Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

11 Sep 2020

Rapat Terberat, Satu Hari Tiga Kali

Rapat Terberat, Satu Hari Tiga Kali


Oleh M. Rasyid Nur

INILAH saya rasa hari terberat. Eh, bukan. Hari terpenting. Ah, bukan juga begitu, maksud saya. Mungkin lebih tepatnya hari terpadat. Maksudnya terpadat dengan kegiatan yang saya lakoni hari ini. Hari-hari yang lalu, paling-paling hanya satu kali kegiatan dalam satu hari. Tapi hari Jumat (11/09/2020) ini sampai tiga kali dalam satu hari. Tiga kali berkegiatan. Baiknya, itu saya merasa berbahagia saja. Sama sekali tidak membuat resah. 

Maksud saya, hari akhir pekan kedua di bulan September ini adalah hari terbanyak saya mengikuti aktifitas harian. Dan tidak bisa diwakilkan. Harus tetap mengikutinya secara langsung. Menyesal? Tidak. Merasa kelelahan? Janganlah. Lebih baiknya merasa bangga dan berbahagia saja. Bangga dan senang karena Allah izinkan berkegiatan hingga begitu padat. Alhamdulillah, begitu saja yang paling bijak saya ucapkan. 

Jumat berkah, aneka kegiatan berjalan mudah. Begitu saja kalimat untuk menyusun perasaan bahagia saya. Saya bagi catatan ini ke umum seperti inipun sebagai bentuk rasa bangga bahagia saja. Syukur, jika ada yang menganggap pesannya ada. 

Pertama. Pagi-pagi, tepatnya pukul 07.30 tadi saya harus memimpin rapat di sekolah. Maksud saya di Yayasan Darul Mukmin, tempat bernaungnya empat sekolah (satuan pendidikan) yang saya diberi amanah di situ. Saya melaksanakan Rapat Koordinasi dengan keempat Kepala Sekolahnya, TKIT, SDIT, SMPIT dan TPQ Darul Mukmin. Ikut juga dalam rapat ini Unit lain serta para pengurus yang khusus menangani SDM, Pendidikan dan Keuangan Yayasan. Tentu saja ini rapat penting. Rapat di musim pendemi covid-19. Maaf, tidak harus saya sampaikan hasil atau jalannya rapat ini. 

Kurang dari dua jam rapat ini harus saya tinggalkan. Meskipun begitu, rapatnya tmasih etap dilanjutkan oleh teman-teman untuk membahas masalah lain yang tidak harus memerlukan kehadiran saya. Sebelum pukul 09.00 saya izin. Saya harus pergi ke Ruang Rapat Mawar Merah, Kantor Bupati Karimun. Dari Kantor Yayasan Darul Mukmin di Sidorejo Kecamatan Karimun ke Kantor Bupati di Poros memang tidak jauh. Hanya perlu 10 menit dengan kecepatan sedang berkendaraan. jarak itu kurang-lebih 5-6 km saja. 

Inilah rapat kedua, saya ikuti. Pukul 09.05 rapat dengan agenda Persiapan Keberangkatan Kafilah MTQ Kabupaten Karimun ke MTQ ke-8 Tingkat Provinsi Kepri 2020, ini dibuka (MC) oleh Kabag Kesra Setda Kabupaten Karimun, Irwan Dinovri, SSTP, MH. Rapat yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Karimun, H. Anwar Hasyim, MSi selaku Ketua Umum LPTQ Kabupaten Karimun dihadiri oleh Asisten I Bupati Karimun, Muhammad Tang dan Kakankemenag Kabupaten Karimun, Drs. H. Jamzuri, M. Noor serta beberapa pejabat kabupetan terkait keberangkatan kafilah. Pejabat terkait itu antara lain adalah Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Karimun, Kepala Pelabuhan, Kepala Kesehatan Pelabuhan serta beberapa pejabat lainnya. Kedis Kesehatan dihadirkan tentu saja kaitannya dengan pandemic covid-19 ini. 

