Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

16 Mei 2023

Agar Tanjung Ambat Lebih Hebat

Agar Tanjung Ambat Lebih Hebat



Catatan M. Rasyid Nur
BEBERAPA hari lalu saya ke Pantai Tanjung Ambat lagi. Ini untuk kedua kali saya dan keluarga ke sini, ke Tanjung Ambat, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun. Lokasi wisata Pulau Buru ini cukup dikenal masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Berazam ini. Selain melihat dari dari dekat kuburan tokoh legenda si Badang dan Sumur Air Panas, Pantai Tanjung Ambat adalah salah satunya. Di sini pula kita dapat menginap karena ada homestay (rumah sewa) yang  disiapkan pengelola. 

Juli tahun lalu (2022) saya sekeluarga (Atok, Nenek dan Cucu) dan keluarga Yanti Emi (empat beranak) bermalam Ahad di sini. Hitung-hitung istirahat di akhir pekan. Seperti hari Sabtu (29/04/2023) ini juga. Waktu itu kami menyewa salah satu villa homestay yang dapat diisi dua keluarga karena di dalamnya ada dua kamarnya selain ada ruang tamunya. 

Ada beberapa homestay yang disediakan pengelola lokasi ini. Dengan tarif 250-550 rb rupiah per rumah --waktu itu-- harga ini rasanya tidak terlalu mahal bagi pengunjung. Ingat saya, waktu itu ada 5 unit (rumah) homestay yang setiap unitnya ada dua kamar terpisah. Lalu ada homestay ukuran besar untuk dua keluarga dalam satu rumah dengan dua kamar terpisah di ruang yang sama. Tinggal dipilih yang sesuai dengan jumlah anggota keluarga yang ikut bersama. 

Pada kedatangan kali kedua ini kami hadir dengan jumlah lebih ramai. Ada empat keluarga yang datang. Masih berkait liburan lebaran (Idul Fitri 1444) ini. Saya dan isteri plus satu cucu, satu keluarga. Lalu Mas Hadi bersama isteri dan dua anaknya, keluarga kedua. Ada pula keluarga Era (adik bungsu isteri saya) bersama tiga anaknya serta keluarga. Keluarga keempat adalah Azhar (juga adik isteri saya) bersama isteri dan satu anaknya. Terakhir ada emak mertua (ibu isteri saya) dan satu anaknya, Ria (adik istseri saya). Kami menyewa dua villa keluarga. 

Ternyata sudah ada villa yang baru dibangun di bagian kiri (sebelah timur). Saya lihat sepertinya ada 12 unit karena bernomor sampai angka 12. Dulu, di sini baru ada tanah kosong dengan satu rumah milik warga setempat. Waktu itu kami mendengar kalau tanah itu sudah dibeli pengelola Tanjung Ambat. Ternyata kini sudah berdiri homestay-homestay baru. Kami menyewa dua diantara yang 12 unit itu.
Berlibur di Pulau Buru dengan beberapa destinasi wisata sesungguhnya memadai untuk mengisi hari libur, khusus bagi masyarakat di sekitar seperti Karimun, Kundur atau dari Batam. Atau sekadar bermalam Ahad di akhir pekan. Cukup satu malam saja sudah memadai untuk berlibur singkat.

Di Pantai Tanjung Ambat sudah tersedia rumah-rumah sewa atau homestay untuk dua sampai lima orang setiap unitnya. Dengan sewa Rp 250 - 650 rb per unit (saat ini) kita dapat memilih sesuai jumlah anggota keluarga kita. Harga itu tidaklah mahal berbanding sewa kamar hotel dengan fasilitas yang sama.

Kamar-kamar homestay di sini sudah dilengkapi kamar mandi, AC dan lainnya.  Untuk keperluan makan dan minum juga sudah ada kafe. Tinggal menyesuaikan dengan modal yang dibawa. Kafe ini menyediakan aneka menu makanan dan minuman. Harganya juga tidak mahal. Sesuai dengan kantong kelas menengah ke bawah.

