Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

2 Mei 2023

Menyaksikan Serasa Diikutkan

Menyaksikan Serasa Diikutkan


BERKESEMPATAN mengikuti dan menyimak para peserta TC (Training Center) Kafilah STQH Kabupaten Karimun di Hotel Balai View serasa ikut juga berlatih bersama. Mereka mengikuti latihan dan pembinaan dari para ustaz dan kita menyimak yang diajarkan guru, sesungguhnya kita pun serasa ikut berlatih. 

Sebagaimana diketahui bahwa selama sepekan, sejak Ahad (30/04/2023) hingga Ahad depan diadakan pelatihan dan pembinaan bagi peserta STQH Kafilah Kabupaten Karimun. Secara resmi kegiatan TC dibuka langsung oleh Wakil Bupati Ahad malam itu. TC sendiri adalah dalam rangka mempersiapkan kafilah STQH Kabupaten Kaarimun menghadapi ajang STQH ke-10 Tingkat Provinsi Kepri yang akan dilaksanakan di Karimun, Kepri, dari 9-14 Mei 2023 nanti.

Para pengurus LPTQ Kabupaten Karimun adalah para panitia yang mendapat amanah menjadi pelaksana TC ini. Sebanyak 27 (dua puluh tujuh) orang peserta mengikuti TC ini. Mereka terdiri dari peserta untuk cabang Tilawah (Ana-anak), Tilawah (Dewasa), Tahfizh (1, 5, 20, dan 30 juz), Tafsir (Bahasa Arab) serta cabang hadits (100 dan 500 hadit). Beberapa cabang ada yang diikuti oleh dua atau tiga orang peserta untuk dipilih salah satunya sebagai utusan Kabupaten Karimun, nantinya. 

Setelah dibuka Wakil Bupati dua malam lalu, kini pelatihan terus berlangsung sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Bagi pengurus LPTQ yang notabene adalah penitia kegiatan RC berkesempatan setiap saat menyimak dan memperhatikan pelaksanaan TC. Selain dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, pengurus ini dapat menjadikan kesempatan menyimak itu sebagai latihan untuk diri sendiri.

Semua panitia, setelah dimulainya latihan maka kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk ikut berlatih juga. Kalau peserta TC berlatih untuk persiapan ikut berlomba di STQH Provinsi maka panitia dapat semata mempersiapkan dirinya agar lebih memahami materi yang diberikan kepada peserta. Tentu saja tanpa membayar untuk mengikutinya. Cucuk duduk rapi bersama peserta, maka kita pun serasa ikut berlatih.***

24 Apr 2023

Jika Saja (Catatan Bersama Keluarga di Pantai Indah)

Jika Saja (Catatan Bersama Keluarga di Pantai Indah)


Catatan M. Rasyid Nur
JIKA saja, ya jika saja ada, persis seperti apa yang didamba tentu saja sangat senang di dada. Akan terasa berbahagia. Tapi jika sebaliknya pasti hati kecewa. Dongkol dan gundah akan memeluk jiwa. Ah, saya terlalu perasa barangkali, kata teman sebelah.

Pastinya hari Senin (24/04/2023) ini sedikit-banyak ada rasa yang ingin saya bagi bersama maka catatan ini mengunjungi Anda. Meski tidak semua pembaca suka tetap saja harus saya berbagi diantara kita di dunia maya. Boleh jadi ini bentuk saling mengingatkan yang memang dianjurkan dan bisa juga sebagai curhatan.

Begini. Hari raya ketiga, ini kami, maksudnya saya dan keluarga berlibur bersama ke pantai. Persisnya pantai Ketam, Kecamatan Tebing. Pantai ini adalah satu dari beberapa pantai di Kabupaten Karimun. Bahkan di Kecamatan Tebing saja ada dua pantai yang sering menjadi tujuan wisata setempat. Ada pantai Pongkar selain Pantai Ketam yang lokasinya juga di Pongkar.

Pada Idul Fitri tahun ini, keluarga isteri saya memang berhajat untuk berlibur bersama di momen Hari Raya. Penyebabnya, kebetulan saat ini adik isteri saya, Sabariyah AZ yang sehari-hari bermastautin di Negeri Sakura bersama suaminya, tahun ini berkesempatan pulang ke Indonesia. Ingin bertemu keluarga, terutama Emak yang sudah ditinggal Ayah sejak kurang-lebih dua tahun lalu. Riya, begitu adik isteri saya itu disapa, ingin bertemu Ibu selain seluruh keluarga lainnya.

