Tampilkan postingan dengan label perjalanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perjalanan. Tampilkan semua postingan

26 Jan 2024

Dari Kapal Lalu Masjid ke Masjid Magrib dan Isya

Dari Kapal Lalu Masjid ke Masjid Magrib dan Isya


KAMIS (25/01/2024) ini saya dan beberapa orang teman yang sering diajak bupati mendampinginya dalam satu kunjungan ke daerah kembali ikut bersama rombongan Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq yang melaksanakan kunjungan ke Pulau Kundur. Sebelah pagi hingga siang, bupati berkunjung ke Kecamatan Kundur Barat (Sawang dan sekitarnya). Kembali ke Karimun menjelang pukul tiga sore, pada pukul lima kembali dia akan berkunjung ke Pulau Kundur, tepatnya di Kecamatan Kundur Utara, Desa Sungai Ungar.

Berangkat sekitar pukul lima sore, kapal Pemkab yang kami tumpangi tiba di Pelabuhan Tanjungberlian (dulu bernama Urung) menjelang pukul enam. Dari kapal rombongan disambut Camat Kundur dan beberapa orang pegawai kecamatan dan Desa Sungai Ungar yang hadir di pelabuhan. Dari kapal rombongan masuk ke mobil yang sudah menunggu di pelabuhan dan langsung tancap gas mengingat waktu magrib sudah tidak lama lagi.

Kami berhenti di Masjid Daruttaqwa Sungai Ungar. Masjid ini berada di tepi jalan besar. Sebagian berwudhuk untuk memperbaharui wudhuknya dan sebagian lagi langsung masuk masjid untuk melaksaakan salat sunat Tahiyat Masjid. Sesaat berikutnya, oleh salah seorang anggota rombongan dikumandangkan azan magrib karena waktu magrib sudah masuk. Lalu diteruskan salat magrib dengan imam salah seorang anggota rombongan bupati. Kalau yang azan adalah Kabag Kesra, Baginda Malim Siegar maka yang menjadi imam adalah Ustaz Nanda.

Bupati dan rombongan makan malam

Sehabis magrib rombongan bupati melanjutkan perjalanan ke rumah penduduk yang oleh Kades sudah ditunjuk untuk menyiapkan hidangan makan malam. Kurang lebih 20 menit kami sampai di rumah dimaksud. Kami makan malam di sini. Hidangan bertalam sudah tersedia. Lapar dan menu yang menggiurkan membuat kami makan lumayan lahap. Hanya bupati yang kelihatan tidak makan nasi. Dia sepertinya hanya makan sayur dan lauk plus kue. 

Tidak lama  sehabis makan, mengingat waktu isya sudah hampir masuk, kami bergerak ke Masjid Baiturrahim, Parit Pacitan yang lokasinya di seberang rumah tempat kami makan malam. Kembali sebagian kami berwudhuk bagi yang merasa wudhuknya diragukan. Tapi ada juga yang langsung masuk masjid.

Kami melaksanakan salat Isya di sini. Muazzinnya dari jamaah masjid sementara imam kami masih tetap Ustaz Nanda. Jadi, malam ini, sebelum kami sampai ke lokasi acara penutupan MTQ kami sudah memasuki dua masid. Dari masjid ke masjid, kami melaksanakan kewajiban malami ni.  

27 Des 2023

Insyaallah Tour Enam Hari Lima Malam di Tiga Negara

Insyaallah Tour Enam Hari Lima Malam di Tiga Negara


BISMILLAH, insyaallah mulai hari Rabu (27/12/2023) ini saya dan isteri bersama cucu akan 'berjalan-jalan' (tour) ikut rombongan yang dikelola oleh seorang teman, Hj. Erna Ayub. Melalui satu pengumuman Bu Erna mengajak teman-temannya, khususnya masyarakat Karimun dan sekitarnya untuk ikut ke negeri jiran. Kali ini dia menawarkan paket wisata di tiga negera sekaligus, Singapura, Malaysia dan Thailand.

Inilah pengumuman yang dishare di grup-grup WA, bunyinya begini, 
CUTI Sekolah tahun ini pada bulan Desember, kami dari Travel Arena Nusa Jaya SD Berhad Malaysia ingin mengajak Bapak-bapak, Bunda-bunda, sanak-anak Saudare untuk berlibur ke 3 Negara
Pd tgl 27 Des sd 01 Januari 2024 ( 6 hr 5 mlm ) dgn budget 3, 1 jt.
Dgn mendapatkan
👉 Baju Kaos Belang Harimau warna Orange
👉 Rendang ayam tuk sekali mkn di Singapore
👉 Cendre mate
👉 gantungn kunci yg Comel..
👉 Air mineral

ENTERNERRY
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Hari 1 Johor Singapore
Tour Singapore sd pkl 20.00 ( 08.00 mlm )
Lnjut ke Thailand ( tidur dalam bus )

Hari ke 02
Pkl 15.00 sampai di Kuale Kedah
Lnjut ke Perbatasan tukar uang Bath ( uang Thailand )
Lnjut Imigrasi
Tour Thailand
HANTHAY
0chekin Hotel Pkl 20.00
Istirahat di hotel
Mlm Axara bebas
 