Bagi muslim yang ingin salat berjamaah ada surau Al-Ikhlas yang jaraknya kurang lebih 50 m saja di luar lokasi homestay. Menurut Ketua Pengurus surau yang sehari-hari bertindak sebagai imam dia katakan bahwa pelaksanaan salat lima waktu berjalan sebagaimana mestinya di surau ini. 
"Meskipun jamaahnya beberapa orang saja, alhamdulilah setiap waktu surau ini berisi," katanya saat saya kebetulan menunaikan salat isya malam itu. Dan subuhnya saya juga mendengar suara azan dari homestay. Suara muazin terdengar jelas sampai ke homestay tempat kami menginap. 

Sebagai catatan penutup, agar lokasi ini semakin diminati pengunjung berbagai fasilitas kiranya dilengkapi. Salah satu yang kami rasakan perlu disediakan adalah transportasi dari pelabuhan ke lokasi Tanjung Ambat ini. Agar Tanjung Ambat semakin hebat maka semua fasilitas pendukung harus disediakan.***

26 Apr 2023

Dua Kematian Satu Peringatan

Dua Kematian Satu Peringatan


ADA dua orang yang berpulang kerahmatullah pada hari Rabu (26/04/2023) ini. Keduanya pada alamat yang tidak berjauhan. Salah satu di samping lapangan golf Tanjungbalai Karimun (di belakang kantor Bank Sampah Karimun) dan satunya lagi di samping/ bawah Masjid Agung Kabupaten Karimun atau bengkolan Basarnas Karimun. Keduanya di jalan yang sama, Jalan Jenderal Sudirman atau lebih dikenal dengan nama Jalan Poros.

Saya tidak mengenal kedua-dua hamba Allah ini. Tapi saya mengenal salah satunya. Namanya Pak Rivai TS atau lebih kami kenal sebagai Pak Ikan. Ini yang saya kenal. Beberapa waktu lalu saya ada menulis pengalaman perjalanan saya ke Moro ketika bertemu dengan dia di Moro. Saya tahu selama ini Pak Pai memang bertempat tinggal di Moro. Catatannya, silakan, ini catatannya yang saya tulis ketika bertemu Pak Pai waktu itu.

Dua bulan yang lalu, persisnya di awal Maret saya membezuk Pak Pai di RSBT (Rumah Sakit Bakti Timah) Karimun ketika dia dirawat di sana. Saya sempat berfoto dengan belyau. Waktu itu dia harus dirawat karena kesulitan BAB (Buang Air Besar) selain sakit lainnya karena memang sudah usia lanjut. Umurnya sendiri sudah kurang-lebih 81 tahun. Sudah sangat sepuh.

Pak Pai meninggal malam tadi (Selasa, 25/04/2023) sekitar pukul 9 malam. Dan dikebumikan siang ini. Sementara hamba Allah yang satunya, saya juga menyempatkan melayatnya ketika pulang dari rumah Pak Pai. Saya mendapat informasi kalau lelaki 43 tahun itu meninggal juga malam tadi. Konon, ditemukan orang lain di warung tempat dia bekerja sebagai tukang pangkas rambut, sudah terbaring di lantai. Ternyata dia sudah tiada. Innalillahi wainna ilaihi raojiun, itulah kalimat yang kita ucapkan mendapat kenyataan seperti ini.

Bagi saya, dan bagi siapa saja, dua kematian dalam satu kesempatan dan di tempat yang juga tidak berjauhan hanya punya satu pesan, bahwa setiap orang akan mengalami kematian. Dan banyak juga dua kematian berdekatan pada waktu yang juga berdekatan. Dua hari lalu, kabarnya juga terjadi di Tebing dua kematian berdekatan dan waktunya juga hampir bersamaan. 

Mati adalah sebauah kepastian yang sudah ditentukan untuk setiap yang bernyawa. Tidak ada penangguhan atau percepatan atas ketentuan kematian yang ditetapkan Tuhan. Itulah pesan-Nya di dalam kita suci. Berapa banyak pun kematian yang kita saksikan, pesannya sama, yaitu bahwa kematian juga akan datang ke diri kita masing-masing dalam kesempatan yang sudah ditentukan. Kapan dan dimana, hanya Tuhan yang mengetahui dan Dia yang akan menentukan. Kita, hanya bersiap saja. Doa berdoa semoga diberi kematian yang membahagiakan, husnul khotimah yang selalu kita dambakan.***
Catatan M. Rasyid Nur

