Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

30 Jun 2022

Melihat Pelaksanaan Manasik Gladi Posko JCH Karimun (tiga seri)*

Melihat Pelaksanaan Manasik Gladi Posko JCH Karimun (tiga seri)*


Catatan M. Rasyid Nur
1)
SETELAH dua tahun, tahun (1443) inilah kembali Pemerintah Indonesia mengirimkan JCH (Jamaah Calon Haji) ke Tanah Suci. Setiap daerah (provinsi/ kabupaten) mendapatkan jatah sesuai porsi seat yang ditentukan oleh Siskohaj. Sesuai dengan masa tunggu pendaftaran masing-masing calon. Nama-nama yang saat ini ada itulah nama-nama JCH yang akan berangkat sesuai urutuannya.

Para JCH musim haji 1443 (2022) sekarang, ini sesungguhnya adalah peserta yang namanya sudah keluar pada tahun 2020 lalu. Dan karena covid-19 sedang merebak di dunia maka keberangkatan tahun itu ditiadakan. Termasuk peserta tahun berikutnya (2021) juga tidak bisa diberangkatkan karena situasi yang sama. Dua tahun berturut-turut para JCH Indonesia harus tertunda keinginannya disebabkan masalah yang ama. Hingga pada tahun ini, barulah kembali Pemerintah memberangkatkan JCH kita. 
 
Kita ketahui kuota Indonesia tahun pertama pasca 'terhenti karena covid-19' itu hanya setengah dari kuota normal tahun-tahun sebelumnya. Maka porsi di setiap daerah juga setengah dari biasanya. Setiap provinsi, setiap kabupaten atau kota di seluruh Indonesia mendapatkan porsi yang disesuaikan dengan masa pendaftaran JCH bersangkutan. Oleh karena itu tidak akan sama jumlah JCH per daerah karena pendaftaran itu bersifat sentral se-Indonesia.

Pada musim haji tahun 1443 ini Kabupaten Karimun, misalnya mendapatkan porsi seat JCH sebanyak 76 orang, seperti disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun, H. Jamzuri dalam satu rapat bersama Pemda Kabupaten Karimun, beberapa waktu lalu. Mereka berasal dari tujuh kecamatan se-Kabupaten Karimun. Hanya dari tujuh kecamatan yang muncul dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Karimun. Kata Pak Jam, "Selain haji reguler (sesuai pendaftaran) juga ada para JCH yang bertugas. Ada petugas dari Negara dan ada pula petugas yang ditetapkan oleh daerah seperti Tim Kesehatan dan petugas lainnya. Mereka akan menunaikan tugas yang diamanahkan sambil menunaikan ibadah haji."

Saat ini pemberangakatan JCH secara nasional sudah dimulai dengan dilepasnya keloter pertama oleh Menteri Agama pada hari Sabtu (04/06/2022) lalu di Jakarta. Setiap daerah (kabupaten/ kota bahkan kecamatan) lazimnya juga akan melaksanakan berbagai kegiatan sebagai persiapan keberangakatan atau acara pelepasan JCH di daerah masing-masing. Bentuknya pelepasan dan doa selamat untuk keberangkatan JCH di tempat masing-masing.*

2)
Selain acara seremoni pelepasan keberangakatan yang biasanya dilaksanakan oleh Pemda (kabuapen/ kecamatan) di Kabupaten Karimun ada satu kegiatan yang merupakan program Pemerintah Daerah melalui PD IPHI (Pengurus Daerah Ikatan Persaudaaraan Haji Indonesia) Kabupaten dalam usaha memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada JCH. Program ini bagian dari manasik haji yang sudah ada. Baik manasik yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA Kecamatan) maupun yang dilaksanakan olek Kantor Kementerian Agama (Kankemenag Kabupaten) Karimun. Kegiatan ini disebut Manasik Gladi Posko JCH. Setiap tahun keberangkatan JCH oleh IPHI Kabupaten Karimun setelah melaksanakan manasik resmi, selalu diadakan kegiatan Manasik Glada Posko ini sebagai manasik terakhirnya. Semacam praktik lapangan pelaksanaan haji bagi seluruh JCH Kabupaten. 

Kegiatan manasik Gladi Posko JCH Kabupaten Karimun adalah satu kegiatan prakatik manasik haji yang dilaksanakan oleh satu panitia bentukan PD IPHI Kabupaten Karimun dan diikuti oleh seluruh JCH se-Kabupaten Karimun. Begitu dijelaskan oleh Ketua PD IPHI Kabupaten Karimun, Pak H. Haris Fadillah. Kegiatannya dipusatkan di Ibu Kota Kabupaten, Karimun. Jika karena lokasi atau tempat tinggal JCH yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten karena terpisah oleh pulau-pulau yang jauh maka JCH bersangkutan boleh tidak ikut manasik Gladi Posko. Biasanya semuanya ikut.

Bentuk kegiatannya adalah praktik melaksanakan haji sesuai teori manasik haji yang sudah diajarkan sebelumnya. Intinya, para JCH diajarkan dan dipandu untuk seolah-olah melaksanakan haji yang sebenarnya. Dipraktikkan semua atau sebagian besar kegiatan haji sejak berangkat dari Tanah Air hingga ke Tanah Suci dan mempraktikkan pelaksanaan di semua tempat selama melaksanakan kegiatan haji.

Untuk haji tahun ini, kebetulan JCH Kabupaten Karimun akan berangkat di keloter awal (pertama) yang berarti dari Tanah Air akan langsung ke Madinah untuk melaksanakan kegiatan ibadah --arba'in-- di sana sebelum berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan wukuf, sebagai puncak haji. Seluruh JCH Kabupaten Karimun dipandu untuk seolah-olah melakanakan perjalanan dan praktik haji tamattu' itu. Panitia menyiapkan miniatur Madinah (nabawi), Bier Ali (miqat) hingga Masjid Haram (Mekkah) dengan miniatur ka'bah dan mas'a. Juga ada lokasi Padang Arafah, Muzdalifah dan Mina. Kesemua tempat-tempat yang menjadi rukun dan wajib haji itu dikunjungi atau dipraktikkan dalam kegiatan manasik Gladi Posko ini.

Hari Ahad (05/06/2022) lalu adalah hari manasik Gladi Posko JCH Kabupaten Karimun sesuai jadwal yang sudah ditetapkan PD IPHI Kabupaten Karimun. JCH Kabupaten Karimun sendiri akan berangkat pada 15 Juni nanti ke Madinah melalui embarkasi Batam. Artinya, pada 14 Juni sudah berangkat dari Karimun. Bermalam satu malam di Asrama Haji Batam, keesokannya langsung terbang. Itulah sebabnya pelaksanaan manasik Gladi Posko dibuat tidak terlalu jauh dari tanggal keberangkatan ke Batam.*

3)
Untuk keperluan manasik Gladi Posko, panitia menetapkan beberapa lokasi sebagai miniatur lokasi di Tanah Suci. Rumah Kediaman (Rumah Dinas) Bupati, misalnya ditetapkan sebagai Madinah (Nabawi dan Hotel) tempat para JCH bergerak ke Mekkah setelah dibayangkan para JCH sudah berada di sini selama 8-9 hari. Pagi Ahad itu, setelah seremoni acara pelepasan oleh Wakil Bupati, H. Anwar Hasyim mewakili Bupati yang beralangan, panitia memberikan pengarahan kepada JCH. Pengarahan, itu antara lain menjelaskan para JCH saat ini sudah keluar dari hotel dengan berpakaian ihram setelah sebelumnya di hotel melaksanakan beberapa amalan seperti mandi, solat sunat, memotong kuku, dll. Sebentar lagi akan masuk ke mobil (bus) yang sudah disediakan panitia. Tentu saja akan menuju ke Mekkah dengan mengambil miqatnya di Bir Ali nantinya. 

Lokasi miqat (Bier Ali) sendiri ditetapkan di Masjid Baiturrahman, sebuah masjid setara Masjid Agung yang dikelola oleh Pemda Kabupaten. Masjid ini adalah satu diantara tiga masjid yang dikelola dan dibiayai operasionalnya oleh Pemda Karimun. Dua lainnya adalah Masjid Agung (masjid kabupaten) dan Masjid Hijir Ismail di Pulau Kundur yang juga setara Masjid Agung. Masjid Baiturrahman berjarak kurang lebih satu setengah km dari Rumah Dinas Bupati. Empat buah bus yang akan mengangkut para JCH yang akan bergerak ke sana sudah stanbay di halaman depan rumah kediaman bupati. Setiap satu bus diisi dua regu JCH dengan didampingi oleh dua orang panitia (seolah-olah sebagai petugas haji) yang memberikan arahan dan bimbingan kepada JCH selama dalam perjalanan. Diingatkan untuk membaca niat naik kendaraan hingga mengingatkan ihram yang benar.

Di Masjid Baiturrahman para JCH langsung masuk masjid dan di sini ada nara sumber yang ditentukan untuk memberikan pengarahan dan penjelasan tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dan akan dilaksanakan di Bier Ali. Seperti di rumah kediaman (miniatur nabawi/ hotel) ada seorang yang menjadi pemandu (narasumber), maka di Bier Ali (Masjid Baiturrahman) juga ada pengurus IPHI yang diamanahkan menjadi narasumber. Dan di setiap titik (di Arafah, Muzdalifah, Mina, dll) juga ada narasumber yang akan memberikan pengarahan. Mereka semua adalah pengurus PD IPHI yang diberi amanah untuk itu selama Manasik Gladi Posko.

Selesai penjelasan di Masjid Baiturrahman, perjalanan dilanjutkan ke Gedung Balai Pertemuan Haji Kabupeten yang diminiaturkan menjadi Mekkah (Alharam, Ka'bah dan Mas'a). Para JCH diberi bimbingan untuk melaksanakan kegiatan 'umroh wajib' berupa thowaf, sa'i dan tahallul. Tentu saja, ketika bus akan masuk kawasan Balai Pertemuan Haji yang ditetapkan sebagai kawasan Mekkah, maka pada batas tertentu dalam bus para JCH diingatkan untuk membaca doa masuk Mekkah. Lalu ada doa ke Masjid Haram serta doa ketika pertama kali melihat kabah. Semua itu dipraktikkan sebagaimana nanti akan dilaksanakan di Tanah Suci.

