Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan

19 Nov 2023

Tunjung Menyanjung (Menyaksikan Final Putri Bulutangkis Japan Master)

Tunjung Menyanjung (Menyaksikan Final Putri Bulutangkis Japan Master)


MESKIPUN menyaksikan laga Gregoria Mariska Tunjung melawan Chian Chen Yu Fei melalui layar televisi tetap saja membuat jantung berdebar, khususnya di babak-babak awal. Catatan pertandingan kedua srikandi bulutangkis, ini selama ini selalu dimenangkan oleh Yu Fei. 

Alhamdulillah hasil akhirnya tunggal putri Indonesia, itu sukses menyabet gelar juara Japan Masters 2023 dengan dua game langsung, 21-12, 21-12. Di angka terakhir itulah debaran jantung penonton, termasuk saya, Minggu (19/11/2023) pagi WIB itu mereda. Kalau boleh diulang catatan pertandingannya, Tunjung memang tampil menggila sejak awal set pembuka. Tunjung tidak tampak kesulitan meraih keunggulan atas penggawa China, hingga mampu memimpin 11-5 di interval game pertama.


Lanjutannya, Tunjung terus berlari meninggalkan Yu Fei. Meski sempat kehilangan empat poin beruntun yang membuat perolehan poinnya makin dekat dengan Yu Fei di kedudukan 15-11, tunggal putri Indonesia akhirnya berhasil menyudahi perlawanan dengan 21-12.

Di game kedua Yu Fei sepertinya mencoba memberikan perlawanan. Posisi menjelang interval tidak terlalu jauh angkanya, 9-11 saja untuk Yu Fei. Tapi Tunjung dapat menyamakan poin menjadi 11-11 selepas jeda. Bahkan menyetop angka pemain China itu pada poin 12-12. Dan angka ini menjadi titik Tunjung untuk kembali mendahului. Bayangkan, 9 angka direbutnya hingga selesai, 21-12 yang memastikan gelar juara Japan Masters 2023 untuk Tunjung sebagai perwakilan Indonesia.

Bagi kita, baik yang menyaksikan langsung atau sekadar mengulang di You Tobe atau sama sekali tidak menyaksikannya, tetap saja ini adalah sebuah kebanggaan kita. Tunjung telah menyanjung dan menjunjung Negaranya dengan merebut juara itu. Selamat untukmu, Tunjung dan selamat juga tentunya untuk Negara dan Bangsa kita.***

17 Sep 2023

Senyum Mereka Berbuah Senyum untuk Negara

Senyum Mereka Berbuah Senyum untuk Negara



SENYUM Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti adalah khas mereka ketika berlaga di lapangan bulutangkis. Pasangan ganda bulutangkis Indonesia, ini memang tidak pernah cemberut saat berlaga. Senyumnya senantiasa menghiasi bibirnya. Kalah atau menang di akhir laga mereka tetap saja tersenyum selama bertanding dan sesudahnya. Penonton tentu senang melihat gayanya di lapangan. Tidak pernah kelihatan marah atau emosi. Kita (saya) yang menyaksikannya hanya lewat layar kaca juga senang menyaksikan ketika keduanya bertanding.

Begitu pula pada partai final Hongkong Terbuka 2023 sore ini (WIB). Mereka berhasil masuk ke partai puncak setelah mengalahkan lawan-lawannya. Dan di final ini Rayahu-Ramadhanti menghadapi pemain gigih dari Malaysia, Parly Tan - Thinaah Muralitharan. Saya beruntung dapat menikmati laga hebat mereka sore Ahad (17/09/2023) ini. Kebetulan sedang tidak ada kegiatan di luar rumah. Jadi, alhamdulillah dapat menyaksikan siaran langsung dari salah satu televisi nasional.

Set pertama partai pertama final Hongkong Open 2023 ini sesungguhnya cukup menyesakkan dada kita, khususnya penonton Indonesia. Sebagai wakil garuda di Hongkong Terbuka Bulutnagkis Dunia ini kita pasti berharap srikandi Indonesia menang. Sayangnya, dengan kegigihan dan kekuatan pemain Negeri Jiran, itu Ramadhanti dan Rahayu seperti tidak bisa berbuat banyak. Dominasi permainan dan angka sepenuhnya dipegang oleh pemain Malaysia. Set ini dimenangkan Malaysia dengan skor 21-14.

Set kedua pemain Malaysia masih kelihatan kehebatannya. Smes-smes keras dari keduanya bertubi-tubi dilancarkan ke pertahanan Indonesia. Di sinilah debar jantung kita semakin kencang. Pelan dan pasti Rahayu-Ramadhanti mendekat dan terjadi juz. beberapa kali pemain Indonesia mampu gim poin namun seperti sulit menyudahinya. Setiap pemain kita gim poin setiap itu pemin Malaysia menyamakan keududkan. Hingga akhirnya set kedua ini baru selesai pada angka 24-22 untuk kemenangan pemain Indonesia.