Hari ke 03
Tour Shonglha*
Mlm acara bebas
.
Hari ke 04
Chekout hotel dan trs perjalanan ke Cameroon Highland
Pkl 16.00 sampai di Cameroon
Tour Cameroon
Pkl 18.00 Chekin hotel Cameroon
Mlm acara bebas

Hari ke 05
Sarapan dan lnjut Tour Cameroon sd pkl 14.00
Lnjut ke Kualalumpur
Tour KL
Sungai Wang plaza soping
Jembatan Saloma foto2
Mkn mlm di Kmpung Baru live Muzik
Pkl 21.30 Chekin Hotel
CDE
 
Hari ke 06
Pkl 06.00 Indonesia udh di loby Hotel sarapan
Pkl 07.30 udh di Bus lnjut Wisata KL
KL CC
Menara Kembar foto2
Meseum P Ramlee
Lanjut Nilai 3
Pusat Perbelanjaan terbesar di Malaysia
Sd pkl 11.00
Lnjut ke Johor
My dine mkn siang Sholat..
Lnjut Putry Harbour belanja Ole2di Super market Ali
Pkl 17.00 fery berangkat
Pulang kampong..

Begitulah pengumuman yang disampaikannya. Informasi dari belyau bahwa rombongan keberangkatan kali ini lumayan ramai. Semoga kami berangkat dengan lancar, selamat pergi dan selamat kembali ke Indonesia.***

2 Nov 2023

Puja Mandala Tempat Ibadah Banyak Agama (Catatan Perjalanan dari Badung)

Puja Mandala Tempat Ibadah Banyak Agama (Catatan Perjalanan dari Badung)


HARI ketiga di Bali, Sabtu (21/10/2023)  itu FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kabupaten Karimun melaksanakan kegiatan kedua di Kabupaten Badung, yakni melaksanakan paninjauan (kunjungan) ke rumah-rumah ibadah berbagai agama yang ada di Badung. Rombongan ingin lebih detail mengetahui tentang lokasi yang dikatakan toleransi keberagamaannya sangat tinggi di Tanah Air. 

Tingkat toleransi antar umat beragama yang tinggi itu salah satunya dibuktikan dengan dibangunnya berbagai rumah ibadah di lokasi yang sama. Gereja, masjid, vihara dan klenteng dibangun berjejeran di lokasi ini. Rumah ibadahnya pun begitu besar dan megah. Daerah itu disebut daerah Puja Mandala, tempat umat menyembah Tuhannya sesuai dengan keyakinannya. Satu kekaguman yang tinggi harus dinyatakan menyaksikan ini.

Benar, ada beberapa rumah ibadah agama yang berbeda-beda dalam satu lokasi yang sama di sini. Semua agama yang ada di Indonesia kecuali Khonghucu sudah memiliki rumah ibadah yang megah di lokasi Puja Mandala ini. Masih di Kabupaten Badung, kabupaten yang menjadi tujuan FKUB Kabupaten Karimun berkunjung sekaligus belajar bagaimana mengelola kerukunan umat beragama. 

Ternyata Bali tidak hanya dikenal sebagai daerah dengan keindahan alam dan kekayaan budayanyanya saja, tapi Bali memang layak membuat masyarakat di seantero dunia cinta dan datang beramai-ramai. Provinsi wisata dunia ini dikunjungi jutaan manusia setiap tahunnya. Salah satu yang juga menjadi tujuan kunjungan wisatwan itu adalah karena toleransi umat beragama yang tinggi itu. Penjelasan pengurus FKUB Badung bahwa keberagamaan sudah tidak menjadi masalah lagi, itu benar adanya. 

Dengan keberadaan Puja Mandala, ini membuktikan tingkat toleransi yang tinggi di Bali terkhusus di Badung. Lokasi ini berkesempatan dikunjungi FKUB Karimun untuk memahami lebih dekat tentang pengelolaan toleransi umat beragama tersebut. Puja Mandala ini adalah salah satu destinasi wisata dunia di Pulau Dewata. Rumah ibadah yang saling berdampingan itu adalah bukti nyata toleransi itu dan mendapat kunjungan masyarakat dunia yang begitu banyak.

Dari informasi teman di Badung FKUB Karimun menjadi lebih tahu bahwa Puja Mandala adalah sebuah tempat di Desa Kampial, Desa Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung yang terletak di perbukitan dengan pemandangan yang sangar indah. Terlihat Laut Tanjung Benoa di kejauhan saat kita berada di sana. Puja Mandala dikatakannya  dengan fungsi sebagai tempat ibadah bagi lima agama berbeda, yakni agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu. Satu agama yang saat juga sudah menjadi agama resmi di Indonesia, Khonghucu memang belum memiliki rumah ibadahnya di sini. Tentu saja satu saat nanti akan dibangun juga.

