Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

30 Agu 2020

Puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd


KURASAKAN DI MALAM HARI

Nikmati pahitmu, selagi engkau mampu menanggungnya beban hidup yang jemu
Karena bisa jadi itu yang lebih solutif dan menginspirasi
Karena tak selamanya kita akan bertemu dengan yang manis-manis dan pahit pahit
Tak selamanya pula kemanisan itu berbuah nikmat dan pahit derita
Biasakan saja hari harimu menjadi putih, suatu saat nanti akan kau temukan jawabannya dalam setiap perjalanan hidupmu

Nikmati saja kue  sudah menjadi basi
Jangan kau sesali apa yang telah terjadi dan pentingnya
Karena kesempurnaan manusia memang ada pada ketidaksempurnaannya dan terus ada kesempurnaan nya

Peras terus hati dan pikiranmu
Jangan berhenti sebelum ia kering dan lupakan semuanya
Sebelum kau dapatkan legitnya hikmat atas kebijaksanaan
Karena adamu adalah untuk menggubah kelegitan itu dan keberpihakan atas kamu diciptakan sebagai makhluk hidup

Tibalah kini kita duduk satu meja,
Untuk mengurai kekusutan suasana atas laku laku anmu
Maka biar saja pahit dan legit berkongsi,
Dengan itu kerumitan kita tuntas tersudahi dan merintih telah hilang

Riau, Indragiri Hulu 28 Agustus 2020

26 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, SPd I, MPd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, SPd I, MPd


BINGKAI SENJA DI DESA TITIAN RESAK 

Sekuntum mawar merah di senja dalam bingkai selarak bambu
Tidakkah kau tahu apa yang terkandung didalamnya?
Ia yang menyimpan sejuta kenang atas kisah anak manusia baik laki namun bukan banci
Yang tengah belajar memaknai arti sebuah mimpi

Mimpi tentang hari esok
Tentang cinta dan pengorbanan
Tentang hangatnya persahabatan dan sulitnya memilih pasangan

Atau kisah tentang pecel lontong bunga kecombrang dan kembang kol
Begitu pula dengan oseng gendot  lauk belut goreng
Serta cerita tentang sepiring mendoan hangat bersanding lombok cengis yang pedas..

Mungkin engkau tak tahu,
Atau bahkan tak pelu tahu apa sih jatidiriku?

Tapi di kejauhan sana adalah lahan perburuan belut segar yang enak sekali ..
Atau arena adu lari di atas galengan
Juga tentang gropyokan tikus oleh anak-anak berseragam merah putih putih biru dan putih abu abu berjalan bersama saat berangkat dan pulang sekolah
Tentang kerbau pembajak sawah sebelum hadirnya kerbau bertanduk runcing

Hujan deras adalah payung kami agar aku tak kehujanan dan
Terik matahari adalah topi baja yang kukuh menjadikan rambut ini memerah dan menghitam
Aroma lumpur adalah parfum kejantanan yang tiada duanya dari parfum lain
Agar hasil panen bisa selalu sedia di atas meja makan yang terbuat dari kayu mahal dan diukir oleh tukang kayu yang ganteng

Oh tidak, aku tak menganggap diriku pahlawan pangan disiang hari
Dengan memandang bulir emas yang merunduk kaku, cukup untuk mengukir bahagiaku dan susahku saat kuliah s1 dan s2
Tugas kami sekadar mengabdi mengajar dan mengamalkan ilmu dari kuliah
Kiranya dikau sudi memahami arti dari hidup seorang pemuda pengabdian ini didesa titian resak

Riau, Indragiri Hulu, 23/08/2020


NYANYIAN SEPANJANG MALAM DI RENGAT

Hening  malam suara jangkrik.. ditambah goresan cakrawala
Rembulan senja mengulum sipu ditengah musim layang layang
Sudahi bait-bait waktu setahun berlalu dan sekarang masih aku tunggu

