Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

31 Mei 2022

Doa Harian Doa Kita

Doa Harian Doa Kita


PEMBACA budiman, semoga Anda, saya dan kita semua dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah Swt. Mari berbagi konsep doa yang bisa terus kita baca dan sampaikan kepada-Nya setiap saat atau setiap hari. Harapan kita, semoga doa-doa dan harapan yang kita sampaikan kepada-Nya diijabah-Nya. Dengan itu kita tidak merasa jauh dari-Nya.

Ada banyak doa yang bertebaran di media selain tentu saja terkumpul pada buku-buku doa yang ditulis dan dibuat oleh para ulama, ustaz atau guru-guru kita. Doa-doa berikut ini adalah sebagian dari doa yang boleh jadi sudah senantiasa kita baca di setiap kesempatan dan momen terbaik kita. Boleh jadi juga kita temukan pada media sosial dan media massa lainnya.

Izinkan saya mengulang tulis (jika sudah ditulis) atau mengulang baca (jika sudah dibaca) sebelum-sebelum ini. Sekali lagi, kita berharap semoga Allah mengabulkan doa-doa kita.


A'uzubillahi minasysyaithonirrojiim,

Bismillahirrohmaniirrohiim,

Alhamdulillahi robbil alami, asshsholaatu wassalamu ala Sayyidina Muhammadin wa aalihi ajma'in.

Allahumma Ya Allah
Seandainya hari ini masih menjadi bagian hidup kami
Berikanlah kemudahan dan kelancaran untuk segala urusan kami

Allahumma Ya Allah
Seandainya rezeki yang Engkau turunkan masih ada bagian hak kami
Berikanlah kepada kami dalam jumlah cukup, berkah, dan halalan thayyiban.

Allahumma Ya Allah
Seandainya keluarga, saudara-saudara, sahabat-sahabat masih diperkenankan mewarnai kehidupan kami
Jadikanlah mereka sebagai warna-warni keindahan, penuh kasih sayang, rukun dan damai di antara kami.
Jika kami dalam keadaan sakit, angkatlah penyakit kami dan ganti dengan kesehatan untuk kami. 

Allahumma Ya Allah
Seandainya usia ini masih Engkau berikan kepada kami
Berikanlah sisa usia yang penuh manfaat dan barokah kepada kami dan kepada orang-orang lainnya.

Allahumma Ya Allah
Kami menyadari betapa besar dan luasnya rahmat dan nikmat-Mu untuk kami
Bukalah mata hati kami agar kami menjadi hamba-Mu yang selalu bersyukur atas anugerah rahmat dan nikmat serta curahan kasih sayang-Mu
Jadikanlah kami menjadi orang yang sabar dan ikhlas menerima takdir-Mu

Allahumma Ya Allah
Kami menyadari betapa pentingnya hubungan baik sesama kami
Jagalah silaturahim kami dan jauhkan kami dari segala fitnah atas diri kami
Jauhkan bencana dan malapetaka atas kelalaian kami menjaga silaturrahim di antara kami

Allahumma Ya Allah
Berikanlah ridho-Mu serta limpahkan jua pahala kepada kami atas segala kebaikan yang kami lakukan
Ijabahlah doa kami ini, amin ya robbal alamin.
Walhamdulillahi robbil alamin.***

30 Mei 2022

Din Syamsuddin: Rasa Ketakutan Lahirkan Ujaran Kebencian

Din Syamsuddin: Rasa Ketakutan Lahirkan Ujaran Kebencian


UJARAN kebencian menjadi frase yang cukup menakutkan, belakangan. Kelompok kata ini bisa membuat tidak nyaman jika sudah dituduhkan kepada seseorang. Jika kita dicap telah mengucapkan kalimat yang dinilai mengandung 'ujaran kebencian' maka bersiap-siaplah akan berhadapan dengan aparat hukum. Polisi akan mempermasalahkan setelah mendapat laporan. 

Menurut tokoh Islam, seorang ulama, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Din Syamsuddin --seperti dimuat laman hajinews.id hari Kamis (26/05/2022)-- bahwa  ujaran kebencian dapat lahir dari rasa ketakutan. Kata Prof. Din Syamsuddin, "Ujaran kebencian lahir dari rasa ketakutan atau inferioritas terhadap kelompok lain dan hal itu bertentangan dengan ajaran agama mana pun."