Prkatik berikutnya adalah bersiap untuk wukuf. Dari hotel di Mekkah (masih di sekitar Balai Haji) para JCH akan dibawa ke lokasi Padang Arafah menggunakan bus yang sama. Tahun ini panitia menetapkan lokasi Pesantren Mutawally yang tidak terlalu jauh dari Balai Haji sebagai miniatur Padang Arafah. Duduk dalam ruang aula pesantren tersebut, para JCH diberi pengarahan oleh narasumber lainnya. Apa dan bagaimana seharusnya di Arafah, itulah yang diarahkan. Seperti apa Padang Arafah dengan tenda-tendanya, suka-dukanya, semuanya dijelaskan kepada calon haji ini. Dan setelah praktik khutbah dan lainnya, perjalanan diteruskan ke Muzdalifah yang mengambil tempat di halaman Kantor KUA Tebing. Kebetulan di halamannya ada banyak batu kerikil, para JCH diminta memungut batu sejumlah yang sudah ditentukan untuk melontar nantinya di Mina. Pemberi arahan juga mengingatkan bahwa saat di sini para JCH tengah berada di Muzdalifah.

Bagian terakhir dari manasik haji Gladi Posko ini adalah kembali ke Mekkah pasca melontar di Mina. Miniatur Mina juga di Balai Haji yang memang memiliki sarana pendukung seperti ka'bah dan mas'a. Masih ada rukun dan wajib haji yang harus diselesaikan di Masjid Haram dan di sekitarnya, yakni thowaf, sa'i dan lainnya sebagaimana sudah diajarkan pada saat manasik secara teori. Kesemua itu diingatkan dan dipraktikkan pada saat manasik Gladi Posko ini. 

Bagi panitia (pengrus IPHI) yang nota bene sudah melalui semua itu, tentu saja akan terbayang kembali pengalamana yang pernah dilalui waktu itu. Sementara bagi para JCH semoga saja pengalaman melaksanakan Manasik Gladi Posko ini memudahkan mereka untuk mengingat apa yang nanti akan dilakukan di Tanah Suci selama menunaikan ibadah haji.***
*Catatan ini sudah diposting sebelumnya secara bersambung

25 Jun 2022

Rapat Singkat Berkeputusan Berat

Rapat Singkat Berkeputusan Berat


JUMAT (24/06/2022) malam, bakda isya pengurus Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, Meral menghelat rapat. Rapat singkat tapi keputusannya cukup padat dan kuat. Meski terasa berat, peserta rapat sepakat keputusan itu mesti dibuat. Tujuannya agar segera terasa manfaat.

Rapat dibuka oleh Sekretaris Pengurus Masjid Al-Ubudiyah, Pak Abdullah dengan menyebutkan agenda rapat. Lalu dilanjutkan oleh Pak Supardi, Ketua Pengurus Masjid untuk memimpin rapat selanjutnya. Ada dua agenda yang disampaikan, evaluasi pembangunan masjid dan persiapan Idul Adha 1443. "Seperti sudah disampaikan Sekretaris tadi, ada dua agenda kita malam ini. Semoga kita bisa menyepakati," kata Pak Pardi memulai rapat.

Sebelum pembahasan persiapan Idul Adha yang waktunya kurang-lebih dua pekan saja lagi rapat terlebih dahulu membahas pembangunan masjid baru di tapak lama yang saat ini masih terkendala pada kubah. Sebelum kubah terpasang, atau atap sementara maka masjid belum bisa difungsikan meskipun sifatnya sementara. Sejatinya masjid sudah bisa dipakai meskipun belum sempurna selesai. Setelah empat tahun, kini masjid baru itu sudah kelihatan wujudnya. Dinding sekeliling sudah selesai kecuali dicat saja lagi. Lantai sudah disemen meskipun belum bertekel. Harusnya dapat difungsikan kalau saja atapnya selesai.

"Kita sebenarnya sudah bisa menggunakan masjid kita untuk sementara. Tapi atapnya masih bolong di tengah-rengahnya." Begitu kata salah seorang peserta rapat. Peserta rapat setuju kalau pembangunan kubah itu menjadi prioritas ke depan ini. Meskipun biaya kubah diperkirakan cukup besar dengan akan menelan biaya kurang-lebih 300-an juta, namun semua peserta sepakat ini harus dikejarkan. Bagaimanapun caranya. Ketua pengurus juga sangat ingin begitu karena kepengurusannya juga segera akan berakhir.

Ruang kubah itu persis di tengah-tengah masjid dan tentu saja akan kehujanan jamaah jika dipaksakan dipakai dan tepat datangnya hujan. Kubahnya sendiri berukuran lumayan besar. Hampir tiga per empat dari ukuran msjid bagian tengah adalah kubahnya. Tahun lalu, ketika solat Idul Adha dipersiapkan di ruang masjid baru, nyatanya pagi itu turun hujan. Dan sajadah serta tikar yang sudah dibentangkan, harus digulung lagi.

Keputusan berat yang akhirnya diambil oleh rapat malam itu adalah, pengurus akan membuat kupon pembangunan kubah dengan harga per lembar kuponnya senilai Rp 1.000.000 (satu juta rupiah). Kupon ini nanti akan disosialisasikan ke masyarakat Wonosari (RW 07, RT 1,2 dan 3 Kelurahan Baran Barat ) Kecamatan Meral. Diharapkan setiap rumah tangga mengambil minimal satu lembar kupon dan dapat diangsur membayarnya selama empat bulan. Artinya setiap bulan bisa dicicil senilai Rp 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Dengan jumlah KK di Wonosari sebanyak 600-an, jika 80 persen menyanggupi maka kubah itu dapat segera diwujudkan dalam empat bulan ke depan sejak kesepatakan itu dibuat.

Inilah kesepakatan yang sangat berat. Peserta rapatnya tidak semua penduduk Wonosari. Hanya beberapa orang pengurus dan jamaah plus Ketua RT. Apakah kesepakatan ini akan dapat diterima oleh seluruh warga se-RW 07 Wonosari? Inilah beratnya. Target kupon adalah seluruh warga sementara keputusannya belum dihadiri oleh seluruh warga. Untuk itu akan ada rapat lagi setelah ini. Intinya, pengurus dan peserta rapat malam inis udah sepakat.***


17 Jun 2022

Pesan Surah Ar-Rahman, Agar Tidak Kufur Nikmat

Pesan Surah Ar-Rahman, Agar Tidak Kufur Nikmat


JIKA kita baca surah Ar-Rahman, surah ke-55 dari 114 surah yang ada di dalam alquran, kita akan terenyuh. Kita akan bersyukur dan tidak akan melupakan rahmat dan nikmat yang dianugerahkan Allah kepada kita. Meneruskan pesan tulisan berjudul Hikmah Pagi : 8 Keutamaan Surat Ar Rahman, Pengingat Agar Tidak Kufur Nikmat yang diposting Sitha pada hari Kamis (16/06/2022) kemarin di laman hajinews.id kita diberi 8 (delapan) keutamaan surah Ar-Rahman jika kita membaca dan memahaminya..

Surah yang bermakna 'pengasih-penyayang' itu adalah surah golongan Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah. Ada78 ayat di dalamnya. Dan salah satu ayat yang berbunyi ‘Fabiayyi alaa’i Rabbikuma tukadzdziban yang berarti ‘Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?’ yang diulang-ulang Allah sampai 31 kali menunjukkan betapa Allah mengingatkan bahwa begitu besar dan luasnya rahmat dan nikmat Allah, namun masih ada yang ingkar. Sejatinya nikmat itu hendaklah disyukuri selamanya.

Mengutip dan meneruskan postingan Sitha, itu kedelapan keutamaan surat Ar Rahman, itu adalah,

1. Akan Selalu Memperbanyak Memuji Allah;
Keutamaan surat Ar Rahman yang pertamana adalah dapat membantu umat muslim untuk memperbanyak pujian kepada Allah SWT. Hal ini merujuk pada kata ‘Ar Rahman’ sendiri yang diketahui merupakan Nama Allah yang memiliki arti “Maha Pengasih nikmat dunia dan akhirat”.

Terlebih lagi jika kita membaca surat Ar Rahman sambil berserah diri kepada Allah Swt. Akan ada banyak sekali keutamaan yang bisa kita dapatkan.

2. Sebagai Pengingat bahwa Allah Memiliki Sifat Ar Rahman;
Keutamaan surat Ar Rahman berikutnya adalah untuk mengingatkan kita bahwa Allah SWT memiliki sifat Ar Rahman. Secara garis besar, isi dari surat Ar Rahman adalah segala penjabaran nikmat Allah Swt yang luar biasa melimpah. Hal ini yang akan senantiasa mengingatkan kita bahwa Allah memiliki sifat maha pengasih lagi maha penyayang kepada semua.

3. Pengingat Agar Tidak Kufur Nikmat;
Keutamanaan surat Ar Rahman berikutnya adalah sebagai pengingat agar kita tidak mengkufuri nikmat. Hal ini telah dijelaskan dari ayat Ar Rahman yang menjabarkan tentang banyak nikmat Allah yang telah diberikan. Diantaranya adalah ayat ke 3 yang memiliki arti “telah menciptakan manusia”.

Jika kita membaca surat Ar Rahman dengan sepenuh arti dan memaknai setiap bait kalimatnya, insyaallah kita tidak akan mengkufuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Sebab, bisa hidup ke dunia merupakan salah satu karunia dan nikmat Allah yang luar biasa. Sudah sepatutnya sebagai manusia, kita bersyukur atas segala kelimpahan nikmat yang mungkin tak kita sadari.

4. Sebagai Pengingat untuk Selalu Beribadah;
Keutamaan surat Ar Rahman selanjutnya adalah sebagai pengingat umat manusia agar selalu beribadah kepada Allah Swt. Hal ini merujuk pada kebenaran bahwa pada dasarnya, tak hanya manusia saja yang beribadah kepada Allah.

Kekuasaan milik Allah tak hanya mampu menciptakan yang tampak saja, namun yang tak tampak juga. Seperti misalnya saja kerajaan Jin dan alam semesta yang tidak tampak dari pandangan manusia juga diciptakan oleh Allah.

