24 Jul 2021

Rapat Berkali-kali untuk Dapat Tampil dengan Prestasi

Rapat Berkali-kali untuk Dapat Tampil dengan Prestasi


PERSIAPAN STQH (Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits) ke-9 Provinsi Kepri Tahun 2021 oleh Kafilah Kabupaten Karimun tampak sangat serius. Dengan keadaan masih dengan covid-19 saat ini sesungguhnya para pejabat Kabupaten Karimun bersama pengurus LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran) sejatinya tidak terlalu sibuk untuk menyiapkan peserta dan segala sesuatu lainnya. Tapi ternyata tidak begitu. Tradisi Kabupaten Berazam untuk selalu serius bersiap diri menghadapi STQH dan atau MTQH tetap dipertahankan.

Salah satu indikator keseriusan pejabat berkepentingan dengan persiapan kafilah kabupaten ke ajang lebih tinggi adalah dengan seringnya diadakan pertemuan dan atau rapat-rapat untuk membahas segala sesuatunya berkenaan MTQH atau STQH. Begitulah persiapan STQH ke-9 tahun 2021 ini. Sudah banyak sekali rapat-rapat dilaksanakan sejak beakhirnya MTQ Tingkat Kabupaten beberapa bulan lalu. MTQ Tingkat Kabupaten adalah ajang persiapan kafilah kabupaten ke MTQ atau STQ Tingkat Provinsi. 

Catatan ini ingin mencontohkan salah satu hasil rapat persiapan STQH Provinsi oleh pejabat berkepentingan dengan STQH itu sendiri. Rapat yang dilaksanakan pada awal Juli 2021 lalu itu berisi beberapa resumi seperti dibawah ini. Nama rapatnya sendiri adalah Rapat Persiapan STQH Provinsi yang dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor Bupati. Hadir pada rapat itu adalah Wakil Bupati, H. Anwar Hasyim, Asisten I, M. Tang, Kakankemenag, Zamzuri, Kabag Kesra, Iwan Dinovri, Ketua Harian LPTQ, M. Rasyid Nur, Kabag Humas dan Infokom, Didi, Kepala Pol PP, PLN, Jaringan Internet Solnet, dll yang ada kaitan dengan persiapan STQH.

Adapun agenda hari ini adalah Persiapan Kafilah STQH Kabupaten Karimun ke STQH Provinsi Kepri dengan pimpinan rapat langsung oleh Wakil Bupati Karimun yang juga Ketua Umum LPTQ Kabupaten Karimun. Rapat sendiri dibuka --sebagai pengantar-- oleh Kabag Kesra Setda Kabupaten Karimun, Irwan Dinovri dengan membacakan agenda rapat. Selanjutnya rapat dipimpin oleh Pak Anwar Hasyim, Wabup Karimun.

Saya mencatat beberapa kesimpulan atau pemikiran dari rapat yang berlangsung kurang lebih satu jam. 1) STQH akan dilaksanakan secara virtual karena covid yang belum reda di Kepri, 2) Kabupaten Karimun perlu persiapan yang matang agar tetap sukses seperti tahun sebelumya, 3) Persiapan peserta sudah dilakukan dengan pelaksanaan TC sebelumnya, 4) Jadwal --jika tak berubah-- dimulai 24/07/2021. Belakangan jadwal ini berubah menjadi 27 Juli s.d. 1 Agustus 2021 dengan pusat lomba di Tanjungpinang. Lalu masing-masing kafilah dari daerahnya masing-masing; 

Hal lain yang juga menjadi semacam kesimpulan adalah, 5) Selain syarat kompetensi, peserta juga terikat syarat teknis lain seperti prokes mengingat covid masih ada, 6) Penjemputan salah seoerang peserta (atas nama S. Hidayat) akan diutus Mahadi Rahman ke Medan. Belakangan ada perubahan karena kampusnya tidak mengizinkan S. Hidayat keluar dari kampus,  7) Tempat lomba kafilah Karimun di Masjid Agung, 8) Jaringan internet menggunakan operator Solnet, 9) Internet dan PLN sangat menentukan keberhasilan, maka keduanya harus disiapkan semaksimalnya, 10) Setiap penampilan peserta lomba wajib direkam, 11) Peran (koordinasi) Ketua Rombongan, Ketua Kafilah dan Ketua LPTQ dengan lainnya tetap harus dilaksanakan meskipun tidak berangkat ke provins. 

