Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

9 Sep 2021

Mengambil Pesan 'Kata-kata Mutiara'

Mengambil Pesan 'Kata-kata Mutiara'


BERUSAHA memahami makna kata-kata motivasi yang diucapkan oleh orang-orang hebat dan terkenal, itu satu hal. Berusaha melaksanakannya dalam kehidupan, itu hal lain. Keduanya saling berhubungan tapi belum tentu keduanya mau atau dapat disekalijalankan. Sangat terganung kepada yang mencoba memahami dan melaksanakannya.

Kalimat-kalimat hebat yang disampaikan oleh orang-orang hebat sejatinya penting dan berguna bagi kita. Dengan kalimat-kalimat yang memotivasi dan menginspirasi kita cenderung akan berpengaruh positif dan juga akan melaksanakannya. Bagaimanapun itu karena dianggap memang berguna bagi kita.

Saya ingin mengutip dan membagi ulang di sini beberapa pernyataan dari para tokoh sukses yang telah membuat kehidupan seseorang lebih bermakna. Inilah 3 (tiga) pernyataan dari tiga orang yang namanya tentu saja sudah kita kenal. 

Pernyataan pertama berbunyi, "Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan yang hebat adalah dengan mencintai apa yang kamu lakukan. Jika kamu belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan puas."  Kalimat ini dikatakan merupakan buah pikiran dari Steve Jobs yang banyak dikutip dan sering kita temukan dalam banyak bacaan. 

Pernyataan kedua berbunyi, "Berpura-puralah sampai kamu berhasil! Bertindak seolah-olah kamu memiliki semua kepercayaan yang kau butuhkan sampai itu menjadi kenyataanmu," yang dikatakan diucapkan oleh Brian Tracy.

Sedangkan pernyataan ketiga yang ingin saya kemukakan adalah, "Ketika kamu ingin sukses seburuk yang kamu inginkan, maka kamu akan sukses." Dikatakan bahwa pernyataan ini diucapkan dan merupakan buah pikiran dari Eric Thomas.

Mungkin saja kalimat-kalimat itu sudah pernah diucapkan oleh tokoh lainnya sebelum mereka mengatakan begitu. Tapi kutipan yang diambil dari situs bola.com ini mengatakan demikian adanya. Tanpa menapikan kemungkinan ada referensi lain yang menyatakan selain dari itu, mari kita pahami saja makna yang terkandung di dalamnya. Pesan apa yang perlu kita tangkap dari pernyataan itu, itulah yang menurut saya lebih penting. Saya sepenuhnya mempercayai itu agar saya tidak ragu-ragu mengatakannya.

Pernyataan pertama jels sekali bahwa untuk melakukan pekerjaan hebat hendaklah dengan mencintai poekerjaan itu sendiri. Cinta adalah modal utama. Ketika itu belum juga didapartkan, kata Steve Jobs teruslah dicari. Akhirnya apsti akan didapatkan. Kuncinya kembali kepada kita sendiri.

Saat seseorang mampu berperan seolah-olah bisa, seolah memiliki kepercayaan yang tinggi, ujungnya akan bisa juga. Jadi, jangan mengatakan tidak bisa ketika memulainya. Perasaan tidak bisa justeru akan menjadikan kita benar-benar tidak bisa. Itulah yang dikatakan Brian Tracy itu. Mampukah kita berlaku bisa meskipun sebenarnya tidak bisa? Jika bisa, lakukanlah hingga benar-benar bisa.

Dan mutiara kata yang ketiga dapat kita pahami sebagai target sukses yang kita tetapkan. Tidak harus muluk-muluk. Pada target terendah atau terburuk sekalipun, jika bisa kita lakukan dengan baik maka akan tercatat kita sebagai orang yang sukses. Artinya, sukses itu ada pada diri kita sendiri yang memutuskannya.***

9 Agu 2021

Olimpiade Ditutup, AS Juara Umum, Indonesia Tetap Bangga

Olimpiade Ditutup, AS Juara Umum, Indonesia Tetap Bangga


INILAH olimpiade yang terbilang istimewa dikarenakan adanya covid-19. Seperti sudah sama-sama kita ketahui bahwa Olimpiade Musim Panas 2020, yang secara resmi kita kenal dengan istilah Games of the XXXII Olympiad sesuai keputusan awal akan dihelat di Tokyo, Jepang, pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020. Karena itu namanya disebut juga dengan sebutan Olimpiade Tokyo 2020. Itulah salah satu keistimewaannya. Lain jadwal, lain waktu pelaksanaan namun tetap memakai nama awal. 

Olimpiade sendiri adalah ajang olahraga internasional dengan pesertanya seluruh negara di dunia. Tentu saja cabang olahraga yang dapat diikuti adalah setiap cabang yang dinyatakan lolos seleksi. Dari berita beberapa media menyebut ada sebanyak 205 negara yang ikut. Tapi di berita lainnya menyebut sebanyak 197 negara peserta. Artinya kurang-lebih 200-an negara sejagat raya ikut.

Sebagaimana sudah kita ikuti dan saksikan --melalui media-- sejak hari pertama lomba/ pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 dilaksanakan dari 23 Jul s.d. 8 Agu 2021. Meskipun disebut Olimpiade 2020, namun disebabkan oleh pandemi covid-19 sejak lebih dari dua tahun lalu, akhirnya kegiatannya diundur pada tahun 2021 ini. Kemarin Ahad (08/08/2021) itu para atlet telah menyelesaikan seluruh pertandingannya. Seperti sudah kita saksikan lewat layar kaca televisi dan dari beberapa sumber berita (media), itu bahwa Amerika Serikat keluar sebagai juara umum Olimpiade Tokyo 2020 dengan total medali 113 yang terdiri dari 39 emas, 41 perak, dan 33 perunggu.

Mengutip sebuah media online, dikatakan menariknya, Negeri Paman Sam -julukan Amerika Serikat- memastikan gelar juara umum ini dipastikan di detik-detik terakhir setelah sebelumnya berada di bawah China. China pun harus puas berada di posisi kedua dengan koleksi 88 medali dengan rincian 38 emas, 32 medali perak, dan 18 perunggu. Begitu redaksi berita beberapa media cetak dan online yang dapat kita akses dengan mudah.

Sebagaimana kita tonton di televisi bahwa Amerika Serikat mendapatkan tiga medali emas tambahan pada hari terakhir kemarin itu. Tiga medali itu didapatkan pada cabang olahraga voli putri, basket putri, dan balap sepeda. Kenyataan, ini mengejutkan China yang sampai malam sebelumnya masih berada di atas Amerika Serikat. Bagaimanapun perolehan itu diharapkan China bertahan hingga penutupan. Tapi apa daya, Amerika Serikat tetap digdaya.