Bagi pengurus FKUB Kabupaten Karimun, kesempatan melihat dan belajar lebih dekat tentang pengelolaan kerukunan umat beragama di sini adalah kesempatan terbaik bagi pengurus saat ini. Biaya  yang lumayan besar dari Pemda Kabupaten Karimun untuk kegiatan ini tentu saja tidak akan menjadi sia-sia jika hasil kunjungan ini dapat diterapkan di Kabupaten Berazam yang berbilang agama ini. Semoga.***

21 Okt 2023

Dari Rapat Koordinasi FKUB Karimun dan Badung

Dari Rapat Koordinasi FKUB Karimun dan Badung


Catatan M. Rasyid Nur

KEGIATAN utama kunjungan Pengurus FKUB Kabupaten Karimun ke FKUB Kabupaten Badung adalah koordinasi dan sosialisasi untuk memahami dan mempelajari pengelolaan kerukunan umat beragama di Badung. Karena itu pula kegiatan Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Pengelolaan Kerukunan Umat Beragama, ini dilaksanakan di Kabupaten Badung, Provinsi Bali.

Hari Jumat (20/10/2023) pagi hingga siang, kegiatan dilaksanakan. Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Pengelolaan Kerukunan Umat Beragama antara pengurus FKUB Kabupaten Karimun dan Pengurus FKUB Kabupaten Badung. Kegiatan dilaksanakan di ruang rapat gedung DPRD Kabupaten Badung. Hadir pengurus FKUB dan dari Kesbangpol Badung.

"Kerukunan umat beragama di Badung memang sudah diwarisi dari dulu. Itu dari dulu, dari orang-orang sebelum kami ini". Demikian disampaikan oleh I Wayan Sukarya, Sekretaris FKUB Kabupaten Badung mengawali pembicaraan. I Wayan Sukarya adalah pimpinan rapat dalam Rakor FKUB Karimun dengan FKUB Badung itu. 

Pak Sukarya menambahkan bahwa perbedaan agama dan hidup berdampingan sejak lama adalah fakta dan sejak dulu itu masyarakat di sini itu sudah aman dan tenang. Katanya, agama bukanlah masalah yang menjadi penyebab perselisihan antar umat. Ternyata tersebab etnis itu lebih dominan. Demikian dia mengatakan. 

Dengan memberi contoh salah satu desa tradisional yang sudah larut dalam satu sikap di Bali, dia mengatakan kalau di desa itu tetap tenang dan rukun meskipun ada banyak agama atau kepercayaan di situ. Wilayah urban, seperti Kuta dan Canggu juga tetap aman, meskipun itu bukan desa tradisional, jelasnya.

Kehidupan masyarakat di sini tidak memandang perbedaan agama sebagai satu yang asing. Budaya Bali dapat diterima semua masyarakat. Sesanti, misalnya adalah moto Bali untuk bersaudara bagi semua etnis dan agama. Intinya, kamu adalah saya dan saya adalah kamu. Inilah konsep sosiologi dalam sikap bersama, jelasnya lagi. Dalam konsep beragama masyarakat mengakui adanya Tuhan dalam agamanya. Tapi tdak mencampuri agama orang lain.

Tentang konsep Parahyangan sebagai konsep lokal juga dapat diterima oleh semua masyarakat. Begitu juga nyepi yang tidak membolehkan ada orang bekerja, tidak ada yang bepergian atau liburan, juga dapat dipahami oleh masyarakat non Hindu. Semuanya toleran dengan keyakinan itu.

Itulah sebagian materi sosialisasi yang disampaikan oleh FKUB Kabupaten Badung. Informasi itu sangatlah berguna bagi FKUB Kabupaten Karimun. Dalam sesi tanya-jawab tampak bagaimana kedua kepengurusan saling memberi informasi perihal pengelolaan kerukunan umat beragama di daerah masing-masing.

Ada banyak informasi perihal kerukunan umat beragama di Badung yang disampaikan. Selanjutnya Ketua FKUB Kabupaten Karimun dan Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Karimun berkesempatan untuk menyampaikan informasi tentang Karimun, khususnya bagaimana pengelolaan umat beragama di Karimun. Karimun dengan mayoritas muslim adalah berbanding terbalik dengan Badung yang minoritas muslimnya. Strategi pengelolaan itulah yang saling berbagi.***

Drs. HM. Rasyid Nur, MM
Ketua FKUB Kabupaten Karimun

Hari Pertama di Bali

Hari Pertama di Bali


Catatan M. Rasyid Nur

PARJALANAN panjang hari kedua Kamis (19/10/2023) pengurus FKUB rencana ke Badung, telah dilewati setelah hari pertama (Rabu, 18/10/2023) perjalanan Karimun Batam. Hari ini perjalanan Batam Surabaya Bali. 

Rombongan pengurus FKUB Kabupaten Karimun bersama beberapa orang keluarga yang kebetulan ikut meneruskan rencana ke Badung. Dalam rapat pengurus disepakati bahwa pengurus dapat membawa isteri atau suami dengan syarat membayar sendiri. Maka ada pengurus dan atau pembina yang membawa pendamping dalam kegiatan ini.

Ada enam orang pengurus/ pembina yang membawa serta isteri pada kegiatan ini dengan biaya isteri atau suami ditanggung sendiri. Tidak menggunakan biaya dinas (anggaran FKUB). Keenamnya adalah Kakesbangpol, Zifridin, Kepala Kemenag Kabupaten Karimun, Jamzuri, keduanya Wakil Ketua dan Sekretaris Pembina FKUB sesuai SK Bupati tentang kepengurusan FKUB masa bakti 2022-2027. Pengurus lain yang membawa isteri adalah M. Rasyid Nur, Bustami Dt Marah, Khairi dan Hari.

