Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

9 Nov 2023

Pencanangan Pemilu Berintegritas untuk Hasil Pemilu Berkualitas

Pencanangan Pemilu Berintegritas untuk Hasil Pemilu Berkualitas


ADALAH hasil yang hebat yang diharapkan dari Pemilu 2024 nanti. Hebat dalam arti hasil Pemilu itu nanti selain prosesnya berjalan jurdil (Jujur dan Adil) juga yang terpilih adalah orang yang jurdil juga. Kalau jurdil pada pelaksanaan artinya tidak ada kecurangan sedangkan jurdil dalam hasil maksudnya orangnya bisa dipercaya karena tidak pembohong (korupsi, dll) dan adil artinya tidak pilih kasih. 

Itulah harapan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penyelenggara Pemilu 2023 yang dibuka Presiden RI, Jokowi pada hari Rabu (08/11/2023) kemarin di Puri Agung Ballroom, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Kita (saya) sendiri hanya menyimaknya di layar televisi yang kebetulan menyiarkan acara itu secara langsung. Pernyataan itu pula yang dapat dan ingin saya sampaikan pada catatan ini.

Sebagaimana kita simak langsung atau memahami dari media yang menyiarkannya, Presiden Jokowi secara resmi membuka Rakornas Penyelenggara Pemilu Tahun 2023, itu di Puri Agung Ballroom, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Kita dengar bahwa dalam sambutannya, dia menyampaikan apresiasi kepada seluruh penyelenggara pemilihan umum (Pemilu) atas kerja kerasnya dalam melaksanakan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2024.

Mengutip pernyataannya, “Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh penyelenggara Pemilu yang terus bekerja keras untuk melaksanakan tahapan-tahapan Pemilu 2024, baik dari DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu), dari Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum), dan dari KPU (Komisi Pemilihan Umum).” Jelas pernyataannya itu, bahwa dia sangat perhatian terhadap kinerja lembaga yang bertanggung jawab untuk kegi itu.

Katanya lagi, Pemilu Serentak 2024 merupakan pesta demokrasi terbesar yang pernah diselenggarakan di Tanah Air, karena melibatkan 840 ribuan TPS (Tempat Pemungutan Suara). Karena itu kata Presiden, tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemilu kali ini juga besar, mulai dari akuntabilitas, integritas, hingga mekanisme distribusi dan pengamanan.

Bagaimanapun inti yang penting dari semua lembaga yang disebut presiden adalah terlaksananya kegiatan Pemilu itu dengan baik agar menghasilkan juga hasil yang baik. Tidak sekadar baik, tapi juga mesti hebat. Kita yakin, itulah yang diinginkan Kepala Negara itu. Semoga saja.***

7 Nov 2023

Pengembangan Diri Guru dan Tradisi Membaca

Pengembangan Diri Guru dan Tradisi Membaca


BEBERAPA kali sudah mengikuti pelatihan. Berbagai penataran dan sejenisnya selalu juga diikuti. Kegiatan MGMP pun tidak diabaikan. Tapi mengapa merasa tidak berkembang dan tidak bertambah meningkat juga profesionalitas dalam mengajar? Mengapa tetap susah mengaktifkan anak dalam pembelajaran? Itu curhat beberapa guru ketika ngobrol-ngobrol ringan di satu pertemuan sesama guru beberapa waktu lalu. Sudah lama, saat masih aktif di sekolah.

Sebagai sesama guru, saya memahmi kegalauan rekan-rekan ini. Masa kerja sebagai guru (PNS) juga sudah lumayan lama. Dalam golongan III/ C senior, berarti tiak kurang masa kerja antara 7-8 tahun. Itu bukan waktu yang sebentar. Sayang memang jika rekan-rekan guru ini belum juga merasa enjoy dalam tugas. Masih merasa belum mampu menciptakan kelas yang efektif dan atraktif sebagaimana tuntutan pembelajaran yang menyenangkan.

Sesungguhnya merasa kekurangan dan merasa belum berkembang dalam mengemban tugas sebagai guru, itu adalah sesuatu yang positif. Menurut saya sikap merasa belum juga mampu menjadi guru yang baik, itu adalah sikap sportif yang positif walaupun bernilai negatif karena kemampuan pengembangan dirinya tidak berjalan dengan baik. Ada pengakuan sendiri atas kekurangan dan kelemahan dalam menjalankan tugas tentu saja sesuatu yang baik.