Banyak hal yang dibahas di sini. Tentu saja rapat lebih lama. Wakil Bupati dalam rapat itu menekankan betul perlunya koordinasi dan kerja sama yang baik antar instansi yang terlibat dalam keberangkatan dan pelaksanaan MTQ dua tahunan ini. Sebagai kabupaten yang selalu berprestasi terbaik –sebagai juara umum—di setiap MTQ dan juga STQ, Pak Anwar Hasyim tidak ingin periode dia menjadi Ketua LPTQ prestasi itu menurun. Maka perlu persiapan yang matang. Begitu dia memesankan kepada peserta rapat. 

Menjelang pukul 11.10 rapat ditutup. Pak Wabup sendiri bahkan sudah duluan meninggalkan ruang rapat sebelum rapat ditutup resmi karena ada agenda lain yang harus dia laksanakan. Dia minta izin duluan keluar untuk pergi ke satu acara. Kami peserta rapat dapat memahami kesibukan belyau. 

Rapat ketiga. Itulah rapat teknis di kepengrusan LPTQ Kabupaten Karimun yang harus saya laksanakan sebagai tindak-lanjut rapat siang tadi. Beberapa keputusan rapat bersama Wabup perlu ada penjelasan teknis dan pembagian tugasnya. Maka dilaksanakanlah rapat khusus di LPTQ, khusus membahas pelaksanaan TC peserta MTQ. TC sendiri sudah dijadwalkan akan dilaksaakan satu pekan sebelum kenerangkatan. 

Sesuai jadwal, MTQ ke-8 Tingkat provinsi Kepri akan dilaksanakan pada 18-23 September nanti. Maka jadwal TC peserta MTQ Kafilah Kabupaten Karimun dilaksanakan dari 14-17 September 2020. Akan bertempat di Hotel Karimun City, persiapan TC tentu saja perlu persiapan matang. Rapat persiapan TC itulah yang harus saya laksanakan pada siang bakda Jumat. Rapatnya sendiri tuntas menjelasng Asar. 

Itulah sebabnya catatan ini harus pula menyesuaikan waktunya dengan selesainya ketiga rapat tersebut. Jadi, tiga rapat dalam satu hari, itu juga biasa saja. Saya bersyukur karena dapat mengikuti kesemuanya. Hanya Yang Maha Tahu yang tahu kesibukan itu. Dan Dia pula yang saya harapkan memberi berkah terhasdap kegiatan itu.***