Disepakatilah pada kesempatan bersama, ini ada momen bersama di Hari Raya. Selain sudah bersama (berkunpul di rumah tua, Kampung Bukit) pasca salat Ied di 1 Syawalnya, keluarga isreri saya juga bersepakat akan ke pantai di hari kedua atau ketiga. Tapi di hari ketiga itulah kesempatannya.

Selain seluruh keluarga isteri (emak, adik-beradik isteri saya, suami dan isteri serta anak-anaknya) saya juga membawa anak-anak saya, menantu saya dan cucu-cucu saya. Untuk berangkat dari Kampung Bukit ke pantai kami menyewa bus antik (bus kayu ala Karimun) agar dapat berangkat bersama. Meskipun kami juga punya dua mobil pribadi yang bisa dipakai, tapi kemi sepakat memakai satu bus saja agar terasa bersama.

Jika saja, ya jika saja ada Ayah yang biasanya menjadi komando keluarga tentu saja liburan bersama ke pantai ini akan lebih meriah dan lebih berkesan. Juga, andai saja suami Riya dan anaknya semata wayang yang di Jepang bisa bersama juga, tentu ini akan lebih seru.

Setelah menempuh perjalanan dalam setengah jam, kami sampai di lokasi pantai pukul 11.15. Kami harus memilih di sayap kanan pantai karena bagian kiri sudah penuh. Pondok-pondok tempat istirahat sudah penuh di bagian kiri ini. Karena bus kami tidak dapat masuk ke ujung, kami harus berjalan kaki kurang-lebih 30 meter. Sinar matahari menyengat kepala.

Setelah mendapatkan tempat, kami meletakkan bawaan kami --makanan, pakaian untuk mandi, minuman, dll-- di dua tempat yang sudah kami sepakati. Kami beristirahat sambil memulai membuka kantong-kantong berisi makanan. Ada nasi, lauk, mie goreng dan lainnya. Sebagian diantara kami juga mengorder makanan dan minuman dari kedai yang ada di sini. Ada yang memesan mi goreng juga, nasi ayam penyet, minuman aneka jus dan lainnya. Buat yang tidak memesan makanan atau minuman langsung saja memakan bekal yang dibawa masing-masing.

Melwati jam siang, saat waktu zuhur akan masuk sebagian kami ada yang ingin buang air (kecil). Ternyata tempat buang airnya lumayan jauh. Dengan tusukan sinar matahari begitu menyengat, rasanya tidak kuat untuk ke sana dengan berjalan kaki. Akhirnya, untuk pergi salat dan atau buang air, terpaksa bergantian menggunakan motor salah seorang keluarga yang kebetulan datang ke sini menggunakan motor.

Jika saja, ya jika saja di setiap tempat di sepanjang pantai ini ada kamar mandi atau toilet umumnya tentu saja akan membuat pengunjung senang dan bahagia. Kenyamanan pengunjung, salah satunya adalah karena fasilitas umumnya tersedia selain makanan yang dijual di warung-waung sepanjang pantai.

Lalu siapa yang bertanggung jawab untuk fasilitas seperti tempat buang air atau tempat mandi air tawar itu? Apakah para pedagang yang berjualan itu atau Pemerintah yang sejatinya menjadi penanggung jawab pengelolaan lokasi wisata? Entahlah. Jika saja, ya jika saja itu semua sudah terkelola, kita semua pasti akan bergembira. Begitu banyak pantai-pantai indah di tempat kita, kalau saja fasilitasnya ada semua, wuih bahagianya hati kita.*** 

12 Apr 2023

Tarwih di Baitut Taqwa Serasa Imamnya di Mekkah

Tarwih di Baitut Taqwa Serasa Imamnya di Mekkah


Catatan M. Rasyid Nur

MALAM itu saya tarwihnya di Masjid Baitu Taqwa. Kebetulan ada jadwal di sana. Suara dan irama imamnya serasa imam di Mekkah. Boleh jadi hanya perasaan saya saja. Tapi saya mendengarkan memang begitu adanya.

Imam di masjid ini suaranya merdu sekali untuk ukuran di sini. Seperti suara Imam Sudais yang terkenal di Mekkah sana. Syeh Sudais adalah imam di Masjid Al-Haram, Tanah Suci Mekkah. Jika pun kita belum sempat menajdi makmumnya secara langsung, kita bisa mendengar suaranya di rekaman CD atau You Tobe secara online yang beredar secara bebas.

Malam ini, Selasa (11/04/2023) bertepatan dengan malam ke-21 Ramadan 1444 saya kebetulan mendapat jadwal Santapan Rohani Ramadan di Masjid Baitut Taqwa, Paya Rengas, Parit Benut, Meral itu. Kenangan yang patut saya bagikan kepada teman-teman di halaman ini adalah tentang enaknya suara imam tarwih itu. Saya tidak bertanya ke pengurus, siapa anama imam tarwih itu. Jadi, saya belum tahu nama imam itu.