Keberhasilan ini juga membuat Amerika Serikat menjadi yang terhebat perolehan medali pada tiga edisi olimpiade terakhir . Sejak penyelenggaraan Olimpiade London 2012, Olimpiade Rio 2016, hingga Olimpiade Tokyo 2020, Amerika Serikat selalu meraih juara umum. Lima negara teratas pada even Olimpiade Tokyo 2020 ini adalah 1) -Amerika Serikat dengan medali (emas, perak, perunggu dan jumlah) 39-41-33-113; 2)-Tiongkok 38-32-18-88; 3) -Jepang 27-14-17-58; 4) -Britania Raya 22-21-22-65; dan 5) -ROC 20-28-23- 71. Negara kita Indonesia? Ternyata berada pada posisi ke 55 dengan medali 1-1-3-5. Tetap bangga meskipun dada terus bertanya, bagaimana kita terus berada di bawah negara dengan penduduknya yang jauh di bawah jumlah penduduk kita?

Tentang kesuksesan atlet negara kita, dari media yang kita baca dan dengar lima medali tersebut disumbangkan oleh cabor bulu tangkis dan angkat besi. Adalah nomor ganda putri atas nama Greysia Polii/Apriyani Rahayu dengan medali emasnya dan Anthony Sinisuka Ginting di tunggal putra meraih perunggu. Sementara satu-satunya perak dari Eko Yuli Irawan dan dua perunggu lain diraih Rahmat Erwin Abdullah dan Windy Cantika Aisah. Capaian medali ini, sekali lagi tetap membuat kita bangga dan membanggakan bangsa kita di ajang olahraga dunia itu. Semoga kelak prestasi itu bisa meningkat lagi.***

17 Jul 2021

Janganlah Waktu Terbiar Berlalu

Janganlah Waktu Terbiar Berlalu


TEGAS dikatakan Tuhan bahwa setiap kita (manusia) akan senantiasa dalam status merugi kecuali dapat dan memiliki beberapa hal yang dikatakan Tuhan sebagai pengecualian. Dengan bersumpah menggunakan waktu di surah Al-Asr, 'demi waktu,'  misalnya dikatakan-Nya bahwa sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi. Barulah kita tidak termasuk ke golongan orang-orang merugi jika kita ada iman, mau melakukan kebaikan, memberi arahan untuk kebenaran dan kesabaran.

Beriman dan keimanan adalah dua hal yang tentu tidak bisa dilepaskan. Jika sekadar mengerti iman atau keimanan, tapi tidak beriman tentu saja tidak cukup. Pemahaman keimanan dan memahaminya adalah satu hal. Memahmi tentang ketuhanan, kenabian, kitab-kitab Tuhan tapi tidak meyakininya, maka berarti itu tidak beriman. Dan tidak akan ada pertahanan dan bantuan apapun atas dosa dan azab yang akan menimpa orang tak beriman. Itulah sebabnya perlu beriman.

Dengan beriman akan berimplikasi kepada perbuatan. Tindak-tanduk dan perbuatan yang dilandasi iman kepada Zat Yang Maha Esa dan Maha Berkuasa akan mengarahkan kita kepada berbuat kebajikan dan kebaikan. Di sinilah bersatunya iman dan amal soleh yang menjadi kunci terhindarnya seseorang dari kerugian. Itu pula yang selanjutnya akan membimbing orang tersebut untuk menyampaikan kebenaran dan kesabaran kepada orang lain. Saling menyampaikan kebenaran dan kesabaran adalah ikutan dari beriman itu sendiri.

Bersumpahnya Tuhan dengan memakai waktu, tentu saja maksudnya agar kita yang diberi waktu sangat singkat di dunia yang fana ini untuk tidak menyia-nyiakan waktu. Waktu di dunia sangatlah singkat berbanding waktu di akhirat nanti yang semua kita akan ke sana. Dan kita yakin sesuai dengan keimanan itu sendiri bahwa kita akan abadi di sana.

Jadi, kata kunci yang harus kita garisbawahi adalah bahwa kita jangan suka bahkan jangan pernah menyianyiakan waktu. Jangan pernah membiarkan waktu berlalu tanpa ada sesuatu yang kita perbuat. Sedetik waktu berlalu sama statusnya dengan sehari, sebulan atau bertahun-rahun waktu berlalu. Kesemua itu adalah sumber merugi yang akan menimpa kita. Maka, janganlah waktu terbiar berlalu.***

15 Mei 2021

Pesan Hujan Pagi di Idul Fitri: Kebersamaan adalah Keberhasilan

Pesan Hujan Pagi di Idul Fitri: Kebersamaan adalah Keberhasilan


Catatan M. Rasyid Nur

HARI Sabtu (15/05/2021) pagi, ini kembali hujan. Seperti tiga hari yang lalu. Air menyiram bumi daerah dan kampung kami, Wonosari. Hujan jugakah di tempat lain? Entahlah. Yang pasti, inilah rahmat Tuhan menyiram bumi mengiringi Idul Fitri tahun ini. Terima kasih, ya Ilahi.

Saya ingat, di awal Syawal kemarin, Kamis (13/05/2021) dini hari juga hujan turun. Bahkan lebih lebat lagi. Bagaikan bah, air tertumpah dari langit, dini hari itu. Waktu itu, jarum jam di kamar saya lihat di angka tiga. Saya terbangun oleh lebatnya hujan pagi menjelang Idul Fitri, itu saya refleks melihat jam. "Pukul 3," kata saya kepada isteri yang turut terbangun. Ya, Allah padahal beberapa jam lagi salat Idul Fitri. Pesan apakah ini?

Buat kami di Kampung Wanosoari, Baran Barat Kecamatan Meral hujan dini hari Idul Fitri, ini memiliki catatan tersendiri. Mengapa? Sore menjelang berakhirnya Ramadhan (Rabu, 12/05/2021) itu para pemuda dan beberapa pengurus masjid sudah menyusun rapi tikar dan sajadah di ruang masjid Al-Ubudiyah. Masjid terbuka yang atapnya masih langit saja. Beratap langit?

Iya. Benar. Masjid kami hingga hari ini masih dalam tahap pembangunan baru. Yang lama sudah dibongkar. Selain karena ukurannya, juga karena kiblatnya yang ternyata tidak persis dengan arah mehrabnya ke ka’bah. Inilah yang menjadi alsan mengapa masjid ini harus dibangun ulang di tempat yang sama.

Sejak beberapa bulan yang lalu, masjid ini dibongkar dan dibuat baru setelah jamaah dan pengurus sepakat. Untuk sementara jamaah masjid solat di ruang (aula) yang kebetulan cukup luas di belakang masjid. Solat lima waktu dan tarawih tahun ini dihelat di ruang ini. Jadi, untuk sementara ruang di bagian timur masjid inilah yang menjadi masjid. Pengganti masjid yang belum selesai dibangun.