Mengutip tulisan itu, “Sejatinya ujaran kebencian, apa pun bentuknya, adalah sikap irasional yang hanya dilakukan oleh orang-orang pengecut yang tidak bertanggung jawab.” Intinya bagi kita dan siapa saja bahwa ujaran kebencian tidak juga tepat kalau hanya dilihat dari ujarannya saja. Latar belakang dan penyebab lahirnya ujaran kebencian adalah hal penting untuk diketahui. Jadi, munculnya ujaran kebencian tidak serta-merta begitu saja. Ada sebab-musbabnya. 

Dalam Islam, sesungguhnya umatnya dianjurkan untuk hanya mengatakan ucapan yang baik-baik saja. Dalam salah satu sabda Nabi, misalnya, "...katakanlah yang baik atau lebih baik diam." Begitu makna sebuah hadits yang sering diingatkan guru-guru atau orang tua-tua kita. Jika tidak bisa berbicara hal-hal baik maka Islam memerintahkan untuk lebih baik diam saja. Artinya ucapan dalam bentuk ujaran kebencian itu tidak akan muncul jika sebelum berbicara kita memikirkan terlebih dahulu, apakah itu baik atau tidak baik.

Satu pernyataan Prof. Din yang perlu pula kita renungkan dan camkan, “Ujaran kebencian yang memenuhi jagat manusia, baik bentuk fobia terhadap sesuatu agama seperti islamofobia maupun labelisasi terhadap sesuatu kelompok adalah sumber malapetaka peradaban.” Sungguh sangat besar dan berat konsekuensi yang ditimbulkan oleh ujaran kebencian. Tidak hanya merusak persahabatan dan pergaulan di antara satu dengan lainnya, bahkan dapat menjadi awal akan hancurnya peradaban manusia. Begitu disampaikan oleh mantan Ketua PP Muhammadiyah itu.

Kita sepakat, jika ujaran kebencian dapat menjadi ancaman terhadap peradaban manusia, artinya sama dengan akan menjadi ancaman dari kemanusiaan itu sendiri. Maka saatnya kita bergandeng bahu untuk melawannya. Tidak semata menjadi pekerjaan polisi atau aparat hukum saja. Semua kita wajib menjagi agar ujara kebencian tidak merajalela di setiap titik kehidupan kita.***

24 Mei 2022

Merenungkan Kisah-kisah dalam Alquran

Merenungkan Kisah-kisah dalam Alquran


KANDUNGAN kitab suci (alquran) sangatlah luas. Tidak sekadar 'perintah' dan 'tegah' saja. Begitu selalu kita dengar ceramah para ustaz dan ulama. Juga yang kita baca di kitab-kitab atau media yang ada. Alquran adalah kitab terlengkap yang pernah ada. Sebagai firman Tuhan isi alquran tidak ada yang diragukan. Bahasa alqurannya, la raiba fiihi, tidak ada keraguan ke atasnya.

Salah satu kandaungan alquran adalah tentang kisah-kisah atau peristiwa. Setidak-tidaknya ada tiga macam kisah dalam Al-Qur’an . Ada kisah-kisah Nabi terdahulu yang mencakup tentang sepak terjang dakwah mereka kepada kaumnya. Atau tentang mukjizat yang Allah berikan kepada mereka dan para penentang dakwahnya serta perjalanan dan perkembangan dakwah mereka.

Lalu ada kisah-kisah yang menceritakan kejadian-kejadianmasa lalu serta orang-orang yang tidak termasuk nabi namun Allah sebut di dalam alquran. Kita mengenal nama wanita, Maryam yang melahirkan Nabi Isa As atau sosok yang bernama Lukman. Dan kisah lainnya adalah  kisah-kisah yang terkait peristiwa pada zaman Nabi Muhammad Saw. Seperti, perang Badar, perang Uhud dan beberapa peristiwa lainnya.