Salah satu keputusan dan pemikiran lainnya adalah bahwa pada H-1 atau -2 kegiatan sesuai jadwal wajib ada uji coba atau simulasi di daerah bersama provinsi. Ini dimaksudkan untuk tidak terjadi kesalahan dalam lomba yang sebenarnya nanti. Dengan demikian kegiatan STQH dengan daring yang merupakan untuk pertama kali ini benar-beanr dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Sesungguhnya masih banyak usul dan saran dari peserta rapat. Banyak juga pemikiran lain dan semacam kesimpulan dari rapat yang tidak dapat saya tuliskan di sini. Tapi secara keseluruhan semua usul-saran itu mengarah kepada bagaimana STQH ini dapat diikuti oleh kafilah Karimun dengan baik dan lancar. Harapan besarnya, Kafilah Karimun mampu mempertahankan Piala Bergilir Gubernur Kepri pada ajang STQH itu nanti.***

22 Jul 2021

YDM Laksanakan Pemotongan Hewan Kurban di Sekolah

YDM Laksanakan Pemotongan Hewan Kurban di Sekolah


TAHUN-tahun sebelumnya, para guru/ karyawan sekolah-sekolah di Yayasan Darul Mukmin (YDM) dan orang tua siswa yang ingin melaksanakan pemotongan hewan kurban bersempena Hari Raya Idul Adha selalu bergabung dengan masyarakat di sekitar sekolah yang melaksanakan pemotongan hewan kurbannya di Masjid Darul Mukminin, Sidorejo, Kecamatan Karimun. Setiap karyawan atau orang tua siswa TK, SD atau SMP IT YDM yang berniat ingin bersedekah dalam bentuk hewan kurban melalui sekolah YDM pihak sekolah akan meneruskan ke panitia kurban Masjid Darul Mukminin yang kebetulan satu lokasi dengan lokasi sekolah.

Tahun 2021 (1442) ini YDM melaksanakan pemotongan hewan kurban terpisah dengan panitia kurban masjid. Ketua panitia kurban yayasan, Khatib Mustafa menjelaskan bahwa kebijakan ini dilaksanakan dalam rangka memberi kesempatan lebih leluasa kepada pihak sekolah dalam distribusi daging kurban. "Tahun ini kita coba pemerataan pembagiannya. Diusahakan semua guru atau karyawan merasakannya. Biasanya nama-nama guru atau karyawan yang kita ajukan ke panitia kurban masjid jumlahnya terbatas, mengingat ada banyak masyarakat di lingkungan masjid yang juga akan diberi daging." Demikian Pak Khatib menjelaskan.

Sejak dua bulan menjelang bulan Zulhijjah, manajemen yayasan atas izin dan arahan Pembina Yayasan menyampaikan gagasan pemotongan hewan kurban di intern yayasan. Diharapkan para karyawan dan orang tua siswa di lingkungan sekolah-sekolah YDM mendaftarkan dirinya untuk memberikan infak/ sadaqah untuk membeli hewan kurban. Hingga menjelang pelaksanaan pemotongan hewan, terkumpul uang atau hewan kurban sebanyak 4 (empat) ekor kambing dan satu ekor lembu. Hewan kurban inilah yang dipotong di YDM pada hari Kamis (22/07/2021 bersamaan 12 Zulhijjah 1442) pagi ini. 

Pagi-pagi para karyawan dan orang tua yang ikut berkurban sudah hadir di lingkungan sekolah. Sesuai pengumuman panitia, pukul 08.00 WIB prosesi pemotongan hewan akan dilaksanakan. Pemotongan sendiri dilaksanakan oleh orang tua salah seorang karyawan yayasan. Sementara untuk proses menguliti dan memotong daging serta tulangnya juga dilaksanakan oleh para karyawan di lingkungan YDM. Kata salah seorang karyawan yang ikut menjadi panitia, " Kurban ini dari kita, oleh kita dan untuk kita." Jadi boleh dikatakan sepenuhnya dikelola dan dilaksanakan oleh para karyawan YDM, baik guru maupun pegawai lainnya.