Satu era beranjak terjelang dan maju
Lembarannya masih kosong, tak ada goresan pesan di sana
Sedang perca kisah yang kemarin belum jua berpadu
Masih ada ikatan kata yang terputus
Resonansi yang kehilangan nada tinggi

Angan-angan liar menari
Embuskan kabut binal ke benak jiwa
Menutupi tunas asa yang terus menggeliat dan jauh

Kilas cahaya pecahkan gulita menuju remang
Tapak-tapak suci terus terpahat dalam sendat
Segenggam makna masih ia bawa dan disimpan dalam memorinya, entah sebentuk apa
Jalan di depannya masih terkabur oleh kabut misteri illahi

Jika esok masih kau dengar kicau burung kacer,
Bilakah aku titipkan salam padanya? Jawab.
Bilang saja bahwa di dadaku masih bersemayam cinta yang dimaknai di bukit cinta

Indragiri Hulu Riau, 25 Agustus 2020

21 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S Pd I, M Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S Pd I, M Pd

PERGINYA PAHLAWAN

Sedih pahlawan Ir soekarni pergi dan Drs. Moh.Hatta
Aku hanya titipkan doa
Agar diampuni segala dosa
Dianugerahi pandai ibadah
Dan dalam alam barzakh
Mereka bahagia
Putra dan putri Indonesia
Selalu setia dan Cinta Negara

Indragiri Hulu, Riau 18 Agustus 2020


GOOD BYE INDONESIA AKU KECEWA

Rupanya engkau mengajak dipertengahan peta indonesai umpatanmu dan dalam koridor murahan
Mengetuk pintu ku saat ku beranjak kekamar.. saat kami pasukan perang.. Tanpa disadari memunculkan diri sebagai tanda kau berpacuan
Aneh datang pergi tanpa pamit dan salam sebagai adab muslim
Apakah layak sebagai imam dan makmumku?

Ya ya ya
Kau tak layak menjelma temanku sembari pilu di kaki gunung
Menjauh pula dari suara laut yang menggumam
Tak perlu berpijak diri di depan anggrek dan pohon randu
Jika kau datang mencuri bunganya saja dan kau hembus lalu mawar malah kau pilih
Untuk kepuasanmu semata demi hasratmu yang tinggi

Benar kata mereka 
Jangan hanya datang untuk menyolek dan menyobek
Karena sakitnya tanpa berdarah lebih sakit ditebas pedang samurai
Jika kau tau sebuah pist lebih berbahaya dari sebuah samurai

Indragiri Hulu,  Riau, 20 Agustus 2020


MUHARRAM 1442 H 

selamat tahun baru matahari, nyala apimu setia pada semesta yang sudah hampir tua ini 2020 M tepatnya

selamat tahun baru embun bening, kejernihan alam dalam bulirmu dan setiap nafas kita bertasbih

selamat tahun baru cericit burung, kucing, dan kuterima persembahan simfonimu

selamat tahun baru wajah di cermin yang baru, semeriah apakah sudah  mimpimu mimpi kita twrwujud malam kemarin tahun muharram kemarin?

selamat tahun baru puisi, gemerlap makna di tubuh penyair dan pembaca karya

selamat tahun baru santriku, masihkah semangat belajar belajar dalam menuntut ilmu?

Demak, 20 Agustus 2020


19 Agu 2020

Puisi: Kita Ingin Dia Ada (Kepada Pemegang Amanah)

Puisi: Kita Ingin Dia Ada (Kepada Pemegang Amanah)

Karya M. Rasyid Nur

TANPA terasa kita ternyata sudah akan berada di Tahun Baru Hijriyah, 1442. Saat tulisan ini dibuat hanya tinggal beberapa jam saja lagi usia di tahun 1441. Kurang lebih enam jam saja lagi. Tepat mata hari terbenam sore (Rabu, 19/08/2020) nanti berarti sudah berakhir tahun ini. Kita memasuki tahun baru lagi.

