25 Nov 2021
24 Nov 2021
HUT PGRI untuk Semangat Guru Berkarya
BESOK kembali kita akan memperingatai Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN). Di setiap tanggal 25 November kita sebagai guru akan memperingati HGN. Selain HGN besok juga diperingati HUT PGRI. Seperti sudah kita ketahui pada tanggal tersebut, ditetapkan sebagai hari lahir organisasi guru, PGRI. Besok adalah HUT PGRI ke-76 dan HGN 2021.
Di setiap daerah biasanya diperingati hari bersejarah para pendidik Indonesia itu. Kabupaten Karimun, misalnya besok akan melaksanakan Apel Bendera HUT PGRI dan HGN tahun 2021. Akan dilaksanakan di halaman salah satu SLTP di kawasan pendidikan, Bati, Karimun. Informasi dari pengurus PGRI Kabupaten Karimun, selain melaksanakan upacara bendera juga akan ada pemberian piagam penghargaan bagi para guru.
"Ada beberapa kategori piagam penghargaan," kata salah seorang pengurus PGRI Kabupaten Karimun kepada penulis. "Salah satu penghargaan adalah piagam bagi para guru yang berhasil menerbitkan buku solonya pada tahun 2021," Seingat saya, program pemberian piagam bagi penulis buku ini sudah rutin dilaksanakan oleh pengurus PGRI Kabupaten Karimun.
Kriteria pemberian piagam adalah, 1) Buku Solo; artinya para guru yang akan diberi piagam hanyalah yang memiliki hasil akrya sendiri. Bukan buku bersama alias Buku Antologi. 2) Terbitan Terbaru; artinya buku yang diterbitkan pada tahun 2021 ini. Buku-buku yang terbit tahun sebelumnya dianggap sudah diberi piagam.
Baguslah jika pemberian piagam penghargaan kepada para penulis buku ini terus dilanjutkan. Bagaimanapun itu akan memompa semangat para guru untuk terus berkarya. Selamat HUT PGRI dan HGN Tahun 2021. Sekali guru berkarya, selamanya berkarya.***
28 Okt 2021
Bersumpah kepada Diri Sendiri
HARI Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, seperti hari, ini merupakan hari yang penting bagi bangsa Indonesia. Tepat 93 tahun yang lalu, 28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia bersumpah mengakui tumpah darah yang satu, bangsa yang satu, dan bahasa yang satu yaitu Indonesia. Tidak terbayangkan sebelumnya para pemuda yang terdiri dari banyak suku, bahasa (daerah) dan berasal dari banyak daerah pula, tapi hari itu menyatakan tekad bersatu yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Dari kesepakatan itulah terbangunnya kebersamaan. Memperkuat persatuan di tengah jajahan oleh bangsa asing. Sebegitu lama bangsa Indonesia berhasil diadu-domba, dibuat saling benci dan saling serang tapi para pemuda berusaha mengubah itu. Dengan tekad untuk bersatu memperjuangkan kemerdekaan para pemuda mempelopori persatuan yang sebelumnya nyaris mustahil.
Kini memasuki tahun ke-93 catatan emas itu dilewati. Kemerdekaan yang sukses dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 tidak terlepas dari suksesnya bangsa Indonesia merasa bersatu melalui tekad sumpah pemuda. Perjuangan bersama untuk meraih kemerdekaan dilakukan bersama tanpa lagi merasa berbeda antara satu suku dengan suku lainnya. Tidak lagi merasa berbeda meskipun menggunakan bahasa yang berbeda-beda sebelumnya. Rasa bersama itu benar-benar tumbuh dan berkembang sejak sumpah pemuda itu.
Kita akan terus tentunya rasa bersatu yang terbukti mengantarkan bangsa kita ke pintu gerbang kemerdekaan. Dan telah pula kita isi kemerdekaan itu dengan segala alangan dan rintangan hingga tahun ini. Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini pun kita tetap berkomimen untuk tetap merasa bersama dalam kesatuan Republik Indonesia. Kita baca dan kita dengar, dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93 tahun ini, presiden menekankan pentingnya keberagaman dalam membangun Indonesia yang bersatu dan maju bersama dalam menghadapi era digital.
Tekanan presiden tetap pada fakta keberagaman bangsa kita yang harus tetap bersama membangun bangsa. Kita memang tidak akan menghilangkan fakta keberagaman yang ada. Karena itu pula konsep bhinneka tunggal ika akan terus kita jaga dan pertahankan. Dan memasuki serta membersamai era digital saat ini, presiden mengingatkan agar bangsa kita tidak tertinggal oleh teknologi yang sudah ada sat ini.
Adalah penting bagi kita, anak bangsa yang begini besar dan begini beraneka ragam untuk bersumpah kepada diri sendiri untuk tetap menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Segala perbedaan yang ada, entah suku, agama, daerah, selera dan apa saja yang terlihat berbeda, janganlah itu menjadi penggoyah kebersamaan kita. Kita bersumpah kepada diri sendiri, aku adalah anak Indonesia yang akan mempertahankan Indonesia bersama semua anak bangsa yang berbeda-beda tapi akan tetap bersama dan bersatu. Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-93.***
27 Okt 2021
Praktik Pantun dan Belajar Ekonomi-Akuntansi
22 Okt 2021
Memperingati HSN, "Santri Siaga Santri Bisa"
Tanggal seruan jihad itu dicatat dan dikenang oleh seluruh bangsa sebagai seruan demi bangsa dan Tanah Air, Indonesia. Lalu melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015, ditetapkan bahwa HSN jatuh pada tanggal 22 Oktober. Dan setiap tahunnya diperingati sebagai HSN. Keputusan yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo di Masjid Istiqlal Jakarta, itu menandai bermulanya peringatan HSN secara rutin setiap tahun. Artinya pada tahun 2021 ini sudah untuk yang ke-7 kali diperingati pasca Kepres itu.