Tentu saja perasaan itu tidak boleh diendap begitu saja. Tidak boleh guru membiarkan dirinya dalam ketidakmampuan terus-menerus dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawab sebagai guru. Tercapainya predikat guru profesional dalam arti berkemampuan dalam melaksanbakan fungsi dan tanggung jawab sebagai pendidik dengan baik, harus terus diusahakan.

Mungkin banyak cara dan strategi yang dapat dilakukan. Berdiskusi dan saling berkomunuikasi antara satu guru dengan lainnya, adalah salah satunya. Tapi mengembangkan tradisi membaca adalah dasar dari segala usaha itu. Berkomunikasi dengan berbagai fasilitas yang tersedia saat ini memungkinkan dan memudahkan para guru untuk saling memberi dan menerima dalam komuniukasinya. Tapi budaya membaca tetap akan menjadi kunci dari usaha pengembangan diri itu. Maka jangan pernah berhenti membaca. Hanya membacalah yang akan membuat guru banyak tahu dan kian mengerti kalau dia masih banyak yang perlu diketahui. Ayo, mari terus mengembangkan budaya membaca terutama pada anak-anak kita.***
Sudah Diposting pada www.koncopelangkin.blogspot.com

31 Okt 2023

Mereka Berlenggang-lenggok di Bulan Bahasa Sekolah

Mereka Berlenggang-lenggok di Bulan Bahasa Sekolah


Catatan M. Rasyid Nur 

INI peringatan Bulan Bahasa Sekolah. Maksudnya sekolah melaksanakan peringatan Bulan Bahasa yang jatuh di bulan Oktober setiap tahunnya. Bulan Bahasa juga terkait dengan peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh di setiap tanggal 28 Oktober. 

Tentu saja menyenangkan sekali. Peringatan Bulan Bahasa yang dihelat sekolah kali ini para siswa menampilkan aneka atraksi tari. Sangat menyenangkan melihat mereka. Mereka bergrup per kelasnya masing-masing. Setiap kelas mereka tampil dengan kreasi kelasnya. Wali kelasnya juga ada diantara mereka. 

Mereka sedang berdefile dengan aneka kreasi tari itu. Hebatnya hampir semua tari daerah Nusantara mereka bawakan meskipun sekilas saja. Setiap kelas berbeda tari atau atraksinya. Ada 15 kelas yang tampil dalam defile ini. Dalam waktu 2-5 menit saja per kelasnya. Lalu tampil kelas lainnya. Begitu seterusnya hingga semua kelas yang ada di sekolah ini tampil pengisi defile itu.

Itulah para siswa SMA Negeri 3 Karimun, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri. Kemarin Senin (30/10/2023) itu SMA Negeri satu-satunya di Kecamatan Meral, ini menghelat kegiatan peringatan Bulan Bahasa. Mereka sejalankan kegiatan itu dengan praktik P5 IKM yang mereka terapkan di sekolah mereka. Mereka mengundang beberapa pejabat kabupaten dan kecamatan serta para mantan Kepala Sekolah ini untuk menyaksikan kreasi mereka.

Hal yang menarik adalah bahwa defile yang berisi kreasi tari itu mereka bawakan ketika acara akan dimulai. Maksudnya masih dalam pra acara. Sebelum acara pembukaan resmi dimulai mereka menampilkan semua kelas yang ada dengan kegiatan defile. Setiap kelas tampil dengan membawakan kreasi tari dan seni gerak lainnya. Mereka berlenggang-lenggongk di depan para guru, para siswa dan tentu saja di depan undangan lainnya.


Sangat menyenangkan menyaksikan mereka. Ini tontonan kreasi seni yang menarik. Gratis pula. Jika kreasi seni yang mereka tampilkan ini terus dikembangkan tidak tertutup kemungkinan mereka kelak akan menjadi praktisi seni secara profesional. Bisa menjadi penari atau pelatih tari dan bisa juga bentu seni lainnya. Menariknya juga, para guru yan tergabung dalam kelompok P5 mereka juga tampil dengan membawa hasil karya siswa dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka yang mereka terapkan di sekolah.