Pembangunan masjid saat ini baru sampai melantai dengan semen kasar, dinding dengan tiang-tiang sekeliling. Juga cor lantai dua bagian sayap kiri dan kanan. Tapi atapnya masih belum. Konon biaya atap dengan kubah yang direncanakan akan menelan biaya sangat besar. Itulah sebabnya masjid ini belum dipakai.

Tapi, untuk solat Idul Fitri tahun ini pengurus sepakat akan menggunakan ruangan masjid lama yang sebagian dindingnya sudah dibuat bersama lantai (kasar) itu. Atap masjid yang memang belum ada diharapkan tidak hujan pada saat salat Idul Fitri nanti. Dengan dinding dan beberapa tiangnya yang sudah terbangun, tapi atapnya baru langit saja diharapkan memotivasi warga untuk lebih giat membangun dengan melaksanakan salat Idul Fitri di dalamnya.

Nyatanya, dini hari menjelang subuh, hujan menyiram bumi Wonosari. Itu pasti di luar perkiraan dan harapan pengurus dan masyarakat. Kenyataan itu tentu saja membuat para pengurus dan pemuda kembali menggulng tikar dan sajadah, dini hari itu juga. Syukurnya, menjelang dini hari itu masih ada para pemuda dan beberapa orang di masjid melanjutkan takbir. Merekalah yang tahu awal dan mereka pula yang bekerja keras untuk menyelamatkan tikar dan sajadah dari siraman hujan.

Pagi sebelum subuh, ketika hujan berhenti bergotong-royong kembali para pemuda untuk mengeringkan ruang masjid. Berbagai cara dilakukan untuk mengeringkan lantai masjid. Tidak cukup menyapu tapi juga menggunakan alat pengering yang biasanya dipakai pemiliknya untuk semprot/ memasang cat. Melihat langit cukup cerah menjelang pagi, pengurus yakin tidak akan hujan lagi di pagi Idul Fitri itu. Maka dengan segala cara, ruangan itu tetap dipersiapkan untuk Solat Idul Fitri. Tidak mudah, pastinya. Tapi selesai juga persiapannya. Tikar dan sajadah kembali terbentang rapi menjelang pagi.

Pukul 07.00 jamaah sudah mulai hadir di masjid. Suara takbir bersahutan. Pukul 07.30 prosesi salat Idul Fitri sudah dimulai dengan diawali laporan panitia dan sambutan pengurus masjid. Ada laporan penerimaan zakat fitrah, zakat mal, fidyah, infak dan sedekah serta laporan distribusinya. Ada pula laporan panitia Ramadhan yang menyampaikan penerimaan infak selama Ramadhan serta penggunaannya.

Sebelum salat, oleh pembawa acara juga disampaikan tata cara salat Idul Fitri yang akan dilaksanakan. Selanjutnya imam mengambil tempat dan bilal juga melaksanakan tugasnya. Alhamdulillah, solatnya aman dan nyaman. Diserta siraman sinar matahari pagi, saat solat dan khutbah disampaikan khatib jamaah tetap tenang di dalam ruang beratap langit itu. Hujan yang turun empat jam sebelumnya seolah tidak teringat pada saat itu.

Pasti ada pesan yang terselip dari catatan hujan pagi di Idul Fitri ini. Kesannya tidak akan terlupakan buat warga Kampung Wonosari. Paling utama dari semua itu adalah kebersamaan dan lahirnya motivasi dan semangat meneruskan pembangunan masjid ini. Kebersamaan dan kekompaan warga jelas terlihat saat harus mengemas dan menyelelamatkan tikar dan sajadah saat akan hujan. Lalu saat kembali membentangkannya setelah sebelum mengeringkan lantainya dari genangan air. Itu tidak mudah jika tidak ada jiwa bersama. Kebersamaan dan kekompakanlah yang menjadi kunci kesuksesan solat Id di masjid yang sesungguhnya belum bisa dipakai. Hujan adalah ujian untuk kebersamaan itu.

Pagi Sabtu ini, ternyata hujan turun kembali. Tidak sejak dini hari. Tapi di awal pagi ini saja. Tapi sudah cukup mengingatkan saya akan hujan di hari pertama Idul Fitri. Allah kembali menurunkan rahmat-Nya. Bagi kita umat yang yakin itulah cara Tuhan menyayangi hamba-Nya. Hujan ini akan menambah ketaatan kita. Apapun itu, segala sesuatu yang diberikan-Nya kepada kita, itulah yang terbaik untuk kita. Tidak satu kejadian kecuali ada hikmahnya. Hujan Pagi di Idul Fitri, adalah ramhat terbaik kita yang bertekad akan istiqomah taat kepada-Nya.***

Juga di www.terbitkanbukugratis.id

31 Des 2020

Apa Persiapan Kita Menghadapi Tahun Baru?

Apa Persiapan Kita Menghadapi Tahun Baru?


TIDAK terasa kita sudah berada di ujung tahun. Kata orang kampung, 'pejam-celek, pejam-celek, tahu-tahu sudah tahun baru. Besok, ya besok sudah tahun baru. Kita tahu, Tahun Baru sering kita katakan sebagai pintu gerbang pergantian waktu yang akan selalu dilalui kita alami setiap periode tertentu. Begitulah sebagai manusia selama masa hidup kita.

Melihat kenyataan selama ini, sepertinya ada dua kemungkinan kita dalam menyikapi pergantian demi pergantian waktu. Pilihan pertama kita akan terseret hanyut oleh derasnya arus jaman tanpa pegangan. Kedua, kemungkinan bisa menjadi pribadi yang tangguh dengan memiliki pegangan prinsip yang kuat. Ini yang sejatinya dikejar.

Agar pengejaran pilihan terakhir itu dapat kita raih, bagaimana dan apa persiapan kita menghadapinya? Jawabannya bisa saja berbeda-beda setiap kita. Tapi ada beberapa rumusan umum yang selalu diingatkan kepada kita. Dan kelaziman ini menjadi pakem hampir setiap orang dalam mempersiapkan tahun baru.

Pertama, membuat perencanaan dan atau resolusi tetentu; artinya, kita harus memiliki rencana tertentu dan jelas, apa yang harus diperbuat jika ingin tetap eksis di tengah kerasnya arus jaman seperti saat ini. Ketatnya kompetisi hidup yang semakin tinggi memang akan memaksa kita harus membuat suatu perencanaan yang baik dan mudah dilaksanakan. Untuk ini, selain rencana utama atau rencana pokok bagus juga kita memiliki rencana cadangan atau rencana yang disiapkan jika rencana pertamanya tidak bisa dilaksanakan. Jika kita bagian dari sebuah rumah tangga, maka anggota dalam rumah tangga tentu perlu dilibatkan dalam menyusun rencananya.