Tema HSN biasanya selalu berbeda-beda setiap tahunnya. Untuk tahun ini, seperti dapat dilihat melalui situs kemenag.go.id disebutkan tema HSN adalah Santri Siaga Jiwa dan Raga. Logonya juga digambarkan sebagai orang yang siap-sedia dalam berkarya. Dan semangat itulah yang hari ini digaungkan di seluruh Indonesia dalam rangka memperingati HSN.
Kabupaten Karimun (Kepri) memperingati HSN dengan mengadakan Upacara Bendera di halaman Kantor Bupati, Karimun, Poros. Bertindak sebagai Inspektur (pembina) Upacara adalah Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq. Dihadiri oleh pejabat utama seperti Forkopimda, Sekda, Kepala OPD dan pejabat dari Kementerian Agama Kabupaten Karimun. Selain para Kepala KUA se-Kabupaten Karimun, Kepala Sekolah di bawah Kemenag dan para guru hadir juga beberapa siswa MA yang ada di Pulau
Bupati Karimun dalam amanatnya, selain membacakan sambutan Menteri Agama RI juga menyampaikan pesan-pesan khusus kepada para peserta upacara. Secara khusus bupati menyampaikan ucapan selamat Hari Santri Nasional kepada seluruh santri dan guru di Kabupaten Karimun berkaitan peringatan HSN hari ini. Juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran pesantren dan Kemenag Kabupaten Karimun yang telah bersama-sama dalam membangun kabupaten ini.
25 Sep 2021
Suka-duka Menyelesaikan Skripsi untuk Menembus Sidang Skripsi
Foto setelah sidang skripsi 20 agustus 2021 |
Sebelum saya melakukan penelitian ke lapangan tepatnya setelah lebaran idul fitri (kalau tidak salah tanggal 3 juni 2021) saya bertemu lagi dengan pembimbing 1 dan 2 yang mana seharusnya apabila setelah selesai seminar proposal harus direvisi paling tidak 2 minggu tapi karena nanggung karena berdempetan minggu depan mau lebaran jadi saya setelah lebaran saja bertemu pembimbing saya lagi
Pas bimbingan pertama skripsi setelah seminar proposal saya merasa agak santai selali bimbinganya gk seperti pas seminat proposal saya rada takut dan ragu ragu terus. Walaupun terlihat santai bimbingan skripsi pada saat itu bahkan banyak sekali rintangannya nanti bahkan pembimbing 2 saya mengatakan kalau nanti sudah selesai skripsi kamu akan terasa santai dan gk mikir lagi dari situlah saya pengen cepet aja dan semangat dalam mengejarkannya dan juga kedua pembimbing saya memberitahu saya kalau bimbingan sekali lagi harus lengkapi bab 4 dan 5 juga revisi sedikit bab 1 hingga 3.
Setelah selesai bimbingan itu keesokkan hari saya langsung mempersiapkan penelitian di lapanngan cuma saya sebelum ke lapangan tentu saya harus terlebih dahulu untuk meminta surat izin penelitian dari kesbangpol awalnya pembimbing tidak menyuruh kesana tapi saya inisiatif saya langsung saja ke kantor itu berhubung saya bersama temen dari prodi awalnya gak tau sama siapa bahkan saya ragu ragu gitu tapi pas ada temen saya berhubung dia mau ke kantor itu jadi saya bareng perginya lalu tibalah di kantor hingga bertanya tanya akhir harus ke lantai 3 untuk mengurus surat izin penelitian juga setelah sampai lantai 3 itu saya bersama temen mengisi berkas berkas agar segera diproses izin penelitian hingga selesai tapi menurut petugasnya bahwa surat itu besok baru siap atau dikabari dengan cepat hingga saya rasa tidak masalah yang penting saya bisa mendapat data itu ditempat penelitian saya.
Keesokkan harinya saya sambil berniaga lalu sambil makan pagi baru mau membuka mulut mau makan langsung hp saya berdering dari kesbangpol bahwa surat saya sudah siap hingga sayapun langsung mempersingkat makan pagi sambil saya wa temen saya itu saking lama responya berkali kali saya me wanya tak direspon tanpa mikir panjang saya sendiri ambil surat itu . Sampai kantor itu saya ambil surat ternyata banyak juga surat tebusan diantara harus antr surat ke kantor bupati, dinas pendidikan, camat , lurah, lalu pihak kampus. Saya awal gak pernah ke kantor instansi itu saya tau nya pas moment acara ucapara hari nasional saja untung saya bersama temen saya rajin bertanya dimana harus diletakan bahkan saya jumpa temen saya di dinas itu kebetulan temen sekolah dulu bahkan temen kuliah juga saat itu pas amtar surat ke dinas pendidikan seluruh pegawai istirahat jadi saya duduk bareng dengan temen saya sambil ngeteh dingin sambil menunggu jam 1.
Setelah selesai saya letak surat ke instansi terkait saya langsung mengerjarkan skripsi ini tanpa mikor panjang. Keesokannya saya ke kantor lurah dimana tempat saya teliti maaf saya tidak menyebutnya disitu saya langsung ketemu lurah berdiskusi panjang lebar hingga bimbingan sebagai mana baiknya setelah dari situ saya langsung mengerjakannya hingga begadang saya dari jam 07.00 hingga jam 01 malam.