Di set penentuan, Rahayu dan Ramadhanti tidak lagi memberi angin. Dia benar-benar mendominasi permainan dan angka di set ketiga ini. Tidak pernah terkejar lagi. Bahkan Parly Tan harus cedera untuk mengejar bola yang dismes atau didrpshotkan oleh pemain Indonesia Set ini selesai pada angka 21-9. Senyum Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti justeru sedikit berkurang diset ini. Boleh jadi karena salah seorang pemain Malaysia yang sudah cedera itu. Dia tetap menyelesaikan laga meskipun sudah tidak bisa berjalan normal. 

Indonesia menang, srikandinya senyum senantiasa. Senyum mereka membawa senyum untuk Indonesia, Negara kita.***

12 Sep 2023

Dua Kosong di Facebook Saja

Dua Kosong di Facebook Saja


KEINGINAN untuk menyaksikan laga antara Turkmenistan melawan Indonesia Kualifikasi Piala Asia U-23 Tahun 2024 malam ini (Selasa, 12/09/2023) tidak dapat saya bendung. Peliknya, televisi di rumah tidak menyiarkan secara live karena diacak. RCTI yang punya hak siar, tiba-tiba mati begitu saja sejenak pertandingan dimulai. Pastilah karena tidak berlangganan chanel yang ada di televisi saya itu. Bagaimana, ya? 

Pada beberapa berita online sebenarnya ada informasi bahwa pertandingan itu ada disiarkan melalui live streaming RCTI juga. Artinya bisa di HP atau di laptop saja. Saya tidak pula terlalu familiar dengan live streaming berbayar itu. Sampai saat ini saya belum bisa menyaksikan pertandingan sepakbola secara live melalu streaming itu. Benar-benar membuat saya pusing karena bakal tidak dapat menyaksikan laga secara langsung meski hanya lewat layar kaca. Bagaimana, ya? Ah, pertanyaan bodoh, kata saya dalam hati.

Saya teringat, anak saya pernah mengajarkan kalau di facebook biasanya suka ada yang menyiarkannya secara live juga laga-laga seperti itu. Akhirnya, saya coba cari link siaran langsung pertandingan di Grup K itu melalui aplikasi facebook. Saya benar-benar bergembira karena akhirnya saya dapat juga menonton siaran langsung pertandingan antar negara itu. Sungguh menyenangkan. Walaupun hanya melalui facebook saya cukup puas.

Dari menit pertama hingga ke menit terakhir saya tidak melepaskan pandangan dari layar laptop via facebook itu. Kemenangan 2-0 (dua kosong) yang diraih Tim Garuda hingga fluit terakhir melengkapi kebanggaan saya menyaksikan laga hebat malam ini. Terima kasih, sahabat FB yang menyiarkan langsung laga ini.*** (M. Rasyid Nur)

6 Agu 2023

Menang dan Kalah Dramatisnya Sama

Menang dan Kalah Dramatisnya Sama


SAYA sangat puas tapi tak bangga menyaksikan partai final Australia Terbuka Bulutangkis Super 500, Ahad (06/08/2023) sore ini. Bahkan sejak babak penyisihan di awal bulan kemrin itu saya hampir tiap hari menyaksikan dengan rasa memuaskan. Setiap partai berlangsung alot dan menegangkan. Apalagi di final hari ini.

Tentu saja hanya di layar kaca saya menyaksikan secara langsung. Ada televisi yang menyiarkan secara live. Belum memungkinkan langsung ke Negeri Kanguru itu untuk menyaksikan laga-laga hebat itu. Tapi walaupun puas tentu saja saya --mungkin Anda juga-- tidak bangga karena yang berlaga hanya orang 'sana' semua alias orang bukan kita. Maksudnya tak ada orang Negara Kita yang berlaga di final kali ini. 

Saya sebut puas karena laga final semua partai begitu hebat menegangkan. Menang dan kalahnya terasa dramatis. Tidak ada pertandingan yang berjalan mulus alias ebrat sebelah. Namanya parta final. 
Laga final Australia Terbuka ini didominasi oleh China, Jepang dan Korea. Hanya India yang menyela di dalamnya, mewakili tuggal putra di final. Dan partai tunggal putra inilah yang paling seru menurut saksi mata via kaca televisi saya.

Sesungguhnya sejak partai pertama, tunggal putri antara Amerika dengan China hingga partai kelima, ganda putra antara China melawan Korea saya full menyaksikannya di layar kaca. Saya memberi catatan tersendiri laga final tuggal putra antara China, Weng Hong Yang melawan jago India, HS Parannoy. Bagaimana tidak? Melihat catatan sebelumnya maka hasil petang ini mungkin ada yang menganggap di luar dugaan sekaligus menegangkan.