Bagi kita tentu saja sebuah kebahagiaan, ketika usia kita bisa menyelesaikan masa di tahun ini. Dan berharap juga kita, Allah masih akan memberi masa buat kita untuk merasakan hidup di tahun baru itu nanti. Mari kita ucapkan Selamat Tahun Baru Hijriyah 1442, semoga senantiasa sehat bersama kita dan taat juga tetap bisa kita buktikan.

Saya ingin berbagi rasa dengan membaca seuntai puisi berjudul Kita Ingin Dia Ada yang baru beberapa jam yang lalu saya gubah.

Kita Ingin Dia Ada

Terbenam sudah matahari sore ini di penghujung sunyi terpatri satu empat empat satu
Berakhir sudah perjalanan waktu ini yang satu tahun silih berganti selalu ingin ditunggu-tunggu 
Satu tahun berlalu meskipun kita suka atau tidak begitu
Satu tahun sudah terkunci meskipun gembok itu tidak ada bersama kita
Tercatatlah dosa atau pahala entah sudah berapa laksa
Pernahkah kita menghitungnya

Sesungguhnya sederhana harapan-harapan kita
Apa-apa yang kita inginkan di titik ini
Catatan harian kita, ingin kita tingkatkan jumlahnya untuk pahala yang kita buat sudah 
Catatan dosa kita, ingin kita kurangkan atau hapuskan dari halaman hitam yang kita genggam
Persahabatan kita, ingin kita kuatkan ikatannya untuk menyatunya silaturrahim antara nafas dan darah kita 
Tanggung jawab kita, ingin kita pertahankan konsistensinya agar tidak menjadi debu ditiup angin sepenjuru 
Iman kita, ingin kita pelihara kemurniannya agar tidak tercampur antara hak dan batil
Ibadah kita, ingin kita pagut kuat agar tidak tergoyahkan oleh topan angkara fasiq durjana
Harapan kita istiqomah dengan inayah Penguasa Alam Pemberi amanah

Kita ingin Dia ada
Pada setiap tarikan nafas kita hingga ujungnya tiba
Kita ingin Dia ada pada setiap gerak-gerik kita hingga denyutnya menghentikan langkah
Kita ingin Dia ada pada setiap suara hingga sayup menutup sahut dan mata
Kita ingin Dia ada
Tbk, 19082020
(Memperingatai Hijriyah 1442)

17 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S.Pd.I M.Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S.Pd.I M.Pd

SIMFONI 17 AGUSTUS 1945

Jadilah seberkas cahaya 
Yang memberi terang dan pekat jalanku
Yang berliku dan berbatu keras 
Wahai sahabat hatiku kamu tau?

Jadilah seberkas cahaya menemani cahaya yang telah ada
Agar jalan yang telah dipilih ini mampu mendewasakan
Melaju dengan pasti tanpa ragu lagi habiskan cerita

Jadilah seberkas cahaya lilin
Menemani tidur tatkala di senja dengan mengejar kelambu
Tatkala berkas sinar mau padam usang dan kelam
Didera angin yang makin kencang tornado

Jadilah seberkas cahaya
Yang mampu menguatkan mata yang lelah
Pada saat menjelang berlaga
Jangan sampai menyerah dan dengan doa dari semua penduduk bumi

Jadilah seberkas cahaya kilat
Yang menyalakan bak api kobarkan kembali semangat berkorban kemerdekaan 17 agustus 1945 kala itu
Mengejar ketertinggalan semua alam menyaksikan
Menghalau dan terdepan yang mana tak ada  keterbatasan dengan nuansa ukhuwah tercipta

Indragirihulu, 16 Agustus 2020


PENGHORMATAN PAHLAWAN

Suatu ketika lewat dikuburan
Laksana tertegun menatap para pahlawan perjuangan bangsa Indonesia yang tertanam ditanah
Sedih aku pemuda SDM Indonesia
Yang tertaih menata generasi emas sedia kala

Sedih aku akan beri penghotrmatan walau dengan taruhan nyawa
Hingga 1945 ke 2020
Melewati masa dan zaman keemasan