Informasi dari Ketua Panitia Kurban 1442, Pak Khatib, kegiatan seperti ini direncanakan akan dilaksanakan kembali pada Idul Adha berikutnya. Katanya, dengan pemotongan hewan kurban di Idul Adha ini setidak-tidaknya rasa kebersamaan dan persatuan di kalangan karyawan dapat juga semakin diperkuat. Bagi yang kebetulan mempunyai rezeki dan mampu bersedekah, alangkah baiknya kegiatan ini terus bisa dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Kalau perlu dengan cara menabung sejak awal tahun hingga 12 bulan ke depan menjelang datangnya Idul Adha. Bermodal Rp 200-300-an ribu setiap bulan insyaallah setiap guru bisa berkurban lembu atau kambing nantinya. Begitu dia mengajak semua guru dan karyawan untuk bersedekah hewan kurban di lingkungan sendiri.***  

19 Jul 2021

Menjaga Kondisi Tubuh Tetap Sehat dengan Minyak Zaitun

Menjaga Kondisi Tubuh Tetap Sehat dengan Minyak Zaitun


MIMYAK zaitun bukanlah nama asing di telinga kita. Minyak zaitun berasal dari buah zaitun. Di kamus Wikipedia dikatakan, zaitun adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buah mudanya dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan. 
Zaitun adalah anggota suku oleaceae dengan nama ilmiahnya olea europaea. Anak-anak biologi pasti sangat familiar dengan nama ini. Tapi bagi kita orang awam, sebutan minyak zaitun sudah cukup untuk mengingatkan kepada kita bahwa zat cair ini sangatlah berguna dalam kehidupan sehari-hari kita. Bukan hanya untuk bahan masakan, diminum begitu saja juga bisa dan pastinya berkhasiat untuk kesehatan.

Dalam satu tulisan berjudul Khasiat Minyak Zaitun Yang Sering Dikonsumsi Rasulullah SAW untuk Tingkatkan Imunitas yang ditulis Mas Ruhi dan diposting di hajinews.id edisi Ahad (18/07/2021) kemarin dijelaskan betapa minyak zaitun juga banyak dicari dan dimanfaatkan di era pandemi covid ini. Selain mengonsumsi buah-buahan agar tetap sehat, ternyata mengonsumsi minyak zaitun sebagai salah satu herbal kesehatan juga menjadi kelaziman saat ini.


Kita tentu akur dengan banyak pesan kesehatan di saat pandemi covid merajalela ini. Jika kita kesulitan menentukan bahan herbal atau cara alami apa yang sepatutnya dilakukan untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat, maka mencoba menerapkan apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw kaitannya dengan minyak zaitun dapat pula dipertimbangkan.

Menurut catatan sejarah semasa hidupnya, Rasulullah Saw kerap mengonsumsi minyak zaitun. Meskipun di zaman Nabi Muhammad penelitian khasiat minyak zaitun belum dilakukan sebagaimana di era modern saat ini namun Nabi mengonsumsinya dan terbukti khasiatnya. Jenis minyak ini memang kaya akan manfaat dan bahkan menjadi favorit Rasulullah Saw semasa hidupnya. Dan ternyata dalam sunnah dan alquran jenis minyak ini menjadi salah satu makanan peningkat imunitas.

Seperti ditulis pada artikel di atas bahwa sejak masa Rasulullah Saw makanan ini menjadi obat penyembuh beragam jenis penyakit. Minyak zaitun atau kita kenal pula dengan sebutan olive oil kini disebut sebagai minyak paling menyehatkan karena kandungan lemak terbaiknya.

Minyak dari buah zaitun ini khasiatnya memang sudah tertulis dalam Kitab Suci, Alquran yang salah satunya dalam Surah An-Nur. Kononnya, minyak ini rutin dikonsumsi Rasulullah Saw karena mempunyai banyak khasiat di bidang kesehatan itu tadi. Selain populer sebagai minyak sehat untuk jantung, juga anti peradangan dan bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik. Para pakar dan ahli kesehatan menganjurkan untuk mengonsumsi extra virgin olive oil, perahan pertama buah zaitun secara rutin.

Dengan pandemi covid-19 yang masih terus berlangsung kita memang wajib menjaga kesehatan tubuh kita. Jika minyak zaitun dapat mempertahankan dan meningkatkan imunitas tubuh, mengapa kita tidak rutin mengonsumsi minyak yang sudah dikonsumsi sejak berabad-abad lampau ini? Ayo, kita jaga kesehatan kita dengan rutin mengonsumsi minyak zaitun.***

17 Jul 2021

Janganlah Waktu Terbiar Berlalu

Janganlah Waktu Terbiar Berlalu


TEGAS dikatakan Tuhan bahwa setiap kita (manusia) akan senantiasa dalam status merugi kecuali dapat dan memiliki beberapa hal yang dikatakan Tuhan sebagai pengecualian. Dengan bersumpah menggunakan waktu di surah Al-Asr, 'demi waktu,'  misalnya dikatakan-Nya bahwa sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi. Barulah kita tidak termasuk ke golongan orang-orang merugi jika kita ada iman, mau melakukan kebaikan, memberi arahan untuk kebenaran dan kesabaran.