Pemain China dikatakan pemain bukan unggulan, sebaliknya Parannoy. Nyatanya di set pertama Weng dengan mudah memenangkan pertandingan dalam waktu hanya 17 menit. Tapi di set kedua pemain India bangkit. Dari tertinggal, dia mengejar dan memenangkan set ini dalam waktu cukup lama, 36 menit. Itu bukan waktu yang singkat. Keduanya sudah tampak lelah sekali. 

Lalu terjadi perpanjangan set ketiga. Laga tetap sengit. Meskipun Parannoy tampak di atas angin dengan selalu mendahului angka, nyatanya titisan Lin Dan itu pantang menyerah. Tertinggal pada posisi nyaris selesai bagi Parannoy di angka 19 sementara Weng baru 15, pelan-pelan dia mengejar. Lalu deuce beberapa kali sampai akhirnya dia memenangkan laga ini dalam waktu 89 menit. China bersorak karena dua finalis lainnya gagal menjadi juara. Bagi saya, menang dan kalah sama dramatisnya. Puasa namun tak bangga.*** (M. Rasyid Nur)

26 Jun 2023

Tim Volly Putri Mendebarkan Hati

Tim Volly Putri Mendebarkan Hati


KALAU ada pertandingan olahraga yang membuat hati begitu berdebar kencang, salah satunya adalah laga final volly putri AVC Challenge Cup antara Timnas Putri Indonesia melawan Vietnam itu. Seperti saat Timnas kita melawan China Taipe di semifinalnya kita yang menyaksikannya secara live begitu dibuat tidak tenang duduk. Apalagi jika langsung di stadionnya.

Sayangnya di final semalam, itu Timnas kita harus puas menjadi runner up saja. Lima set melawan China Taipe Srikandi Indonesia mampu keluar sebagai pemenang. Tapi di final, meskipun juga harus lima set, Vietnam ternyata lebih perkasa dan tentunya lebih beruntung. 

Menyaksikan lewat layar kaca tv sederhana di rumah pada  Ahad (25/06/2023) malam semalam saya memang rada gelisah dibuatnya. Sejak set pertama hingga set kelima laga itu benar-benar mendebarkan. Coba disimak ketatnya angka yang mereka catatkan, 18-25, 27-25, 25-21, 20-25, 13-15 dengan posisi 3-2 untuk Vietnam. Tentu saja kita kecewa. Selain tidak jadi bisa membalas kekalahan di SEA Games lalu, kita juga gagal naik satu peringkat di Asia Level Dua ini. Namun kita tetap bangga. Para Srikandi seperti, Arneta Putri, Ratri Wulandari, Megawati Hangestri, Medi Yoku, Indah, Wilda Nur Fadhillah dan lain-lain itu sangatlah berjasa mengharumkan bangsa Indonesia, minimal di Asia.

Coba kita ulang catatannya. Di awal set pertama berjalan ketat. Indonesia sempat tertinggal 0-2, tetapi kemudian mampu menyamakan skor menjadi 3-3. Setelah itu Indonesia tertinggal lagi pada posisi 7-11 setelah Vietnam tidak terbendung serangannya. Namun Indonesia meraih tiga poin beruntun untuk merapatkan jarak menjadi 10-11.

Angka ketat terus berlanjut. Serangan Vietnam lewat smesh pendek quick kerap menghasilkan banyak poin yang membuat Indonesia tertinggal 11-21. Indonesia terus tertinggal hingga 15-24 meski sempat diperkecil menjadi 18-24. Vietnam menutup set pertama dengan kemenangan 25-18 setelah block Indonesia keluar.

Set berikutnya kita unggul 3-1 di awal hingga 13-11. Keunggulan mampu dipertahankan hingga 21-18. Sayang, di poin-poin kritis, Indonesia terlena sehingga skor imbang 22-22 dan 24-24. Laga di akhir kian menegangkan saat skor kembali imbang 25-25. Namun dua poin beruntun didapat Indonesia untuk menutup set kedua dengan kemenangan 27-25.

Set ketiga, keempat dan kelimat sama ketatnya. Mungkin akan menambah sedikit sedih jika harus diulang-ulang lagi jalannya angka per angka itu. Intinya setiap point yang didapatkan oleh kedua tim adalah angka yang membuat hati kita berdebar. Jika jantung tidak terlalu kuat menyaksikan perolehan angka demi angka khawatir juga akan membuat sesak dada. Dan jika dada sebelah kiri yang terasa, nauzubillah itu akan berbahaya. Saya, syukurnya hanya sekadar berdebar saja. Selamat buat srikandi Indonesia meskipun tidak mampu seperti ketika menghadapi China Taipe itu.***
*Selain dari menyaksikannya via televisi juga dilengkapi info-info dari media.