Ayo bangkit pemuda
Kita bisa
Kita bekerja
Untuk Indonesia
HUT RI ke 75

Berikan darah juang 
Hingga lahir para pemimpin
Hingga lahir ulama ulama
Hingga lahir penanaman cinta Indonesia

Indragiri Hulu, 17 Agustus 2020

16 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S.Pd.I M.Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S.Pd.I M.Pd


MERDEKA BELAJAR DAN MOVE ON

Rasa amuk dan remuk
Saat pena tak setetes ada
Gegara ekonomi kapitalisme merajalela


Biarkan Saja? 
Aku dalam kebebasan berfikir aku terus berjuang dalam merdeka belajar ku


Ya aku move on
Aku juara
Aku merdeka
Aku menunggu Kurikulum Merdeka 

Indragiri Hulu, 15 Agustus 2020


PERGI BIARKANLAH 

Kemanakah kaki sudah tidak mampu berjalan?

Hanya naungan doa dan harapan kenyataan?
Petuah lagi ceramah disegala arahan

Menjadi kan ku pergi kejalan yang luru s
OlehNya aku diberikan kenikmatan

16 Agustus 2020


KAMU MAMPU?

Ya dibalik semua ujian
Pasti

Ya dibalik jeruji besi
Aku ingin

Ya aku merasakan kemerdekaan
Namun belum seutuhnya

Ya aku bangga Indonesia ku kini?
Ya menjadi macan asia
Ya dengan semua regulasi
Pasti ada baik dan kontroversi

Indragiri Hulu, 16 Agustus 2020

15 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

DZIKIR PUISI

Dalam hening pusi hamba berdzikir
Mengeja untaian maghfirah lewat bait-bait resah
Goreskan baris penyesalan yang tak jua usai tergubah
Setiap kata menatap seakan penuh curiga dan tersalah

Satu judul telah usai,
Seribu puisi terlampaui
Tapi masih tak sebanding dengan dosa yang melumuri sekujur raga
Sedang tinta ini telah mulai mengering

Di antara kel takut dan harap
Hamba persembahkan dan hadiahkan puisi sebagai ungkapan ini wahai Paduka raja,
Walau bisa, namun bila harus sempurna dan sejatiNya
Kuharap ku tak mampu meraih dan  berkenan sepenuh hidayah dariNYa

Indragiri Hulu, 14 Agustus 2020



BERDZIKIR  LEWAT PUISI

Dalam hening dan pekatnya malam puisi hamba berdzikir dan bdrtasbih
Mengeja untaian maghfirah dan taufiq lewat bait-bait resah dan gelisah?
Goreskan baris penyesalan yang tak jua usai tergubah
Setiap kata menatap seakan penuh curiga dan tersalah kan?

Satu judul telah usai dan ribuan bait,
1 puisi terlampaui
Tapi masih tak sebanding dengan pahala yang melumuri diri dan sekujur raga ini
Sedang kan tinta emas ini telah mulai mengering dan habis

Di antara rasa takut dan harap
Hamba persembahkan dan hadiahkan puisi sebagai ungkapan ini wahai Paduka raja,
Walau bisa, namun bila harus sempurna dan sejatiNya
Kuharap ku tak mampu meraih dan  berkenan sepenuh hidayah dariNYa

Indragiri Hulu, 14 Agustus 2020

12 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

DESAS DESUS JABATAN

Tahta adalah hadiah
Kekuasaan adalah pinta
Menahan kuasa
Tak mungkin dilema

Demi jabatan
Kau raih segalanya
Agar tau amanah disetiap langkahnya

Indragiri Hulu Riau, 10 Agustus 2020


KEMUNGKINAN


Mungkin dia lupa?
Perhatian ku hanyalah sebuah makna

Mungkin dia baik?
Namun setiap langkah adalah nikmat?