Perjalanan Batam-Surabaya alhamdulilah sudah dilewati dengan aman dan lancar. Melanjutkan transit ini, akan terbang dengan pesawat Lion Air juga menuju Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Masih bersemangat para peserta, kelihatannya walaupun sudah terasa letihnya karena sejak subuh dari hotel Indorasa (Batam) itu waktu yang lama hingga Juanda, Surabaya ini. Tiga jam lebih di Bandara Juanda menunggu pesawat transit ke Bali. Itu juga membuat letih, tentunya bagi orang-orang yang sebagiannya sudah usia lebih alias lansia.

Pukul 12.50 WIB pesawat yang akan menerbangkan kami rombongan FKUB Karimun dan penunpang lainnya sudah bergerak menuju ujung landasan Juanda, Surabaya setelah semua penumpang duduk sesuai kursi masing-masing. Lalu pesawatnya berbalik arah dan laju perjalanannya lebih kencang dari pada sebelumnya. Persiapan lepas landas dengan kecepatan jalannya pesawat kian kencang. Sejenak berikutnya, tepat pukul 12.56 terasa roda pesawat sudah meninggalkan landasan saat kecepatan sangat tinggi. Lepas landas (take off) pun berjalan mulus membelah udara Surabaya untuk terbang ke Denpasar, Bali.

Tepat pukul 13.40 WIB (14.40 WITA/ Waktu Bali) pesawat landing di Ngurah Rai Denpasar, Bali. Perjalanan pesawat yang relatif mulus membuat waktu terbang Surabaya ke Bali terasa sebentar saja. Kini rombongan sudah berada di Bali. Alhamdulillah, meskipun sesungguhnya ada juga rasa khawatir dalam sebuah penerbangan, kini rombongan sudah tidak khawatir karena sudah menjejakkan kaki di Tanah Bali. Hari pertama di Bali akan bermula.

Untuk menuju ke terminal Bandara semua penumpang dilayani dengan bus Bandara. Jauhnya jarak pesawat berhenti dengan terminal membuat penumpang tidak mungkin untuk berjalan kaki. Dengan bus bandara itulah penumpang menaiki terminal yang menggunakan eskalator itu. Selanjutnya menunggu bagasi.

Mengambil bagasi ternyata tidak bisa sebentar. Ada beberapa pesawat yang hampir bersamaan landingnya. Tempat mengambil barang kebetulan di tempat yang sama. Jadinya lama menunggu tas masing-masing. 

Setelah semua rombongan mendapatkan tas kami diarahkan keluar terminal oleh petugas travel Family yang sudah menunggu rombongan. Di bagian depan terminal ternyata sudah menunggu bus travel itu. Kamipun masuk untuk memulai perjalanan dan kegiatan hari pertama kami di Bali.

Sesuai rencana kami akan dibawa ke pantai Kuta untuk menikmati keindahan pantai itu. Namun, disebabkan karena banyak yang belum salat zuhur saat transit di Surabaya maka sebagian anggota minta salat terlebih dahulu. Rombongan melaksanakan zuhur Asar dengan jamak takkhir.

Jadwal perjalanan hari pertama di Bali harus berubah karena waktu yang tersisa. Saat salat memerlukan waktu cukup lama. Maka rute perjalanan diubah dari semula akan ke Pantai Kuta baru ke Jimbaran melihat tenggelamnya matahari, diubah ke Jimbaran terlebih dahulu. Saat ini sudah pukul lima sore waktu Bali.

Rombongan menghabiskan waktu menjelang magrib di Jimbaran. Makan malam juga di Jimbaran. Termasuk dua orang peserta yang berpuasa Kamis berbuka di Pantai Jimbaran. Setelah magrib (sebagian) perjalanan hari pertama ini baru diteruskan ke Kuta. Rombongan hanya melihat pantai di malam hari.***

Drs. HM. Rasyid Nur, MM
Ketua FKUB Kabupaten Karimun

20 Okt 2023

Perjalanan Batam Surabaya Bali

Perjalanan Batam Surabaya Bali



Catatan M. Rasyid Nur

PAGI-pagi rombongan Pengurus FKUB sudah bersiap di lobi Hotel Indorasa 2. Sesuai arahan, pukul 05.00 rombongan harus sudah di lobi. Bus akan bergerak pukul 05.30 menuju Bandara Hang Nadim. Check in tiket selambat-lambatnya satu jam sebelum jadwal sesuai ketentuan. Kami sengaja bergerak lebih awal mengingat jadwal terbangnya pukul 07.40.

Perjalanan dari Hotel Indorasa 2 ke Hang Nadim pagi ini begitu nyaman. Cuaca sangat baik. Tidak ada hujan seperti hari pertama, rombongan meninggalkan Tanjungbalai Karimun, Rabu itu. Semoga ademnya cuaca adalah pertanda akan lancarnya perjalanan pengurus FKUB Batam - Surabaya, transit menjelang ke Denpasar.

Pukul 06.00 rombongan sudah sampai di Bandara Hang Nadim. Kecuali Vanderonis, yang menginap di tempat berbeda, semuanya sudah bersiap mau chek in. Vanderonis sendiri akan check in secara on-line, katanya. 

