Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan

15 Nov 2021

Immemorium H. Abdullah Jamal: Tegas Bukan Keras

Immemorium H. Abdullah Jamal: Tegas Bukan Keras


DIPERCAYA menerajui SMP Negeri 1 Karimun tentu saja bukti sosok lelaki bertubuh sedang rada kurus, ini adalah pimpinan sekolah yang andal. Tidak semua guru hebat meskipun senior dapat memimpin sekolah terbaik di Kabupaten Kepri, waktu itu sebelum Karimun berdiri sendiri sebagai sebuah kabupaten otonom. Di era Kabupaten Karimun, setelah mekar dari Kabupaten Kepri SMP Negeri 1 Karimun yang beralamat di Kecamatan Karimun juga dikenal sebagai sekolah vaforit. Termasuk selama di bawah kepemimpinan belyau.

Selama memimpin sekolah tertua, ini H. Abdullah Jamal dikenal guru dan juga oleh masyarakat sebagai Kepala Sekolah yang tegas. Malah ada guru salah memahami, menyebut Pak Jamal, begitu dia disapa, sebagai Kepala Sekolah yang keras. "Jika guru terlambat, dia akan menegur dan mengingatkan tanpa harus menunggu besok atau lusa. Pak Jamal, keras orangnya." Itu kesan salah seorang guru yang saya tahu beberapa waktu lalu sempat diobrolkannya kepada saya saat dia menjadi bawahan Pak Jamal.

Sesungguhnya Pak Jamal tidaklah keras. Dia hanya tegas dalam menerapkan peraturan sekolah. Karena itu pula dia mampu menjadikan sekolah yang dipimpinnya sebagai sekolah terbaik, sekolah favorit. SMP Negeri 1 Karimun di bawah kepemimpinannya dikenal sebagai sekolah yang berdisiplin tinggi. Begitu juga ketika dia sempat dipercaya memimpin SMP Negeri 1 Meral. Pun dia menerapkan budaya disiplin yang ketat.

Selama 40 tahun dia menjadi PNS (kini disebut ASN) Pak Jamal yang punya isteri seorang guru juga, sudah pensiun sebagai PNS 20-an tahun silam. Setelah pensiun dari sekolah dia bergelut dengan aneka kegiatan kemasyarakatan. Selain menjadi pengurus IPHI (belakangan menjadi penasihat IPHI) Pak Jamal juga dipercaya sebagai Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Karimun. Basisnya sebagai pendidik tetap melekat padanya meskipun sudah pensiun sangat lama.

Pak H. Abdullah Jamal bin Djamaluddin kini telah tiada. Pada hari Rabu, 10 November 2021 tepatnya pukul  22.25 WIB, malam itu dia menghembuskan nafas terakhirnya. Bersamaan memperingati Hari Pahlawan ke-76 dia meninggalkan kita semua. Kabupaten Karimun kehilangan seorang putra terbaiknya. Seorang pendidik, seorang Kepala Sekolah yang sukses. Guru dan Kepala Sekolah yang meninggalkan kesan mendalam kepada hampir semua orang di daerah ini. Jamaah Surau Istiqomah adalah orang-orang yang merasa paling kehilangan, karena Pak Jamal menghabiskan masa senjanya berjamaah di surau yang tidak jauh dari rumah kediamannya di Kampung Bukit, Meral, Karimun.

Pak Jamal yang lahir di Tarempa Kepulauan Anambas pada 9 September 1940 meninggal dalam usia 81 tahun. Meninggalkan seorang isteri, dua orang anak dan tiga orang cucu serta sekian ribu muridnya selama dia mengabdi menjadi pendidik kurang lebih 40 tahun. Tentu saja dia mempunyai begitu banyak siswa yang akan mendoakannya. Selamat jalan, Pak Abdullah Jamal.***

8 Nov 2021

Tangis Haru Anak Santri dan Rasa Bangga Abi- Umi

Tangis Haru Anak Santri dan Rasa Bangga Abi- Umi


TANGIS anak-anak mereka mengharukan semua hadirin yang menyaksikan. Berjongkok setengah bersimpuh di hadapan ayah-bunda, abi-umi yang didudukkan di kursi-kursi khusus oleh panitia. Panitia acara menyiapkan lima kursi khusus untuk beberapa orang tua sebagai perwakilan yang anak-anak mereka hari ini diwisuda sebagai hafizh-hafizhoh. Ya, Sabtu (06/11/2021) pagi itu Rumah Tahfizh Az-Zikri Wonosari, Meral Karimun mengadakan wisuda santri penghafal alquran. Anak-anak itu mendatangi orang tuanya setelah dipersilakan MC dalam salah satu acara prosesi wisuda. Mereka menangis menyatakan rasa haru mereka ke haribaan orang tua mereka, abi-umi mereka.