Saya melihat dia masih muda, sepertinya. Tapi entahlah umurnya. Saya tidak bertanya berapa umurnya. Saya hanya menduga-duga dengan melihat rona wajahnya. Itu, anak muda seumuran 20 tahun atau kurang dari itu, bahkan. Masih remaja kelihatannya. Ketika bersalaman dengan jamaah sesudah salat tarwih, dia mencium hampir semua orang tua. Termasuk tangan saya juga diciumnya. Itu juga indikasi kalau dia masih muda.

Muda, iya. Tapi bacaannya itu yang menggetarkan hati. Sudah bacaannya bagus, fasih ucapannya, iramanya menyenangkan hati, plus suaranya yang begitu terdengar merdu. Jenis suaranya mungkin suara sofran atau apa. Tapi bukan suara bas. Itu pasti. Dengan suaranya yang rada tinggi itu serasa iramanya itu mendekati irama Imam Sudais saat membaca alquran.

Saya tidak bermaksud berlebih-lebihan memujinya. Tapi kenyataan itu membuat saya menghayal serasa berada di Masjid Haram seperti dulu pernah ke sana saat menunaikan haji. Saya merasa beruntung sekali waktu saat itu saya berkesempatan menjadi makmum Imam Sudais di Masjid Al-Haram tahun itu. Sungguh tenang kita menyimak suaranya saat memimpin salat. Suaranya keras dan tinggi. Iramanya juga sangat khas.

Begitulah malam ini. Tentu saja tidak persis sama. Setidak-tidaknya lagu dan irama yang dibawakan oleh imam muda itu mendekati sama dengan gaya Imam Sudais di Mekkah sana. Saya harus jujur menyebutnya. Saya juga ingin berterima kasih kepadanya meskipun melalui catatan singkat ini. Terima kasih, anak muda. Serasa saat ini kita berada di Mekkah. Saya juga percaya jamaah yang menyelesaikan salatnya hingga ke rakaat 23 adalah karena khusyuk menikmati bacaan imam muda ini.***

28 Mar 2023

Catatan Pengalaman Malam Ketiga di Surau Baru, Baitul Amanah

Catatan Pengalaman Malam Ketiga di Surau Baru, Baitul Amanah



Catatan M. Rasyid Nur

JIKA malam pertama tarwih Ramadan 1444 (2023) saya ikut rombongan bupati bersafari Ramadan di Masjid Agung (Kabupaten) Karimun dan malam kedua saya tarwih di Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, malam ketiga, Jumat (24/03/2023) ini saya mengisi jadwal Santapan Rohani Ramadan di Surau Baitul Amanah, Bukit Tembak, Sungai Pasir, Meral. Ada kesan tertsendiri bagi saya mengisi jadwal di surau baru yang ternyata inilah Ramadan pertamanya.

Pengalaman dan catatan pertama saya yang membuat kesan tersendiri, itu adalah ketika saya mencari lokasi surau baru ini, saya merasakan sedikit kesulitan. Sebagai surau baru, tentu saja baru pertama kali juga bagi saya untuk menemukan tempatnya. Inilah pertama kali saya berjamaah di sini. Itu membuat saya tidak mudah mencarinya. Di jawal Santapan Rohani tertera alamatnya di Bukit Tembak, Sungai Pasir, Meral. Tapi dimana? Tanya saya saat membaca pertama.

Sorenya saya mencoba menelpon pengurus yang nama dan nomor HP-nya tertera di jadwal Santapan Rohani Ramadan Kecamatan Meral. Pak Sumantri, nama pengurus itu, alhamdulillah berkenan menjawab telpon saya. Dalam percakapan telpon itu dia menjelaskan lokasi surau. Saya pun merasa kalau tempat yang dijelaskannya itu saya pahami.

Malamnya, setelah magrib saya kembali mengingat penjelasan Pak Sumantri. Saya tidak ingin tersesat mencari surau itu nanti. Tepat pukul 19.15 saya berangkat dari rumah. Sesampainya di titik yang dia jelaskan, saya kembali menelponnya. Surau itu belum saya temukan. Kebetulan seseorang saya temukan di simpang yang dikatakan Pak Sumantri. Akhirnya orang inilah yang mengantarkan saya ke surau Baitul Amanah setelah saya jelaskan tujuan saya sampai di lokasi itu. Mungkin dia melihat saya seperti orang tersesat.