Berkaitan dengan peringatan Bulan Bahasa sendiri pihak sekolah melaksanakan beberapa lomba yang berkaitan dengan literasi, antara lomba membaca puisi, lomba mendongeng dan paduan suara. Selain itu juga ada lomba pojok baca dan stand bazar yang memajang hasil karya siswa. Untuk lomba baca puisi dan mendongeng, pesertanya adalah para siswa dari SMP/ MTs yang ada di Kecamatan Meral dan Meral Barat. Sementara paduan suara, pojok baca dan bazar khusus untuk siswa/ wi SMA Negeri 3 Karimun sendiri.

Selamat dan sukses untuk seluruh siswa, guru, Kepala Sekolah dan semua keluarga besar Smantika (SMA Negeri Tiga Karimun) Bertamadun yang telah tampil memuaskan. Peringatan Bulan Bahasa ini sungguh berkesan bagi siapa saja yang kebetulan hadir. Lenggang-lenggok siswa dalam kreasi tarinya membuka mata dan wawasan, kelak mereka semoga menajdi orang yang kreatif.***

Drs. H.M. Rasyid Nur, MM, mantan Kasek 

16 Okt 2023

Quavadis Generasi Emas 2045 Tanpa Generasi Milenial

Quavadis Generasi Emas 2045 Tanpa Generasi Milenial


Oleh Gamyanda Adry Perdana 
Generasi milenial adalah generasi yang tumbuh di saat dunia sudah mengalami kemajuan teknologi, sehingga otomatis mereka sangat mahir dalam menggunakan teknologi. Istilah 'milenial' tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe pada tahun 1987. 

Indonesia adalah negara dengan total generasi milenial sebanyak 69.38 juta jiwa atau 25, 87% pada tahun 2020, sebagaimana telah diinfromasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021. Seperti yang kita ketahui generasi milineal memiliki peran dalam hal perkembangan teknologi ketika sekarang dunia sangat dipengaruhi teknologi. Hal tersebut menjadi bukti dan gambaran nyata bahwa generasi milineal negara Indonesia sangat berperan dalam kemajuan pengetahuan dan teknologi IT menyongsong Generasi Emas tahun 2045. 

Era New Society 5.0 dalam perkembangan teknologi modern adalah struktural penting dalam perkembangan dunia karena tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Menurut CEO & COACH HR Academy, Wulan (2021) mereka menyebutkan bahwa, "Society 5.0 merupakan sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan teknologi dengan menyelesaikan masalah melalui sistem yang mengintegrasikan dunia maya dan ruang fisik”. 

Menurut Serpanos (2018) “Ada beberapa tantangan lain yang harus dihadapi, yaitu integrasi dan peningkatan perangkat lunak, interoperabilitas jaringan, dan sinkronisasi, pemrosesan informasi, dan aplikasi real time, serta yang terpenting keamanan”. Selama berkembangnya era society 5.0 tentunya akan melahirkan permasalahan baru dan ancaman yang muncul dikalangan generasi milenial. Permasalahan ini sudah terbaca oleh para ahli saat era Society 5.0 dikemukakan. 

Karena era Society 5.0 adalah kecerdasan buatan (artificial intelligence) tentunya teknologi dan manusia akan hidup secara berdampingan. Sebagai kaum milenial yang hidup di era teknologi modern tentunya kita harus mahir dalam menggunakan teknologi tersebut. Ancaman generasi milenial dalam menghadapi Society 5.0 ini adalah akumulasi data yang melimpah akan membuat kaum milenial menjadi lebih sulit dalam memperoleh data yang akurat. Dalam artian akan sulit mengetahui kebenaran data tersebut sehingga timbullah informasi hoax, karena fakta era 5.0 terdapat akumulasi data yang melimpah. 

Tergantikannya pekerjaan manusia oleh mesin-mesin atau robot yang telah canggih akan mempersempit lapangan pekerjaan. Sungguh fakta yang membuat kita sebagai generasi milenial harus siap untuk menghadapi era Society 5.0. Perkembangan teknologi memang memudahkan kita itulah kelebihan dari perkembangan teknologi ini tapi tidak bisa dipungkiri dari dampak yang akan dihasilkan nantinya.