Proses check dibagi agar tidak terlalu lama antri. Ada tiga kelompok untuk check in. Sengaja diatur begitu agar memudahkan. Setiap kelompok diurus oleh satu orang dengan jumlah anggota 6-8 orang. Mengingat usia pengurus rata-rata di atas 40-an tahun diperlukan saling membantu. Termasuk dalam antrian check in tiket.

Menjelang pukul 07.00 selesai urusan chek in tiket. Rombongan masuk ruang tunggu seperti tercantum di tiket, gate A7. Kami menunggu Lion Air yang akan menerbangkan kami bersama penumpang lainnya ke Surabaya. Transit untuk ke Denpasar, Bali.

Pukul 07.10 penumpang sudah diarahkan untuk masuk pesawat. Lion Air no flight JT 0970 sudah menunggu. Semua penumpang yang berada di ruang tunggu berdiri antri untuk menuju pesawat.

Tepat pukul 07.36 setelah semua penumpang duduk di kursi masing-masing pesawat mulai bergerak, beranjak meninggalkan tempatnya berhenti. Beberapa saat lagi akan lepas landas (take off) meninggalkan Bandara ini. Pesawat masih berjalan pelan ke ujung landasan. Lalu berbalik arah. Jalannya kian laju, laju dan tepat pukul 07.45 roda Lion Air terasa sudah meninggalkan landasan. 

Selama 115 menit (07.45-09.40) menit penerbangan Hang Nadim Surabaya juga nyaman dan tenang. Hanya sesekali pesawat terasa bergetar, mungkin karena angin. Alhamdulillah, rombongan selamat sampai di Bandara Juanda Surabaya. 

Setelah melapor, rombongan menunggu di gate D8 untuk melanjutkan penerbangan ke Denpasar, Bali. Lebih dari 2 jam menunggu di Juanda Surabaya. Pukul 12.30 rombongan bersama penumpang lainnya masuk pesawat.

Bersama pesawat Lion Air no flight JT 0922 rombongan terbang dari Surabaya menuju Denpasar, Bali. Inilah perjalanan lanjutan Batam ke Surabaya dan Surabaya ke Bali. Penumpang yang ingin ke Denpasar dari Hang Nadim, Batam mesti transit dulu di Surabaya.***

Drs. H.M. Rasyid Nur, MM
Ketua FKUB Kabupaten Karimun

19 Okt 2023

FKUB Memulai Perjalanan ke Badung

FKUB Memulai Perjalanan ke Badung


Catatan M. Rasyid Nur

TIGA bulan lalu, pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) nKabupaten Karimun memutuskan untuk belajar, menimba pengalaman dan pengetahuan salah satu daerah tingkat dua, yang pengelolaan kerukunan beragamanya bagus, yaitu Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Dari berbagai sumber diperoleh informasi bahwa dalam mengelola kerukunan umat beragamanya Pemerintah Daerah, khususnya FKUB sangatlah bagus. Menurut data yang ada, kabupaten di Provinsi Bali, ini berhasil mendapatkan indeks tertinggi dalam kerukunan umat beragama. Pengurus FKUB ingin mengetahui, bagaimana daerah minoritas muslim itu berhasil dalam toleransi beragamanya. 

Karena dana hibah Pemda untuk FKUB Kabupaten Karimun belum bisa dicairkan saat itu maka rencana kepergian pengurus ke Badung belum dapat dilaksanakan. Setelah pencairan selesai dan segala persiapan juga sudah dilaksanakan, akhirnya hari Rabu (18/10/2023) kemarin para pengurus berangkat meninggalkan Tanjungbalai Karimun. Keberangkatan ini pun sudah tertunda dua kali karena alasan tertentu. Hari ini bermula perjalanan FKUB ke Badung.

Harus diulangjelaskan bahwa setelah persiapan benar-benar tuntas, termasuk tiket dan lainnya pengurus pun berangkat. Inilah awal perjalanan ke Badung yang sudah direncanakan bahkan sejak awal tahun itu. Kamis ini kami akan terbang melalui Hang Nadim menuju Denpasar. Untuk keperluan itu rombongan pengurus harus bermalam di Batam agar pagi-pagi bisa ke Bandara. Tiket pesawat adalah tiket dengan penerbangan pagi.

Pukul 13.00 Rabu siang, itu pengurus dan rombongan harus sudah bersiap di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun. Sudah diumumkan melalui WA grup untuk keperluan itu. Sebanyak 21 orang dari 24 orang yang akan berangkat sudah siap di pelabuhan. Tiga orang lainnya berangkat terpisah. Dua orang, Jifridin dan isterinya sudah duluan ke Batam sebelum rombongan berangkat. Satu lagi, Vanderonis akan berangkat pada pukul 17.00 hari Rabu karena masih harus menyelesaikan pekerjaan di Karimun. Dia tak bisa berangkat pukul 13.00 bersama yang lain.

Tepat pukul 13.33 (menurut jam di tangan penulis) kapal Dumai Line 2 yang ditumpangi pengurus bergerak meninggalkan pelabuhan domestik Tanjungbalai Karimun. Cuaca sedikit berhujan. Ada juga sedikit angin. Tapi gelombang laut tidak terlalu besar. Rasanya masih tenang dan nyaman di dalam kapal hingga ke Batam. Bagaimanapun, cuaca berhujan tidak jarang diikuti angin yang menyebabkan gelombang laut. Alhamdulillah teduh gelombangnya.