Pada akhir pertangahan bulan 7 tahun 2021 saya mulai panik data apa lagi untuk bab 4 ini saking bergadang beberapa kali saya ubah agar baik sampe saya cari soal-soalan wawancara penelitian ini kepada siapa saja bersedia. Dan pada akhirnya saya wawancara ditempat penelitian saya itu beruntung mereka terbuka sekali bahkan dengan senang hati. Setelah saya wawancara saya langsung bergegas mengerjarkanya kembali tahap demi tahap hingga bab 5 hingga selesai juga sambil mengerjarkan skripsi ini saya kok terbayang sekali mau menyerah karna sangat rumit dibanding saya menyusun proposal penelitian karna skripsi ini harus bener bener tidak boleh bercanda disitu saya mau menyerah bahkan airmatapun menetes tapi saya jadi ingat perjuangan orangtua saya membiayai saya kuliah karena mereka kepengen anaknya berpendidikan lebih tinggi lagi karna setahu saya orangtua saya maaf sekali hanya sampe SD.
Dari itu saya termotivasi untuk segera menyelesaikannya. Hingga besok setelah selesai membuat skripsi saya tentu bimbingan tidak salah awal agustus saking lama tidak bimbingan. Selama bimbingan hari demi hari masalah saya tidak terlalu jauh pas proposal yaitu penulisan seperti titik, koma, bahkan jaraknya. Pas ada pengumuman bahkan skripsi terakhir antara tanggal 24 -31 agustus 2021 saya langsung tancap gas lagi walau rada bosen sebenernya masalah gk jauh jauh dipenulisan padahal saya anggap ini sepele sekali tapi memang harus jangan anggap remeh bahkan saya sampe kepikiran kenapa selalu revisi dibagian ini mungkin supaya skripsi saya enak dipandang barang kali begitu.
2 minggu jelang mau sidang saya masih bimbingan skripsi saya juga terkadang pada malam hari terbayang pengen cepat berakhir skripsi ini sambil merenung bahkan juga sambil mengerjakan sampe sebisa saya, sayapun bertekad ini pasti akan berakhir dengan baik.
Saya ingat sekali pas seminggu jelang mau ujian itu setelah selesai bimbingan sudah oke saya disuruh cek turnitin dalan arti kata supaya skripsi saya ini tidak meniru katakanlah begitu. Pada sore hari saya dapat pesan wa dari pembimbing 2 saya tidak pesan begini hariyanto kamu udah cek turnitin dan kalau bisa kamu ujian hari jumaat soalnya saya mau senin tidak ada dikampus saya ijin berangkat. Setelah mendapatkan pesan dari pembimbing 2 saya merasa langsung berusaha mikir ditengah saya belanja lauk pauk untuk makan malam hingga saya bertanya dalam hati gimana ya cara bisa menurunkan persen skripsi pertama dikirim dengan 67%.
Sampe pulang kerumah saya langsung membuka laptop untuk mengubah kata demi kata dari kata umum supaya menjadi kata khusus supaya bisa menurunkan ke 60% setelah selesai saya kirim kembali di cek ternyata 62% setelah itu saya ngedrop banget jadi males mau melakukan lagi. Sekitar abis isya saya kekonter temen kebetulan dia ada jasa untuk ngeprint karena saya tidak mempunyai print sebelum saya udah kontak wa dia terlebih dahulu.pas pergi saya liat didaerah konter temen saya itu pas banget mati lampu jadi saya pasrah mau ngeprint karna besok harus dicek kembali.
Setiba dikonter itu baru mau buka tas langsung hidup lampunya sayapun dengan senang sekali mungkin karena saya sabar menjalaninya, pas saya buka wa ternyata temen saya ini udah wa saya gk salah bunyinya"oke silahkan tapi tempat kami mati lampu wak", cuma untungnya hidup pas moment saya print kebetulan temen saya ini temen SD dia sudah hampir 2 tahun buka konternya. Selama berada konter tersebut sambil menunggu print siap saya sempat berbicara tentang masa masa sd penuh kenangan bahkan sampe bercanda juga.
Pada pagi harinya saya memulai makan pagi setelah itu masih baring baring saja bahkan masih main hp sampe di wa pembimbing 1 saya gak salah bunyi gini "assamualaikum.. Gimana cerita? Saya ketik menjawab " Masih gitu aja bu gak turun turun saya udah gak semangat lagi" Lalu dia mengatakan lagi kesaya "kamu jumpa saya sekarang " Saya tentu membalas "siap bu". Saya langsung bergegas kemas kemas apa saja perlu lalu saya langsung pergi kekampus.
Setiba di kampus saya jumpa pembimbing 1 lalu mengecek saya punya skripsi saya juga disuruh sama pembimbing saya untuk daftar sidang skripsi. Untung juga saya bawa apa apa saja persyaratanya sambil saya mengurus persyaratanya saya dipanggil sama pembimbing saya bahwa saya sudah ikut ujian juga kebetulan saya dapat hari jumaat karena pembimbing saya ke 2 mau berangkat pada senin tentu saya kaget dan dag dig dug padahal hari kamis itu saya langsung kembali mengurus persyatan itu bahkan saya masih ragu bagaimana buat powerpointnya saya juga masih ragu waktu seminar saja powerpoint kurang menarik apa lagi pas sidang.
Setelah selesai saya langsung kembali kerumah tidur sebentar sekitar jam 16.30. Pada jam 07 malam saya langsung membuka laptop untuk belajar skripsi saya agar sidang besok lancar dan mudah. Setelah itu saya tidur sampe bangun jam 06.30 pagi. Jam 07.00 pagi saya baru ingat saya belum membuat Powerpoint untuk sidang skripsi jam 1.00 siang bahkan saya kalang kabut bagaimana buat powerpoint yang pas bahkan jelas saya sambil kontak temen saya gimana caranya eh malah diread aja tanpa direspon. Saya diam sejenak beberapa saat.