4 Apr 2023

7 Gejala Sakit Ginjal (Artikel Hajinews)

7 Gejala Sakit Ginjal (Artikel Hajinews)


Foto dari Hajinews.id 

CATATAN kesehatan ini sepenuhnya disalin dari website https://hajinews.id/2023/04/02/ dengan judul tulisan, Jangan Sampai Luput! Ini 7 Gejala Sakit Ginjal Tahap Awal yang diposting Mas Ruhi pada hari Ahad (02/04/2023) kemarin. Selengkapnya tulisan itu dituliskan kembali di halaman ini untuk menjadi tambahan bacaan penggemar tanaikarimun.com. Selamat membaca!

Mengidentifikasi penyakit ginjal bisa jadi sulit karena gejala mungkin tidak muncul sampai penyakitnya sudah lanjut dan ginjal sudah rusak. Karena sulit dideteksi, kebanyakan orang dengan penyakit ginjal sama sekali tidak menyadari kondisi mereka pada tahap awal.

Terlepas dari itu, tetap penting untuk menyadari tanda-tandanya, sekecil apa pun. Oleh karena itu, pengobatan diperlukan bahkan sebelum gejalanya menjadi lebih jelas. Bahkan, orang yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal, seperti penderita diabetes atau penderita tekanan darah tinggi, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ginjal secara rutin setiap tahun.

Semakin dini masalah ginjal terdeteksi, semakin besar kemungkinan kondisi tersebut dapat segera diobati. Berikut kita bahas apa saja gejala penyakit ginjal tahap awal. 

1) Pembengkakan di Kaki;

Seseorang akan mulai melihat adanya edema atau pembengkakan di kaki saat mengalami masalah ginjal. Saat bagian yang bengkak ini ditekan dengan jari, maka akan terbentuk cekungan yang tidak langsung hilang saat tekanan dilepaskan.

Dijelaskan laman Narayana Health Care, saat fungsi ginjal mulai menurun, terjadi retensi natrium yang menyebabkan pembengkakan di tulang kering dan pergelangan kaki. Jadi, apabila kamu tiba-tiba mengalami edema di kaki, segera temui dokter untuk untuk evaluasi fungsi ginjal.

2) Perubahan Urine;

Salah satu fungsi utama ginjal adalah memproduksi urine. Jadi, kamu harus selalu memperhatikan urine saat memantau tanda-tanda awal penyakit ginjal.

Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, berbagai masalah buang air kecil mungkin terjadi. Menurut Urology Specialists of the Carolinas, beberapa gejala yang harus diwaspadai termasuk:Adanya darah dalam urine. 
Peningkatan kebutuhan untuk buang air kecil.
Urine keruh.
Urine berbusa.

3) Selalu Lelah;

Ginjal menyaring limbah dari darah dan mengirimkannya melalui kencing. Saat ginjal mengalami penurunan fungsi, racun dapat menumpuk.

Salah satu petunjuk umum dari penumpukan racun adalah kelelahan, dikutip dari laman WebMD. Akibatnya, kamu jadi mudah lelah, tidak bertanaga, dan sulit fokus.

Ginjal juga memproduksi hormon yang memberi tahu tubuh untuk membuat sel darah merah. Jika kamu memiliki lebih sedikit hormon ini, darah tidak dapat memberikan oksigen sebanyak yang dibutuhkan otot dan otak, yang menyebabkan kamu menjadi kurang bertenaga.

4) Mual dan Muntah pada Pagi Hari;

Salah satu tanda paling awal dari fungsi ginjal yang memburuk adalah mual pada pagi hari. Mual dan muntah mungkin juga muncul saat sedang menyikat gigi.

Diterangkan laman Narayana Health Care, ini juga berkontribusi pada nafsu makan individu yang memburuk. Pada gagal ginjal stadium akhir, pasien mungkin mengalami muntah secara terus-menerus dan kehilangan nafsu makan sama sekali.

5) Tekanan Darah Tinggi;

Tekanan darah tinggi juga dapat menjadi tanda adanya masalah pada ginjal. Setiap orang yang didiagnosis dengan hipertensi harus menjalani pemeriksaan ginjal secara mendalam untuk mengetahui apakah hipertensi disebabkan oleh masalah pada ginjal.