Tentu saja ada maksud dan tujuan mengapa Allah mengisahkan peristiwa-peristiwa itu. Seperti dijelaskan Syaikh Manna’ al-Qaththan, dalam buku berjudul Mabahits fi Ulum Al-Quran,  adanya kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an itu mempunyai beberapa tujuan atau hikmah. Hikmah itu antara lain, Pertama, sebagai bukti kesamaan misi dakwah Al-Qur’an dengan Nabi terdahulu. Di dalam kitab-kitab Nabi terdahulu itu tertulis informasi tentang datangnya Nabi terakhir. Tetapi sangat disayangkan, fakta ini sengaja disembunyikan, bahkan hal ini dilakukan oleh para pemuka agamanya sendiri.

Penyampaian kisah-kisah dalam alquran itu adalah sebagai bentuk untuk memperlihatkan bahwa apa yang dibawa Nabi Saw dan nabi-nabi sebelumnya sama, menjelaskan tentang ketuhanan yang sama. Artinya sekaligus untuk mengajak umat manusia untuk menyembah Tuhan yang Esa. Jika kisah-kisah nabi sebelumnya tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, bagaimana bisa para pembaca mengetahui kesamaan misi dakwahnya.

Kedua, bahwa kisah dalam Al-Qur’an memantapkan hati Nabi Saw dan umatnya atas agama. Hal ini digambarkan dengan perjuangan Nabi dan umat Islam dalam berdakwah dan menyebarkan agama Allah ini dengan berbagai penolakan bahkan siksaan yang dialami mereka. Maka untuk menghadapi itu dibutuhkan keimanan yang kuat dan spirit (semangat) yang dapat menjadikan hati mereka untuk mengobarkan cahaya keimanan.

Beratnya medan juang juga dirasakan oleh para utusan terdahulu. Intimidasi terhadap umat yang beriman juga pernah dialami oleh umat terdahulu juga. Namun, hal itu hanya sebagai cobaan saja, karena kemenangan akan tercapai cepat atau lambat dan kebatilan akan segera sirna.

Ketiga, bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur’an membenarkan kenabian sekaligus mengenang jasa Nabi terdahulu. Ini dapat kita amati dari hadits yang menyebutkan bahwa kelak di hari kiamat Allah akan mengumpulkan hamba-hamba-Nya dan meminta pertanggungjawaban masing-masing mereka.

Di lain sisi, kisah Al-Qur’an juga membuktikan kebenaran dakwah Nabi Saw. Keberadaan kisah-kisah dapat menjadi bukti kebenaran Nabi karena melihat faktor bahwa Nabi tidak pernah belajar sejarah dari seorang pun. Namun demikian, kevalidan cerita-cerita yang disampaikannya dapat dibuktikan secara ilmiah di masa-masa modern walaupun orang-orang tidak percaya kepada beliau. Malah ada yang menganggap apa yang dibawa oleh nabi sebagai sesuatu yang mengada-ada, bahkan menuduh Nabi sebagai orang yang gila.

Keempat, kisah-kisah dalam Al-Qur’an juga dapat menjadi bantahan bagi ahli kitab yang menghilangkan fakta-fakta kebenaran. Hal ini berangkat dari klaim-klaim ahli kitab yang kebanyakan mengada-ada, ataupun merekayasa suatu hal. Seperti, halnya mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah, ataupun sebaliknya.

Tidak hanya itu, kisah Al-Qur’an juga dapat berfungsi sebagai sarana pembelajaran yang efektif. Seperti diungkap sebelumnya, bahwa sebuah kisah itu merupakan salah satu bentuk kesusastraan yang dapat memancing perhatian pendengar dan lebih efektif menanamkan sebuah ajaran ke dalam hati. Berkisah ini telah menjadi salah satu sarana dan metode dalam pendidikan yang efektif dalam pembelajaran.***

20 Mei 2022

Salat Subuh dan Keutmaannya

Salat Subuh dan Keutmaannya


MENERUSKAN pesan tulisan berjudul Hikmah Pagi: Keutamaan Sholat Shubuh Berjamaah di Masjid yang diposting Sitha di laman hajinews.id pada hari Rabu (11/05/2022) lalu layak kita cemburu kepada orang-orang yang istiqomah melaksanakan salat subuh itu. Apalagi salat subuh itu ditunaikan secara berjamaah di masjid. Itu,  tentu saja jika kita belum atau tidak ikut melaksanakannya. Ya, sangat layak untuk cemburu. 