Menjelang pukul tiga pengurus sudah sampai di Pelabuhan Sekupang, Batam. Semua rombongan diarahkan ke luar area pelabuhan karena mobil (bus) menunggu di luar. Selanjutnya rombongan berangkat menuju Hotel Indorasa 2, tempat menginap rombongan malamnya. Sekali lagi, rasa syukur diucapkan karena awal perjalanan ini aman dan nyaman. Semoga ini pertanda kenyamanan dan keselatan pulang-pergi nantinya. Amin.*** 

Drs. H. M. Rasyid Nur, MM
Ketua FKUB Kabupaten Karimun



10 Sep 2023

Bermalam Ahad di Tempat Sendiri

Bermalam Ahad di Tempat Sendiri


Catatan M. Rasyid Nur
JIKA kabupaten sendiri --sebagai tempat tinggal-- diibaratkan tempat sendiri ketika berlibur di akhir pekan, misalnya, maka berlibur di Kabupaten Karimun, ini kita (orang Kabupaten Karimun) memiliki tempat-tempat yang tidak di satu pulau atau daratan saja yang membuat perasaan kita tidak berlibur di daerah sendiri. Dengan kurang lebih 240 pulau (besar kecil) artinya kita bisa memilih salah satu pulau untuk berakhir pekan meninggalkan rumah tempat tinggal. Sebutlah berlibur. Itu artinya kita serasa pergi jauh.

Akhir pekan ini, misalnya saya dan isteri bersama satu orang cucu pergi berakhir pekan ke Kota Moro, di Pulau Moro. Artinya kami meninggalkan rumah di Meral, Karimun (Pulau Karimun). Saya menyebut pergi berlibur di tempat sendiri saat ke Moro itu. Tidak pergi keluar jauh, keluar kabupaten sendiri. Itulah yang saya maksud berlibur di tempat sendiri. Berlibur ini juga saya sebut bermalam Ahad atau dulu orang menyebutnya bermalam Minggu.

Bermalam Ahad di tenpat sendiri kami maksudkan untuk tidak pergi jauh-jauh keluar dari Kabupaten Karimun sendiri. Sesungguhnya selain ke Moro, bisa juga ke Tanjungbatu (Pulau Kundur), ke Telunas (Pulau Sugie) dan beberapa lokasi lainnya.

Tempat-tempat itu tentu saja tidak memiliki fasilitas semacam hotel yang banyak seperti di Kota Batam atau Tanjungpinang, misalnya. Ini pun untuk menyebut di provinsi sendiri saja. Tidak harus keluar provinsi sendiri, misalnya.

Sebenarnya dengan tidak keluar dari daerah sendiri kita tidak harus menggunakan uang kita di daerah lain. Artinya, jika analogi negara, kita tidak perlu membuang-buang devisa kita ke tempat lain. Uang kita cukup berpurar di daerah sendiri. Dan sikap ini penting diamalkan oleh setiap orang. Tujuannya uang satu daerah cukup berputar di daerah sendiri.

Sesungguhnya, bagi saya bukanlah menggunakan uang atau tidaknya di daerah lain saja. Hal utama sebenarnya adalah bagaimana memanfaatkan tujuan-tujuan wisata (tempat berlibur) di daerah sendiri. Jika kita sendiri melakukan begitu artinya kita ikut memajukan daerah sendiri.***

4 Jul 2023

Ke Batam Hanya Semalan

Ke Batam Hanya Semalan


INI tentang menyambut dan menjemput Jamaah Haji Kabupaten Karimun ke Batam musim haji 1444 (2023). Seperti saat mengantarkan kurang lebih satu setengah bulan lalu saat ini para panitia penjemputan juga dari Bag Kesra (Bagian Kesejahteraan Rakyat) Setda Kabupaten Karimun atas nama Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Karimun. Saat mengantar pada 24-25 Mei lalu, itu saya ikut diajak ikut ke Batam bersama rombongan. 

Saat mengantar dulu semua kami hanya dan harus menginap semalam di Batam. Waktu itu, berangkat pada 24 Mei 2023 kembali besoknya, 25 Mei 2023 setelah prosesi pemberangkatan jamaah usai. Untuk apa juga bermalam-malam? Jamaah berangkat ke Tanah Suci sementara kami balik ke daerah kembali. Begitu pula saat menjemput ini. Jamaah haji sampai di Bandara Hang Nadim pada hari Selasa (04/07/2023) sore. Sesuai aturan, mereka akan dibawa ke Asrama Haji, Batam untuk istirahat dan besoknya akan kembali ke daerah masing-masing. Di keloter satu ini ada jamaah lain selain dari Karimun. Ada dari Batam, Bintan dan Kabupaten Lainnya.

Untuk penjemputan ini panitia berangkat dari Karimun juga pada hari yang sama. Sebelum perkiraan jamaah sampai di Batam para penjemput sudah duluan sampai di Batam. Namanya juga menyambut. Pasti saja penyambut lebih duluan hadir sebelum yang disambut.