Apabila peran generasi milenial sudah tergantikan oleh teknologi yang lebih canggih akan sangat membahayakan dan berdampak kepada generasi milenial tentu banyak pengangguran akan bermunculan. Maka kita sebagai generasi milenial harus berkembang lebih pesat dari sekarang agar masa depan agar kita tidak digantikan oleh teknologi. Berbagai upaya tentu harus kita lakukan demi mengoptimalkan peran, dan potensi generasi milenial di masa depan, pastinya selalu terdapat hal-hal yang menghalangi perkembangan tiap pribadi. Mulai dari isu-isu krusial dan masalah-masalah baru yang bermunculan diantara lain sebagai berikut: 

1. Finansial Generasi millenial cenderung khawatir dengan ketidakstabilan finansialnya di awal karir. Disamping itu, akibat terbawa arus, banyak yang memaksakan untuk mengikuti gaya hidup yang tinggi. Lingkaran inilah yang pada akhirnya menjadi penyebab stress tertinggi Millenial. Disamping itu, Millenial dan banyak yang menjadi sandwich generation. Artinya generasi ini terbebani oleh 3 tekanan, yaitu dia harus mampu menghidupi dirinya sendiri, menghidupi orang tuanya, dan menghidupi keluarganya (anak & istri) jika sudah berkeluarga. 

2. Sains dan Teknologi; Kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini, menghadirkan robot yang banyak menggantikan peran manusia. Era society 5.0 menjadi tantangan besar dan tersendiri bagi kaum millennial. Mereka dituntut untuk mampu beradapatasi dengan kondisi seperti ini dan menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru yang mendukung jalannya society 5.0, sehingga peran manusia tidak akan tergantikan oleh hadirnya robot yang memiliki kemampuan cerdas. 

3. Sosial Media; Sosial media menjadi tantangan besar bagi Millenial, karena ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi bermanfaat untuk berkomunikasi dan membangun jaringan, tapi di sisi lain juga banyak menimbulkan efek negative. Social pressure online dan online bullying menjadi dua poin mengapa hidup terasa lebih berat bagi Millenial. Ditambah, muncul fenomena baru bernama FOMO atau fear of missing out yaitu saat seseorang merasa gelisah dan takut akibat merasa ‘tertinggal’ apabila tidak update dengan sosial medianya. Efek stress yang ditimbulkan karena penyebab-penyebab tersebut pun beragam. Dari mulai rasa cemas yang berlebihan, kurang motivasi dan hilang fokus sampai depresi sehingga menyebabkan memudar nya potensi yang harus dimaksimalkan oleh generasi milenial.

Tentu dari semua alasan dan isu-isu tersebut masalah yang muncul pada pribadi di Indonesia sangat memiliki dampak yang besar untuk Indonesia. Jika masalah ini terjadi pada generasi milenial sebagai penerus tentu akan membuat masalah majunya suatu negara, apalagi Indonesia sebagai negara berkembang tentu akan menghambat generasi emas 2045. Karena 25, 87% generasi milenial hidup berdampingan dengan teknologi dan informatika. 

Mungkin kita harus mengilas balik beberapa pertanyaan yang harusnya muncul dipikiran kita apakah kita sebagai generasi milenial bisa bersaing dengan teknologi yang berkembang pesat demi mewujudkan generasi emas 2045. Maka untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul tentu sebagai generasi milenial kita harus mengupayakan langkahlangkah sebagai berikut: 

1. Menyemarakkan semangat pemuda sebagai generasi milenial terpenting dalam hal pengembangan skil dan iptek agar bisa bersaing dengan hadirnya teknologi baru;

2. Meningkatkan dan mengembangkan penguatan karakter generasi milenial melalui nasionalisme, kemandirian, religious, integritas, dan gotong royong serta kebhinekaan global;

3. Mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilan abad 21, berpikir kritis, kreativitas dan inovasi, kolaborasi dan informasi. Serta mengawasi perkembangannya agar siap berada di garda terdepan guna menjadi tonggak utama perkembangan negara dimasa depan;

4. Memfasilitasi kebutuhan pemuda dengan memaksimalkan penggunan uang negara baik dari segala aspek yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pemuda ataupun aspek penunjang perkembangan pemuda;

5. Berdasarkan profil pemimpin pancasila, sebagai penerus bangsa yang sadar akan perkembangan teknologi saya akan membuat kampanye digital yang isinya mengajak serta memberikan kesadaran untuk para generasi milenial yang hidup berdampingan dengan teknologi dan bahaya yang didapat apabila generasi milenial tidak mampu bersaing dengan teknologi;

Maka pemuda sebagai generasi milenial harus mampu bersaing dengan hadirnya teknologi modern, agar generasi emas 2045 dapat tergapai dengan hadirnya penerus bangsa. Pemuda harus bisa mengusai teknologi, bukan teknologi yang menguasai pemuda. Kalau bukan sekarang kapan lagi? , kalau bukan kita siapa lagi?. 