Salat subuh berjamaah di masjid ternyata memiliki keutamaan yang sangat besar dan melimpah. Begitu banyak keberkahan yang dilimpahkan Allah kepada kita sebagai seorang muslim yang melakukannya. Seperti dijelaskan dalam tulisan itu bahwa Nabi bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Sokhr bin Wida’ah al-Ghamidi. Kata Rasulullah Saw dalam hadits dalam bentuk doa, “Ya Allah berkahi umatku di waktu paginya. Karena itu pula, Nabi biasa mengutus pasukan perang pada pagi hari. Sahabat Sokhr al-Ghamidi merupakan pedagang, yang mengirim atau membuka dagangannya di pagi hari, kemudian, ia menjadi kaya dan hartanya bertambah.” (HR Ibnu Hibban)

Hal kedua, dikatakan bahwa Allah akan melimpahkan rezeki yang berkah. Lalu, jiwa menjadi tenang. Keempat, diganjar pahala yang besar. Kelima, mendapat jaminan dilindungi Allah Swt. Keenam, disaksikan dan dihormati para malaikat. Ketujuh, didoakan para malaikat dan dosa-dosanya diampuni. Itu belum cukup. Masih ada hikmahnya yang lain.

Kedelapan, salat subuh yang sebelumnya disertai qiyamullail maka setara dengan qiyamullail sepanjang malam. Lalu yang kesembilan, dimasukkan oleh Allah ke dalam surga. Selanjutnya, kesepuluh, diganjar pahala haji dan umrah, kesebelas, lebih dekat dengan Allah Swt dan keduabelas, salat subuh berjamaah di masjid itu lebih baik dari pada dunia dan seluruh isinya.

Masih ada? Ketigabelas, salat subuh berjamaah di masjid menjadi penerang pada hari kiamat. Kata Rasulullah Saw, “Berbahagialah mereka yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid, karena akan menjadi penerang pada hari kiamat kelak.” Tambahan lainnya, keempatbelas, diselamatkan dari api neraka, kelimabelas, dijamin keimanannya dan dijauhkan atau dilindungi dari kemunafikan, keenambelas, terhindar dari adzab Allah Swt dan ketujuhbelas, doa yang dipanjatkan setelah salat subuh berjamaah di masjid akan dikabulkan Allah Swt.

Begitu banyaknya perolehan keberkahan dari Allah kepada orang-orang yang melaksanakan salat subuh. Dan salah subuhnya berjamaah di masjid. Tidakkah kita akan cemburu kepada mereka yang melakukannya? Jika iya, ayo kita menajadi orang yang melaksanakannya. Semoga!***

17 Mei 2022

Pemuda Penghuni Surga, itu Karena Berakhlak Mulia

Pemuda Penghuni Surga, itu Karena Berakhlak Mulia


SETIAP kita ingin masuk surga. Siapapun kita. Berporfesi apapun kita. Karena surga adalah janji Allah yang merupakan tempat berlabuh terakhir dan abadi nan terindah setelah kematian manusia maka semua kita ingin menghuninya. Kita ingin tinggal di sana. Apakah kita akan mendapatkannya, inilah pertanyaannya.

Sebuah tulisan berjudul Inilah Sosok Pemuda Disebut Rasulullah SAW Penghuni Surga, Padahal Amalannya Sederhana Saja yang diposting di laman hajinews.id pada hari Selasa (10/05/2022) lalu menjelaskan tentang seseorang yang oleh Rasulullah dikatakan sebagai penghuni surga. Dalam hadits Rasulullah menyebut orang ini akan masuk surga meski ibadahnya biasa-biasa saja. Tidak terlalu getol dalam beribadah. 

Tersebab pernyataan Nabi itu para sahabat heran dan penasaran. Lalu bertanya dalam hati, apa gerangan yang membuatnya masuk surga? Dalam satu kisah, sebagaimana dikutip dari ceramah Direktur Quantum Akhyar Institute, Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan sebuah kisah tentang calon penghuni surga. Dikatakan dalam kisah itu, bahwa orang itu bisa-biasa saja ibadahnya. Lantas, amalan apa yang ia perbuat sehingga dijamin masuk surga? Dari hadits diriwayatkan Imam Malik Rasulullah Saw pernah berkata kepada para sahabat “Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga.”