Kedua harus melakukan evalusasi dan atau muhasabah terhadap apa yang sudah kita lalui di tahun ini. Ini juga merupakan bagian dari introspeksi diri untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan kegalan kita di tahun yang sudah ditinggalkan. Baik kelebihan maupun kekurangan yang telah kita jalani di tahun sebelumnya kedua-duanya menjadi acuan dalam instrospeksi diri ini. Melalui introspeksi diri ini, kita dapat belajar dari kesalahan atau kegagalan yang telah kita alami.

Ketiga, mengadakan penyesuaian dan atau perubahan seperlunya; artinya kita harus melakukan suatu penyesuaian dengan kenyataan diri, keluarga atau pendukung lainnya yang kita miliki. Perubahan itu bisa pula berupa sikap dan strategi selain perubahan dari sisi pisik atay material. Umpamanya, dari sebelumnya bersikap kurang baik, malas-malasan dan sifat buruk lainnya kepada sifat-sifat yang lebih mendukung. Kita harus berubah menjadi pribadi yang rajin jika sebelumnya masih malas-malasan. Intinya kita harus berani melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan meninggalkan kebiasan buruk yang selama ini kita lakukan.

Keempat, menjaga dan merawat semangat dan atau motivasi; maksudnya sebagai seorang pejuang kita tidak boleh lemah dalam menghadapi penjajah dalam diri sendiri. Apa saja penajajh itu, ya seperti sifat malas, tidak bergairah itu. Dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari diperlukan semangat juang pantang menyerah.. Tidak boleh mudah putus asa meskipun sering mengalami kegagalan.

Kelima, mau bekerja kjeras; ini penting. Ternyata mau bekerja saja tidak cukup. Bekerja dengan sikap tidak bergairah, jelas tidak akan menguntungkan persiapan kita menghadapi masa ke depan, termasuk tahun baru yang sudah di hadapan langsung. Kerja keras dan semangat ditambah hemat dan efektif waktu adalah kunci keberhasilan dalam era maju saat ini.

Mungkin masih banyak penjelasan lain yang dapat kita pedomani dalam usaha bersiap dan mempersiapkan tantangan tahun depan. Mari, selamat meninggalkan tahun ini untuk bersiap-sedia menghadapi tahun depan.***
*Dari bebagai sumber.

2 Okt 2020

Berbaju Batik Membuat Tampak Cantik

Berbaju Batik Membuat Tampak Cantik


Oleh M. Rasyid Nur

KEMARIN Kamis (01/10/2020) kita berlegu-legah dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, hari –Jumat, 02/10/2020—ini kita memperingati Hari Batik Nasional. Kita diingatkan oleh catatan sejarah bahwa hari ini adalah Hari Batik Nasional. Itu berarti salah satu hari yang istimewa bagi kita, Bangsa Indonesia. Mengapa istimewa? Hari ini, 2 Oktober adalah Hari Batik Nasional yang merupakan peringatan salah satu produk dan budaya bangsa, baju batik.

Lazimnya, di hari yang istimewa ini, kantor-kantor Pemerintah atau non Pemerintah menyarankan bahkan –mungkin—mewajibkan karyawanya untuk memakai baju batik sebagai symbol cinta produk dan budaya bangsa sekaligus mencintai bangsa itu sendiri. Sekolah? Di saat normal juga ada batik yang malah sudah menjadi pakaian seragam wajib pada hari tertentu.

Inilah yang menjadi kelebihan batik. Berbaju atau berpakaian batik, itu memang membuat tampilan seseorang itu lebih canti. Kapan pun dan dipakai dalam acara apapun, batik yang merupakan hasil asli tanah air, itu selalu bisa membuat penampilan seseorang semakin cantik, semakin menarik dan tentu saja semakin menawan dan anggun.

Lalu kapan seringnya orang memakai batik? Sesungguhnya menggunakan batik tidak hanya saat menghadiri acara pernikahan atau acara formal lainnya seumpama acara perpisahan (pisah-sambut), acara pengajian dan lainnya, berbatik juga bisa dipakai di berbagai acara santai lainnya.

Saat ini kita saksikan ternyata perkembangan zaman dan perubahan sikap pengguna dan penyuka batik juga berkembangnya dunia fashion dengan bahan batik. Batik ternyata telah pula menjadi salah satu kain yang bisa dijadikan berbagai pakaian untuk bergaya, modis, anggun serta menawan orang yang melihatnya. Batik telah masuk ke dunia mode juga.

Setelan batik juga bisa fleksibel. Tidak kaku. Bahkan dipadukan dengan celana jins juga kelihatan anggun. Atau dibuat dress sepanjang lutut hingga dibuat gaun panjang yang lebih agamais juga bisa. Seperti ditulis di banyak media, terutama majalah mode, “Dibuat atasan yang cute dan menawan hingga dibuat rok bahkan kulot, kain batik selalu bisa membuat penampilan kita makin elegan,” kata fimela.com (02.10.2018). Artinya pakaian batik tidak lagi menjadi pakaian yang penggunaan dan modelnya terbatas.

Di Hari Batik Nasional, ini sejatinya kita menggunakan batik. Sekurang-kurangnya dalam satu hari istimewa ini. Kita budayakan hasil kebudayaan kita. Hasil pakai hasil pakaian kita. Bahwa Negara dan Bangsa lain juga merasa berhak memakai pakaian batik, bahkan ada sinyalemen negerara tertentu menganggap batik adalah milik negaranya, jangan sampai membuat kita justeri lalai untuk memelihara baju dan pakai batik ini. Mari kita berbatik. Memakai batik membuat canti, percayalah itu.***

Artikel yang sama di www.mrasyidnur.gurusiana.id

15 Sep 2020

Catatan Tersisa dari Webinar XI Media Guru Indonesia (Bag. 1)

Catatan Tersisa dari Webinar XI Media Guru Indonesia (Bag. 1)



Catatan Webinar XI Media Guru Indonesia (Bag. 1)

Tantangan Gurusiana Hari ke-243

AHAD, 13 September 2020. Cuaca tidak sejuk di sini seperti hari-hari sebelumnya. Kemarin sejuk bukan karena  musim dingin. Hanya karena beberapa hari kemarin hujan rajin mengguyur bumi kami. Syukurnya cuaca bagus dan akan bagus pula pengaruhnya kepada yang lain. Terutama PLN dan signal internet, suka terpengaruh cuaca.

Hari ini penting berharap cuaca bagus. Akan ada webinar Media Guru. Webinar ke-11 dengan tema Pejuang Literasi. Empat orang pejuang literasi dari 123 orang gurusianer MGI (Media Guru Indonesia) yang tulisannya lolos masuk baku antologi MGI akan tampil. Buku berjudul Pejuang Literasi itu akan diluncurkan pada webinar ini. Dan empat orang dari penulis buku Antologi itu akan tampil pada  Webinar XI Media Guru Indonesia ini. Mereka adalah,

1)      Ade Kurniawati (Guru BK SMA Negeri 5 Sijunjung)

2)      Supardi Harun Arrasyid (Kepala Perpustakaan SMP IT Citra Bangsa)

3)      Abd Rauf (Pengawas di Sulsel)

4)      Fitria Nurrosyidah (Kepala Sekolah)

Menjadi host adalah Ibu Wiwik dengan moderator Ibu Sri subekti. Dia yang akan memandu diskusi dengan narsum empat orang itu. Dan istimewanya pada webinar ini hadir Mas Eko yang adalah Pimred Media Guru. Dia tampil sebagai keynote speaker dalam webinar inhi.