5. Sebagai Pengingat bahwa Manusia adalah Makhluk Pelupa;
Keutamaan surat Ar Rahman berikutnya adalah dapat menjadi pengingat bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk yang pelupa. Hal ini merujuk pada banyaknya pengulangan pada ayat “fabiayyi aalaa’i robbikuma tukadziban”. Hal ini mungkin diharapkan agar dapat menjadi pengingat bahwa pada dasarnya manusia adalah pelupa.

Kalimat tersebut yang berarti ‘Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?’ merupakan sebuah kalimat tanya yang seolah meminta jawaban agar manusia sadar bahwa sesungguhnya nikmat Allah luar biasa banyaknya hingga mungkin tak disadari oleh manusia selama ini.

6. Dapat Ridho dari Allah atas Segala Nikmat yang Telah Diberikan;
Keutamaan surat Ar Rahman berikutnya adalah bisa mendapatkan ridho dari Allah dari segala nikmat yang telah diberikan. Hal ini merujuk pada tafsir Ats Tsaqolayn, Rasulullah bersabda: “barang siapa membaca surat Ar Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhoi nikmat yang dikaruniakan kepadanya.”. Hadits ini lah yang semakin menguatkan keutamaan surat Ar Rahman.

7. Orang yang Membaca Surah Ar Rahman Seperti Mati Syahid;
Keutamaan surat Ar Rahman selanjutnya mungkin banyak diharapkan oleh kaum muslimin. Sebab, untuk orang-orang yang gemar mengamalkan surat Ar Rahman, maka ketika wafat nanti, wafatnya seperti mati syahid.

Rasulullah pernah bersabda: “Barang siapa membaca Ar Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘fabiayyi aala’i robbikuma tukadzibaan’ kemudian jika dia mengucapkan: tidak ada satupun nikmat-Mu dari Tuhanku yang aku dustakan, maka jika membacanya di malam hari kemudian mati, maka matinya seperti mati syahid, jika membacanya di siang hari kemudian ia mati, maka matinya seperti mati syahid.” 

8. Mendapat Syafaat di Hari Kiamat;

Rasulullah bersabda: “Jangan tinggalkan membaca surat Ar Rahman, bangunlah malam bersamanya, surah ini tidak menentramkan hati orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhan bersamanya (ArRahman) pada hari kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah dan baunya paling harum, pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri dihadapan Allah yang paling dekat dengan-Nya selainnya. Pada saat itu Allah berfirman: soapakah orang di dunia yang sering bangun malam dan tekun membacamu? Dia menjawab: Ya Robbi, Fulan bin Fulan, lalu wajah mereka menjdi putih. Dan ia berkata kepada mereka: berilah syafaat bagi orang-orang yang mencintai kalian. Kemudian ia memberi syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalau ia berkata kepada mereka: masuklah kalian ke surga, dan tinggallah di dalamnya sebagaimana yang kalian inginkan.”

Hal penting bagi kita adalah bahwa dengan membaca dan memahami Surah Ar-Rahman, itu semoga kita tetap konsisten untuk mensyukuri nikmat. Jangan kita sampau kufur nikmat.***

5 Jun 2022

Mabrur, Sehat, Barokah, Inilah Slogan Haji Kita

Mabrur, Sehat, Barokah, Inilah Slogan Haji Kita


ALHAMDULILLAH, suka cita kita, pemberangkatan Jamaah Calon Haji (JCH) Indonesia bermula pada hari, Sabtu (04/06/2022) kemarin. Seperti dapat kita baca di banyak media bahwa keloter pertama akan terbang di lima embarkasi, Solo, Jakarta-Pondok Gede, Jakarta-Bekasi, Surabaya dan Padang. Mengutip pernyataan Saiful Mujab (Direktur Layanan Haji Dalam Negeri) seperti dimuat okezone.com (02/06/2022) "Insya Allah kloter pertama akan terbang pada tanggal 4 Juni 2022, yaitu ada lima penerbangan di lima embarkasi yaitu Solo, Jakarta-Pondok Gede, Jakarta-Bekasi, Surabaya, dan Padang."

Pada musim haji 1443 (2022) ini kita ketahui bahwa kuota haji Indonesia berjumlah 100.051 JCH. Angka itu memang hanya setengah dari kuota normal jika kriterianya jumlah penduduk muslim Indonesia. Seperti juga sudah kita baca di banyak informasi bahwa  penentuan kuto itu masih terkait dengan covid-19. Jumlah itu terdiri atas 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus.

Sebuah situs, hajinews.id hari Sabtu (04/06/2022) dalam berita berjudul Info Haji 2022: Insyallah Pemberangkatan Jemaah Haji Indonesia Dimulai Hari Ini, Persiapan PPIH di Madinah memberitakan bahwa Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas akan melepas pemberangkatan haji Indonesia pertama di Bandara Soekarno-Hatta Sabtu 4 Juni 2022 pukul 06.45. Menurut berita tersebut pemberangkatan haji Indonesia pertama ini berasal dari keloter 01 JKG dari Provinsi DKI Jakarta sebanyak 389 jemaah. JCH keloter 01 ini masuk Asrama Haji Pondok Gede Jakarta pada Jumat 3 Juni 2022 kemarin.

Satu hal yang menjadi perhatian kita adalah JCH asal Jakarta ini masuk ke asrama haji dengan tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun covid sudah hampir hilang. Mereka harus melalui proses pemeriksaan kesehatan. Itu dinyatakan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief. Katanya, jamaah dalam kondisi sehat dan terbebas dari paparan covid-19. Semoga pernyataan ini membuat kita tidak lagi was was. Mereka bisa lancar dalam melaksanakan ibadahnya.

Bekaitan dengan penerapan protokol kesehatan itu maka slogan haji kita pada tahun adalah ‘Mabrur, Sehat, Barokah,’ seperti dikatakan oleh Pak Hilman. Dia mengajak semua kita untuk meneriakkan slogan mabrur, sehat dan barokah, itu untuk doa dan harapan kita kepada para JCH kita. Adalah harapan semua kita, baik para JCH yang berangkat maupun kita yang tidak berangkat untuk sehatnya para JCH kita selain beroleh barokah dan mabrur dari Allah Swt. Haji sebagai sebuah kewajiban adalah satu ibadah yang tidak dapat dilaksanakan begitu saja. Maka kesempatan ini sangatlah besar harapan kita semua agar para haji-hajjah kita nanti adalag haji mabrur yang mendapat barokoh dan senantiasa dalam keadaan sehat, semoga.***


2 Jun 2022

Ini Info Membuat Senang, Salat di Masjid Haram Tak Perlu Bimbang

Ini Info Membuat Senang, Salat di Masjid Haram Tak Perlu Bimbang


BERITA yang dishare oleh situs hajinews.id kemarin, Rabu (01/06/2022) membuat kita senang. Paling tidak bagi para calon haji tahun ini, inilah berita yang membuat bertambah senang setelah senang pertama terpilih untuk berangkat kie Tanah Suci tahun 2022 (1443) ini. Setelah dua musim haji kita (dari Indonesia) tidak pergi haji tersebab covid-19 kini kesempatan itu tiba. Tentu bangga dan senang. 

Dalam tulisan berjudu; Kementerian Haji Arab Saudi: Jamaah Bisa Salat di Masjid Haramain Tanpa Izin yang diposting Mas Ruhi dijelaskan bahwa Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan tidak perlu untuk jamaah di Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi (Masjid Haramain) mendapatkan izin dan membuat janji untuk melakukan salat di Masjidil Haram di Makkah. Kita tahu, tadinya kebebasan seperti ini belum ada.

Mengutip hajinews.id kalau keputusan baru ini mengandung arti bahwa jamaah dapat berdoa dan melaksanakan ibadah salat di Masjid Haramain --Mekkah dan Madinah-- serta mengunjungi makam Nabi Muhammad SAW tanpa perlu mengeluarkan izin apa pun. Inilah yang sangat dinanti-nantikan oleh Jamaah Calon Haji (JCH) yang insyaallah akan berangkat haji pada tahun ini. Info ini membuat hati senang dan salat tidak lagi bimbang. Berbeda dengan haji nanti, kabarnya Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi masih memberlakukan izin bagi yang melakukan umroh dan salat di Al-Rawdah Sharifa.

Sebelumnya diketahui, para jamaah haji dan umrah harus mengatur izin terlebih dahulu apabila hendak melakukan ibadah di Masjid Haramain. Hal itu mengingat adanya peraturan protokol kesehatan covid-19 yang ada untuk memproteksi para jamaah dari penyebaran virus pandemi. Kini, dengan pengumuman terbaru ini tidak perlu lagi ketentuan itu diterapkan. Tentu saja sangat kita harapkan bahwa para JCH kita yang akan berangkat ke sana diberikan kesehatan yang prima oleh Allah Swt sehingga mereka dapat menunaikan ibadah haji dengan baik, aman dan lancar.***

31 Mei 2022

Doa Harian Doa Kita

Doa Harian Doa Kita


PEMBACA budiman, semoga Anda, saya dan kita semua dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah Swt. Mari berbagi konsep doa yang bisa terus kita baca dan sampaikan kepada-Nya setiap saat atau setiap hari. Harapan kita, semoga doa-doa dan harapan yang kita sampaikan kepada-Nya diijabah-Nya. Dengan itu kita tidak merasa jauh dari-Nya.

Ada banyak doa yang bertebaran di media selain tentu saja terkumpul pada buku-buku doa yang ditulis dan dibuat oleh para ulama, ustaz atau guru-guru kita. Doa-doa berikut ini adalah sebagian dari doa yang boleh jadi sudah senantiasa kita baca di setiap kesempatan dan momen terbaik kita. Boleh jadi juga kita temukan pada media sosial dan media massa lainnya.

Izinkan saya mengulang tulis (jika sudah ditulis) atau mengulang baca (jika sudah dibaca) sebelum-sebelum ini. Sekali lagi, kita berharap semoga Allah mengabulkan doa-doa kita.


A'uzubillahi minasysyaithonirrojiim,

Bismillahirrohmaniirrohiim,

Alhamdulillahi robbil alami, asshsholaatu wassalamu ala Sayyidina Muhammadin wa aalihi ajma'in.