Kata pengasuh Rumah Tahfizh yang sekaligus sebagai Pondok Pesantren Az-Zikri, H. Riadul Afkar, "Pada hari ini diwisuda beberapa santri yang sudah menyelesaikan 5 Juz, 10 Juz dan 30 Juz ahafalan alquran mereka. Ada belasan santri yang diwisuda diantara puluhan santri yang belajar di Rumah Tahfiz Az-Zikri," katanya saat memberikan sambutan. Sambutannya sendiri disampaikannya dengan penuh haru. "Anak-anak ini begitu cepat menghafalnya. Dalam waktu yang singkat rata-rata mereka mampu menyetorkan hafalannya." Begitu kata pengasuh pondok ini menambahkan saat memberikan sambutan pada acara penuh haru-biru itu. 

Hadir memenuhi undangan panitia wisuda santi Az-Zikri antara lain, Bupati Karimun, Bapak Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos MSi berserta rombongan. Juga hadir beberapa pejabat pemerintah mendampingi bupati. Selain itu tampak juga Kakankemenag Kabupaten Karimun yang diwakili Pak Hairum serta beberapa undangan pejabat dan tokoh setingkat kabupaten seperti Ketua MUI, Ketua PMKK, Ketua PMKK dan lainnya.

Satu hal yang membanggakan sekaligus membuat haru menyaksikan suasana wisuda santri hafizh/ hafizhoh Rumah Tahfizh Az-Zikri, itu adalah prosesi 'sungkeman' anak kepada ayah-bunda sebagai wujud terima kasih anak kepada orang tuanya atas disekolahkannya anak-anak mereka pada lembaga penghafal alquran. Anak-anak itu, seperti disampaikan oleh salah seorang santri saat memberikan sambutan 'perasaan' merasa berterima kasih kepada orang tua mereka, abi-umi tercinta. Mereka telah mampu menjadi penghafal alquran. Itulah yang membuat mereka berterima kasih dan menunjukkan sikap haru mereka.

Bagi orang tua, adalah kebanggaan yang tidak terhingga atas kemauan anaknya sesuai harapan ayah-emaknya agar anaknya mau menjadi penghafal alquran. Bupati sendiri saat memberikan sambutan sangat mengapresiasi  anak-anak yang mau menjadi penjaga alquran. "Allah menegaskan bahwa Allah yang menurunkan alquran dan Allah pula yang akan memeliharanya," katanya dengan mengutip ayat alquran. "Lewat anak-anak kita ini Allah memelihara alquran. Untuk itu teruslah menjadi penghafal alquran," katanya dalam pidatonya.

Semoga anak-anak ini kelak menjadi tumpuan harapan ayah-bunda, Abi-Umi serta daerah dan bangsa kita dalam hal memelihara alquran. Rumah Tahfizh Az-Zikri telah melakukan hal terbaik untuk terus terpeliharanya alquran, sekaligus dapat berkembangnya pembinaan alquran di daerah ini. Hari ini anak-anak itu menangis haru namun Abi-Umi juga menaruh bangga dan bahagia.***

22 Okt 2021

Memperingati HSN, "Santri Siaga Santri Bisa"

Memperingati HSN, "Santri Siaga Santri Bisa"


HARI Jumat (22/10/2021) ini kembali diperingati Hari Santri Nasional (HSN). Sebagaimana kita ketahui peringatan HSN tidak lepas dari seruan jihad yang dikenal dengan Resolusi Jihad yang diprakarsai ulama yang juga Pahlawan Nasional K.H. Hasyim Asy’ari. Seruan itu dikumandangkan pada 22 Oktober 1945 silam. Kita tahu waktu itu Indonesia sudah dan baru memproklamasikan kemerdekaan. Sejarah mencatat Belanda dan Sekutu datang lagi ke Indonesia karena ingin tetap menjajah. Maka ulama berseru kepada santri dan seluruh umat.

Tanggal seruan jihad itu dicatat dan dikenang oleh seluruh bangsa sebagai seruan demi bangsa dan Tanah Air, Indonesia. Lalu melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015, ditetapkan bahwa HSN jatuh pada tanggal 22 Oktober. Dan setiap tahunnya diperingati sebagai HSN. Keputusan yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo di Masjid Istiqlal Jakarta, itu menandai bermulanya peringatan HSN secara rutin setiap tahun. Artinya pada tahun 2021 ini sudah untuk yang ke-7 kali diperingati pasca Kepres itu.