Setelah diam sejenak saya mendapat ide sebelum mengerjakannya saya melihat youtube untuk mempelajarinya tapi alhamdulilah akhirnya saya bisa juga belajar lalu saya coba buat sampe selesai jam 11 siang bahkan saya gak nyangka bisa siap juga harus jauh jauh hari karena ini mepet saya gas saja untuk bagus apa tidaknya ya liat saja nanti.
Setelah selesai sholat jumaat saya bergegas pergi kebetulan hujan rintik rintik kecil saya berangkat dengan mobil kebetulan mobil itu temen bapak saya juga dia sudah 4 tahun mengantar saya kuliah.
Selama dalam perjalanan saya gak kepikiran takut atau dag dig dug saya cuma memikirkan apa kah saya bisa bahkan juga saya membaca surah surah pendek dan bershlawat.
Setibanya dikampus saya memulaikan sidang skripsi dengan waktu ditentukan saya mempresentasikan penelitian saya dengan baik setelah itu tanya jawab saya bahkan tidak konsen pas tanya jawab entah kenapa bisa begitu sampai setelah selesai saya disuruh keluar oleh penguji selama 5 menit karena mereka sedang menentukan nasib saya , saya tentu keluar bahkan ada temen saya yang hadir saya pas keluar gak mikir kemana saya hanya memikirkan nasib saya. Setelah selesai saya dipanggil masuk nah disitu penguji memberikan penilaian nya seinget saya penguji bilang ke saya bahwa skripsi saya tidak layak dan harus mengulang saya juga sampe menetes air mata sebenernya saya gak mau tapi karena saya ingat perjuangan orangtua saya membiayai saya jadi menangis tanpa disadari bahwa saya itu sebenarnya diprank sama penguji namun ternyata saya lulus ujian ini dan ada revisi sedikit.
Saya sangat gembira sekali selesainya sidang skripsi. Saya sangat sangat bersyukur dan bangga. Ini waktu amat penting dan membuat saya bangga, 20 agustus 2021/ 13.30 wib.
22 Sep 2021
Suka-duka Menyelesaikan Proposal Skripsi untuk Menembus Seminar proposal
26 Agu 2021
Menjadikan Guru Sebagai Keluarga Besar Keluarga Literasi
JIKA dihitung jumlah guru di Indonesia ada sebanyak 4.107.465. Itu gabungan guru yang berada di bawah Kemdikbud dan Kemenag, baik PNS maupun honorer. (http://bangimam-berbagi.blogspot.com/). Sementara angka lain, 4.189.121 orang per Desember 2019, ini menurut data BPS. Dua data itu tidak terlalu jauh selisihnya. Angka pastinya tentu saja tidak mudah karena perubahan itu bisa lebih cepat dari pada yang diperkirakan.
14 Agu 2021
Catatan Singkat Mengenang Lahirnya Gerakan Pramuka
GERAKAN pramuka atau dulunya dikenal sebagai Gerakan Kepanduan setiap tahun selalu diperingati. Kita, bangsa Indonesia memperingatinya setiap tanggal 14 Agustus seperti hari ini. Seperti sudah kita tahu gerakan seperti ini juga terdapat di berbagai negara di dunia dan tentu saja memiliki sejarah panjangnya masing-masing.
14 Jul 2021
Covid Membuat Sakit atau Kreatif
SEBAGIAN orang menyebut era pandemi covid membuat orang semakin kreatif. Tadinya tidak bisa mengoperasikan laptop, kini bisa karena wajib. Tadinya tidak bisa belajar sistem daring (online) kini harus bisa karena tidak boleh bersemuka. Tadinya belum familiar dengan video call, zoom meeting, dan banyak lagi kini justeru menajdi keseharian.
Di sebelahnya ada pula yang menyatakan, covid menciptakan banyak penyakit. Multi penyakit. Covid sebagai virus yang membawa penyakit sesak nafas, hilang indra penciuman, sakit persendian, sakit kepala dan banyak sakit lainnya. Selain itu konon pula menciptakan penyakit yang bertali-temali dengan pikiran dan perasaan. Tersebab covid datang penyakit risau, takut, khawatir, pemarah dan entah apa lagi.
22 Apr 2021
Hari Kartini Diperingati, Sudahkah Kita Melakukannya?
BARU saja kita memperingati Hari Kartini, Rabu (21/04/2021) kemarin. Hari Kartini kita peringati sebagai wujud mengenang jasa Ibu Kartini yang lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Dalam usianya yang singkat --meninggal dalam usia 25 tahun-- jasanya begitu besar khususnya dalam perjuangan emansipasi wanita.
31 Mar 2021
Positif Covid Muncul Lagi, Sekolah Tetap Dibuka
ITULAH judul salah satu berita di media online
hari ini di daerah saya, Kabupaten Karimun. Tentu saja itu bukan berita
gembira. Tidak diharapkan. Sama sekali tidak diinginkan. Namun informasi yang
ditulis radioazam.id dan beberapa media lain, itu adalah
fakta. Membuat gundah pastinya. "Kasus Positif Covid-19 Terbaru Jadi 7
Orang, Disdik Karimun Tetap Perbolehkan Sekolah Tatap Muka," begitu bunyi
lengkapnya judul berita tersebut.