Allahumma Ya Allah
Seandainya hari ini masih menjadi bagian hidup kami
Berikanlah kemudahan dan kelancaran untuk segala urusan kami

Allahumma Ya Allah
Seandainya rezeki yang Engkau turunkan masih ada bagian hak kami
Berikanlah kepada kami dalam jumlah cukup, berkah, dan halalan thayyiban.

Allahumma Ya Allah
Seandainya keluarga, saudara-saudara, sahabat-sahabat masih diperkenankan mewarnai kehidupan kami
Jadikanlah mereka sebagai warna-warni keindahan, penuh kasih sayang, rukun dan damai di antara kami.
Jika kami dalam keadaan sakit, angkatlah penyakit kami dan ganti dengan kesehatan untuk kami. 

Allahumma Ya Allah
Seandainya usia ini masih Engkau berikan kepada kami
Berikanlah sisa usia yang penuh manfaat dan barokah kepada kami dan kepada orang-orang lainnya.

Allahumma Ya Allah
Kami menyadari betapa besar dan luasnya rahmat dan nikmat-Mu untuk kami
Bukalah mata hati kami agar kami menjadi hamba-Mu yang selalu bersyukur atas anugerah rahmat dan nikmat serta curahan kasih sayang-Mu
Jadikanlah kami menjadi orang yang sabar dan ikhlas menerima takdir-Mu

Allahumma Ya Allah
Kami menyadari betapa pentingnya hubungan baik sesama kami
Jagalah silaturahim kami dan jauhkan kami dari segala fitnah atas diri kami
Jauhkan bencana dan malapetaka atas kelalaian kami menjaga silaturrahim di antara kami

Allahumma Ya Allah
Berikanlah ridho-Mu serta limpahkan jua pahala kepada kami atas segala kebaikan yang kami lakukan
Ijabahlah doa kami ini, amin ya robbal alamin.
Walhamdulillahi robbil alamin.***

30 Mei 2022

Din Syamsuddin: Rasa Ketakutan Lahirkan Ujaran Kebencian

Din Syamsuddin: Rasa Ketakutan Lahirkan Ujaran Kebencian


UJARAN kebencian menjadi frase yang cukup menakutkan, belakangan. Kelompok kata ini bisa membuat tidak nyaman jika sudah dituduhkan kepada seseorang. Jika kita dicap telah mengucapkan kalimat yang dinilai mengandung 'ujaran kebencian' maka bersiap-siaplah akan berhadapan dengan aparat hukum. Polisi akan mempermasalahkan setelah mendapat laporan. 

Menurut tokoh Islam, seorang ulama, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Din Syamsuddin --seperti dimuat laman hajinews.id hari Kamis (26/05/2022)-- bahwa  ujaran kebencian dapat lahir dari rasa ketakutan. Kata Prof. Din Syamsuddin, "Ujaran kebencian lahir dari rasa ketakutan atau inferioritas terhadap kelompok lain dan hal itu bertentangan dengan ajaran agama mana pun."

Mengutip tulisan itu, “Sejatinya ujaran kebencian, apa pun bentuknya, adalah sikap irasional yang hanya dilakukan oleh orang-orang pengecut yang tidak bertanggung jawab.” Intinya bagi kita dan siapa saja bahwa ujaran kebencian tidak juga tepat kalau hanya dilihat dari ujarannya saja. Latar belakang dan penyebab lahirnya ujaran kebencian adalah hal penting untuk diketahui. Jadi, munculnya ujaran kebencian tidak serta-merta begitu saja. Ada sebab-musbabnya. 

Dalam Islam, sesungguhnya umatnya dianjurkan untuk hanya mengatakan ucapan yang baik-baik saja. Dalam salah satu sabda Nabi, misalnya, "...katakanlah yang baik atau lebih baik diam." Begitu makna sebuah hadits yang sering diingatkan guru-guru atau orang tua-tua kita. Jika tidak bisa berbicara hal-hal baik maka Islam memerintahkan untuk lebih baik diam saja. Artinya ucapan dalam bentuk ujaran kebencian itu tidak akan muncul jika sebelum berbicara kita memikirkan terlebih dahulu, apakah itu baik atau tidak baik.

Satu pernyataan Prof. Din yang perlu pula kita renungkan dan camkan, “Ujaran kebencian yang memenuhi jagat manusia, baik bentuk fobia terhadap sesuatu agama seperti islamofobia maupun labelisasi terhadap sesuatu kelompok adalah sumber malapetaka peradaban.” Sungguh sangat besar dan berat konsekuensi yang ditimbulkan oleh ujaran kebencian. Tidak hanya merusak persahabatan dan pergaulan di antara satu dengan lainnya, bahkan dapat menjadi awal akan hancurnya peradaban manusia. Begitu disampaikan oleh mantan Ketua PP Muhammadiyah itu.

Kita sepakat, jika ujaran kebencian dapat menjadi ancaman terhadap peradaban manusia, artinya sama dengan akan menjadi ancaman dari kemanusiaan itu sendiri. Maka saatnya kita bergandeng bahu untuk melawannya. Tidak semata menjadi pekerjaan polisi atau aparat hukum saja. Semua kita wajib menjagi agar ujara kebencian tidak merajalela di setiap titik kehidupan kita.***

24 Mei 2022

Merenungkan Kisah-kisah dalam Alquran

Merenungkan Kisah-kisah dalam Alquran


KANDUNGAN kitab suci (alquran) sangatlah luas. Tidak sekadar 'perintah' dan 'tegah' saja. Begitu selalu kita dengar ceramah para ustaz dan ulama. Juga yang kita baca di kitab-kitab atau media yang ada. Alquran adalah kitab terlengkap yang pernah ada. Sebagai firman Tuhan isi alquran tidak ada yang diragukan. Bahasa alqurannya, la raiba fiihi, tidak ada keraguan ke atasnya.

Salah satu kandaungan alquran adalah tentang kisah-kisah atau peristiwa. Setidak-tidaknya ada tiga macam kisah dalam Al-Qur’an . Ada kisah-kisah Nabi terdahulu yang mencakup tentang sepak terjang dakwah mereka kepada kaumnya. Atau tentang mukjizat yang Allah berikan kepada mereka dan para penentang dakwahnya serta perjalanan dan perkembangan dakwah mereka.

Lalu ada kisah-kisah yang menceritakan kejadian-kejadianmasa lalu serta orang-orang yang tidak termasuk nabi namun Allah sebut di dalam alquran. Kita mengenal nama wanita, Maryam yang melahirkan Nabi Isa As atau sosok yang bernama Lukman. Dan kisah lainnya adalah  kisah-kisah yang terkait peristiwa pada zaman Nabi Muhammad Saw. Seperti, perang Badar, perang Uhud dan beberapa peristiwa lainnya.

Tentu saja ada maksud dan tujuan mengapa Allah mengisahkan peristiwa-peristiwa itu. Seperti dijelaskan Syaikh Manna’ al-Qaththan, dalam buku berjudul Mabahits fi Ulum Al-Quran,  adanya kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an itu mempunyai beberapa tujuan atau hikmah. Hikmah itu antara lain, Pertama, sebagai bukti kesamaan misi dakwah Al-Qur’an dengan Nabi terdahulu. Di dalam kitab-kitab Nabi terdahulu itu tertulis informasi tentang datangnya Nabi terakhir. Tetapi sangat disayangkan, fakta ini sengaja disembunyikan, bahkan hal ini dilakukan oleh para pemuka agamanya sendiri.

Penyampaian kisah-kisah dalam alquran itu adalah sebagai bentuk untuk memperlihatkan bahwa apa yang dibawa Nabi Saw dan nabi-nabi sebelumnya sama, menjelaskan tentang ketuhanan yang sama. Artinya sekaligus untuk mengajak umat manusia untuk menyembah Tuhan yang Esa. Jika kisah-kisah nabi sebelumnya tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, bagaimana bisa para pembaca mengetahui kesamaan misi dakwahnya.

Kedua, bahwa kisah dalam Al-Qur’an memantapkan hati Nabi Saw dan umatnya atas agama. Hal ini digambarkan dengan perjuangan Nabi dan umat Islam dalam berdakwah dan menyebarkan agama Allah ini dengan berbagai penolakan bahkan siksaan yang dialami mereka. Maka untuk menghadapi itu dibutuhkan keimanan yang kuat dan spirit (semangat) yang dapat menjadikan hati mereka untuk mengobarkan cahaya keimanan.

Beratnya medan juang juga dirasakan oleh para utusan terdahulu. Intimidasi terhadap umat yang beriman juga pernah dialami oleh umat terdahulu juga. Namun, hal itu hanya sebagai cobaan saja, karena kemenangan akan tercapai cepat atau lambat dan kebatilan akan segera sirna.

Ketiga, bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur’an membenarkan kenabian sekaligus mengenang jasa Nabi terdahulu. Ini dapat kita amati dari hadits yang menyebutkan bahwa kelak di hari kiamat Allah akan mengumpulkan hamba-hamba-Nya dan meminta pertanggungjawaban masing-masing mereka.

Di lain sisi, kisah Al-Qur’an juga membuktikan kebenaran dakwah Nabi Saw. Keberadaan kisah-kisah dapat menjadi bukti kebenaran Nabi karena melihat faktor bahwa Nabi tidak pernah belajar sejarah dari seorang pun. Namun demikian, kevalidan cerita-cerita yang disampaikannya dapat dibuktikan secara ilmiah di masa-masa modern walaupun orang-orang tidak percaya kepada beliau. Malah ada yang menganggap apa yang dibawa oleh nabi sebagai sesuatu yang mengada-ada, bahkan menuduh Nabi sebagai orang yang gila.

Keempat, kisah-kisah dalam Al-Qur’an juga dapat menjadi bantahan bagi ahli kitab yang menghilangkan fakta-fakta kebenaran. Hal ini berangkat dari klaim-klaim ahli kitab yang kebanyakan mengada-ada, ataupun merekayasa suatu hal. Seperti, halnya mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah, ataupun sebaliknya.