Menurut laman Narayana Health Care, saat fungsi ginjal memburuk, ada retensi natrium dan air yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Gejala hipertensi meliputi sakit kepala, sakit perut, dan pingsan.

6) Kulit Gatal;

Gatal dapat terjadi saat ginjal tidak dapat mengeluarkan racun hingga akhirnya menumpuk di darah, dikutip dari laman WebMD. Itu dapat menyebabkan ruam atau gatal di sekujur tubuh.

Lama-kelamaan, ginjal kesulitan menyeimbangkan kadar mineral dan nutrisi lainnya dalam tubuh. Ini selanjutnya dapat menyebabkan penyakit mineral dan tulang, yang dapat membuat kulit kering dan gatal.

7) Rasa Logam pada Lidah;

Sangat umum bagi orang dengan penyakit ginjal untuk mengalami perubahan selera makan. Limbah yang menumpuk dalam darah dapat membuat makanan terasa seperti logam dan meninggalkan rasa pahit di mulut.

Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan kamu kehilangan selera makan karena makanan favoritmu pun akan terasa berbeda. Selain membuat makanan terasa berbeda, penumpukan limbah juga bisa menyebabkan bau mulut.

Jika kamu mengalami tanda-tanda awal penyakit ginjal ini atau memiliki kondisi medis yang meningkatkan risiko, kamu harus menjadwalkan janji temu dengan dokter sesegera mungkin.
Itulah pesan-pesan dari website tersebut yang menurut saya (pemosting) penting kita pahami. Syukur jika kita dapat segera mengantisiapsinya kalau ada gejalanya.***

30 Mar 2023

Lapar Saat Puasa adalah Lapar yang Mulia

Lapar Saat Puasa adalah Lapar yang Mulia


Catatan M. Rasyid Nur

HARI ini kita sudah memasuki pekan kedua, tepatnya hari ke-8 melaksanakan puasa sejak dimulainya Ramadan 1444 (2023) pada Kamis (23/03/2023) pekan lalu. Semua kita yang dinyatakan ‘sanggup’ atau merasa sanggup dan tidak dalam satu perjalanan yang jauh saat ini kita melaksanakan puasa di siang hari. Puasa Ramadan, bulan nan suci.

Dari selepas sahur –sejak batas imsak-- kita menahan untuk tidak makan dan tidak minum sampai batas berbuka sore harinya, itu waktu yang lama. Itu bukanlah waktu yang singkat untuk menahan rasa lapar. Berkisar antara 12-an jam kalau di negeri kita ini. Lama sekali, bukan? Jika bukan karena perintah Yang Maha Memerintah, tidaklah akan sanggup kita lakukan.

Tidak makan dan tidak minum apapun dalam rentang waktu begitu lama otomatis mendatangkan rasa lapar dan haus bagi kita. Jika saat itu tiba-tiba terbayang anak-anak jalanan, anak-anak miskin tak berayah-beribu atau siapa saja yang karena keadaannya tidak bisa makan dan minum sesuai waktu, maka akan ada rasa hiba kita di kalbu. "Oh, beginilah rasa yang dirasakan oleh fakir-miskin yang tidak ada makanan dan minuman bahkan sekadar ikan asin." Boleh jadi kita akan menghayal begitu.

Jika tiba-tiba perasaan kita ikut nelangsa kemana-mana memikirkan dan membayangkan mereka yang tidak bisa makan dan minum itu, sesungguhnya salah satu hikmah puasa bagi orang berada, itu sudah tercapai. Sesungguhnya merasakan lapar dan haus bagi orang-orang berpunya bagaikan perasaan lapar dan haus yang dirasakan oleh orang tidak berpunya adalah hal penting sebagai hikmah puasa itu sendiri.

Tentu saja tidak cukup sampai di situ. Munculnya rasa hiba, itu diharapkan dapat menimbulkan dan mendatangkan keinginan kita untuk berbagi makanan dan minuman itu kepada mereka yang tidak bisa makan dan minum karena tidak adanya makanan dan minuman. Benar, tidak harus berbentuk makanan dan minuman saja yang dapat diberikan. Bisa pula dalam bentuk uang yang oleh penerimanya bisa dia belanjakan ke makanan dan atau minuman yang dia inginkan. Ini juga sudah benar.