Ada banyak pesan-pesan Mas Eko kepada peserta webinar. Setelah menyatakan rasa gembiranya sekaligus memberikan penghormatan kepada petinggi Media Guru Indonesia, Pak Ihsan dia memimpin doa. Mas Eko juga menyapa Bu Wiwik dan dua moderator yang bertugas.

Pesan pertama dari Mas Eko adalah bahwa covid-19 itu nyata ada. Bukan fiksi. Maka ikutilah protokoler kesehatan sebagaimana Pemerintah selalu mengingatkan. Dengan mimik wajah sedih Mas Eko memimpin membaca alfatihah yang secara khusus juga disampaikan kepada isteri Pak CEO.

Lalu, dia menegaskan bahwa roh dan jiwa Media Guru itu adalah literasi itu sendiri. Ini sesuai dengan teman webinar hari ini, Pejuangan Literasi. Mas Eko menjelaskan salah satu kasus yang dia temukan di awal akan hadirnya Media Guru, yaitu diketahuinya ada guru melakukan plagiarisme. Atas dasar itulah muncul ide untuk membuat gerakan literasi agar guru punya wadah dan kesempatan untuk menulis. Salah satu gagasan itu adalah dengan mendirikan medianya, blog gurusiana. Pak Ihsan menggagas lahirnya wadah berupa blog yang diharapkan bisa menampung dan menyalurkan kegiatan literasi guru ini. Hebatnya, hingga saat ini sudah hampir 76 ribu orang menjadi anggota Grup FB Media Guru.

Mas Eko juga memberikan contoh seorang dosen yang mendapatkan hadiah rekor Muri karena mampu menulis setiap hari terus-menerus selama tiga tahun. Wow. Ternyata orang yang mampu secara rutin menulis itu sangat berpengaruh dalam kehidupannya. Mampu menumbuhkan budaya literasi menulis baik untuk dirinya maupun untuk lingkungannya.

Hadirnya MGI dengan facebook dan blognya, lalu membuat banyak program untuk membuat dan menerbitkan buku ternyata saat ini telah muncul ratusan bahkan ribuan penulis buku. Kata Mas Eko lagi sudah 9.000-an buku yang berhasil diterbitkan Media Guru bersama para guru. Padahal dulunya begitu susahnya guru untuk membuat buku. Kini, bahkan dengan program Sasi Sabu, para siswa pun sudah mampu membuat buku. (bersambung)


6 Jul 2020

Kuras Airnya, Tangkap Ikannya (Catatan Goro Keluarga)

Kuras Airnya, Tangkap Ikannya (Catatan Goro Keluarga)



JUMAT (03/07/2020) itu awal mulanya. Saya melihat seekor ikan nila mengambang mati. Mungkin airnya sudah kotor lagi. Besoknya dua ekor lagi. Saya berpikir, ini masalah. Tidak boleh dibiarkan lama. Akhirnya dikuras airnya. Niatnya membersihkan. Setelah satu-dua hari belakangan, kami membicarakan beberapa ekor ikan yang mengambang di kolam belakang rumah,itu kami ingin menguras air kolam itu. Sudah empat ekor yang mati dalam tiga hari. Sementara ini kami hanya menduga-duga mengapa dia mati. “Mmungkin ikannya keracunan. Atau boleh jadi karena kelebihan kapasitas.” Saya dan isteri menduga begitu saat kami membicarakannya.

Ikan nila di kolam belakang rumah itu memang termasuk cepat beranak-pinaknya. Dan jika sudah terlalu banyak, kami biasanya menguras airnya untuk dibersihkan dengan mengganti airnya. Lalu sebagian yang agak besar akan kami asingkan (tidak dimasukkan lagi) untuk dimasak sebagai lauk, tentunya. Dengan begitu ikannya tidak terlalu bersempitan di dalam kolam berukuran setengah meter (lebar) dan panjang tiga meter dengan kedalaman kurang dari satu meter itu.

Kolamnya sendiri sungguhnya bukanlah kolam ikan yang disengaja dibuat untuk kolam ideal. Dulu, kolam, itu hanyalah parit (longkang) yang terletak menyusuri pagar di belakang rumah kami. Karena di sebelahnya ada lobang septitank yang tidak jadi dipakai untuk pembuangan kotoran itu, dan justeru menjadi bak ikan, akhirnya parit di sampingnya itu diisi air juga. Jadilah kolam ikan untuk jenis ikan nila itu sedangkan yang satunya dipakai untuk jenis ikan lainnya. Sudah beberapa kali kami menguras kedua kolam itu sejak dibuat dan diisi ikan belasan tahun yang lalu.

Ahad (05/07/2020) kemarin kami serumah melaksanakan Goro (Gotong Royong) Keluarga menguras bak ikan itu. Judul Goro itu yang paling tepat tentu saja Kuras Airnya, Tangkap Ikannya. Menguras air kolamnya adalah untuk membersihkan. Sedangkan menangkap ikannya tentu saja untuk dimasak buat makan siangnya. Sekeluarga kami merapat ke kolam. Tentu saja isteri saya tidak ikut menimba dan mengangkat air kolam itu. Dia cukup menonton memberi semangat saya dan dua anak saya, Ery dan Opy. Bahkan dia sambil menggendong cucu melihat kami bekerja, berbasah-basah. Heh, asyik juga.

Puluhan bahkan mungkin ratusan ember seukuran lima liter air bergantian diangkat oleh Ery dan Opy dari kolam. Saya sendiri ikut membantu dengan ember lain yang lebih kecil. Sangat berat menimba air kolam dengan cara manual begitu. Tapi harus tetap dilakukan. Air kolam yang lebih tepat disebut bak, itu harus dikuras habis. Ikan-ikan yang bergeleparan menjelang air kian sedikit ditangkap menggunakan tangguk berjaring benang nilon. Setiap ikan yang ditangkap dimasukkan ke dalam ember-ember berisi air untuk membuatnya bertahan hidup. Tujuannya agar ikan-ikan yang lebih kecil bisa bertahan dulu sebelum nanti kembali di masukkan ke dalam kolam.

Sangat membahagiakan rasanya bersama anak-anak dan isteri di hari libur, di ujung pekan itu. Butuh waktu hampir tiga jam untuk menguras air dari kedua bak, eeh kolam ikan itu. Si Ery saya lihat begitu bersemangat di bagian dalam kolam. Sedangkan Opy menyambut ember yang sudah diisi abangnya untuk dibuang airnya. Sekali lagi, sangat membanggakan menyaksikan keduanya bekerja menguras air kolam itu.