Tidak hanya itu, kisah Al-Qur’an juga dapat berfungsi sebagai sarana pembelajaran yang efektif. Seperti diungkap sebelumnya, bahwa sebuah kisah itu merupakan salah satu bentuk kesusastraan yang dapat memancing perhatian pendengar dan lebih efektif menanamkan sebuah ajaran ke dalam hati. Berkisah ini telah menjadi salah satu sarana dan metode dalam pendidikan yang efektif dalam pembelajaran.***

20 Mei 2022

Salat Subuh dan Keutmaannya

Salat Subuh dan Keutmaannya


MENERUSKAN pesan tulisan berjudul Hikmah Pagi: Keutamaan Sholat Shubuh Berjamaah di Masjid yang diposting Sitha di laman hajinews.id pada hari Rabu (11/05/2022) lalu layak kita cemburu kepada orang-orang yang istiqomah melaksanakan salat subuh itu. Apalagi salat subuh itu ditunaikan secara berjamaah di masjid. Itu,  tentu saja jika kita belum atau tidak ikut melaksanakannya. Ya, sangat layak untuk cemburu. 

Salat subuh berjamaah di masjid ternyata memiliki keutamaan yang sangat besar dan melimpah. Begitu banyak keberkahan yang dilimpahkan Allah kepada kita sebagai seorang muslim yang melakukannya. Seperti dijelaskan dalam tulisan itu bahwa Nabi bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Sokhr bin Wida’ah al-Ghamidi. Kata Rasulullah Saw dalam hadits dalam bentuk doa, “Ya Allah berkahi umatku di waktu paginya. Karena itu pula, Nabi biasa mengutus pasukan perang pada pagi hari. Sahabat Sokhr al-Ghamidi merupakan pedagang, yang mengirim atau membuka dagangannya di pagi hari, kemudian, ia menjadi kaya dan hartanya bertambah.” (HR Ibnu Hibban)

Hal kedua, dikatakan bahwa Allah akan melimpahkan rezeki yang berkah. Lalu, jiwa menjadi tenang. Keempat, diganjar pahala yang besar. Kelima, mendapat jaminan dilindungi Allah Swt. Keenam, disaksikan dan dihormati para malaikat. Ketujuh, didoakan para malaikat dan dosa-dosanya diampuni. Itu belum cukup. Masih ada hikmahnya yang lain.

Kedelapan, salat subuh yang sebelumnya disertai qiyamullail maka setara dengan qiyamullail sepanjang malam. Lalu yang kesembilan, dimasukkan oleh Allah ke dalam surga. Selanjutnya, kesepuluh, diganjar pahala haji dan umrah, kesebelas, lebih dekat dengan Allah Swt dan keduabelas, salat subuh berjamaah di masjid itu lebih baik dari pada dunia dan seluruh isinya.

Masih ada? Ketigabelas, salat subuh berjamaah di masjid menjadi penerang pada hari kiamat. Kata Rasulullah Saw, “Berbahagialah mereka yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid, karena akan menjadi penerang pada hari kiamat kelak.” Tambahan lainnya, keempatbelas, diselamatkan dari api neraka, kelimabelas, dijamin keimanannya dan dijauhkan atau dilindungi dari kemunafikan, keenambelas, terhindar dari adzab Allah Swt dan ketujuhbelas, doa yang dipanjatkan setelah salat subuh berjamaah di masjid akan dikabulkan Allah Swt.

Begitu banyaknya perolehan keberkahan dari Allah kepada orang-orang yang melaksanakan salat subuh. Dan salah subuhnya berjamaah di masjid. Tidakkah kita akan cemburu kepada mereka yang melakukannya? Jika iya, ayo kita menajadi orang yang melaksanakannya. Semoga!***

17 Mei 2022

Pemuda Penghuni Surga, itu Karena Berakhlak Mulia

Pemuda Penghuni Surga, itu Karena Berakhlak Mulia


SETIAP kita ingin masuk surga. Siapapun kita. Berporfesi apapun kita. Karena surga adalah janji Allah yang merupakan tempat berlabuh terakhir dan abadi nan terindah setelah kematian manusia maka semua kita ingin menghuninya. Kita ingin tinggal di sana. Apakah kita akan mendapatkannya, inilah pertanyaannya.

Sebuah tulisan berjudul Inilah Sosok Pemuda Disebut Rasulullah SAW Penghuni Surga, Padahal Amalannya Sederhana Saja yang diposting di laman hajinews.id pada hari Selasa (10/05/2022) lalu menjelaskan tentang seseorang yang oleh Rasulullah dikatakan sebagai penghuni surga. Dalam hadits Rasulullah menyebut orang ini akan masuk surga meski ibadahnya biasa-biasa saja. Tidak terlalu getol dalam beribadah. 

Tersebab pernyataan Nabi itu para sahabat heran dan penasaran. Lalu bertanya dalam hati, apa gerangan yang membuatnya masuk surga? Dalam satu kisah, sebagaimana dikutip dari ceramah Direktur Quantum Akhyar Institute, Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan sebuah kisah tentang calon penghuni surga. Dikatakan dalam kisah itu, bahwa orang itu bisa-biasa saja ibadahnya. Lantas, amalan apa yang ia perbuat sehingga dijamin masuk surga? Dari hadits diriwayatkan Imam Malik Rasulullah Saw pernah berkata kepada para sahabat “Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga.”

Perkataan Rasulullah itu membuat para sahabat penasaran dengan sosok yang disebut oleh Nabi. Pada saat itu, para sahabat melihat seorang laki-laki Anshar dengan wajah basah. Laki-laki tersebut baru saja mengambil air wudhu sambil membawa sepasang sandal jepit. Sekilas tak ada sesuatu yang istimewa pada laki-laki tersebut.

Keesokan harinya, Rasulullah Saw mengatakan hal yang sama: “Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga”. Para sahabat pun semakin penasaran dengan sosok yang dimaksud Rasulullah. Namun, laki-laki yang membawa sepasang sandal jepit itu muncul lagi di hadapan para sahabat.

Ternyata Rasulullah Saw kembali mengatakan hal yang sama untuk ketiga kalinya. Para sahabat kemudian bertanya-tanya apa alasan laki-laki itu disebut sebagai calon penghuni surga. Salah satu sahabat, Abdullah bin Amr bin Ash pun memutuskan untuk membuntuti laki-laki yang disebut sebagai calon penghuni surga itu. Abdullah bin Amr bin Ash penasaran kira-kira amalan apa yang membuat laki-laki tersebut jadi salah satu orang yang selamat pada hari akhir.

Sahabat Rasulullah Saw itu kemudian meminta izin kepada laki-laki tersebut untuk menginap di rumahnya. Dengan begitu, dirinya akan mengetahui amalan apa yang dilakukan oleh laki-laki itu. “Aku telah bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selama tiga hari. Jika boleh, aku ingin tinggal bersamamu selama tiga hari,” ujar Abdullah kepada laki-laki itu.

Laki-laki itu pun menyambut dengan gembira: “Tentu, silakan,” Selama 3 hari menginap, Abdullah hanya melihat si laki-laki melakukan ibadah yang biasa saja. Laki-laki itu bahkan tak tak pernah menunaikan ibadah sholat Tahajud di sepertiga malam. Abdullah bin Amr selalu mendengar laki-laki itu berzikir dan bertakbir saat terjaga dari tidur. Selain itu, laki-laki itu baru bangun saat waktu sholat subuh tiba. Laki-laki itu juga tak pernah menjalankan puasa sunnah. Meski begitu, Abdullah melihat bahwa laki-laki itu hampir tak pernah berbicara dan hanya melontarkan ucapan yang baik.

Saat akan beranjak pulang, Abdullah akhirnya mengakui bahwa dirinya menginap hanya untuk mengetahui amalan yang membuat laki-laki itu menjadi calon penghuni surga. “Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan ayahku. Tujuanku menginap di rumahmu adalah karena aku ingin tahu amalan yang membuatmu menjadi penghuni surga, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah. Aku bermaksud dengan melihat amalanmu itu aku akan menirunya supaya bisa menjadi sepertimu. Tapi, ternyata kau tidak terlalu banyak beramal kebaikan. Apakah sebenarnya hingga kau mampu mencapai sesuatu yang dikatakan Rasulullah sebagai penghuni surga?” tanyanya.

“Aku tidak memiliki amalan, kecuali semua yang telah engkau lihat selama tiga hari ini.” jawab laki-laki itu. Dan ketika Abdullah berniat keluar dari rumah, laki-laki itu kemudian memanggilnya sambil mengatakan, “Benar, amalanku hanya yang engkau lihat. Hanya saja, aku tidak pernah berbuat curang kepada seorang pun, baik kepada Muslimin ataupun selainnya. Aku juga tidak pernah iri ataupun hasad kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya,” kata laki-laki tersebut.

Menurut Abdullah, mungkin amalan inilah yang membuatnya mendapatkan nikmat dari Allah sebagai calon penghuni surga. “Kemungkinan amalan inilah yang membuatmu mendapatkan derajat yang tinggi. Ini adalah amalan yang sangat sulit untuk dilakukan,” ujar Abdullah.

Dari kisah tersebut, kita bisa belajar bahwa sifat iri, dengki dan hasad dilarang dalam agama Islam. Rasulullah Saw bersabda, "Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya.” (HR Muslim).

7 Mei 2022

Dua Kemenangan di Bulan Ramadhan, Tetaplah Dipertahankan

Dua Kemenangan di Bulan Ramadhan, Tetaplah Dipertahankan


Catatan M. Rasyid Nur
KITA baru saja meninggalkan atau ditinggalkan bulan Ramadan. Selama satu bulan kita bersamanya, selama satu bulan itu pula kita berusaha meraih derajat terbaik yang dijanjikan-Nya. Janji itu hanya ada di bulan puasa. Itulah derajat takwa yang insyaallah akan menjadi modal kita beroleh tiket masuk surga-Nya. Di bulan Ramadan, dengan ibadah yang dilaksanakan sepenuh iman dan semata karena Tuhan maka dosa-dosa masa lalu itu akan mendapatkan ampunan. 

Meraih derajat takwa disebut pula dengan meraih kemenangan. Kalau ada kemenangan artinya harus ada yang dikalahkan. Atas keberhasilan mengalahkan itulah disebut meraih kemenangan. Adapun bentuk-bentuk kemenangan yang didapatkan antara lain kemenangan dengan kemurahan hati yang mengalahkan sifat kikir dan tamak. Lalu ada kemenangan lain keikhlasan yang mengalahkan sifat riya.