Berita baiknya, Dinas Pendidikan (Disdik)
Kabupaten Karimun tetap masih memberikan izin kepada semua sekolah untuk
belajar tatap muka di dalam kelas. Artinya, meski kasus positif covid-19 di
Kabupaten Karimun masih ada dan malah belakangan bertambah dari semula
beritanya dua orang, kini sudah tujuh orang, Pemda Kabupaten melalui Disdik
belum mencabut izin belajar tatap muka. Kiranya tetap diizinkan dan pasien
covid segera sembuh dan tidak bertambah.
Tentang izin belajar tatap muka dalam situasi
terkini, itu dikatakan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Karimun, Fajar Horison langsung. Katanya belum ada instruksi untuk
menutup sekolah di wilayah Pulau Karimun, yang merupakan kawasan positif
covid-19 saat ini. Maksudnya tentu perintah bupati.
“Kasus positif covid-19 yang terjadi saat ini,
hanyalah transmisi lokal. Sehingga belum ada kebijakan dan belum ada instruksi
untuk menutup sekolah,” begitu dia menjelaskan sebagaimana dikutip oleh
beberapa media berita di sini hari Senin (29/3/2021) kemarin. Nyatanya, hingga
hari Rabu (31/03/2021) ini semua sekolah di Kabupaten Berazam tetap buka
sebagaimana sebelumnya. Protokoler kesehatan tetap juga diterapkan.
Lebih jauh Pak Fajar mengatakan bahwa kasus yang
terjadi saat ini merupakan klaster dari perjalanan luar kota. Sehingga jika
terjadi penyebaran atau transmisi lokal, barulah Pemerintah mengambil tindakan,
apakah akan ditutup sementara semua sekolah atau ada kebijakan lain. Begitu dia
menjelaskan perihal munculnya pasien covid-19 beberapa hari ini setelah
sebelumnya dinyatakan sudah nol.
Untuk itu dia menegaskan sekaligus mengingatkan
kepada semua sekolah, agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan saat
melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Ketentuan yang saat ini
diberlakukan seperti mengurangi jumlah muatan ruang kelas, mengurangi lamanya
jam belajar dan penerapan protokoler kesehatan lainnya wajib terus
dilaksanakan.
Di pihak lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Pak Rahmadi menjelaskan, data terbaru saat ini terjadi penambahan dua kasus positif covid-19, dari sebelumnya ada lima kasus. Makanya saat ini menjadi tujuah orang. “Jadi total saat ini ada tujuh kasus positif covid-19 yang kesemuanya merupakan warga di Pulau Karimun.” Jika orang tua ditanya, tetap ingin anak-anaknya berada di sekolah pada jam-jam sekolah.*** (mrasyidnur)
5 Mar 2021
Pentingnya Pendampingan Konsultan untuk Kemajuan Pendidikan
Catatan M. Rasyid Nur
SEJAK lebih dari satu tahun lalu YDM (Yayasan Darul Mukmin)
Kabupaten Karimun mengundang KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) yang berpusat
di Surabaya untuk datang ke Karimun. Pembina YDM (kita sebut Darul Mukmin
saja), Dr. Muhammad Hasbi menginginkan Darul Mukmin melalui sekolah Darul
Mukmin bisa lebih baik lagi. Dia berharap KPI ikut langsung melihat dan
memlototi sekolah-sekolah yang ada di bawah Darul Mukmin untuk diawasi
langsung. Tentu saja setelah disepakati dan ditandatangi kesepakatan kerja sama
antara Daul Mukmin dengan lembaga konsultan pendidikan ini.
Ada tiga sekolah (formal) di bawah Kemdikbud (TK, SD dan SMP IT)
dan satu sekolah di bawah Kemenag (MDA/ TPQ) yang dikelola Darul Mukmin.
Yayasan ingin sekolah-sekolah itu dapat memberikan pelayanan pendidikan terbaik
bagi masyarakat Kabupaten Karimun khususnya atau masyarakat Indonesia pada
umumnya jika ingin menyekolahkan anaknya di DArul Mukmin. Orang tua yang ingin
anaknya didik di sekolah terbaik dengan budaya alquran dapat merasa puas ketika
anak-anak mereka disekolahkan di Darul Mukmin. Itulah maksud pendampingan yang
dilakukan oleh KPI.
Tentu saja Darul Mukmin harus merogoh ‘saku keuangan’ agak lebih
dalam. Dengan durasi kontrak kerja sama paling sedikit satu tahun (12 bulan)
untuk setiap sesi pendampingan, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Darul
Mukmin wajib membayar iuran bulanan selama satu tahun dan membiayai setiap tim
KPI datang langsung ke Darul Mukmin melaksanakan sesi pendampingannya.
Sekurang-kurangnya dua orang setiap kali datang ke Karimun wajib ditanggung
ongkos transportnya (Surabaya-Batam, pesawat dan Batam-Karimun, kapal laut)
oleh Darul Mukmin. Termasuk menanggung biaya akomodasi (hotel) dan tansportasi
selama di Karimun serta makan-minumnya. Biasanya 2-3 hari untuk setiap kali
datang. Sementara dalam satu tahun biasanya sampai enam kali pertemuan tatap
muka.
Pendampingan untuk tahap pertama yang dimulai tahun 2019/ 2020
lalu telah dilaksanakan untuk SD IT Darul Mukmin. Sebagai konsultan KPI
membedah sekolah ini dari hulu ke hilir. Dari perencanaan hingga pelaksanaan
dan penilaian (evaluasi) KPI mendampingi para guru dan Kepala Sekolah. Seperti
apa seharusnya sekolah ini berjalan sesuai SNP (Standar Nasional Pendidikan)
plus Standar JSIT dan KPI, itulah yang dilakukan selama pendampingan.