Mungkin?
Aku hanyalah cinta yang namaku tak terbilang oleh angka
Namun sikapku padanya adalah hadiah

Indragiri Hulu, 11 Agustus 2020


KEPADANYA DITITIPKAN KEMERDEKAAN

Sejak merdeka 17 agustus 1945 dan Sampai sekarang
Saya merasakan akan hal perubahan
Dan juga meraih kemerdekaan dizaman era 2020
Sungguh luar biasa
Disemua sektor bahu membahu
Disemua zona sangat bersaing dan demokrasi terus berjalan

Kutanya kembali sudahkah merdeka?
Dan bangga sudah merdeka?

Tidak!!!
Tidak!!!

Negeri ini masih dijajah oleh bangsa sendiri
Dan kaum elite penguasa
Ayo merdeka dalam semua sektor
Kami yang belajar menyatakan merdeka belajar

Indragiri hulu, 12 Agustus 2020

9 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S.Pd.I M.Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S.Pd.I M.Pd

IBU JAWA TIMUR, AYAH MEDAN

Ibu saya ada 1 rak rak buku
Isinya primbon dan satu kitab suci
Bergeletak di lemari tua sudut sebelah kiri
Di dekat meja hidangan
Seperti akan siap mengeyangkan lapar wawasannya.
Dan yang haus pengetahuan

Lemari kayu itu
Penampakan kerap terjadi
Segenggam tasbih turut menjadi saksi dan sajadah yang semuanya berantakan

Sesekali aku bertanya mak,e
Dalam pandang jiwa yang akan menjadi kegemberiaan anak kecil yang ceria.

"Bapak, mana?"
Aku tak akan takluk atas perintah di pangkuannya

Lalu bapak, juga turut bersuara
Persis bahasa medan yang khas sekali.

Ku takjub dan sehingga telinga menggema dan terus akan hijrah dalam keindahan dunia.

Cerita ini tentang desa desa,
Yang dimana? Ada sudut, dan lampu lampu berpendaraan:
Tidak gela gulita, di kota rengat tempatku tinggal.

Tugu patin, dan tiba disimpang tiganya.

"Tahukah sampeyan, koe nak? 
Orang - orang berbeda suku dan tata bahasa.

Lalu ibu tersenyum.

Indragiri Hulu, Riau 8 Agustus 2020



IMPIAN DAN GAMBARAN DIRI SEORANG SANTRI

Impian adalah gambaran diri kami seorang santriwati
Doa dengan sepuluh jari tangan menengadah diatas sajadah

Kami diasuh dan dididik dengan ikhlas dalam suasana bahagia di era penuh bencana

Kami ingin menjadi generasi maratul shalehah yang penuh cahaya iman

Impian dan diri seorang santri bagaikan dipan dipan yang dipersiapkan untuk diri kami dan keluarga kedepannya

Impian kami ingin menjadi rabiatul al adawiyah soerang sufisme perempuan yang menginspirasi

Atau sosok aisyah Istri rasulullah dan siti khadijah

Bagi kami impian kedepannya adalah menjadikan muslimah muslimah Indonesia yang siap melahirkan keturunan dan mewarisi tuntunan ajaran agama nabi muhammad SAW

Hidup santri
Hidup santri Indonesia
Hidup santri Pondok Modern Syamsuddin 

Indragiri Hulu, 9 Agustus 2020

7 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S Pd M Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, S Pd M Pd

SIMFONI CINTA DARI NERAKA

Sungguh

Dimusim panas, rintahan semakin terdengar keseluruh lembah dan pepohonan bergoyang menggemakan tangisan tangisan dan lolongan meminta tolong..

Tidak ada penghijauan yang subur bahkan gersang..

Mereka berhamburan satu persatu dan menangisi perbuatan..

Mereka mencari baju putih akibat amalan yang kurang..
Karena takut dimusim ramadhan dan perbuatan di dunia yang semakin tampak membuat tidak tenang..

Indragiri Hulu, 6 Agustus 2020.