Dipublish juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id

13 Jun 2020

Webinar Empat Serasa Terpaksa Melompat-lompat

Webinar Empat Serasa Terpaksa Melompat-lompat



Dua Vidcom dalam Satu Kesempatan
Oleh M. Rasyid Nur

MENGAPA harus melompat-lompat? Maksud saya tidaklah melompat dengan kaki. Tidak juga melompat karena mengangkat atau memindahkan kaki saat berdiri. Ini semata pikiran, tindakan  dan hati yang harus melompat-lompat. Dalam satu kesempatan harus mengikuti dua kegiatan. Itulah yang memaksa harus berpindah-pindah tatapan dan pendengaran. Dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Webinar Empat (4) dan HalalBihalal Online yang membuat saya serasa melompat-lompat.
Seperti sudah kita maklum bersama, bahwa hari Jumat (12/06/2020) kemarin, itu  ada lagi gebrakan --istilah yang selalu digunakan Pak Kakankemenag Bintan, Pak Erman-- dilaksanakan Pak Ihsan melalui Media Guru. Webinar 4 itu. Hebatnya kegiatan Webinar 4 karena selain diikuti begitu banyak anggota sekaligus dijadikan ajang launching Majalah Literasi Indonesia. Kegiatan itu bermula pukul 08:00  dan berakhir pukul 10:00-an (lewat). Harus kita acung jempol, Webinar dan Lounching Majalah Literasi terlaksana dengan baik di saat pandemi Covid-19 belum juga usai.
Sekali lagi, Pak CEO mengumumkan perkembangan Guru Penulis di MediaGuru dan Gurusiana. Katanya, ada lima Provinsi dan Kota teratas di Indonesia yang merajai MediaGuru, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Pada bagian pengantar dia selalu mengingatkan agar peserta selfian dulu di depan layar Webinar, lalu share agar orang lainnya dapat ikut dan mengikutinya. Selain mengucapkan ‘taqobbalallahu minna waminkum, dst…’ dia menyampaikan informasi perihal Majalah Literasi Indonesia yang memang menjadi salah satu mata acara dalam Webinar ini.
Tokoh literasi yang ditampilkan Pak Ihsan kali ini adalah Kakanwil Kemenag Prov. Sumatra Barat, Bapak H. Hendri, S. Ag, M. Pd. yang merupakan Tokoh Penggerak Literasi Nasional Versi Media Guru Tahun 2019 lalu. Kali ini Pak Kakanwil didapuk sebagai keynote speaker. Dan seperti sudah kita tahu, dia menyampaikan strategi yang dilakukan Sumatra Barat dalam menggerakkan literasi yang disebut nya MTS yang kepanjangannya adalah masif, terstruktur dan sistematis, istilah yang selama ini dikonotasikan negative. Kini menjadi positif di panggulan Pak Hendri.
Kata Pak Kakanwil dalam pemaparannya, untuk mendukung literasi di Sumbar, ada beberapa kebijakan yang dilakukan, misalnya,
1.      Mengeluarkan SK Pengurus KPPL Sumbar sebagai wadah Guru Penulis yang berada di bawah Kementerian Agama Sumbar;
2.      Menjadikan istilah MTs (notabene berarti Madrasah Tsnawiyah) dengan makna Masif, Terstruktur dan Sistemik) dalam usaha menggerakkan literasi di Kemanag Sumbar;
3.      Membentuk KPPL untuk setiap Kota/ Kabupaten dengan melibatkan seluruh Kakankemenag se-Sumbar;
4.      Memberikan penghargaan kepada Kakankemeng Kota/ Kabupaten di Sumbar yang berhasil menggalakkan kegiatan literasi.untuk memunculkan persaingan sehat antar Kakankemenag;
5.      Membuat pojok literasi di ruang tamu VIP yang dilaunching oleh wakil Menteri Agama;
6.      Memberikan reward kepada penulis buku dan KPPL dalam bentuk ngopi pagi, siang, dan sore serta bebas bertemu langsung dan berfoto dengan Kakanwil tanpa protokoler yang berbelait-belit.
7.      Dan masih ada beberapa kegiatannya yang lain yang bermaksud memajukan liteasi di Sumbar khususnya dan di Indonesia umumnya.
 Pada kesempatan Webinar 4 ini juga ada pengenalan aplikasi SOLV yang pada saat Temu Penulis Tahun 2019 kemaren juga telah diperkenalkan. Menurut pengelolanya, para guru yang otomatis punya kemampuan mengajar akan diberi kesempatan untuk bergabung. “Siswa bisa bertanya dan guru sesuai dengan keahliannya bisa menjawab,” jelasnya. Lebih jauh dia mengatakan bahwa setiap kegiatan ini diberikan poin yang dapat ditukar dengan uang dan menjadi penghasilan tambahan bagi guru untuk kesejahteraan. Asyik, kan?
Info terpenting lainnya dari Webinar 4 ini adalah info dari narasumber yang sosoknya sudah sangat familiar dengan kita, Mas Eko Preasetyo, Pemred Media Guru. Dia memberikan detail penjelasan tentang Majalah Literasi Indonesia sekaligus penuh motivasi bagi kita. Majalah yang baru dilaunching ini oleh Mas Eko diberitahu bahwa para anggota MediaGuru dapat mengunduh majalah ini melalui android masing-masing. Silakan dibaca dan dipelajari mekanisme dan tata cara menulis dan mengirimkan tulisan ke alamatnya.
Lalu ada informasi jlimet dari Mas Abdur Rahman yang merupakan Redaksi Pelaksana Majalah Literasi Indonesia ini. Penyuka photografi ini memberikan penjelasan bagaimana foto-foto pendukung yang memenuhi kriteria foto-foto terbaik yang naik di majalah ini. Tentu saja foto-foto itu akan memberikan citra dan cerita yang banyak dari hasil sebuah jepretan sang fotografernya. Berminat? Kita diberi peluang untuk itu.
Sangatlah banyak informasi yang sejatinya dapat kita ulang saling di halaman ini. Buat saya, sebegitu saja sudah memadai untuk menggambarkan betapa hebatnya Webinar Empat ini. Dan yang lebih hebat, itu adalah karena saya harus serasa melompat-lompat dari satu layar ke layar lainnya karena pada waktu yang sama saya juga tengah mengikuti Vidcon (Webinar) lainnya. Karena saya harus sedikit memberikan semacam masukan –sebutlah ceramah singkat—pada acara Halal Bilhalal Guru dan Orang Tua ‘teman kecil’ dari TKIT Darul Mukmin, maka saya wajib pasang dua layar, satu laptop yang satunya ya di android. Apa boleh buat, harus serasa melompat-lompat. Demi banyak manfaat, ya saya harus berbuat. Salam Literasi untuk semua,***
Dimuat juga di: www.mrasyidnur.gurusiana.id