Alhamdulillah, sekolah ini mendapatkan pengetahuan dan pengalaman sangat
penting dalam usaha pengelolaan sekolah dengan baik. Selama satu tahun Tim KPI
melaksanakan program pendampingannya terasa sekali perubahan signifikan oleh
warga sekolah berbanding sebelum pendamping.
Tahun berikutnya pendampingan dilaksanakan untuk pengurus yayasan.
Dan yang saat ini berjalan adalah pendampingan untuk manajemen yayasan.
Pertmuan dua hari (Kamis-Jumat, 4-5/ 3/ 2021) ini adalah pertemuan kedua secara
‘tatap muka’ setelah pertemuan sebelumnya dua bulan yang lalu.
Pertemuan-pertemuan online juga dilaksanakan. Tugas-tugas yang diberikan pada
pertemuan pertama, direvew pada pertemuan ini. Mulai penyusunan AD/ ART Yayasan
sampai kepada penyusunan Renstra dan Program sekolah. itulah yang dilaksanbakan
dalam dua hari ini.
Akan ada empat petemuan tatap muka lagi dalam durasi 12 bulan dan
beberapa kali pertemuan online (daring) antara KPI dengan manajemen yayasan
serta pimpinan unit (sekolah) yang ada di bawah Darul Mukmin. Sebagai salah
satu pengurus di YDM saya ikut langsung membersamai kegiatan ini dengan para
pengurus (manajemen) Darul Mukmin dan para Kepala Sekolah serta guru-guru yang
dilibatkan oleh Kepala Sekolah.
Dari beberapa kali pendampingan untuk unit (SD IT Darul Mukmin)
dan setelah dua kali kegiatan pendampingan untuk yayasan dapat saya simpulkan
bahwa kegiatan pendampingan ini memang sangat penting untuk kemajuan
pendidikan, khususnya di Darul Mukmin. Bahkan boleh jadi akan berimbas positif
juga bagi sekolah-sekolah lain yang berdekatan dengan sekolah Darul Mukmin.
Diharapkan keluarga besar Darul Mukmin, khususnya orang tua siswa di
sekolah-sekolah Darul Mukmin mendukung penuh program pendampingan ini.
Semoga!***
3 Mar 2021
Ketika Masyarakat Menanti Hujan Turun dan Sekolah Dibuka
SAAT ini masyarakat Kabupaten Karimun tengah menanti hujan turun. Sudah lebih dua bulan panas matahari membakar bumi Negeri Berazam. Teriknya matahari saat ini begitu terasa menusuk. Walaupun kabupaten yang terdiri dari beberapa pulau ini dikatakan tidak mempunyai musim –hujan atau panas—tapi nyatanya saat ini masayarakat merasakan bagaikan musim kemarau panjang. “Sudah dua bulan lebih hujan tak turun,” kata Mas Sasnto tetangga saya mengomentari hujan yang belum juga turun.
9 Des 2020
Memaksakan Keteladanan (Berharap Tokoh Memberi Contoh)
M. Rasyid Nur
MENURUT satu pendapat dari banyak pendapat yang bersiliweran di media masa (koran, majalah, televisi, dll) tentang mengapa begitu susahnya menjalankan ketentuan dan peraturan oleh masyarakat kita di negerinya sendiri, bisa disebabkan oleh minusnya keteladanan dari para tokoh (pemimpin) dalam menjalankan ketentuan dan peraturan itu sendiri. Berbagai pelanggaran yang setiap saat dapat disaksikan, itu bisa dikarenakan tidak adanya contoh kepatuhan pada peraturan oleh orang-orang yang seharusnya mencontohkannya. Esensinya tiada keteladanan dalam penerapan peraturan menyebabkan orang tidak mematuhi peraturan. Satu kesimpulan, jika dirumuskan.
Dari pelanggaran yang paling kecil –seumpama membuang sampah sembarangan– hingga pelanggaran super besar –seumpama korupsi, menilep uang rakyat hingga miliaran bahkan triliunan rupiah– terus saja dapat dilihat atau didengar beritanya di media-media kita. Menurut pendapat ini, pelanggaran itu disebabkan karena tidak adanya orang-orang yang pantas untuk dicontoh dalam penerapan peraturan dan ketentuan yang seharusnya dilaksanakan. Sekurang-kiurangnya teramat sulit mencari tokoh teladan dalam mematuhi peraturan. Jakapun ada, sangatlah sedikit sehingga seperti tak ada. Tidak dominan.
Sesungguhnya mereka yang dipandang sebagai tokoh sejatinmya menunjukkan dan meneladankan kepatuhan terhadap peraturan dalam kehidupan sepanjang waktu dan sepanjang hari. Namun apa boleh buat, mereka tidak atau belum mencontohkan bagaimana mematuhi perturan dalam kenyataan sehari-hari. Masyarakat awam yang harusnya mematuhi segala ketentuan yang berlaku dalam kehidupan, bingung atau enggan melakukannya karena tak adanya keteladanan. Maka jadilah begitu sulitnya menerapkan peraturan di tengah-tengah masyarkat sendiri.
Memang harus diakui, sejak bangsa ini berpemimpin sendiri (baca: merdeka) lebih dari 70-an tahun silam, belum juga bangsa ini menjadikan kebiasaan (karakter) ‘patuh pada peraturan’ sebagai tradisi hidup sehari-hari. Belum juga timbul tradisi merasa wajib mematuhi segala peraturan. Justeru yang terdengar di dalam masyarakat adalah pameo, ‘peraturan dibuat untuk dilanggar’ yang mencerminkan betapa bangsa ini lebih cenderung melanggar peraturan dari pada mematuhinya. Disadari atau tidak, karakter yang terbangun justeru karakter melawan ketentuan.