Gamyanda Adry Perdana, Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Jurusan Dokter Hewan

DAFTAR PUSTAKA 
https://www.idntimes.com/business/economy/hana-adi-perdana-1/bps-penduduk-indonesiadidominasi-millennial-dan-generasi-z (22 Januari 2021, 17.20)

https://www.kompasiana.com/dininur/5cecf4c695760e373910cea3/tantangan-generasimilenial-dalam-menghadapi-society-5-0 (28 Mei 2019, 15:43) 

https://www.wlb.co.id/definisi-society-5-0-dan-unsur-apa-saja-yang-diperlukan/ (18 September 2021, 15:02) 

https://www.ganto.co/berita/4251/tantangan-milenial-di-era-society-5-0.html (28 September 2021, 23:22) https://kumparan.com/temali/5-tantangan-besar-yang-dihadapi-oleh-millenial-dan-gen-z1sK7wqHGCDo/full ( 25 November 2019, 22:53)


7 Okt 2023

Safari Jumat Bupati untuk Jaga Silaturrahim

Safari Jumat Bupati untuk Jaga Silaturrahim


JUMAT (06/10/2023) ini Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos MSi dan rombongan melaksanakan Safari Jumat di Masjid Al-Falah, Kampung Melayu, Kecamatan Karimun. Ikut bersama bupati antara lain Kabag Kesra, Ketua Baznas Kabupaten Karimun, Ketua FKUB Kabupaten Karimun dan beberapa orang pejabat dan staf Kantor Bupati lainnya. Sekitar pukul 11.45 bupati dan rombongan sudah sampai di masjid Al-Falah. Jamaah pun sudah memenuhi sebagian ruangan masjid saat rombongan datang.

Tradisi Safari Jumat sudah dilaksanakan bupati sejak lama. Seperti Safari Subuh, bupati dan rombongan mengunjungi masjid-masjid yang ada di Kabupaten Karimun dan berjamaah bersama dengan jamaah yang ada. Baik Safari Jumat maupun Safari Subuh, lazimnya bupati membawa imam dan khatib (Jumat) dalam rombongannya. Jika di masjid yang dikunjungi tidak ada imam atau khatibnya, maka imam atau khatib yang dibawa serta oleh bupati akan tampil. Atau jikapun ada imam dan khatib, jika pengurus atau jamaah masjid ingin dari rombongan yang tampil, maka imam dan khatib dari bupatilah yang tampil.

Selain di Pulau Karimun dengan empat kecamatan yang ada, bupati juga mengunjungi masjid-masjid yang ada di luar Pulau Karimun, seperti di di Pulau Kundur (tiga kecamatan), Pulau Moro dan sekitarnya (tiga kecamatan) serta beberapa pulau lainnya. Tidak jarang bupati melaksanakan safari ke masjid-masjid, disejalankan dengan kunjungan kerjanya di desa, kelurahan atau kecamatan tersebut. Kunjungan kerja bisa dalam bentuk meninjau pembangunan atau memberikan bantuan ke daerah tujuan.

Setiap bupati mengunjungi masjid, selain melaksanakan salat berjamaah bersama jamaah yang ada di masjid, juga ada program bantuan ke pelaksana harian salat di masjid atau kepada pengurus takmir masjid. Biasanya bupati memberikan bantuan berupa uang kepada beberapa orang seperti imam, muazzin, khatib dan lainnya. Bantuan ini diberikan setelah salat selesai.

Satu hal yang penting dalam tradisi safari, ini adalah untuk terjaganya hubungan silaturrahim di antara bupati selaku pimpinan Pemerintahan Kabupaten dengan masyarakat, khususnya jamaah yang ditemui di setiap masjid. Dengan komunikasi langsung dalam rangka silaturrahim terus terjaga maka bupati sekaligus dapat mendengar langsung hal-hal tertentu yang disampaikan masyarakat. Terkadang juga ada usulan atau laporan dari masyarakat. Bagi bupati sebagai pengendali pemerintahan, hal itu sangatlah penting. Jadi, silaturrahim terjaga dan masyarakat pun dapat langsung berjumpa dengan bupati.*** (M. Rasyid Nur)