Beriman dan keimanan adalah dua hal yang tentu tidak bisa dilepaskan. Jika sekadar mengerti iman atau keimanan, tapi tidak beriman tentu saja tidak cukup. Pemahaman keimanan dan memahaminya adalah satu hal. Memahmi tentang ketuhanan, kenabian, kitab-kitab Tuhan tapi tidak meyakininya, maka berarti itu tidak beriman. Dan tidak akan ada pertahanan dan bantuan apapun atas dosa dan azab yang akan menimpa orang tak beriman. Itulah sebabnya perlu beriman.

Dengan beriman akan berimplikasi kepada perbuatan. Tindak-tanduk dan perbuatan yang dilandasi iman kepada Zat Yang Maha Esa dan Maha Berkuasa akan mengarahkan kita kepada berbuat kebajikan dan kebaikan. Di sinilah bersatunya iman dan amal soleh yang menjadi kunci terhindarnya seseorang dari kerugian. Itu pula yang selanjutnya akan membimbing orang tersebut untuk menyampaikan kebenaran dan kesabaran kepada orang lain. Saling menyampaikan kebenaran dan kesabaran adalah ikutan dari beriman itu sendiri.

Bersumpahnya Tuhan dengan memakai waktu, tentu saja maksudnya agar kita yang diberi waktu sangat singkat di dunia yang fana ini untuk tidak menyia-nyiakan waktu. Waktu di dunia sangatlah singkat berbanding waktu di akhirat nanti yang semua kita akan ke sana. Dan kita yakin sesuai dengan keimanan itu sendiri bahwa kita akan abadi di sana.

Jadi, kata kunci yang harus kita garisbawahi adalah bahwa kita jangan suka bahkan jangan pernah menyianyiakan waktu. Jangan pernah membiarkan waktu berlalu tanpa ada sesuatu yang kita perbuat. Sedetik waktu berlalu sama statusnya dengan sehari, sebulan atau bertahun-rahun waktu berlalu. Kesemua itu adalah sumber merugi yang akan menimpa kita. Maka, janganlah waktu terbiar berlalu.***

16 Jul 2021

Apakah Shalat Kita Termasuk yang Tidak Diterima Allah?

Apakah Shalat Kita Termasuk yang Tidak Diterima Allah?


SEBAGAI muslim, melaksanakan shalat adalah kewajiban. Wajib hukumnya. Dibuat berpahala dan jika tidak dibuat mendapatkan dosa. Itu rumusan wajib dalam agama kita. Maka rata-rata seorang muslim pasti melaksanakan shalat. Jika ada yang rumapng alias bolong-bolong tapi pasti pernah melaksanakan kewajiban kedua setelah syahadat itu.

Terlepas dari rumpang tidaknya shalat kita, pastinya kita ingin diterima shalat kita. Ingin kita shalat itu sah dan mendapatkan ganjaran pahala sesuai yang ditentukan Allah. Tapi apakah benar shalat kita diterima Allah atau sebaliknya? Dalam artikel berjudul Hikmah Siang: 10 Jenis Orang yang Shalatnya Tidak Diterima Allah SWT yang diposting di situs hajinews.id hari Kamis (15/07/2021) kemarin dijelaskan ternyata ada 10 (sepuluh) jenis shalat seseorang yang --kemungkinan-- tidak diterima oleh Allah.

Mengutip kitab Nasha’ihulibad karya Seykh Nawawi Banten, Sitha yang memposting artikel, itu menjelaskan tentang sepuluh orang yang shalatnya tidak akan diterima oleh Allah Swt, yaitu,

1.Seseorang yang shalat sendiri tapi dalam shalatnya tanpa membaca sesuatu. Bagaimana jadinya shalat yang rukun dan syaratnya sebagian ada yang wajib diucapkan, tapi tidak diucapkan atau tidak ada bacaan apapun dalam shalatnya.

2.Seseorang yang mengerjakan shalat tetapi tidak mengeluarkan zakat. Tentu saja maksudnya tidak berzakat dalam posisi yang sebenarnya orang tersebut juga terkena kewajiban zakat mengingat hartanya mencukupi untuk itu.