Pameo itu tidaklah isapan jempol saja. Di hampir semua tempat dan semua tingkatan –institusi, komunitas, kelompok, dst—dengan sangat mudah terjadi dan ditemukan pelanggaran peraturan walaupun seharusnya tidak perlu terjadi pelanggaran. Melawan kebenaran dan ketentuan seolah sama enaknya dengan mendapatkan keberuntungan. Pokoknya di hampir semua tempat selalu ditemukan drama pelanggaran peraturan.
Di beberapa institusi sudah tidak asing lagi orang berbicara perihal banyaknya terjadi pelanggaran hukum. Entah menteri, pejabat tinggi dan banyak lagi. Geli, memang jika direnung-renungkan episode pejabat yang melibatkan beberapa pejabat juga dalam pelanggaran hukum. Dulu, ada kisah Gayus, Urip dan beberapa kasus yang melibatkan isntitusi hukum sendiri. Mereka merusak institusi mereka. Belakangan dan sampai hari ini, kita masih terus membaca berita pelanggaran hukum yang melibatkan pejabat yang nota bene mengerti hukum.
Cerita bersambung ala ‘cinta fitri’ tentang mafia hukum di institusi hukum lain juga sering kita baca beritanya. Kisah-kisah oknum jaksa, polisi, menteri dan pejabat lainnya masih juga menghiasi informasi kita. Ini tidak harus terus terjadi jika peraturan dan ketentuan ingin dipatuhi. Harus dimulai dari para tokoh dan pejabat ini. Jika dilaksanakan oleh orang atas maka dengan mudah dilaksanakan di bawah karena adanya teladan.
Tentang adanya pelanggaran oleh para pemegang dan pejabat di beberapa institusi, itu tidak dapat ditutup-tutupi. Di institusi keuangan, milsanya juga ada. Entah pajak yang digelapkan, penyaluran dana yang diselewengkan dan lain sebagainya. Dulu, seorang ekonomom (almarhum) terkenal pernah menyatakan bahwa keuangan Negara ini ditilep penyelenggaran Negara lebih dari 30 %, itu ternyata tidak omongan kosong saja. Pelanggaran juga di terjadi di lapangan hijau alias di bidang olahraga, misalnya.
Di sekolah? Pun tidak kurang pelanggaran hukumnya. Mulai dari guru yang terlambat mengajar, siswa yang tak hendak menghiraukan tata tertib sampai kepada pencurangan ujian, termasuk Ujian Nasional yang nota bene dirancang dan dilaksanakan oleh Pemerintah dengan begitu. Asyiknya, sekolah-sekolah yang berhasil dengan baik mencurangi ujian asalkan tingkat kelulusannya tinggi dan kecurangannya tidak diketahui, maka sekolah itu dianggap baik oleh masyarakat. Ini sebagiannya tentu saja catatan masa lalu. Saat UN masih didewakan. Syukurlah dengan beberapa perubahan Kemdikbud dalam pelaksanaan ujian yang tidak terlalu mendewakan UN itu.
Untuk dan atas segala pelanggaran itu selalu ada alasan pembelaan. Pembelaan yang selalu dikemukakan tentu saja bahwa pelanggaran itu tidaklah dilakukan oleh lembaganya. Itu hanya oleh oknum-oknum saja. Inilah yang selama ini dijadikan alasan betapa susahnya memberantas pelanggaran di sebuah lembaga. Lagi-lagi keteladanan tidak dikedepankan.
Di sinilah perlunya keteladanan. Harus ada yang mencontohkan bahwa peraturan itu memang harus dipatuhi. Jangan lagi dilanggar. Bahwa keteladanan itu berat, memang berat. Tapi kapan bisa maju jika peraturan belum juga bisa dilaksanakan dengan baik.
Jika bangsa ini tidak bisa mencontoh Jepang atau Jerman yang kesadaran ketaatan akan peraturannya sudah sangat tinggi, kita bisa saja mencontoh Singapura yang untuk mencontohkan keteladanan harus dipaksakan. Jika di Jepang atau Jerman rakyatanya sudah secara naluri (tanpa pakjsa) mematuhi peraturan sementara Singapura kita kenal kepemimpinannya yang keras (boleh disebut diktator) namun untuk kepentingan bersama, kita bisa saja mengadoposinya.
Syukurlah, jika satu-dua tahun belakangan ini sudah ada gebrakan dari beberapa lembaga, seperti KPK untuk memberikan hukuman sekaligus keteladanan dalam penerapan peraturan. Para pegawai KPK menunjukkan bahwa mereka mereka terlebih dahulu mematuhi peraturan. Dan beberapa orang (masih sedikit) yang berani lantang menyebut perlunya penerapan hukum yang benar, semoga suara-suara itu semakin banyak berbunyi. Kelak, keteladanan itu benar-benar mendominasi para pejabat dan tokoh bangsa.***
23 Nov 2020
Rahasia Best Seller Buku Indie (Catatan dari Webinar TNGP 2020)
HARI Ahad (22/11/2020) itu cuaca di Karimun, setidak-tidaknya di sekitar kampung saya, sedikit mendung. Tapi bagi saya dan semua anggota Media Guru Indonesia (MGI) yang sudah bersiap untuk ikut Webinar TNGP (Temu Nasional Guru Penulis) hari ini pasti tidak merasa mendung hatinya. Webinar hari ini adalah Webinar kedua dari rencana lima Webinar TNGP MGI, setelah kemarin Sabtu (21/11/2020) dilaksanakan Webinar pertama. Insyaallah masih ada tiga kali webinar lagi, 25, 28 dan 29 bulan ini. Tema Webinar kedua hari ini adalah “Rahasia Best Seller Buku Indi’.