Setelah airnya hampir terkuras semuanya, ikan-ikan yang berukuran besar pun sudah dipisahkan, akhirnya ikan-ikan lainnya kembali dimasukkan ke dalam kolam. Beberapa ekor ikan patin, kami berikan secara gratis ke beberapa tetangga di sekitar rumah kami. Semoga mereka senang menerima ikan yang hampir berbobot dua kg per ekor itu. Saya dan isteri tentu saja sangat bangga dapat berbagi hasil kolam itu dengan tetangga yang ada.

Untuk ikan nila kami menangkap (memisahkan) hampir dua kg atau 10-an ekor. Ikan nila memang lebih kecil ukurannya. Sedangkan untuk kolam satunya, kami menangkap empat ekor ikan patin dari 10-an ekor patin yang masih ada di dalam kolam. Diambil yang besar, yang beratnya seukuran dua kg per ekor. Tidak disangka kalau ikan itu sudah begitu besarnya setelah di sana cukup lama. Saat pertama memasukkannya, dulu ukuran ikan patin itu masih sebesar telunjuk jari orang dewasa. Kini, sungguh besar. Alhamdulillah, untuk lauk makan siang kami sudah tidak harus ke pasar lagi.***

Juga di: https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/7/kuras-airnya-tangkap

4 Jul 2020

Sedia Payung Sebelum Hujan, Sedia Pedang Sebelum Perang

Sedia Payung Sebelum Hujan, Sedia Pedang Sebelum Perang

Oleh Muhammad Nasrudin (Monas)
PERIBAHASA 'Sedia Payung Sebelum Hujan' itu sudah selalu didengar. Maknanya juga sudah dipahami. Agar bersiap-sedia sebelum kejadiannya ada. Jangan sampai tergesa-gesa persiapannya dan akhirnya tidak bisa. Jika hujan jangan sampai basah. Jika ada musuh jangan sampai kalah karena tdak bersiap sebelumnya. Itulah esensi makna peribahasa. 

Tentu saja tulisan ini tidak dimaksudkan menimbulkan makna permusuhan. Jika ada yang bertanya, "Sudahkah Anda memiliki senjata baik berupa pedang, golok atau apapun,. sebagaimana Rosululloh dan para sahabat suka mengkoleksinya sebagai senjata dalam menghadapi perang?" Ini pertanyaan umum dan biasa saja. Tidak harus juga dikonotasikan mencari permusuhan.

Pedang Rosululloh tidaklah satu, tapi cukup banyak. Saya pribadi pernah melihat-lihat pedang Rosululloh saat berkunjung ke istana Al Fatih Turki. Demikian halnya para sahabat.

Pedang, keris, kujang, rencong, oleh orang zaman dahulu, merupakan kebutuhan hidup yakni sebagai alat untuk pertahanan diri dari ancaman bahaya, dzi syarrin.

Rosululloh dan para sahabat, pedang pedang mereka berkualitas. Terbuat dari besi yang berkualitas, makanya senjata mereka masih bertahan hingga saat ini.

Jangan kita berpikir, kita kan lagi damai, untuk apa menyimpan senjata. Damai, perang itu kan sifatnya tidak statis. Sekarang damai bulan depan blm tentu. Sekarang aman, Minggu depan juga belum tentu. Makanya berpikir, 'Sedia Payung sebelum Hujan'. 

Kita buka catatan sejarah, masih sangat relevan utk kita terapkan dalam hal ini. Jangan nunggu hujan , baru terpikir untuk membeli payung, wah..keburu kehujanan. Jangan nunggu perang baru terpikir beli senjata. Sudah terlambat. Kalau sdh perang, ekspedisi pengiriman sdh ditutup, produksi senjata sudah langka, kita akan sulit mendapatkan nya krn sdh menjadi kebutuhan pokok saat itu.

Apalagi di tengah negeri kita yang dalam ancaman besar terjadinya disintegrasi kapan saja, tanpa kita ketahui, seperti halnya terjadinya pemberontakan PKI 48,65 yang terjadi tiba tiba, maka ke depan gangguan keamanan akan terjadi juga kapan saja dan tiba tiba. Sediakan lah payung sebelum hujan, Sebagai bentuk ikhtiar kita sebagaimana Rosululloh dan para sahabat juga memiliki senjata banyak di rumah nya masing-masing.

Nah milikilah senjata terbaik di rumah anda masing-masing, kualitas terbaik sebagai bentuk ikhtiar terbaik kita dalam wiqoyatunnafsi atau penjagaan diri.

Monas Inspire.

3 Jul 2020

'Ngumpul Bareng' Keluarga itu Juga Membuat Bahagia

'Ngumpul Bareng' Keluarga itu Juga Membuat Bahagia

Oleh Siti Nurbaya AZ, SE
KELUARGA, ya keluarga kita. Ayah, Mak, kakak, adek, ponakan dan semuanya. Itulah keluarga inti kita. Berkumpul bersama mereka, itu pasti membuat bahagia. Malam ini, Selasa, 30 Juni 2020 kami berkumpul di rumah Ayah-Emak seperti biasanya. Kami menyebutnya Rumah Tua. Berdoa dalam rangka bertambahnya umur Om Emi (adek saya) tanggal 06 Juni 2020, Dhira (ponakan) tanggal 15 Juni 2020, Abang Richiiro dan Adek Amira (keduanya juga ponakan) tanggal 30 Juni 2020. Sekalian doa keberhasilan untuk Mas Ai, Mbak Najwa (ponakan), Akiif (cucu) , dan Biu (ponakan juga) melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah lulus pada level sekarang. Mas Ai dan Mbak Najwa ke SMP sementara Akiif dan Biu masuk SD. 

Bahagia itu sederhana, sebagai anak tertua mungkin ini yang bisa dibuat sebagai pembiasaan mensyukuri nikmat atas apa yang telah diberikan Allah. Kami bukan dari keluarga berada yang harus merayakannya secara sendiri - sendiri. tapi aku selalu mengajak adik - adikku merayakannya momen - momen tertentu secara bersamaan, yang penting bukan makanan yang dihidangkan tapi bagaimana kami bisa berkumpul bersama - sama. Momen seperti ini, tidak bisa dilaksanakan jika hanya karena inisiatif individu tanpa ada yang memotorinya. Alhamdulillah semenjak semua adik - adikku sudah berkeluarga walaupun kami bukan kondisi berlebihan tapi kami berusaha membuat semuanya menjadi meriah dengan gaya keluarga kami.
Bersama Keluarga di Rumah Tua

Selagi bisa membahagiakan kedua orangtua kami berusaha untuk selalu makan bersama di Rumah Tua untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepada keluarga kami. Alhamdulillah, semua harus disyukuri, adikku Sabaria yang berada di Negeri Sakurapun malam ini ikut merayakan suasana bahagia ini walaupun hanya dengan mengikutinya melalui Video Call saja.