Tema HSN biasanya selalu berbeda-beda setiap tahunnya. Untuk tahun ini, seperti dapat dilihat melalui situs kemenag.go.id disebutkan tema HSN adalah Santri Siaga Jiwa dan Raga. Logonya juga digambarkan sebagai orang yang siap-sedia dalam berkarya. Dan semangat itulah yang hari ini digaungkan di seluruh Indonesia dalam rangka memperingati HSN.

Kabupaten Karimun (Kepri) memperingati HSN dengan mengadakan Upacara Bendera di halaman Kantor Bupati, Karimun, Poros. Bertindak sebagai Inspektur (pembina) Upacara adalah Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq. Dihadiri oleh pejabat utama seperti Forkopimda, Sekda, Kepala OPD dan pejabat dari Kementerian Agama Kabupaten Karimun. Selain para Kepala KUA se-Kabupaten Karimun, Kepala Sekolah di bawah Kemenag dan para guru hadir juga beberapa siswa MA yang ada di Pulau 

Bupati Karimun dalam amanatnya, selain membacakan sambutan Menteri Agama RI juga menyampaikan pesan-pesan khusus kepada para peserta upacara. Secara khusus bupati menyampaikan ucapan selamat Hari Santri Nasional kepada seluruh santri dan guru di Kabupaten Karimun berkaitan peringatan HSN hari ini. Juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran pesantren dan Kemenag Kabupaten Karimun yang telah bersama-sama dalam membangun kabupaten ini.

Tentang isi sambutan Menag RI yang dibacakan bupati dapat dipetik beberapa pesannya, antara lain,  tentang telah ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai HSN oleh Pemerintah RI. Juga menjelaskan
tema HSN tahun 2021 yaitu Santri Siaga Jiwa Raga. Maksudnya para santri harus senantiasa siap lahir dan batin untuk bangsa. Itu bermakna bahwa santri Indonesia berkomitmen seumur hidup untuk istikomah akidah dan siap-sedia membela bangsa. 
 
Upacara bendera dari awal hingga akhir berjalan dengan baik dan lancar. Personel upacara adalah para siswa dan guru di lingkungan Kemenag Kabupaten Karimun. Dan satu hal yang khas pada upacara bendera tahun ini adalah semua peserta dan pelaksana upacara menggunakan kain sarung. Inilah pertama kali pelaksanaan upacara HSN di Kabupaten Karimun dengan peserta dan petugas memakai kain sarung.***

21 Okt 2021

Gara-Gara Google Map

Gara-Gara Google Map

TB Gramedia Bandung

Tepatnya tanggal 16 desember 2019 ketika itu saya berada di Subang Jawa Barat sedang menikmati masa liburan semester kuliah. Pada hari itu pula saya bersama saudara mau melakukan perjalanan ke kota Bandung, Jawa Barat untuk berlibur dan saya pribadi hanya ingin mencari sebuah buku refrensi untuk penelitian skripsi kelak. 

Dalam perjalanan dari Subang menuju Bandung ditempuh dalam waktu 1 jam lebih melalui jalan Tol Cipali-Palimanan juga melewati Tol Cipularang yang mana tol Cipularang ini tol paling angker tak lupa pla sebelum melakukan perjalanan tentu harus berdoa agar selamat diperjalanan. Ketika melintasi tol cipularang saya jadi teringat waktu itu tepatnya tahun 2015 tidak salah mobil saya pernah mogok ketika mau ke purwakarta mungkin nanti ada saya ceritakan pada tulisan berikutnya. Ketika melintasi Tol Cipularang ini dengan niat dan berdoa perjalanan pun lancar dan tiba di pintu masuk Tol Pasteur (bandung).

Ketika tiba di Bandung kurang lebih 1 jam ini saya langsung ke Pasar Baru pusat pembelajaan ada pakaian batik, jas, juga bahan pakaian utk acara pernikahan dll bahkan lengkap disitu saya sama mama saya itu masih mencari bahan jacket utk bapak saya yang berwarna krim saya keliling mencarinya bahkan sampe susah mencari tokonya dulu waktu SD sekitar 2008 ada bahannya tapi mungkin baru sekarang (2019) ke Bandung lagi jadi suasana agak berbeda. Sambil keliling mencari bahan jaket ternyata sudah tidak ada bahan itu hanya ada bahan itam juga putih karna warna cream sudah habis. Setelah selesai dari pasar baru bandung tentu saya ingin ke toko buku gramedia yang ada dibandung sebelum kesana kami tidak tau kemana arah jalannya beruntung lah saya punya handphone genggam bisa aplikasi google map sebagai pertunjuk arah. Dengan menggunakan google map ini kita tahu kemana pertunjuk arah ke toko buku google map sampe 2 kali keliling tapi alhamdulilah akhirnya sudah sampe juga.

