru Hijriyah ini. Sebagai umat beragama yang wajib menjaga dan mengamalkan ajaran agama, adalah kewajiban juga bagi kita untuk memetik berbagai hikmah yang terkandung dalam Tahun Baru Hijriyah.***

13 Jul 2023

Syukurnya Aib Kita Ditutup Allah

Syukurnya Aib Kita Ditutup Allah



Catatan M. Rasyid Nur
TIDAK kita ragukan bahwa setiap kita adalah manusia yang lemah. Manusia yang bersalah. Tidak luput dari kekeliruan. Bernama manusia karena kita memang punya kelemahan. Hanya Allah Yang Maha Perkasa.

Sayangnya banyak diantara kita yang tidak atau kurang menyadari hal ini. Masih saja ada diantara kita yang terkadang sombong. Angkuh dan merasa hebat atau bahkan lebih hebat dari pada orang lain. Merasa paling baik. Padahal kita juga tahu bahwa kita terkadang dilihat orang lain seperti baik padahal sesungguhnya ada banyak kesalahan dan kelemahan kita. Kita tahu itu.

Tidak berlebihan para guru atau ustaz mengingatkan kita bahwa sesungguhnya kita ini dilihat baik bukanlah karena benar-benar baik tapi hanya karena Allah tidak memperlihatkan aib atau kesalahan atau keburukan kita. Sudah pada tempatnya kita ingatkan diri kita untuk tidak menjadi sombong atau angkuh atas perasaan kelebihan yang Allah berikan kepada kita. Ternyata, andai saja Allah tidak menutup aib kita sungguh malunya kita di hadapan orang lain. 

Coba kita ingat-ingat kekeliruan atau kesalahan kita. Bukan hanya kesalahan yang tidak disengaja, bahkan kesalahan yang secara sadar dan sengaja kita buat juga begitu banyaknya pernah kita lakukan. Allah sudah pasti tahu itu semua. Tapi mengapa kita masih merasa nyaman, karena Allah memang tidak membukakan kesalahan kita itu. 

Mengutip sebuah sabda Nabi yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mendekatkan seorang mukmin kepada-Nya, lalu Allah menutupkan untuk hamba tersebut penutup-Nya. Allah bertanya kepadanya, ‘Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu juga mengetahui dosa ini?’ Hamba itu pun mengatakan, ‘Ya, wahai Rabbku.’ Sampai kemudian ketika Allah Ta’ala meminta dia agar mengakui dosanya dan dia pun menyangka dirinya akan celaka, maka Allah Ta’ala mengatakan kepadanya, ‘Aku telah tutup dosa itu padamu di dunia, dan pada hari ini Aku ampuni dosamu.' ” (HR. Bukhari) yang dikutip dari sebuah tulisan Hikmah Siang: Allah yang Tutupi Aib Kita yang diposting di hajinews.id pada Kamis (13/07/2023) jelas bagi kita bahwa Allahlah yang menutup aib kita sebagai hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu sudah seharusnya kita malu dan merasa takut jika terus berbuat dosa dan maksiat.

Di hari baik nan mulia ini semoga kita diberi kesadaran oleh Allah untuk memelihara diri kita untuk tidak berbuat dosa. Tidak lagi berbuat kesalahan di hadapan Allah. Kita pastikan bahwa kita sadar betul bahwa kita akan kembali dan akan menghadap-Nya. Saat itu nanti kita akan diminta pertanggungjawaban. Nah, kesalahan yang dulu di dunia masih tersembunyi, di akhirat tidak lagi akan tersembunyi. Kinilah kita harus menyadari. Semoga.***