Sampai di sini, kita sudah membuktikan bahwa rezeki yang Allah percayakan kepada kita, itu kita yakini memang tidak semata hanya hak kita. Sekurang-kurangnya 2,5 persen dari rezeki itu kita yakinkan diri kita bahwa itu memang hak orang lain yang dititipkan pada kita. Toh, jumlah seper empat puluh itu bukanlah jumlah yang banyak. Kita yakinkan diri kita bahwa jumlah itu tidaklah secara siginifikan akan berpengaruh terhadap jumlah keseluruhan rezeki yang ada pada penguasaan kita.

Inilah hikmah lapar yang diwajibkan dirasakan oleh semua kita yang di hati kita memang ada imannya. Lapar seperti inilah yang kita sebut sebagai lapar yang mulia. Lapar yang diharapkan memupuk rasa empati, rasa kebersamaan, kasih-sayang, toleransi dan tidak rakus dengan kekayaan sendiri. Indonesia memerlukan terus-menerus memupuk rasa seperti ini. Mari kita tunjukkan bahwa lapar kita memang mulia di mata-Nya.***

1 Mar 2023

Meluruskan Niat Ber-MTQ

Meluruskan Niat Ber-MTQ


SALAH satu harapan peserta dalam ber-MTQ (Musbaqah Tilawatil Quran) atau STQ (Seleksi Tilawatil Quran) adalah memperoleh juara. Ingin menjadi peserta terbaik. Tentu saja itu normal dan baik-baik saja. Tidak ada salahnya jika ingin menjadi juara dalam setiap lomba dalam MTQ atau STQ. Namanya juga kompetisi atau lomba, tentu ada pemenangnya. Dan setiap peserta ingin menjadi pemenang.

Sesungguhnya, baik peserta maupun penyelenggara MTQ/ STQ pasti memiliki harapan yang sama, menjadi dan mencari yang terbaik di setiap helatan MTQ atau STQ. Hanya, kalau peserta semata ingin menjadi yang terbaik (juara) untuk dirinya, sedangkan penyelenggara mempunyai harapan selain mencari juara untuk setiap orang dalam setiap cabang/ golongan juga ingin menjadi terbaik dalam penyelenggaraan MTQ atau STQ itu sendiri. 

Jadi, ada sedikit perbedaan. Peserta semata untuk diri dan daerahnya sementara penyelenggara selain ingin mengetahui siapa diantara sekian banyak peserta yang akan dinyatakan peserta terbaik, sekaligus ingin pelaksanaannya juga menajdi terbaik. Itulah adalah harapan dari pelaksanaan lomba membaca atau mensyiarkan alquran. 

Lazimnya MTQ atau STQ yang dilaksanakan pada tingkat (level) tertentu akan berlanjut pada tingkat selanjutnya atau tingkat di atasnya. Para pemenang itulah yang akan ber-MTQ atau ber-STQ kembali di satu tingkat di atasnya. Pemenang di desa/ lurah akan berlomba di kecamatan. Pemenang Tingkat Kecamatan akan berlomba di kabupaten dan seterusnya. Sekali lagi, harapan menjadi pemanang di setiap tingkat, itu adalah hal lumrah. Keinginan semua orang.

Menjadi persoalan adalah jika motivasi berlomba diawali dengan niat yang salah. Tidak lagi bersinggungan dengan ibadah. Sejatinya, karena lomba membaca atau memahami alquran adalah bagian dari ibadah dan syiar agama, maka sesungguhnya niat yang tepat dalam setiap lomba adalah untuk syiar dan ibadah itu sendiri. Jangan berniat untuk semata menjadi juara yang lalu dalam pelaksanaannya dapat melanggar ketentuan. Sudah sering terjadi, tersebab karena semata mengejar juara maka terjadilah kekeliruan dan kecurangan. Nauzubillah. Mari diluruskan niat ber-MTQ atau ber-STQ.*** 
(M. Rasyid Nur - Wakil Ketua Harian LPTQ Karimun)