Setibanya di toko buku itu saya mulai mencari buku refrensi yang terkait dengan penelitian skripsi saya juga saya melihat banyak kali buku buku yang sesuai dengan bidang-bidangnya. Setelah beberapa menit akhirnya saya menemukan buku itu dan alhamdulilah akhirnya dapat juga buku ini dan lengkap. Setelah selesai membeli buku itu saya lanjut perjalanan pulang tapi sebelum melakukan perjalanan tentu kami pengen sekali makan tepat di Lembang Jawa Barat untuk istirahat santai sebelum pulang ke Subang terakhir kali ke tempat makan di Lembang tahun 2010 saat saya masih SD kelas 5. Juga sebelum perjalan tentu mengaktifkan ponsel saya membuka google map karena sudah lama tidak melewati perjalanan Lembang ini.


RM Ampera Lembang

Dalam perjalanan menuju lembang dengan google map saya langsung mengklik perjalanan dari Bandung ke Lembang tinggal sopirnya saja mengikuti arah tersebut juga saya ingin tidur sejenak melepas rasa capek. Setiba-tiba saya bangun saya langsung terkejut saya ini dimana bahkan kata sepupu saya bilang **ini jalan alternatif lembang atau melewati gunung** jadi saya agak ngeh juga padahal saya mengetik ke Lembang tapi malah salah jalan. Ketika di jalan pengunungan itu saya lupa nama apa disitu jalan pun berbatuan dan begitu ngeri bahkan ada juga melawati jalan itu saya juga tak menyangka bisa nyasar ke jalan gunung ini sehingga tidak jadi makan siang di Lembang padahal saya kepengen sekali.

Didalam perjalanan itu kami sambil menanyakan ke masyarakat jalan menuju jalan dimana jadi mereka memberikan pertunjukan arah sampai ketemu masyarakat lagi kami memutuskan utk tak ke Lembang jalan raya jadi fokuskan ke Subang Kota saja karena sudah terlanjur. Ternyata jalan menuju gunung memakan waktu 2 jam lebih dengan perjalanan melewati jalan berbatuan goyang goyang bahkan melwati gunung kami tak lupa berdoa agar perjalanan ini bisa selamat juga setelah itu sempat sempat kami bercanda. Setelah memakan waktu 2 jam lebih akhirnya menemukan jalan raya tidak salah Jalan Cagak Subang jadi sudah kelewatan lembangnya mungkin belum kesampaian untuk makan di Lembang. Setelah sampai di Subang Kota kami langsung makan disebelah Terminal Bus rasanya tidak jauh beda dengan masakan rumah makan lembang. Juga kami melepas capek setelah perjalanan itu. Sekian***

14 Okt 2021

Tentang Kabupaten Karimun: Catatan Singkat Sejarah Kabupaten Karimun

Tentang Kabupaten Karimun: Catatan Singkat Sejarah Kabupaten Karimun


CATATAN Sejarah Kabupaten Karimun, ini saya share ulang dari posting admin di website Pemerintah Kabupaten Karimun (karimunkab.go.id) yang diposting pada 14 April 2016 yang lalu dalam rangka hari jadi Kabupaten Karimun tahun ini. Pada HUT (Hari Ulang Tahun) atau Hari Jadi Kabupaten Karimun ke-22 tahun 2021 ini tidak berlebihan jika kita ulang-ulang baca catatan sejarah Kabupaten Berazam ini. Meskipun catatan dibuat pada lima tahun yang lalu, namanya catatan sejarah kan tidak berubah. Jika ada yang belum tercatat di sini karena peristiwa baru, nanti kita cari ulang tambahannya.

Menurut catatan yang kita baca di beberapa referensi, dulu, Karimun berada di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Artinya nama Karimun ini sudah lama ada hingga keruntuhan Sriwijaya pada abad ke-13. Pada masa itu pengaruh agama Budha sudah mulai masuk. Ini dapat dibuktikan dengan adanya Prasasti di Desa Pasir Panjang. Pada masa itu disebutkan Karimun sering dilalui kapal-kapal dagang hingga pengaruh Kerajaan Malaka (Islam) mulai masuk pada tahun 1414.

Tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis. Saat itu Sultan Mansyur Syah yang memerintah memberi larangan pada keturunan raja-raja untuk tinggal di Malaka.  Dan mendirikan kerajaan-kerajaan kecil. Lalu muncullah kerajaan Indrasakti, Indrapura, Indragiri, dan Indrapuri. Sementara itu banyak rakyat Malaka yang tinggal berpencar di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Riau termasuk di Pulau Karimun. Sejak kejatuhan Malaka dan digantikan perannya oleh kerajaan Johor, Karimun dijadikan basis kekuatan angkatan laut untuk menentang Portugis yakni sejak masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah I (1518-1521) hingga Sultan Ala Jala Abdul Jalil Ri’ayat Syah (1559-1591).

Pada kurun waktu 1722-1784, Karimun berada dalam kekuasaan Kerajaan Riau-Lingga dan pada masa itu daerah Karimun, terutama Kundur dikenal sebagai penghasil gambir dan penghasil tambang (seperti  timah, granit, dll) dan Karimun berkembang menjadi daerah perdagangan serta mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Raja Ali Haji.

Jauh sebelum ditandatanganinya Treaty of London, Kerajaan Riau-Lingga dan Kerajaan Melayu dilebur menjadi satu sehingga semakin kuat dengan wilayah kekuasaan meliputi Kepulauan Riau, daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Setelah Sultan Riau meninggal pada tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan amir-amirnya sebagai District Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder District Thoarden untuk daerah yang agak kecil. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau-Lingga dengan Indragiri untuk dijadikan sebuah karesidenan yang dibagi menjadi 2 (dua) Afdelling, yaitu Afdelling Tanjungpinang dan Afdelling Indragiri.

Berdasarkan Surat Keputusan delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1950 No. 9/Deprt. menggabungkan diri ke dalam Republik Indonesia dan Kepulauan Riau diberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan membawahi 4 (empat) kawedanan (semacam kecamatan yang lebih luas). 

Adapun kewedanaan yang menjadi bagian dari Kepulauan Riau itu adalah, 
1) Kawedanan Tanjungpinang meliputi wilayah Kecamatan Bintan Selatan;
2) Kawedanan Karimun meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro; 
3) Kawedanan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang; serta
4) Kawedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur. Kepulauan Riau sendiri adalah bagian dari Provinsi Riau, saat itu.

Kemudian Surat Keputusan No. 26/K/1965 dengan mempedomani Instruksi Gubernur Riau tanggal 10 Februari 1964 No. 524/A/1964 dan Instruksi No. 16/V/1964 dan Surat Keputusan Gubernur Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965, tanggal 15 November 1965 No. UP/256/5/1965 menetapkan, terhitung mulai 1 Januari 1966 semua daerah administratif kawedanan dalam kabupaten Kepulauan Riau dihapuskan. Yang ada hanyalah kecamatan.

Pada tahun 1999, berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999 Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Natuna. Artinya, Karimun diresmikan sebagai kabupaten yang berdiri sendiri dengan terdiri dari 3 (tiga) wilayah kecamatan, 6 (enam) kelurahan, dan 24 (dua puluh empat) desa.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Daerah No. 16 Tahun 2001, Kabupaten Karimun dimekarkan menjadi 7 (tujuh) wilayah kecamatan dengan 19 (sembilan belas) kelurahan dan 25 (dua puluh lima) desa. Setelah itu Karimun mengalami pemekaran kembali menjadi 9 kecamatan dengan 22 (duapuluh dua) kelurahan dan 32 (tigapuluh dua) desa.

Dan pemekaran terakhir adalah pada tahun 2012, berdasarkan Perda No. 02 Tahun 2012, bulan Juli 2012. Pemekaran ini menjadikan wilayah Kabupaten Karimun menjadi 12 (dua belas) kecamatan, dengan 42 (empat puluh dua) desa dan 29 (dua puluh sembilan) kelurahan. Hinga saat ini, 12 kecamatan inilah yang menjadi bagian Kabupaten Karimun. Kedua belas kecamatan itu adalah Karimun, Meral, Tebing dan Meral Barat (ada di Pulau Karimun); Lalu Kundur, Kundur Barat, Kundur Utara (ada di Pulau Kundur); Moro (di Pulau Moro); Buru (di Pulau Buru); Durai (di Pulau Durai); Ungar (di Pulau Ungar) dan Belat (di Pulau Belat).***