11 Jun 2020

Tantangan Menulis di Blog Gurusiana Benarkah Serasa Diburu Singa?

Tantangan Menulis di Blog Gurusiana Benarkah Serasa Diburu Singa?

Oleh M. Rasyid Nur
PERNAHKAH Anda dikejar binatang buas? Atau sekadar merasa saja? Merasa dikejar dalam mimpi, misalnya? Jika pernah, sudah pasti kita tidak ingin lagi. Pasti menakutkan. Jangankan dikejar harimau atau singa, dikejar oleh kerbau 'mengamuk' saja sudah pasti sangat menakutkan. Akan tahu dan terasa oleh kita, sedang ada dimana darah dan perasaan kita pada saat itu.

Analogi itu boleh saja teman-teman anggap berlebihan. Lebay. Terlalu hyperbol jika yang saya maksud perasaan takut dalam tulisan ini hanya takut dikejar deadline menyetor (memosting) tulisan di Gurusiana. Waduh, benar-benar lebay, kata teman-teman? Tapi tunggu. Saya mau bertanya lagi, apa perasaan kita ketika tiba-tiba kita sudah berada di penghujung batas waktu mengirimkan naskah untuk satu tugas atau tanggung jawab menulis yang sudah ditetapkan waktunya?

Saya hanya ingin berbagi cerita. Ketika pertama Gurusiana membuat tantangan menulis kepada member blog guru ini medio Januari lalu, semua kita (yang menyatakan dan bertekad ikut) langsung tancap gas. "Saya akan ikut tantangan ini." Begitulah kira-kira kalimat yang keluar dari mulut kita. Dan pada 15 Januari itu adalah tulisan pertama kita sebagai tulisan pertama. Itulah #TantanganGurusiana Hari ke-1 kita yang wajib rutin diposting minimal satu tulisan per harinya hingga 30 hari ke depan. Karena syarat lulus tantangan dan akan mendapatkan pengharagaan (piagam) adalah tidak boleh terputus satu haripun memosting tulisan di blog Gurusiana, maka di sinilah perasaan 'berdebar' yang akan memicu adrenalin itu akan terasa.

Satu kali terjadilah keterlambatan posting karena begitu banyaknya tugas lain kita. Sebagai guru, plus --terkadang-- mengemban tugas lain, tidak selalu mudah mengirimkan tulisan tepat waktu.  Hitungan hari yang akan terdata perhari sesuai catatan waktu di blog (pukul 00.01 s.d 23.59) boleh jadi dalam masa itu kita tidak sempat menylesaikannya. Jika diundur besok (meskipun tengah malam) tetap saja terdata hari yang berbeda. Dan itu artinya kita gagal memenuhi syarat tantangan. Remidi pun menanti. Bukankah itu akan menaikkan denyut jantung kita? 

Di waktu yang lain, ada kendala signal internet di rumah kita atau yang juga di luar kemampuan kita, erornya server blog Gursiana saat kita tinggal selangkah saja untuk memostingnya. Sungguh tidak mengenakkan bagi kita. Ketika kita ingin tetap bertahan dalam role tantangan, artinya kita akan berkejaran dengan keadaan. Pada satu sisi, menyelesaikan tulisan tidaklah pekerjaan mudah. Apalagi bagi pemula. Sementara pada sisi lainnya ada kendala yang tidak mampu kita cerna, seumpama gangguan signal atau masalah kuota di android kita. Di situlah perasaan dikejar-kejar akan dirasa membuat takut. Jantung kita akan benar-benar terasa berlari lebih kencang dari pada badan kita. Apa bedanya dengan perasaan dikejar singa?