Selasa malam adalah waktu-waktu paling sibuk yang harus dilalui jamaah. Setelah turun dari mobil, barang-barang bawaan juga diturunkan. Untuk 400-an jamaah dengan 10 bus perlu waktu lumayan lama bakda magrib itu. Satu berita sedih malam ini adalah ketika salah seorang jamaah yang turun dari pesawat atas nama H. Akhmadi Sankarjo Mustarjo harus dilarikan ke Rumah Sakita (Bhayangkara) karena sesak nafas. Dan tepat pada pukul 18.30 dinyatakan meninggal dunia.

Setelah prosesi pengambilan barang dan penentuan kamar selesai, para jamaah istirahat. Besok pagi, sesuai jadwal setiap jamaah dari Kabupaten akan berkumpul kembali di aula untuk bersiap berangkat kembali ke daerah masing-masing. Jamaah Karimun terjadwal paling pagi, sekitar pukul 05.30 harus sudah di aula karena panitia sudah menentukan sekitar pukul 07.00 kapal akan bergerak dari Sekupang ke Karimun.

Semalam di Batam dalam rangka menyambut dan menjemput jamaah haji adalah satu kenangan tersendiri bagi kami.*** (M. Rasyid Nur)

22 Jun 2023

Catatan Perjalanan: Karimun Tanjungpinang Lautnya Tenang

Catatan Perjalanan: Karimun Tanjungpinang Lautnya Tenang


INILAH catatan perjalanan yang menyenangkan. Salah satu perjalanan laut dari Karimun ke Ibu Kota Provinsi Kepri, Tanjungpinang. Dari banyak perjalanan laut ke destinasi yang sama, perjalanan ini sungguh nyaman. Jujur saja saya merasakan cukup tenang di lautan dan juga di perasaan. Tidak ada gelombang. Tidur di kapal pun serasa pikiran melayang.

Hari ini, kami berangkat dari Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun pukul 14.05 dengan kapal Mv Dumai Line 2. Ikut bersama dalam perjalanan laut ini beberapa orang teman. Saya percaya kami merasakan air laut sepanjang Karimun-Tanjungpinang teduh saja. Tidak ada gelora laut yang membuat gundah rasa.

Hari Kamis (22/06/2023) ini saya dan beberapa orang Pengurus Kwarcab Pramuka Kabupaten Karimun berangkat ke Kota Bestari untuk mengikuti Rakerda (Rapat Kerja Daerah) Gerakan Pramuka Kwarda (Kwartir Daerah) Provinsi Kepri. Selain Pak Anwar Hasyim (selaku Ketua Umum Kwarcab Karimun) ikut juga Sekretaris Umum Kwarcab, Kak Dolah (Kak Abdullah) dan Bendahara Umum, Kak Iwan (Kak Ikhwan). Ada juga beberapa orang pengurus lainnya seperti Kak Ono, Kak Guru dan Kak Ema. Satu orang lagi dari DKC (Dewan Kerja Cabang) yang namanya saya belum tahu.

Selama hampir tiga jam kami mengharungi laut bersama ratusan penumpang lainnya. Kami sampai di Tanjungpinang dengan tenang karena laut yang kami lalui tidak bergelombang tersebab dibumbui gelora angin. Angin itulah biasanya yang menggoyang air laut untuk munculnya gelombang yang membuat kapal ikut bergoyang. Tidak ada yang suka gelombang pada saat di laut. Entahlah kalau anak-anak.

Sesungguhnya sebesar kapal Dumai Line 2 yang kami tumpangi tidak perlu ada kekhawatiran. Itu kata teman-teman yang sudah terbiasa dengan mainan gelombang laut. Tapi pasti tidak begitu perasaan orang yang penakut dengan gelombang laut. Kapal besar atau kapal kecil tetap saja membuat perasaan menggigil.
Syukurnya perjalanan Karimun- Tanjungpinang kali ini adalah perjalanan yang menyenangkan. Pikiran dan perasaan benar-beanr tenang. Saya mengucapkan alhamdulilah dan rasa syukur kepada Allah setibanya di pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang. Senang dan tenang atas ketenangan laut dalam perjalanan ini. Terima kasih, ya Allah.***

30 Apr 2023

Bermalam Ahad di Tanjung Ambat

Bermalam Ahad di Tanjung Ambat


Catatan M. Rasyid Nur 
KEDUA kali kami bermalam Ahad di Tanjung Ambat, Buru dalam 8 bulan terakhir. Ingat saya bulan Juli 2022 lalu saya, isteri, satu orang cucu, empat orang keluarga Yanti plus ibu mertua dan Panca (adik ipar isteri) dengan satu anaknya. Kami menyewa satu villa homestay yang ada di Pantai Tanjung Ambat.

Hari Sabtu (29/04/2023) ini bersama keluarga besar Amiruddin Maliki saya ke Buru untuk bermalam Minggu alias bermalam Ahad. Kali ini lebih ramai. Selain saya, isteri dan cucu (Akiif) kali ini ada ibu mertua (emak isteri), keluarga Ani (4 orang), keluarga Azhar (3 orang), keluarga Era (4 orang) dan satu lagi adik isteri saya yang selama ini tinggal di Jepang bersama suami dan anaknya, Sabariah. Kesemua nama itu adalah adik isteri saya. Jadi, kami ada 16 orang boyongan dari Karimun.