Pembiasan suatu hal yang harus dilestariakan dalam keluarga, seperti kata pepatah, "Air dicincang tak akan putus." Begitu juga dengan persaudaran, pupuklah selagi bisa, saling membantu meringankan beban itu penting. bahagia itu sederhana, berkumpul bersama keluarga. Semoga doa yang dipimpin oleh suamiku yang kebetulan lulusan PGA dan sering menjadi imam, diijabah Allah. Kami selamat, sehat dan sukses dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Amin. (AZ)

6 Jun 2020

Ambulance Laut BAZNAS untuk Mengetuk Hati Emas

Ambulance Laut BAZNAS untuk Mengetuk Hati Emas

Oleh M. Rasyid Nur


"SEJATINYA BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Karimun harus mampu mengurangi jumlah masyarakat miskin di kabupaten ini." Kalimat itu adalah salah satu pesan Wabup (Wakil Bupati) Karimun, H. Aunur Rafiq, (kini dia adalah bupati) pada suatu siang di hari Senin (24/ 02/ 2014), enam tahun lalu. Ketika itu dia meresmikan penggunaan gedung baru, Kantor BAZNAS Kabupaten Karimun di Jalan Poros (Jalan Sukarno-Hatta) Karimun. Di hadapan Ketua BAZNAS Karimun, waktu itu H. Atan AS, Kepala Kantor Kemenag Karimun, (Waktu itu) H. Afrizal dan para undangan lainnya, Wabup memberikan beberapa pesan dan harapan kepada pengurus BAZNAS Kabupaten Karimun. 

Seperti diketahui, enam tahun lalu itu, BAZNAS Kabupaten Karimun baru saja berusaha berdiri sendiri (baca: berumah sendiri) tanpa harus berkantor dengan status ‘nebeng’ di salah satu gedung di Masjid Agung Kabupaten Karimun. Dalam perjalanannya, BAZNAS Kabupaten Karimun terkenal sebagai lembaga zakat yang melejit namanya di Provinsi Kepri karena mampu mengumpulkan uang umat, baik zakat (mal) maupun infaq-sedekah dalam jumlah cukup signifikan. Hanya di bawah Batam, namun mampu mengatasi kabupaten lain di provinsi Kepri dalam mengumpulkan uang umat. Tidak heran, lembaga agama pengumpul zakat, infaq dan sedekah ini menjadi harapan masyarakat sekaligus harapan Pemerintah Daerah untuk bersama-sama Pemerintah mengentaskan kemiskinan di daerah ini.

Rabu (03/06/2020) kemarin, satu hari yang lalu, BAZNAS Kabupaten Karimun kembali membuat catatan sejarah. Untuk pertama kali BAZNAS membuat terobosan, pengadaan Ambulance Laut. Kendaraan laut bantuan dari PT. Timah ini tentu saja akan diperuntukkan bagi kaum dhuafa, fakir-miskin yang sakit, yang bertempat tinggal di pulau-pulau nun jauh dari Ibukota Kabupaten yang harus dirujukkan ke Rumah Sakit Daerah (Kabupaten) yang berada di Kota Tanjungbalai, Ibu Kota Kabupaten Karimun. Kemarin, itu kembali Pak Rafiq yang kini sudah menajdi bupati mengatakan bahwa BAZNAS harus terus berusaha membantu orang-orang miskin dan mampu pula mengubah kehidupan ekonomi mereka menjadi tidak miskin lagi.

Pemerintah Daerah berkepentingan sekaligus berkewajiban meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah selalu dan akan selalu membuat program pengentasan kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu,semua pihak hendaklah saling bahu-membahu menyukseskan program pengentasan kemiskinan yang digerakkan oleh BAZNAS dan Pemerintah. BAZNAS akan terus berkesempatan membuktikan jati dirinya  dalam rangka mengurangi angka kemiskinan ini. Begitu inti sambutan orang nomor satu Kabupaten Karimun itu di hadapan undangan, di Gedung Nasional.

Sebagaimana sudah diberitakan sebelumnya bahwa baru saja BAZNAS mendapatkan  satu unit kapal yang diperuntukkan sebagai angkutan laut untuk orang-orang sakit. “Inilah ambulance laut pertama di Indonesia yang dikelola BAZNAS,” kata Nasial, Ketua BAZNAS dalam sambutan laporannya. “Kami ingin mengetuk hati emas semua kita, masyarakat Kabupaten Karimun atau siapa saja untuk menyalurkan uang zakat, infaq dan sedekahnya melalui BAZNAS Kabupaten Karimun, khususnya untuk biya operasional kapal ini. Konon, diperlukan Rp 1.3 M anggaran setiap tahun untuk mengoperasikan ambulance laut ini.

Benar apa yang disampaikan Pak Rafiq. Dan BAZNAS selama ini memang sudah melakukan berbagai program dalam rangka menyalurkan uang umat yang dititipkan di BAZNAS. Dari sekian banyak uang muzakki kabupaten, itu memang tidak semua uang itu berupa zakat. Ada juga dana berupa sedekah dan inafaq. Jika uang zakat sudah diperuntukkan untuk delapan asnab yang sudah ditentukan maka uang yang terakhir ini dapat pula diberikan kepada para masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya. Biarpun tidak terlalu miskin, tapi demi pengembangan usaha (dagang, dll) maka BAZNAS dapat memberi atau menyalurkannya kepada kelompok ini. Harapan selanjutnya, kelak mereka ini dapat pula memberikan sebagian rezeki dari usahanya menjadi zakat atau infak dan sedekah. Dari mustahik diharapkan bisa berubah menjadi muzakki. Begitulah harapannya.

Jika orang miskin dapat dikurangi dengan pemberian zakat ini maka diharapkan jumlah penduduk miskin semakin hari semakin berkurang. Pemerintah harus terus mendorong lembaga ini untuk mengurangi rakyat miskin di daerah ini. Berulang-ulang bupati mengingatkan dalam sambutannya bahwa partisipasi masyarakat yang berhati emas mau memberikan sebagian kekayaannya untuk fakir-miskin melalui BAZNAS, insyaallah tingkat kesejahteraan masyarakat kita dapat terus ditingkatkan.