Kemenangan kemurahan hati  yang mampu mengalahkan sifat kikir dan tamak adalah kemenangan besar yang sebagian orang mampu meraihnya di bulan Ramadan dan sebagiannya mungkin belum mampu meraihnya. Ada banyak orang yang kikir dan tamak yang tiba-tiba berubah pada bulan puasa menjadi murah hati. Perasaan tidak ingin berbagi yang selama ini ada di hati bisa berubah menjadi ingin berbagi selama bulan puasa. Itulah kemenangan kemurahan hati.

Benar, kalau tamak dan kikir adalah penyakit yang bersarang di hati yang menjadi penyebab seseorang tidak mau berbagi. Hasrat ingin kaya yang tidak pernah puas membuat seseorang tidak sudi berbagi harta kekayaan dengan orang-orang yang membutuhkan. Boleh jadi karena tidak memahami bahwa pada harta kekayaan yang dimiliki ada hak orang lain di dalamnya. Atau jika sudah memahmi tetap saja tidak mau berbagi karena sifat tamak dan kikir tadi. Setiap diri dialah yang tahu mengapa seseorang tidak mau berbagi.

Alhamdulillah di bulan Ramadan sifat buruk itu dapat dikalahkan. Sifat murah hati mengalahkan sifat kikir dan tamak. Ini satu kemenangan yang tidak akan mudah. Tidak juga bisa datang serta-merta. Lazimnya karena usaha yang berat dan bersungguh-sungguh. Di bulan Ramadan hidayah Allah diberikan kepada orang-orang yang berusaha untuk mendapatkannya. Maka rajinlah orang yang tadinya kikir, kini menjadi murah hati untuk berbagi. Sifat kikir dan tamaknya dapat ditekan dan dikalahkan oleh sifat murah hatinya.

Kita tahu bahwa ketamakan dan kekikiran adalah adalah sisi buruk dari perilaku manusia yang sebenarnya akan mendatangkan mudharat. Disadari atau tidak sifat buruk inilah yang akan menjadi sumber malapetaka sosial yang melanda umat. Besarnya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang melanda suatu daerah atau di negera kita pada hakikatnya disebabkan karakter kikir dan tamak dari sebagian orang. Jurang pemisah antara kaya dan miskin, pejabat dan rakyat pada hakikatnya bermula dari terpeliharanya sifat kikir dan tamak. Maka beruntunglah jika kita mampu mengalahkan sifat ini, setidak-tidaknya dalam bulan Ramadan itu. Mari niatkan dan usahakan untuk seterusnya di bulan-bulan yang akan datang.

Kemenangan kedua yang ingin diulangbualkan di sini adalah kemenangan keikhlasan hati yang mengalahkan sifat riya. Kemangan ini juga menjadi kemanangan yang sangat penting bagi kita jika mampu meraihnya. Tidaklah mudah menjadi orang ikhlas (mukhlisin) yang sesungguhnya menjadi penentu nilai ibadah kita di mata Allah. 

Mukhlisin atau orang-orang ikhlas adalah golongan orang-orang yang Allah begitu ridha dengan mereka. Namun seikhlas-ikhlasnya dalam setiap amal tidak boleh sedikitpun merasa aman dari penyakit riya. Di sinilah peran kesabaran dalam ketaatan menjalankan perintah Allah. Kesabaran adalah proses puncak menuju maqam mukhlisin. Perlu proses juga untuk mendapatkannya. 

Puasa mengajarkan kita tentang bagaimana sebuah amal yang kita kerjakan hanya diketahui oleh Allah. Rasulullah sampai mengingatkan para sahabatnya, “Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, maka para sahabat bertanya: ‘apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?’. Beliaupun bersabda: ‘Syirik kecil itu adalah riya’. Pada hari kiamat ketika manusia dibalas dengan amal perbuatannya maka Allah akan berkata kepada orang-orang yang berbuat riya: ‘pergilah kalian kepada apa-apa yang kalian berbuat riya’, maka lihatlah apakah kalian mendapat balasan dari mereka”. (HR. Ahmad). Artinya riya itu sebuah penyakit yang mesti diobati atau dilawan.

Para ustaz sudah selalu mengingatkan bahwa penyakit riya amatlah berbahaya karena ia akan menjangkiti seseorang bukan dalam keadaan seseorang bermaksiat tetapi justru ketika seseorang beramal shalih. Selain itu bila seorang yang beriman dalam amal shalihnya ternodai oleh sifat riya, berarti terdapat dalam dirinya  satu bagian dari sifat-sifat kaum munafiqun. Alhamdulillah, jika proses ibadah selama puasa kemarin dapat mengalahkan penyakit ini maka itulah kemenangan penting yang juga akan mengantarkan kita ke pintu syurga.

Untuk dua kemenangan ini dan atau kemenangan-kemenangan lainnya, sikap kita tentu saja menjaga, merawat dan mempertahankannya untuk terus dilaksanakan pada waktu-waktu ke depannya. Semoga Allah memelihara kita untuk mampu bertahan dengan kemenangan ini.***

6 Mei 2022

Materi Khutbah Idl Fitri: Hakikat Kembali ke Fitrah*

Materi Khutbah Idl Fitri: Hakikat Kembali ke Fitrah*


PERTAMA-tama, marilah kita persembahkan puji dan syukur kita ke hadhirat Allah Swt atas kesempatan kita bisa berkumpul di tempat ini untuk menunaikan shalat Idul Fitri sembari kita mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil sebagai pengakuan kita akan kebesaran-Nya. Idul Fitri adalah hari raya kita, umat Islam yang disebut hari raya berbuka. Artinya, setelah sebulan penuh kita berpuasa, menahan lapar dan dahaga, kini tibalah saatnya hari berbuka. Itulah Hari Raya Berbuka.

Shalawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad Saw, Nabi yang telah mengajarkan kepada kita pentingnya menunjukkan kepedulian kepada sesama manusia juga dengan alam di sekeliling kita. Kita berdoa semoga keselamatan dan kesejahteraan tercurah kepada beliau, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya, allohumma solli ala sayyidina Muhammad...

Sebagai muslim, kita perlu dan wajib meyakini bahwa Allah Swt tidaklah akan menciptakan kita kecuali semata untuk menyembah-Nya. Firman Allah, .... yang artinya, Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku," (Az-Dzariyat: 56) sangat jelas menegaskan itu. Oleh sebab itu, jika ada manusia yang menyombongkan diri tidak mau taat dan tunduk kepada Allah, maka ia telah mengingkari tujuan ia diciptakan. Akibat dari keingkaran tersebut, ia akan menghuni neraka dalam keadaan dihinakan, na’uzubillahi minzalik

Hadirin, ketika kita masih berada di alam rahim, sesungguhnya Allah Swt telah meminta dan mengambil perjanjian kesiapan dari kita sebagai manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya sebelum kita lahir ke muka bumi. Allah menanyai ruh kita tentang kesiapan mengakui Allah Swt sebagai Tuhannya dengan semua konsekuensinya. Lalu ruh menjawab dengan tegas bahwa ruh bersaksi tiada 'Tuhan selain Allah' yang berhak diimani dan disembah. 

Sebagaimana firman-Nya, Allah bertanya kepada ruh, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap (ketauhidan) ini” (Al-A’raf: 172). Inilah bukti kesanggupan kita ketika masih berupa ruh.

Dalam menjaga komitmen kehambaan yang diikrarkan pada alam rahim tersebut, Allah Swt memerintahkan manusia (setelah lahir), agar menghadapkan wajah kepada agama yang lurus sebagai fitrah kehambaannya. Kita simak firman Allah sebagai berikut, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30) Jika kita melaksanakan perintah ini, itulah pertanda kita bertahan dengan fitrah kita.

Fitrah adalah kesucian jiwa yang senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah. Namun keadaan manusia dan lingkungan sekitarnya telah mempengaruhi kita sehingga menodai kesucian fitrah tersebut. Maka berubahlah ketauhidan menjadi kemusyrikan, keimanan menjadi kekafiran. Padahal kita sudah diberi tahu oleh Rasulullah Saw dalam sabdanya,

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)

Untuk mengembalikan hakikat fitrah itulah sesungguhnya Allah menganugerahkan bulan Ramadhan. Kita diwajibkan berpuasa agar kita berkesempatan menjadi orang bertakwa sebagai implementasi fitrah kita. Jika di penghujung Ramadhan kita merayakan Idul Fitri, maknanya adalah kesiapan untuk menjadikan momentum Ramadhan sebagai proses pembersihan diri dan kesadaran akan urgensi kembali kepada fitrah. 

Hakikat kembali fitrah itu harus dan dapat diwujudkan dalam bentuk 1) mengokohkan ketauhidan, 2) menguatkan komitmen ubudiyah, dan 3) memelihara karakteristik (akhlak) terpuji kita.

1)      Mengokohkan Ketauhidan

Ibadah Ramadhan telah kita sempurnakan kita laksanakan. Mulai dari puasa, shalat tarawih, tadarus AlQur’an, membayar zakat fitrah, zakat harta, dll hingga hari terakhir kita tuntaskan dengan melaksanakan shalat Idul fitri. Semuanya itu kita yakini sebagai bentuk aktualisasi keimanan kita kepada Allah Swt. Bukti ketauhidan yang kita miliki.

Sebagai hamba, kita menyadari begitu banyak kekurangan yang telah kita lakukan. Terkadang kita sibuk berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun bekerja keras dan banting tulang hanya untuk menyenangkan hati orang-orang yang kita cintai. Suami, misalnya menghabiskan hampir semua waktu siangnya untuk menyenangkan istrinya hingga berkali-kali ia meninggalkan shalat entah Zhuhur atau Asharnya. Sebaliknya istri menghabiskan hampir semua waktu malamnya untuk menyenangkan suaminya hingga berkali-kali ketinggalan shalat Maghrib dan Isyanya. Keadaan itu tentu menjadikan kita seolah lemah keimanannya hingga boleh jadi sampai pada titik keimanan yang sangat lemah. Jika suasana itu terus berlanjut, kita pasti akan semakin jauh dari fitrah kita.