Narsum pertama, Ibu Yunita Kwartarani, M.Pd Guru SDI Al Ikhlas Jakarta Selatan. Dalam paparannya, Bu Yunita menjelaskan bahwa bukunya menjadi best seller, itu bermula dari pengalaman kesehariannya dari curhatan-curhatan dengan teman-teman dan siswa-siswinya. Para teman dan anak-didik inilah yang banyak membaca bukunya. Itu salah satunya.
Kiat lain, kata Bu Yunita, kita harus menulis cerita yang bisa membuat orang bangkit dari keterpurukannya, misalnya. Mataeri-materi yang diperlukan orang, pasti saja akan dicari oleh orang. Dan buku kita akan laku keras, katanya. Dan kiat lain yang juga disampaikan Bu Yunita adalah dengan mempromosikan melalui media sosial. Di Media Guru juga ada medsos kita (FB MGI) yang anggotanya hampir 80 ribu. Itu pasar potensial, tentunya.
Untuk langkah-langkah lain yang dia lakukan antara lain, 1). Membagikan buku secara gratis kepada teman-teman atau komunitas, bahkan kepada orang yang tak kenal. Ini juga dilakukan narsum sebelumnya. 2). Menjadikan buku sebagai hadiah. 3. Ikut terlibat dalam even-even seumpama ikut pameran buku, dst 4. Memposting testimony dari berbagai kalangan. Dan tentu saja masih banyak langkah lainnya. Initinya, bagaimana buku bisa dinikmati oleh orang lain. Pembaca itu bukan mencari tampilan buku, tapi isi buku. Jadi, benar pernyataan Pak Suhud bahwa isi buku lebih penting. Buatlah buku yang bergizi, menginspirasi. Pasti dicari. Begitulah dia menutup paparannya.
Sesungguhnya, jika kandungan Webinar ini kita catat lebih jlimet tentu saja sangat panjang catatan ini. Namun, dengan sesederhana ini saja sudah begitu banyak yang dapat kita ingat dan kita serap materinya. Maka, jika ingin lebih lengkap, sekali lagi saya mengajak, mari kita ulang tonton chanel YouTobe Media Guru tentang TNGP 2020 ini.
22 Nov 2020
Catatan Webinar TNGP 2020 (Perlunya Membumikan Literasi)
SABTU (21/11/20200 pagi. Persisnya pagi menjelang siang. Sekitar pukul 09.00 WIB saat pintu ruang maya zoom Media Guru Indonesia (MGI) mulai dibuka dan dimasuki para anggota. Itulah waktu digelarnya Temu Nasional Guru Penulis (TNGP) MGI Tahun 2020. Pertemuan Akbar Tahunan yang pada tahun lalu dipusatkan di Ibu Kota Negara, Jakarta tahu ini harus mau menerima fakta, virtual saja. Covid menjadi penentu keputusan ini.
Dengan host sekaligus moderator Mas Febry Suprapto yang merupakan Instruktur Nasional MGI tampil tujuh orang penggiat literasi seperti, 1). Dra. Yasmi, M.Pd. (Ketua Umum IGPPL Sumatera Barat); 2). M. Maghfur Qumaidi, S.Sos., S.Pd., M.Si. (Ketua Umum IPP Jawa Timur); 3). Agusrida, M.Pd.(Ketua Umum KPPL Kemenag Sumatera Barat); 4). Alphian Sahruddin, S.Pd., M.Pd. (Ketua Umum Penggiat Literasi Anging Mamiri Sulawesi Selatan); 5). Titiek Soertirahaajoe, S.Pd. (Ketua AGPG Grobogan Jawa Tengah); 6). Prawiro Sudirjo (Wakil Ketua IP3L Jawa Barat); dan 7). Dewi Sri Indriati Kusuma, S.Pd., M.Pd. (Bendahara Umum IPPSU Sumatera Utara).
Ketujuh pendekar literasi ini, meskipun oleh host hanya diberi waktu sangat singkat untuk berbagi pengalaman literasi, ternyata itu sudah cukup membuat suasana hangat dan semangat webinarnya. Buktinya, diskusi yang terjadi dari beberapa pertanyaan peserta membuat suasana di ruang zoom begitu meraih dan hidup.
Kita menjadi saksi, betapa banyak hal yang dikupas. Mulai dari suka duka dalam merintis agar literasi dapat mengakar di lingkungan pendidikan terutama para guru, hingga trik atau kiat sukses dalam menerapkan penggalakan literasi di tempat masing-masing. Tidak kalah penting, dibicarakan juga imbas dari pelaksanaan program 'membumikan literasi' tersebut di setiap daerah.
Tidak saya ulas lagi apa saja yang dibicarakan para narasumber. Yang pasti, jika ingin mengulang mendengarkan diskusi dan tanya jawab dalam webinar, silakan disimak kembali dengan membukan YouTobe Media Guru. Rakaman webinar ada di situ.
11 Nov 2020
Catatan dari Lomba Cipta Baca Puisi YDM, "Mereka Pencipta dan Pembaca"
YAYASAN Darul Mukmin (YDM) Karimun, baru-bari ini mengadakan Lomba Cipta Baca Puisi. Pesertanya umum dengan batasan usia. Ada kategori A dengan batasan usia antara 6-12 tahun dan ada kategori B dengan batasan usia 12-18 tahun. Artinya dalam usia sekolah. Namun jika ada yang menjelang 18 tahun sudah tamat sekolah, juga dibolehkan ikut serta dalam lomba ini.