Acara liburan ini masih dalam rangka liburan lebaran Idul Fitri 1444. Karena adiknya dari Negeri Sakura itu berkesempatan balik ke Tanah Air untuk liburan lebaran maka keluarga besar Amiruddin Maliki (alm Ayah) berencana untuk keluar Karimun berlibur. Tadinya akan ke Bintan, geser ke Batam tapi akhirnya ke Tanjung Ambat saja. Mudah dan dekat. Hitung-hitung hemat devisa Daerah, kata isteri saya yang guru Ekonomi di SMA Negeri 2 Karimun itu.

Berangkat dari Pelabuhan KPK Karimun pukul 09.30 dengan kapal motor Satria kami sudah tiba di Pelabuhan Buru 40 menit berikutnya. Jarak Kota Karimun ke Buru tidak jauh. Ongkos kapal juga sangat murah, Rp 30-an ribu saja. 

Kami mengambil dua rumah (villa) berukuran besar. Ternyata sudah ada villa-villa baru di sisi bagian timur. Ada 12 villa yang baru selain tujuh bangunan sebelumnya. Bangunan baru ini ada dua kategori, villa keluarga untuk 5 orang dewasa. Masih bisa menyewa ekstra bed di ruang tamu yang sangat luas. Villa ini juga sudah dilengkapi fasilitas seperti kamar hotel.


Hanya satu malam kami di sini. Ahad siang kami akan kembali ke Karimun. Kenangan satu hari satu malam di Tanjung Ambat tidak akan mudah dilupakan begitu saja. Masyarakat di Kabupaten Karimun sejatinya berlibur di sini saja dari pada jauh-jauh ke luar sana.**"

29 Apr 2023

Ke Batam Tak Harus Bermalam

Ke Batam Tak Harus Bermalam


SEJATINYA rapat sebelah sore selesainya juga sore. Seperti yang saya ikuti sore Jumat (28/04/2023) ini. Namanya Rapat Persiapan STQH Tingkat Provinsi Kepri ke-10. Di ruang rapat LPTQ Provinsi Kepri, di Batam. Undangannya pukul 13.00 dengan peserta rapat antara lain Ketua Umum LPTQ Provinsi Kepri, Pengurus LPTQ Provinsi Kepri, Kepala Biro Kesra Provinsi Kepri, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Kepri, Kakanwil Kemenag Provinsi Kepri dan Ketua Umum LPTQ Kabupaten Karimun.

Dilihat peserta rapat, semuanya adalah pejabat tinggi instansi tertentu yang secara langsung akan bertanggung jawab dalam pelaksanaan STQH Provinsi Kepri itu. Hanya gubernur saja yang tidak terdaftar di undangan. Kalau Wakil Gubernur, belyau adalah Ketua Umum LPTQ Provinsi yang terdaftar dalam peserta rapat.

Sebenarnya dari Karimun, itu yang diundang adalah Ketua Umum LPTQ yang notabene adalah Wakil Bupati Karimun. Karena Pak Wabup juga ada kegiatan rapat persiapan STQH Provinsi di Karimun (selaku tuan rumah) maka Ketua Umum menugaskan Ketua Harian sebagai ganti. Tapi, tersebab Ketua Harian juga tidak bisa ikut rapat ke Batam karena harus menikahkan orang di daerah kerjanya sebagai Kepala KUA, di Keccamatan Ungar, maka akhirnya sayalah yang berangkat. Sebagai Wakil Ketua Harian, saya diminta mewakili Ketua LPTQ Kabuoaten Karimun untuk rapat di provinsi itu. Ok, saya siap melaksanakan amanah. Dan saya berangkat bersama Kepala Bagian Kesra, Setda Karimun, Pak Baginda.

Sekitar pukul 09.00 kami sudah akan berangkat. Tapi akhirnya mengambil jadwal kapal pukul 09.30. Nyatanya kapal yang kami akan tumpangi berangkatnya sudah melewati pukul 10.00. Karimun-Sekupang lumayan terasa lama, menurut perasaan saya. Kami sampai di Sekupang sudah menjelang salat. Kami meneruskan perjalanan dengan mobil ke Kantor LPTQ Provinsi di Jalan Ahmad Yani Taman Golf Residence Kelurahan Sukajadi Kecamatan Batam Kota. Ternyata jauh juga. Kami tidak terkejar mau ke jumaatan. Akhirnya zuhur berjamaah di kantor itu.

Rapat yang terjadwal pukul satu ternyata setelah pukul dua belum juga dimulai. Tentu saja selesainya juga lebih lambat. Saat rapat selesai, itu sudah pukul 16.00. Saya ditawarkan tidur di Batam saja oleh beberapa teman. Tapi saya sudah memutuskan sejak berangkat kalau saya akan berusaha kembali ke Karimun meskipun dengan jadwal kapal terakhir. Dan benar, saya masih terkejar kapal Batam-Karimun melalui pelabuhan Harbour Bay. Saya diantar oleh Pak Afrizal Dahlan, anggota DPRD Provinsi yang juga Ketua LPTQ Provinsi itu. Alhamdulillah, saya ke Batam tidak harus bermalam.***