APAKAH CINTA YANG AGUNG ITU

Adalah seorang hamba yang halal
Kepadanya diikat dengan janji suci
Dan juga ketika sejoli menunggu dengan  setia..

Adakah?
Rasa tentram dan luar biasa menjadi tameng maksiat..

Yang dapat merenggut jiwa sholeh dan sholehah...

Cinta adalah miliki anugerah tuhan..
KepadaNya karunia sang maha Agung...

Cinta Nya sungguh sangat setia pada pertalian yang kokoh dan sangat luar biasa  tentram...

CintaNya pada diri dan juga pribumi menjadi saksi...

Indragiri Hulu, 6 Agustus 2020.



DULU SAAT BERBAJU PUTIH ABU

Kenangan saat bersama guru favoritku..
Aku selalu sangat suka sekali membaca buku...

Hingga saat aku duduk dan selalu juara 1..
Aku ingin menjadi terbaik saatnya...

Dan buat orang tua bangga...
Semua bangga.
..
Dan binaan guruku..
Aku cinta bahasa...
Aku cinta Indonesia..

Dan semua akrab saat reuni..
Hingga waktu akan menjawab mana alumni yang berprestasi nasional...

Indragiri Hulu, 7 Agustus 2020



MAKNA CINTA

Cinta adalah pengetahuan yang menghidupkan penglihatan kita..

Cinta adalah seekor burung merpati yang setia dan terbang bersama..

Cinta hanya diikat oleh goresan tinta emas berlandaskan janji illahi..
 
Jangan sebut cinta murni kalau lah.. Didalamnya tak ada cinta yang kekal..

Indragiri hulu, 7 Agustus 2020.

6 Agu 2020

Puisi-puisi: Wahyu Nurhalim, S Pd I, M Pd

Puisi-puisi: Wahyu Nurhalim, S Pd I, M Pd




SEPASANG DAN SERUMPUN DOA


Kemarin barusan sang imam lewat
Kami akan siap bergegas menuju mushola
Lalu dibiarkan para jamaah itikaf?
Duduk berdzikir dan terus berharap
Hanya nikmat dan harapan
Dengan sepasang agar jodoh tak kan pergi
Dan serumpun doa agar segera dikhitbah dan berdua dalam istana

Indragiri Hulu, 4 agustus 2020.


LUMPUHNYA

Ajal...
Ajal...
Ajal...

Selalu mengintai derasnya darah merah
Meronta ronta dan bergemuruh dengan jantung yang berdenyut sangat cepat...

Lumpuh...
Saat aku tak mampu lagi menegadah akibat ulahnya yang sangat liar...

Lumpuh ...
Karena nya aku menjadi sufi dan kaum sunni yang setia dengan ajaran nabi

Indragiri Hulu, 4 agustus 2020



MERDEKA UMMAT

Ummat terjajah saat runtuhnya khilafah
Ummat mencari sang Imam Mahdi
Di kota Syam banyak sudah yang terjajah

Diam kah kita?
Wahai penguasa...!!!
Mari bela yang terzalimi
Mari angkat para ummat muslim dan merdekakan
Agar kami?

Beribadah ?
Dengan tenang dan khusyuk
Dengan ridho illahi
Usir tentara zionis?

Indragiri Hulu, 4 Agustus 2020



PRAMUKA


Praja yang sangat kuat 
Siaga..

Sifat yang selalu akan menata

Penegak
Sifat yang selalu akan
Menegakkan patriotisme bangsa

Pandega
Sifat yang selalu akan mengarahkan tujuan daei jiwa jiwa ksatria..

Salam pramuka
Salam pramuka

Dari kakak riau
Dari sini untuk disana
Dalam satu jiwa
Diikat oleh pramuka

Indragiri Hulu, 4 Agustus 2020

2 Agu 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, SPd I, M Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim, SPd I, M Pd

PEMANDANGAN IDUL ADHA

Rasa syukur..
Bahagia ...
Dalam lantunan takbir
Dalam kebahagiaan yang hakiki mendapat kesempatan berhari raya aidil adha...