Alhamdulillah, saya sampai juga setelah diantarkannya. Saya melihat sudah ada beberapa orang jamaah di dalamnya. Di luar surau, di teras sebelah kanannya saya melihat beberapa orang jamaah sedang duduk-duduk. Sepertinya mereka tengah istirahat sambil minum dan makan kue sehabis salat magrib tadi. Salah satu dari mereka menghampiri saya. Saya jelaskan kalau saya akan bertugas malam ini di surau itu.

Sampai waktu masuk untuk solat, seorang jamaah melaksanakan tugas sebagai muazzin. Dia mengumandakan suara azan dengan nyaring untuk memanggil jamaah. Sementara para jamaah pun semakin ramai datang. Singkat catatan, salat isya pun dimulai. Dan setelah itu giliran saya untuk memberikan tausiah singkat, santapan rohani Ramadan. Selebihnya melaksanakan salat tarwih dengan jumlah rakaat tariwihnya 8 ditambah tiga rakaat salat witir.

Saya merasa bersyukur karena akhirnya saya dapat melaksanakan kewajiban saya. Jamaahnya juga saya rasa sangat antusias melaksanakan ibadah Ramadan ini. Kata seorang jamaah, tahun ini adalah tahun pertama surau itu menggelar salat tarwih.***

9 Mar 2023

Orientasi DH STQH untuk Menyatukan Persepsi DH

Orientasi DH STQH untuk Menyatukan Persepsi DH


MENGAWALI helatan STQH (Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits) ke-15 Tingkat Kabupaten Karimun tahun 2023 dilaksanakan Orientasi Dewan Hakim STQH selama setengah hari, pada Rabu (08/03/30323) siang menjelang petang. Tadinya akan dilaksanakan satu hari penuh. Kesibukan dan kesempatan menjadi penentu akhir, bahwa kegiatan ini hanya bisa dilaksanakan setengah hari saja dengan memadatkan materinya. Orientasi sendiri bertujuan untuk menyatukan persepsi.

Maka pertemuan Rabu siang kemarinitu adalah pertemuan untuk bersatu. Tepatnya menyatukan. Bersatu dalam melihat sesuatu. Sesuatu itu adalah tugas dan tanggung jawab yang satu. Itulah, menjadi penilai dalam lomba yang disebut Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits alias STQH. Semacam MTQ, begitu.

Ini adalah STQH Tingkat Kabupaten setelah sebelumnya mereka --yang akan dinilai ini-- memenangkan lomba yang sama di kecamatan. Sebanyak 14 kecamatan se-Kabupaten (Karimun) mengirimkan utusannya ke kabupaten untuk lomba ini. Itulah kafilah kecamatan yang di kabupaten akan saling berusaha menjadi yang terbaik. Nanti, mereka, ini akan menuju STQH Provinsi (Kepri) jika mereka sukses di sini.

Untuk mendapatkan peserta terbaik itulah, maka panitia pelaksana STQH melakukan kegiatan yang disebut Orientasi Dewan Hakim. Dewan Hakim Seleksi yang terdiri dari 40-an orang dan akan menilai dua cabang lomba dengan tujuh golongan, tentu saja perlu mendapatkan pemahaman yang sama dalam menilai hal yang sama. Benar, para Dewan Hakim sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sama dalam menilai selama ini. Tapi apakah akan sama atau hampir dalam menilai nanti, inilah yang mau disatukan.

Ada ketentuan resmi dalam memberi nilai. Interval (jarak nilai) antara satu Dewan Hakim dengan Dewan Hakim lain yang menilai bidang yang sama tidak dibolehkan melebihi angka dua. Dari maksimal nilai 30, misalnya setiap Dewan Hakim secara subyektif akan memberikan angka antara 0-30 itu kepada setiap peserta. Nah, tidaklah mudah tiga orang Dewan Hakim untuk memberikan nilai yang sama atau hampir sama saat menilai. Sementara ketiga hakim itu tidak duduk berdekatan. Patokannya hanyalah ketentuan salah-benar atau agak salah dan agak benar itu saja.

Jadi, orientasi Dewan Hakim keamrin itu memang sangat penting bagi setiap Dewan Hakim yang akan mulai bertugas Jumat (10/03/2023) malam sampai tiga hari-malam ke depannya. Sebanyak 28 peserta setiap golongan dengan tujuh golongan secara keseluruhan, artinya selama tiga hari-tiga malam itu para Dewan Hakim akan bekerja keras dan seksama. Apa-apa yang sudah didapatkan selama orientasi semoga menjadi modal untuk menyatukan persepsi dalam menilai nanti.***