Ramadhan adalah momentum yang sangat efektif untuk mengokohkan keimanan kita dan mengembalikan kita kepada fitrah. Ramadhan adalah bulan yang disiapkan Allah untuk mendidik jiwa-jiwa yang menjauhi-Nya untuk kembali kepada-Nya. Mendidik jiwa-jiwa yang berlumur dosa untuk datang memohon ampunan kepada-Nya. Mendidik jiwa-jiwa yang lalai ibadahnya untuk bersimpuh bersujud dan mengikhlaskan pengabdiannya.  Semoga Ramadhan ini mampu kita buktikan sebagai bulan mengokohkan iman dan ihtisab (mengharap pahala) kita kepada-Nya. Sabda Nabi, “Barang siapa berpuasa dengan iman dan ihtisab (mengharap pahala hanya dari Allah), akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

2)      Menguatkan Komitmen Ubudiyah

Fitrah kehambaan menuntut setiap muslim untuk membuktikan komitmen ibadahnya. Kita sebagai hamba Allah dituntut tidak hanya bersungguh-sungguh menunaikan semua ibadah-ibadah fardhu, tapi juga ibadah-ibadah sunnah.  Dalam Ramadan kita sudah buktikan, selain berpuasa solat fardhu kita juga melaksanakan tarwih, tadarus, bersedekah dan amalan sunah lainnya. Itulah yang akan mengantarkan kita ke derajat takwa sebagaimana Allah katakan, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183). Agar kita menjadi orang bertakwa. Ini semacam peruntah dari Allah.

Perintah takwa adalah perintah agama yang harus dilanggengkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita wajib memeliharanya hingga ajal kita tiba. Apabila seseorang memelihara ibadahnya secara benar dan konsisten, maka akan terangkat derajat ketaqwaannya, suatu derajat istimewa dan yang paling mulia di sisi Allah. Kata Allah, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kalian saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Jadi, jika kita ingin membuktikan kesungguhan kita untuk kembali kepada fitrah, salah satu bentuknya adalah dengan membuktikan komitmen ibadah kita. Komitmen ubudiyah. Kita jaga shalat fardhu dan melengkapi dengan shalat-shalat sunnah. Kita tunaikan puasa wajib dan melengkapinya dengan puasa-puasa sunnah. Mengeluarkan zakat (jika mampu) dan menyempurnakannya dengan infak dan sedekah. Kita melaksanakan haji dan menyempurnakannya dengan umrah. Inilah komitmen ubudiyah yang perlu kita pertahankan.

Dengan menjaga komitmen ubudiyah yaitu dengan konsisten beribadah dan menegakkannya secara sempurna, artinya kita mampu kembali kepada kesucian fitrah kita bagaimana diberikan Allah pada saat awal kita diciptakan-Nya.

3)      Memelihara Akhlak Terpuji

Menjaga karakteristik atau akhlak kehambaan kita adalah salah cara untuk kembali ke fitrah. Karakteristik yang dimaksud adalah karakter amanah, jujur, sabar dan syukur. Dengan akhlak itu kita akan merasakan ketenangan dalam hidup. Tidak perlu merasa khawatir sebagaimana khawatirnya orang yang suka berkhianat, karena takut terbongkar pengkhianatan-nya, atau seperti pendusta yang takut terbongkar kebohongannya. Insyaallah juga akan terhindar dari bahaya pertengkaran dan perselisihan, karena sifat sabar yang dimiliki. Orang amanah, jujur, sabar dan syukur adalah orang yang akan disenangi dan dirindukan semua orang.

Semua karakter terpuji itu tentu tidak lahir begitu saja, tapi melalui proses penempaan dan pelatihan. Salah satu sarana pelatihan itu adalah puasa yang kemarin kita laksnakan di bulan Ramadan. Sesungguhnya dengan berpuasa, seseorang akan terdidik untuk bersifat amanah, karena dalam berpuasa syarat utamanya adalah amanah. Orang berpuasa akan memelihara amalan puasanya semata-semata karena Allah Swt. Ia mungkin bisa berbohong kalau ia makan dan minum secara sembunyi, tapi ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri yang sedang terkondisi untuk mendekat kepada Allah Swt.

Selain itu, puasa juga membentuk karakter sabar. Rasulullah bersabda: “Puasa adalah setengah dari kesabaran”. Dengan menguatnya sifat sabar akan bisa menjaga diri untuk tidak terlibat dalam konflik, pertentangan, apalagi permusuhan sekecil apa pun lingkup dan kadarnya. Dan kalau pun harus terlibat dalam sebuah perbedaan pendapat, tetap bisa menyikapinya dengan sikap-sikap yang bijaksana. Firman Allah Swt:

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Anfal: 46)

Maka marilah kita kokohkan persaudaraan kita sesama muslim di atas rasa cinta lainnya. Janganlah perbedaan-perbedaan menjadikan kita saling berbantah-bantahan dan saling membenci. Ingat, sikap itu hanya akan memuaskan setan dan hawa nafsu yang selalu menyuruh kepada keburukan. Kita juga akan dihinggapi rasa lemah dan gentar sehingga kita tidak akan pernah menjadi umat yang kuat. Hati kita pun akan kehilangan karakteristiknya yang terpuji, berganti dengan karakter pemarah, egois, dan merasa paling benar. Akhlak mulialah yang akan menjaga fitrah kita.

Demikianlah khutbah kita pada hari ini, semoga Allah memberikan umur yang berkah kepada kita dan memberikan kemampuan untuk bertahan pada kebenaran. Amin.***

*Dibawakan pada solat Id 1443 di halaman Masjid Al-Mubarak, Meral, 02.05.2022



30 Apr 2022

Selain Tarwih dan Bersedekah Teruslah Membaca Alqur

Selain Tarwih dan Bersedekah Teruslah Membaca Alqur


SELAMA Ramadan ini, jika kita sukses menyatukan ibadah seperti solat sunat tarwih, bersedekah dan membaca alquran, maka bersyukurlah kepada Allah. Tidak mudah melakukan itu bersamaan atau sekaligus. Itulah prestasi terbaik yang sejatinya dicapai oleh setiap mukmin di bulan suci yang datang setahun sekali.

Tarwih mungkin tidak membuat sulit untuk melakukannya. Kebetulan setiap masjid atau musolla selama Ramadan ini menghelat solat tarwih setelah solat Isya. Kita tinggal bergabung ke masjid atau musolla yang kita suka. Mungkin karena dekat dari rumah atau mungkin rumah ibadahnya asri dan adem solat di sana. Pokoknya setiap menjelang Isya kita datang dan terus berada di sana hingga tarwih atau witir selesai.

Untuk ibadah seperti bersedekah yang pahalanya pun berlipat ganda hitungannya selama bulan puasa juga relatif mudah melaksanakannya. Seperti menunaikan solat tarwih yang tinggal hadir ke masjid atau musolla maka memberikan sedekah atau inafaq dari sebagian rezeki yang dimiliki juga mudah. Bersamaan niat pergi tarwih kita bisa sambil membawa uang untuk sedekah. Di setiap masjid atau musolla selalu ada kotak tempat kita memberikan sedekah atau infaq. Dengan 'kotak amal' yang sudah tersedia kita tinggal memasukkannya saja. Selesailah sudah niat sedekah kita tertunaikan. Ingin setiap malam di setiap kita hadir atau setiap kesempatan lainnya, terserah kita.

Jadi, bersedekah juga tidak membuat kesulitan untuk menunaikannya. Jika rutin kita hadir ke masjid atau musolla lalu secara rutin pula kita memgisi saku baju atau celana kita dengan uang yang sudah disediakan, maka tinggal memasukkannya saja ke dalam kotak amal yang ada di masjid atau musolla. Perjuangannya hanya antara keinginan bersedekah dengan tidak ingin bersedekah saja yang akan diperjuangkan. Jika perasaan tidak ingin yang memnang, maka gagallah kita melaksanakan niat untuk bersedekah.
 
Amalan berikutnya yang sepintas juga mudah adalah membaca alquran. Hanya perlu menyediakan waktu untuk membacanya. Bisa sesudah tarwih atau pada waktu-waktu lainnya. Jika kita ingin sesudah tarwih juga ada kemudahan dan semangat tersendiri disebabkan kebanyakan jamaah masjid atau musolla sudah membiasakan melaksanakan kegiatan tadarus. Kita tinggal bergabung dengan jamaah tadarus bakda tarwih ini. Namun jika ingin sendiri, dapat dilakukan di rumah.
 
Satu hal yang perlu kita pahami bahwa membaca alquran itu penilaian pahalanya adalah dari setiap huruf yang kita baca. Satu ayat dari satu surah alfatihah, misalnya memiliki 17 huruf (ayat pertama) yang kita baca maka kita sudah mendapatkan minimal 10 kali lipat berbanding di hari biasa. Tinggal kita kalikan berapa banyak pahalanya.
 
Dan jika malam saat kita membaca itu ternyata ditakdirkan adalah malam lailatur kadar, maka perumpamaan bacaan kita itu adalah lebih baik dari pada kita membaca terus-menerus selama 1000 bulan alias 83-an tahun tanpa berhenti. Bukankah itu satu jumlah yang sangat besar jika kita lakukan? Maka benar yang selalu diingatkan para ustaz, sejatinya merangkai tiga ibadah ini sekaligus adalah cara terbaik bagi kita untuk mendaptkan derajat takwa yang dijanjikan Allah. Sudahkah terlaksana? Hanya kita yang bisa mengetahuinya. Bagaimanapun Ramadhan akan segera berakhir dan meninggalkan kita.***

28 Apr 2022

Ada Orang Kaya yang Miskin, Kata Quraish Shihab

Ada Orang Kaya yang Miskin, Kata Quraish Shihab


INILAH orang yang materi dan hartanya melimpah tapi dikatakan miskin. Miskin versi seorang ulama besar yang ceramah (tuturannya) senantiasa mencerahkan umat. Begitu pula tulisan-tulisannya selalu ditunggu banyak orang untuk menambah pengetahuan dan wawasan keagamaan. Dia adalah Quraish Shihab yang karya spektakulernya, Tafsir Al-Misbah telah membuat namanya sejajar dengan ahli tafsir dunia, bahkan melebihinya. Quraish Shihab adalah ulama yang selalu menjadi sumber ilmu oleh umat Islam.