Perkataan Rasulullah itu membuat para sahabat penasaran dengan sosok yang disebut oleh Nabi. Pada saat itu, para sahabat melihat seorang laki-laki Anshar dengan wajah basah. Laki-laki tersebut baru saja mengambil air wudhu sambil membawa sepasang sandal jepit. Sekilas tak ada sesuatu yang istimewa pada laki-laki tersebut.

Keesokan harinya, Rasulullah Saw mengatakan hal yang sama: “Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga”. Para sahabat pun semakin penasaran dengan sosok yang dimaksud Rasulullah. Namun, laki-laki yang membawa sepasang sandal jepit itu muncul lagi di hadapan para sahabat.

Ternyata Rasulullah Saw kembali mengatakan hal yang sama untuk ketiga kalinya. Para sahabat kemudian bertanya-tanya apa alasan laki-laki itu disebut sebagai calon penghuni surga. Salah satu sahabat, Abdullah bin Amr bin Ash pun memutuskan untuk membuntuti laki-laki yang disebut sebagai calon penghuni surga itu. Abdullah bin Amr bin Ash penasaran kira-kira amalan apa yang membuat laki-laki tersebut jadi salah satu orang yang selamat pada hari akhir.

Sahabat Rasulullah Saw itu kemudian meminta izin kepada laki-laki tersebut untuk menginap di rumahnya. Dengan begitu, dirinya akan mengetahui amalan apa yang dilakukan oleh laki-laki itu. “Aku telah bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selama tiga hari. Jika boleh, aku ingin tinggal bersamamu selama tiga hari,” ujar Abdullah kepada laki-laki itu.

Laki-laki itu pun menyambut dengan gembira: “Tentu, silakan,” Selama 3 hari menginap, Abdullah hanya melihat si laki-laki melakukan ibadah yang biasa saja. Laki-laki itu bahkan tak tak pernah menunaikan ibadah sholat Tahajud di sepertiga malam. Abdullah bin Amr selalu mendengar laki-laki itu berzikir dan bertakbir saat terjaga dari tidur. Selain itu, laki-laki itu baru bangun saat waktu sholat subuh tiba. Laki-laki itu juga tak pernah menjalankan puasa sunnah. Meski begitu, Abdullah melihat bahwa laki-laki itu hampir tak pernah berbicara dan hanya melontarkan ucapan yang baik.

Saat akan beranjak pulang, Abdullah akhirnya mengakui bahwa dirinya menginap hanya untuk mengetahui amalan yang membuat laki-laki itu menjadi calon penghuni surga. “Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan ayahku. Tujuanku menginap di rumahmu adalah karena aku ingin tahu amalan yang membuatmu menjadi penghuni surga, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah. Aku bermaksud dengan melihat amalanmu itu aku akan menirunya supaya bisa menjadi sepertimu. Tapi, ternyata kau tidak terlalu banyak beramal kebaikan. Apakah sebenarnya hingga kau mampu mencapai sesuatu yang dikatakan Rasulullah sebagai penghuni surga?” tanyanya.

“Aku tidak memiliki amalan, kecuali semua yang telah engkau lihat selama tiga hari ini.” jawab laki-laki itu. Dan ketika Abdullah berniat keluar dari rumah, laki-laki itu kemudian memanggilnya sambil mengatakan, “Benar, amalanku hanya yang engkau lihat. Hanya saja, aku tidak pernah berbuat curang kepada seorang pun, baik kepada Muslimin ataupun selainnya. Aku juga tidak pernah iri ataupun hasad kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya,” kata laki-laki tersebut.

Menurut Abdullah, mungkin amalan inilah yang membuatnya mendapatkan nikmat dari Allah sebagai calon penghuni surga. “Kemungkinan amalan inilah yang membuatmu mendapatkan derajat yang tinggi. Ini adalah amalan yang sangat sulit untuk dilakukan,” ujar Abdullah.

Dari kisah tersebut, kita bisa belajar bahwa sifat iri, dengki dan hasad dilarang dalam agama Islam. Rasulullah Saw bersabda, "Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya.” (HR Muslim).