Itulah pengalaman yang sebagian kita mungkin merasakannya. Terasa bahagia? Ya. Bisa. Tapi ada yang merasa merana? Mungkin juga ada. Jika pada hari Rabu (10/06/2020) ini, angkatan pertama sudah menginjakkan kakinya pada titik angka #Tantangan ke-148 jangan pernah dikira tidak ada perasaan gundah yang menerpanya. Ancaman remidi jika tersilap langkah, adalah perasaan dan ketakutan lain yang juga ada di perasaan perserta hampir setiap hari.

Kini, meneruskan tantangan itu sudah ‘kepalang basah’ untuk menarik langkah. Sodoran MediaGuru untuk ikut tantangan baru agar sampai ke ‘Titik 365’ dengan kompensasi yang lebih tinggi harus tetap diikuti.  Kata orang tua-tua, ‘Sekali Layar Terkembang, Berpantang Surut ke Belakang’ harus dijadikan pedoman semangat ini. Lomba Menulis Gurusianer Emas MediaGuru dengan tema “The Power of Kepekso, Sukses Tantangan Menulis 90 Hari di Gusiana” yang tengah dijajal ini akan menjadi pijakan untuk terus melangkah ke Titik 365 itu. Semoga sampai.***
 https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/6/tantangan-titik-365-gurusiana-benarkah-bak-diburu-singa-2336250

5 Jun 2020

Enaknya Belajar Mengelola Blog Kepada Ahlinya

Enaknya Belajar Mengelola Blog Kepada Ahlinya


Oleh Hj. Siti Nurbaya, AZ SE

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga, setelah beberapa hari hanya menjadi pembaca setia  dari WhatsApp, Grup Belajar Menulis Gel 12. Dengan hadirnya --cara daring-- narasumber, penulis blog terkenal, Bapak Wijaya Kusuma yang lebih dikenal dengan panggilan Om Jay, kini kami peserta kuliah online tidak lagi sekadar menanti. Tidak sekadar membaca, tapi akan segera belajar menulis.

Senin, 01 Juni 2020 ini kami peserta sudah diingatkan untuk mengisi absen peserta pukul 18.45 sampai dengan 19.45 WIB. Pukul 18.46 saya sudah mengisi absen sangking antusiasnya ingin mengikuti pelatihan ini. Duduk di depan laptop, membuka WA Web.  tepat pukul 19.00 WIB, saya benar-benar bersiap untuk belajar malam ini. Seperti pengumuman, kami akan memulai pelatihan Belajar Menulis Gel 12 sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Saya terus memandang layar laptop guna mengikuti pelatihan menulis buku ini.

Ilustrasi  materi pertama adalah gambar buku sang narasumber. Buku - buku ini merupakan hasil kerja keras penulis dan memakan waktu yang tidak sedikit. Ada rasa kagum saya walau hanya dengan melihat cover buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit mayor itu. Empat buku ini merupakan buku yang ditulis dalam jangka waktu yang berbeda - beda. Begitu banyak catatan yang harus saya ambil dalam kelas menulis online ini. 

Seperti kata narasumber banyak orang tidak tahu bahwa menulis buku memerlukan waktu yang tidak sebentar. Oleh kerana itu saya menulis setiap hari di blog, katanya. Dengan begitu saya bisa membuat buku  dari hasil menulis di blog. Sangat menarik dengan mencicil tulisan di blog, kita akan menghasilkan buku. Begitulah penjelasan yang saya dengar. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas informasi yang sangat berharga dari Om Jay ini.
Wijaya Kusuma (Om Jay)
Pertanyaan saya ke diri saya sendiri, bisakah saya dalam waktu tertentu menghasilkan buku seperti yang dilakukan oleh narasumber, Om Jay ini? Sekadar informasi, Buku Catatan Harian Seorang Guru Blogger diterbitkan dalam waktu 6 bulan. Buku ini dikerjakan dengan sangat teliti oleh Pak Sukarno yang menjadi editornya, kata Om Jay menjelaskan.  