Dengan pemberian kapal ambulane laut dari PT. Timah Kepada BANAS Kabupaten Karimun, ini semoga saja akan terus mengetok hati orang-orang berhati emas di sini untuk terus memberikan bantuannya kepada masyarakat miskin di sini. Kapal ambulance laut ini, yang dibeli dengan uang zakat para karyawan PT Timah setelah dikumpulkan dalam beberpa tahun, insyaallah akan menjadi modal baru bagi BAZNAS dalam usaha mengetuk hati emas masyarakat kaya. Tentu saja akan dipakai untuk membantu masyarakat fakir-miskin di daerah ini ketika nanti memerlukan transportasi saat sakit. Benar harapan ini, bantuan begitu besar dari PT. Timah kepada BAZNAS kiranya akan mampu mengetuk hati emas para muzakki di sini. Semoga!***

Juga di: https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/6/kapal-ambulance-laut-baznas-untuk-mengetuk-hati-emas-2900659

2 Jun 2020

Memperingati Hari Lahirnya Pancasila: Mari Merefleksi Diri

Memperingati Hari Lahirnya Pancasila: Mari Merefleksi Diri


Oleh M. Rasyid Nur
BUKAN perdebatan kapan sebenarnya hari lahir Pancasila yang penting. Pasti itu tidak produktif untuk diperdebatkan. Apalagi jika masuk ke debat kusir, kapan sebenarnya lahirnya yang tepat untuk ditetapkan, seperti di era rezim sebelumnya, misalnya. Kita ingat, tahun-tahun kemarin itu, khususnya di era Orde Baru, perihal lahirnya Pancasila tidak terlalu bergaung secara merata karena perdebatan kapan lahirnya Pancasila. Justeru yang selalu didengung-dengungkan tentang Kesaktian Pancasila yang semua kita sepakat ketika ada oknum yang saat itu ingin mengubah Dasar Negara. Peristiwa penculikan beberapa tentara menjelang penghujung 1965, itu dicatat sejarah sebagai peristiwa usaha mengubah Pancasila sebagai Dasar Negara. 

Tahun-tahun berikutnya, diskusi dan debat perihal lahirnya Pancasila tidak pernah menemukan titik kesamaan untuk semua yang masih memperdebatkannya. Berdebat secara ilmiah saja pernah terjadi tahun-tahun sebelumnya itu namun tetap tanpa ada satu kata aklamsi. Apakah karena sudah terbungkus politik? Boleh jadi.

Benar, bangsa Indonesia memerlukan tanggal lahir setiap momen atau kejadian-kejadian penting, seumpama lahirnya Pancasila itu. Sebagai falsafah bangsa, Pancasila menjadi hal penting dalam bangsa yang majemuk ini. Apalagi bangsa kita juga sudah punya tradisi memperingati secara resmi setiap tanggal penting yang ada dalam sejarah. Sebagian tanggal-tanggal penting itu ada yang sudah ditetapkan menjadi Hari Libur Nasional, karena dipandang begitu pentingnya.

Begitu banyak tanggal yang disebut sebagai 'tanggal penting' di Negara kita. Kalau dirunut sejak awal Januari, di setiap bulan dalam satu tahun itu ada tanggal pentingnya. Baik level Nasional (Indonesia) maupun level dunia (Internasional) begitu banyak tanggal-tanggal penting yang tentu saja diperingati secara Nasional mapun secara Internasional. 

Mari kita tilik di bulan Januari, misalnya. Setiap tanggal 1 Januari adalah sebagai Tahun Baru Masehi (Internasional); 3 Januari sebagai Hari Departemen Agama; 5 Januari sebagai Hari Korps Wanita Angkatan Laut; 10 Januari sebagai Hari Gerakan Satu Juta Pohon (Internasional) dan sebagai Hari Tritura dan beberapa lagi dalam bulan Januari. Setiap bulan dalam satu tahun, itu pasti ada tanggal penting yang sudah ditetapkan baik secara Nasional maupun Internasional. Jadi, menetapkan tanggal penting itu yang penting. Termasuk tanggal lahirnya Pancasila.

Bagi guru seperti kita penetapan tanggal penting yang bernilai sejarah dalam Negara dan Bangsa kita tentu lebih penting lagi. Bukan saja sebagai pengetahuan bagi diri kita, tapi juga ada kewajiban lain yang melekat pada profesi kita. Kita wajib pula menjelaskannya kepada anak-didik kita, sebagai generasi muda yanag akan menggantikan generasi sekarang. Itu penting untuk kelanjutan kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keluarnya Kepres Nomor 24 Tahun 2016 tentang lahirnya Pancasila yang menetapkan 1 Januari adalah Hari Lahirnya Pancasila dengan cantolan sejerah peristiwa, saat Ir. Sukarno berpidato di depan sidang  BPUPKI (Badang Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), 1 Juni 1945 maka perdebatan kapan Pancasila sudah tidak perlu. Bahwa masih ada yang berpendapat lain, karena adanya rumusan Pancasila 22 Juni 1945 (Piagam Jakarta) dan rumusan akhir pada 18 Agustus 1945, saat Negara RI beanr-beanr sudah ada (merdeka) tentulah cukup catatan sejarah. Cukup menajdi pengetahuan rakyat. Entah jika suatu hari nanti ada argument lain yang berdasarkan catatan lain yang menyebabkan tanggal lahir Pancasila berubah. Biarlah sejarah juga yang akan mencatatnya.

Bagi kita saat ini, terutama sejak empat tahun lalu itu, diskusi perihal Pancasila adalah bagaimana bangsa Indonesia, setiap rakyatnya merefleksi diri –sendiri atau kelompoknnya—tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan sederhananya, sebagai ‘anak bangsa’ yang cinta bangsanya, yang harus berjuang untuk bangsanya, sudahkah kita membuktikan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan benar? Setiap 1 Januari, kini kita memperingati. Kemarin pagi kita peringati, sudahkah kita merefleksi diri?

Mungkin kita tidak elok menyebut koruptor yang merampok uang Negara, tapi pastilah tindakan korupsi itu tidak sejalan dengan Pancasila. Kita juga tidak akan menyebut orang-orang kaya yang pelit di Negara kita, yang pikirannya hanya mengumpulkan dan menimbun kekayaan sebanyak-banyaknya, tapi tidak mau membantu orang-orang susah secara serius. Pastilah sikap itu tidak sesuai juga dengan Pancasila. Dan pasti banyak lagi kesalahan dan kejahatan yang dilakukan oleh sebagian rakyat Indonesia yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Jika itu adalah kita, sudahkah kita berkaca diri?

Kini, itu haruslah menjadi pertanyaan yang kita ajukan kepada diri kita masing-masing. Apapun profesi kita, sudahkah kita melaksanakannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku? Jika sudah, itulah bukti kiya mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Kita melaluinya kemarin, hari ini adalah hari pertama kita masuk ke hari baru di tahun berikutnya setalah kita memperingati lahirnya Pancasila. Hendaklah kita semua benar-benar mempertanyakan keseriusan kita untuk menerima dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Bagi kita orang yang beragama, dengan mengamalkan Pancasila secara benar, secara otomatis kita akan menjalankan ajaran agama yang beanr juga. semoga!***  
Dapat dibaca juga di:  https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/06/pancasila