Gerak langkah menuju masjid
Duduk bertakbir dan bertahmid
Menuju panggilan ridho illahi
Menggapai kewajiban kami
Seorang hamba ummatnya nabi...
Dengan ini penduduk bumi
Bertakbir ...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...



MARI BERKURBAN

Kurban adalah simbol syukur
Kurban dalam diri membersihkan dari sifat tidak terpuji
Kurban adalah salah satu bakal amal pribadi
Kurban menjadi dekat dan sama memiliki manusia sesama
Kurban dalam penuh aidil adha
Kurban bersama santri santriwati

1 Agustus 2020



BELAJAR TAWADHU

Namamu akan abadi dalam hati
Jiwamu bersih hingga dalan diri

Namamu harum seperti melati
Allah lah buya suruh kami belajar..
Mendalami dan terus berusaha hingga disetiap proses kami..

Sifat tawadhu junjungan nabi 
Dalam kitab pun saya akan gali..
Tawadhu dan menginsafi diri..

Indragiri Hulu Riau 1 Agustus 2020

30 Jul 2020

Puisi-Puisi Wahyu Nurhalim, M Pd

Puisi-Puisi Wahyu Nurhalim, M Pd

1)
LUKISAN DIRI AYAH

Aku berdiri diatas dan berkaca
Keluarkan cinta cinta
Tertawa bersama ayah saat aku terima rapor

Aku peluk dan erat gambaran dan sudah sekali memdermakan cerita kisah pilu
Dan perjuangan saat muda dulu.

Kulihat ayah sangat hebat
Hinga anak anak lahir dari doa dan harapanNya

Indragiri Hulu, 30 Juli 2020



2)
DETIK PENGORBANANMU, AYAH

Pernah..
Ayah selalu menasehati
Jika marah ayah bilang dan selalu memuji

Pernah...
Ayah bahagia dan dia selalu bilang ayah akan ada dan buatmu "bahagia"

Pernah ayah bilang
Aku tak akan mewarisimu harta
Ayah bilang : Hanya ilmu yang menemanimu

Pernah
Ayah bilang, aku akan ada disetiap detik dan nafas
Setiap prestasi dan perkembanganmu nak


3)
PESAN AYAH SAAT MENIKAH

Nak kamu sudah besar
Sudah saatnya kamu menikah
wajahmu ganteng dan usaha mu yang luar biasa
Hingga pendidikanmu tinggi
Istri yang menemanimu
Dan Ilmu mu akan menjagamu
Buatlah keluarga Qur'ani
Dan Dekat dengan Illahi

27 Jun 2020

Puisi: SETITIK NILA MEMBUATNYA SIA-SIA

Puisi: SETITIK NILA MEMBUATNYA SIA-SIA


Karya M. Rasyid Nur
Dengan setitik nila yang tercecer di bibir merah
kau boleh saja mengatakan itu tidak seberapa
itu tidak sengaja tertumpah menyiram rasa
menusuk dada
tapi semua sudah nyata warna berubah
susu ikatan yang begitu mulia rapuh jua
kita genggam bersama seperti janji kita
kini rusak jua di ujungnya
binasa dan kentara bedanya di antara kita

Dengan setitik nila yang sebelumnya tiada berada
kita jadi berbeda di antara batas yang bukan tercipta
sejak semula
janji yang terkemas dalam ikatan yang kita katakan kuat
karena digenggam berdua begitu erat
sebenarnya tak mampu juga kita menghambat
apapun yang membuat palsu bisu bersuara pilu
haruskah buhul itu dibiarkan terlepas
terlepas karena kita tiada kuat bersepakat
nila setitik telah membuat janji kita tak berdiri kuat
Tbk,27062020

8 Mei 2020

Puisi 'PESAN PUASA KEPADA HATI: PELUKLAH LAPAR INI'

Puisi 'PESAN PUASA KEPADA HATI: PELUKLAH LAPAR INI'