Buku lainnya, yang ingin saya sebut di sini, sebagai motivasi saya adalah buku Melejitkan Keterampilan Menulis Siswa yang menurut penulisnya diterbitkan dalam waktu 3 bulan. Buku ini adalah hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sempat lolos masuk final lomba karya tulis inovasi pembelajaran (inobel) Tingkat Nasional. Berkat PTK ini Om Jay mendapatkan laptop baru dan uang jutaan rupiah. 

Hadiah laptop dan uang tentu sangat menarik tapi yang lebih menarik perhatian saya adalah karya tulis berupa PTK yang akan menjadi bukti hidup bagi saya, dan yang akan menjadi kenang - kenangan setelah saya tiada. Begitu dia jelaskan kepada kami. Tentu saja ini juga akan menjadi motivasi kami, khususnya saya.

Harus saya tegaskan, dari ulasan panjang lebar dalam kelas menulis online saya berharap dari  guru yang biasa saja dapat menjadi guru yang luar biasa. Itupun kalimat yang disampaikan oleh anrasumber kepada kami peserta kuliah online ini. Semoga saja bisa. Saya benar-benar merasa senang dan nyaman belajar kepada orang yang ahli seperti Om Jay ini. Enak, pokoknya.

Buku lainnya, yang dijelaskan oleh narasumber adalah buku Menulislah Setiap Hari... adalah buku pertama kali yang Om Jay terbitkan di penerbit mayor. Perlu waktu 3 tahun menerbitkan buku ini, katanya. Om Jay masih belum percaya diri menerbitkan buku. Sebab seringkali ditolak oleh penerbit mayor. Namun Om Jay tak pernah putus asa. Buku akhirnya jadi berkat jasa mbak abdah khan. Berkat beliau buku itu menjadi enak dan renyah dibaca.
Empat Judul Buku Om Jay

Kemudian buku itu, kata Om Jay diterbitkan oleh Penerbit Indeks Jakarat dengan editor Mas Yuanacita. Sampai sekarang Om Jay belum pernah bertemu orangnya. Kabarnya beliau ada di Padang. Berkat tangan dingin beliau buku ini laku keras dan tersebar ke seluruh Indonesia. Berkat buku ini pula Om Jay membeli rumah baru. Tidak besar tapi cukup untuk berlibur bersama keluarga di Wanaraja Garut Jawa Barat. Impian setiap penulis untuk bisa menikmati hasil jerih payahnya, tak terbayangkan oleh saya sebelumnya. Tapi saya alhamdulillah merasakannya. Sekarang akan saya coba untuk menulis di blog paling tidak untuk mendapatkan lebih banyak pembaca buat blog saya. Begitulah Om Jay memberikan motivasi kepada kami, peserta Belajar Menulis ini.

Kalau boleh saya simpulkan, menulis dan meberbitkan buku butuh kolaborasi. Penulis tidak bisa bekerja sendiri. Butuh orang lain yang baik hati seperti editor yang menemukan kesalahan kita dalam menulis. Oleh karena itu nikmati prosesnya dan mulailah menulis di blog. Diminta atau tidak diminta. blog harus kita isi dengan tulisan yang menarik dan inspiratif. Pasti akan banyak pengunjungnya tanpa kita minta. 

Enaknya belajar kepada ahlinya, kita semakin yakin dengan apa yang dia sampaikan. Insyaallah, mulai hari ini blog saya dengan alamat https://nyakbaye.blogspot.com/ akan saya isi walau hanya berupa cacatan singkat atau apa saja yang akan membuat saya merasa bahagia. Senang dan berbahagia, itulah kunci saya akan menulis.

Terima kasih atas ilmunya, Om Jay. Saya masih berharap pada pertemuan kita berikutnya saya masih bisa mendapatkan tip-tip jitu untuk menjadi guru yang luar biasa. Saya berharap, suatu saat hasil kerja saya juga akan berguna baik bagi sesama teman guru, anak didik saya dan masyarakat yang peduli dengan dunia pendidikan. (AZ)

 Hj. Siti Nurbaya AZ, SE
Guru SMA Negeri 2 Karimun, Kepri