Dalam satu tulisan berjudul KH Quraish Shihab: Banyak Jutawan Miskin yang dimuat hajinews.id hari Senin (25/04/2022) lalu dengan gamblang Quraish Shihab menyatakan bahwa kekayaan tidaklah karena banyak dan melimpahnya harta-benda atau uang. "Kekayaan tidak dinilai dari banyaknya harta yang dimiliki," begitu kata Quraish Shihab kurang-lebihnya. Kekayaan justeru akan dihitung dari banyaknya harta yang tidak dibutuhkan. Maksudnya, karena tidak dibutuhkan lalu harta itu diberikan kepada yang membutuhkan. Maka itulah kekayaan yang hakiki.

Karena itu, kata Quraish Shihab alangkah banyaknya jutawan yang miskin disebabkan hartanya disimpan saja seolah menjadi kekayaannya. Hartanya dipegang sendiri dalam kemasan sendiri yang akhirnya itu tidak akan berguna buat dirinya. Selama harta itu dikuasai sendiri tanpa memberi kemanfaatan kepada orang lain maka selama itu pula harta itu tidak akan menambah kekayaan penyimpannya. Yakinlah, katanya bahwa setiap yang diberikan kepada orang lain sebagai infaq atau sedekah maka itulah kekayaan yang sebenarnya. Kelak akan menjadi tabungan yang menolong pemiliknya dalam segala kesusahan di Yaumil Akhir.

Seperti selalu disampaikan para ustaz bahwa rizki pada hakikatnya bukan sekadar materi. Rizki itu terkadang bisa berupa kemudahan dalam pekerjaan, kebahagiaan dalam perkawinan, kebebasan dari bencana, anak yang sehat dan soleh, teman tulus yang mendukung, dan yang paling utama adalah taufik, yakni persesuaian kehendak kita sebagai hamba dengan kehendak Allah sebegai penentu. Kata Quraish Shihab seperti dimuat tulisan itu bahwa bentuk kemudahan dan kebahagiaan adalah kekayaan yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada harta-benda dan uang.

Jika demikian, bagi orang yang hanya menyimpan sendiri hartanya, seberapa banyak pun harta itu, sesungguhnya dia adalah orang miskin di mata Allah. Simpanannya itu hanya ada di dunia saja. Tapi harta itu diberikan untuk jalan Allah, untuk kemanfaatan dan kemaslahatan umat manusia, maka itulah kekayaan sesungguhnya.***

22 Apr 2022

Makanan yang Dimakan Ternyata Berpengaruh kepada Iman

Makanan yang Dimakan Ternyata Berpengaruh kepada Iman


TENTANG pengaruh makanan kepada iman semua orang --muslim-- atau sebagian besar mengakui itu. Ada pengaruhnya. Selalu disampaikan oleh para guru, para ustaz atau ditulis di banyak media. Kita kutip sebuah tulisan berjudul Hikmah Malam: Pengaruh Makanan Haram pada Iman Seorang Muslim yang diposting di laman hajinews.id pada hari Kamis (21/04/2022) kemarin mengulang peringatan itu. Di bulan Ramadan penuh kemuliaan ini layak terus-menerus kita baca masalah ini.

Bahwa setiap makanan akan mempengaruhi tubuh (pisik) kita, itu sudah pasti. Dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh maka keadaan tubuh kita akan ditentukan oleh makanan itu. Makanan sehat akan menjadikan badan kita sehat. Makanan yang tidak sehat otomatis akan menjadikan badan juga tidak sehat. Ini dikatakan pengaruh secara pisik. Dan ternyata makanan pun membawa pengaruh secara non pisik. Sebutlah pengaruhnya kepada keimanan seseorang.Seperti dijelaskan dalam artikel di atas bahwa keimanan dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya adalah konsumsi yang masuk ke dalam tubuh. Bukan hanya baik dan buruk atas kandungan gizinya saja, namun status halal dan haramnya juga mempengaruhi. Suatu makanan memiliki efek besar terhadap kondisi orang yang memakannya. Haram-halanya makanan ternyata berpengaruhi langsung kepada orang yang memakan makanan tersebut.

Menurut keyakinan kita (muslim) apabila seseorang itu selalu memperoleh sesuatu yang haram, sebutlah makanan yang harfam maka sudah pasti akan terjerumus kedalam lembah kesesatan. Inilah keyakinan atau keimanan kita. Secara lahiriah boleh saja dikatakan tidak sesat dalam arti salah jalan atau salah alamat menempati rumah atau sesuatu. Tapi makna keimanan dan akidah, orang yang memakan atau mendapatkan sesuatu yang statusnya haram maka orang itu dikatakan akan terjerumus kepada kesesatan.

Beberapa contoh kriteria kesesatan, misalnya jika ada seseorang atau orang yang merasakan begitu berat mengerjakan ketaatan, tapi mudah saja dalam melakukan kemaksiatan maka tanda-tanda ini dapat dikategorikan sebagai orang yang dalam kesesatan. Penyebab utamanya boleh jadi karena yang bersangkutan senantiasa mengkonsumsi makanan dan minuman haram. Mungkin dia tidak merasa ada masalah, tidak merasa sesat, misalnya, tapi perbuatannya cenderung melakukan perbutan maksiat, maka itulah pertanda kita sudah terjerumus ke dalam kesesatan.

Mengutip hadits Nabi yang maknaya, “Tidaklah peminum khamar, ketika ia meminum khamar termasuk seorang mukmin.” (HR Bukhari Muslim) dapat kita artikan bahwa seorang peminum khamar yang bukanlah seorang mukmin. Jika dia bukan seorang mukmin, itu artinya dia sudah berada di luar status mukmin. Istilah lainnya dapat dikatakan sebagai non mukmin alias orang yang sesat. Dan meskipun hanya menjelaskan khamar saja, namun sebenarnya hal tersebut berlaku untuk semua makanan dan minuman haram lainnya. Apapun makanan dan minumannya, selama itu berstatus haram artinya akan menjadikan peminumnya seorang yang sesat.

Lain halnya apabila kita mendapatkan rezeki atau makanan yang halal maka kecenderungan kita pun biasanya akan berbuat yang diredhoi Allah. Seseorang yang istiqomah mengkonsumsi makanan dan minuman halal maka tindakan dan perbuatannya pun akan konsisten sejalan dengan tuntunan Allah. Dalam alquran (Surah Al-Mukminun ayat 51) Allah mengatakan, “Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” artinya makanan yang halal yang kita makan akan sejalan dengan amalan saleh yang dikerjakan.

21 Apr 2022

Catatan Tausia Ustaz Abu Syahid Chaniago

Catatan Tausia Ustaz Abu Syahid Chaniago


SELASA (19/04/2022) malam lalu ada tausiah di Masjid Baitul Karimun, Kecamatan Karimun. Malam itu adalah malam Nuzul Quran Pemda Kabupaten (Pemkab) Karimun untuk tahun 1443 atau 2022. Setiap tahun di setiap peringatan hari-hari besar agama (Islam) Pemkab selalu melaksanakan peringatan. Dan peringatan Nuzul Quran tahun ini dipusatkan di Masjid Besar Kecamatan Karimun, Baitul Karimun. 

Selain Bupati, H. Aunur Rafiq dan Pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) hadir pada acara itu pimpinan Forkopimda atau yang mewakili. Dan tentu saja para jamaah masjid Baitul Karimun dan dari beberapa masjid yang berlokasi tidak jauh dari masjid ini. Ada juga tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain-lainnya. Kegiatan tausiah dilaksanakan bakda solat tarwih. 

Dalam tausiahnya yang cukup panjang Ustaz Abu Syahid Chaniago menyampaikan banyak hal berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat dengan menyitir ayat-ayat alquran dan hadits sebagai dasar argumennya. Kata Ustaz, tiga hal yang disukai oleh Nabi kita, Muhammad Saw antara lain, 1) Salat di awal waktu; 2) Menghormati orang tua; 3) Berjihad di jalan Allah. "Nah, malam ini, semua hadirin yang ikut pengajian ini, setelah tadi berniat dari rumah untuk mengikuti majelis ilmu, berarti Bapak dan Ibu sudah termasuk orang yang berjihad," jelasnya. Artinya nabi pasti suka dengan kita.

Di bagian lain ustaz juga membahas tentang suami dan isteri soleh dan solehah. Dia jelaskan, misalnya kirteria suami soleh, antara lain, 1) Bertanggung jawab memberi makan (yang halal) kepada anak-isteri; 2) Bertanggung jawab memberi pakaian isteri dan anak-anak (perempuan) yang menutup aurat; 3) Bertanggung jawab memberi tempat tinggal atau rumah yang aman dan nyaman; 4) Bertanggung jawab memberi pendidikan anak-anak; dan 5) Memberi perhatian kepada isteri. Dengan menambahkan penjelasan yang lebih detail perihal kriteria itu, membuat jamaah begitu antusias menyimak tausiahnya.

Tentang kriteria isteri solehah ustaz Chaniago memberikan rincian antara lain, 1) Membuat sejuk hati suami saat melihatnya; 2) Membuat sejuk hati suami saat dia bertutur kata; 3) Dia cepat tanggap untuk  mematuhi perintah suami, serta beberapa kriteria lain yang pada intinya bagaimana isteri itu patuh dan taat kepada sumianya selain tentu saja kepada Allah. Kerja-kerja di rumah tangga dan mengurus anak-anak selalu selesai dengan baik. "Itulah ciri-ciri isteri yang solehah," tegasnya.
 
Ustaz Chaniago juga menyampaikan tentang doa Malaikat Jibril yang diaminkan Nabi Muhammad, yakni, 1) Celakalah orang yang dapat berjumpa dengan orang tua yang sudah renta tapi tak dapat membuanya masuk syurga; 2) Celakah orang yang ketika disebut nama Nabi mulutnya diam saja; 3) Celakah orang yang berjumpa Ramadhan tapi tidak dapat ampunan dari Allah. "Sungguh ini merugikan sekali," ingatnya kepada jamaah. Janganlah kita sampai termasuk orang yang didoakan oleh malaikat itu.***