Karya M. Rasyid Nur
Terasa haus menusuk pilu di hati setiap hari
Terasa lapar memagut jantung perih berganti
Puasa mengajarku tidak makan, tidak minum dan tidak bicara sesuka
Padahal bertahun-tahun ku tak makan ku tak minum karena tak ada apapun yang dimakan dan diminum
Ramadhan adalah hari istimewa memperlama masa aku lupa pada sesuap nasi dan seteguk air 


Tak makan dan tak minum adalah utama mencari seikat pahala
Tak menuding tak membantah dan tak membelalakkan mata adalah syarat untuk melakukannya

Adakah terasa lapar dan terasa dahaga yang menusuk hati
Adakah kasih sayang dan saling bantu tumbuh untuk mendapatkan hikmahnya
Puasa, keikhlasan dan ketakwaan itulah buahnya


Inilah awal perjuangan memikul pesan Ramadhan
Perjuangan membelenggu iblis laknatullah
Inilah pesan Ramadhan sejak Adam hingga dunia akan padam
Iblis tetap memendam dendam
Penjarakanlah dia, sang laknatullah, ya Tuhan
Ikatlah hatinya untuk satu bulan
Jalan panjang terbentang bukan untuk ditelikung jalan cepat seperti terang
Sampai tak sampai adalah syarat diterima niat dan lapar ini


Akankah berhasil untuk mendapatkan berkah-Nya
Adakah akan diberi derajat taqwa-Nya
Tiada yang tahu karena itu adalah rahasia Pemilik perintah
Hanya usaha dan doa yang tersimpan di dada
Itulah pemilik hamba-hamba yang berdosa

Tbk, 05052020

25 Apr 2020

Puisi KETIKA LITERASI MENYATU DENGAN LAPAR ITU

Puisi KETIKA LITERASI MENYATU DENGAN LAPAR ITU


Karya M. Rasyid Nur 
 
Terasa hausnya terasa juga laparnya
Itulah ciri puasa pembuka
Ramadhan hari pertama adalah istimewa
Hari kedua, hari ketiga, hari-hari berikutnya lebih istimewa 


Tak makan dan tak minum adalah rukunnya
Tak menuding tak membantah tak membelalakkan mata adalah syaratnya

Terasa lapar terasa dahaga adalah pesannya
Kasih sayang dan saling bantu itu hikmahnya
Keikhlasan dan ketakwaan adalah buahnya


Ini adalah awal mula perjuangan kita
Perjuangan membelenggu iblis laknatullah
Sejak Nabi Adam hingga dunia padam dia tetap mendendam
Maka penjarakanlah dia, laknatullah
Insyaallah untuk satu bulan ke depan
Jalan panjang terbentang bukan untuk ditelikung jalan cepat seperti terang
Sampai tak sampai adalah syarat diterima niat dan lapar ini


Akankah berhasil untuk mendapatkan berkah-Nya
Adakah akan diberi derajat taqwa-Nya
Tiada yang tahu karena itu adalah rahasia Pemilik perintah
Hanya usaha dan doa yang tersimpan di dada
Hanya  itulah pemilik hamba-hamba yang tunduk pada-Nya


Sebagai penggila literasi duniawi dan ukhrowi
Yang menulis dan membaca adalah kaji

Yang sambil berpuasa wajib juga dijalani
Menulis, membaca, menerjemah bacaan-Nya juga diisi
Diantara lapar dan haus yang berpelukan di hati


Akankah menulis, membaca dan mencari makna adalah ibadah yang terjanji dari firman-Nya
Adakah mendidik dan mengajar siswa dari rumah adalah fastabiqul khairot yang diajak-Nya.
Adakah iktikaf di rumah juga diterima-Nya

Jawabannya hanya ada di sana
Ya Allah, berilah kekuatan dan kesehatan kepada kami untuk menjalankan amanah hidup ini Tbk, Tbk, 25042020 
Juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id