3.Seseorang yang menjadi imam, padahal yang menjadi makmumnya membencinya. Sebab-musabab benci itu tentu saja berasal dari sang imamnya. Puca masalahnya dari imamnya. Maka shalat oleh imam yang menimbulkan rasa benci itu akan dinilai Allah sebagai shalat yang sia-sia.

4.Seorang laki-laki atau Perempuan yang melarikan diri. Melarikan diri dari kewajiban yang ditentukan oleh sendiri.

5.Seseorang yang meminum-minuman khamer secara terus menerus tanpa meninggalkannya. Sudah diketahui bahwa minuman memabukkan itu haram, tetap saja dikonsumsi. Maka shalat orang ini akan menajdi sia-sia juga di mata Allah. Sejatinya bertobat dan shalatlah setelahnya.

6.Seorang perempuan yang bermalam sehingga suaminya marah kepadanya. Tentu saja bermalam di tempat yang suaminya tidak mengizinkan namun dia tetap saja melakukannya.

7.Seorang perempuan yang shalatnya tidak memakai khimar atau mukena (pakaian yang menutup kepalanya). Itu artinya shalatnya tidak menutup aurat yang menjadi ketentuan untuk melaksanakan shalat.

8.Seseorang yang suka makan riba. Menyukai riba dengan tidak memahmi harta yang dihukum sebagai riba, tentu saja berbeda. Sudah nyata itu riba, tetap saja diamalkan. Maka shalatnya akan sia-sia.

9.Imam atau Pemimpin atau Pemerintah yang berlaku zalim kepada rakyat atau orang yang dipimpinnya. Jabatannya disalahgunakan untuk menzalimi rakyat. Itu jelas diharamkan Allah.

10.Seseorang yang shalatnya tidak dapat menahan dari perbuatan keji dan mungkar. Artinya menjalankan perintah shalat, ternyata juga terus-menerus melakukan perbuatan maksiat, perbuatan munkar dan yang sejenisnya, maka shalat orang ini juga akan sia-sia.

Menelisik kesepuluh kriteria itu tentu kita akan bertanya, apakah kita termasuk salah satu dari orang yang dimaksud? Semoga tidak. Maka mulai dari sekarang, jika ternyata kita terjaring di dalamnya mari kita perbaiki keadaan kita dan tentu gerakan sholat kita, jika tidak sesuai dengan ketentuan solat itu sendiri. Lebih dari itu hendaknyalah kita menjalankan solat kita dengan khusyuk.

14 Jul 2021

Covid Membuat Sakit atau Kreatif

Covid Membuat Sakit atau Kreatif


SEBAGIAN orang menyebut era pandemi covid membuat orang semakin kreatif. Tadinya tidak bisa  mengoperasikan laptop, kini bisa karena wajib. Tadinya tidak bisa belajar sistem daring (online) kini harus bisa karena tidak boleh bersemuka. Tadinya belum familiar dengan video call, zoom meeting, dan banyak lagi kini justeru menajdi keseharian. 

Di sebelahnya ada pula yang menyatakan, covid menciptakan banyak penyakit. Multi penyakit. Covid sebagai virus yang membawa penyakit sesak nafas, hilang indra penciuman, sakit persendian, sakit kepala dan banyak sakit lainnya. Selain itu konon pula menciptakan penyakit yang bertali-temali dengan pikiran dan perasaan. Tersebab covid datang penyakit risau, takut, khawatir, pemarah dan entah apa lagi. 

Bagaimana dengan pendidikan kita? Apakah juga berpengaruh baik atau sebaliknya? Yang pasti, kebiasaan belajar tatap muka tidak mudah mengubahnya menjadi belajar jarak jauh. Kini justeru dikatakan, kita akan kehilangan anak-anak hebat karena guru tidak mampu membuatnya hebat. Kesimpulan ini juga datang dari yang memandang covid sebagai penyakit atau mendatangkan penyakit.

Sementara yang memandang covid biasa-biasa saja, justeru guru katanya kian kreatif. Doses juga dan guru besar juga sama. Para guru, konon tidak risau belajar dengan daring. Toh suara bisa didengar peserta didik dengan menggunakan video call atau zoom meeting. Menjelaskan materi pelajaran pun lebih mudah. Selain waktunya fleksibel juga bisa di tempat manapun. Wow benarkah?

Bincang-bincang dengan beberapa guru justeru kebanyakannya berharap segera covid berlalu agar belajar tatap muka segera dapat kembali dilaksanakan. "Sangat, sangat tidak efektif belajar daring dalam kondisi dan fasilitas saat ini," kata beberapa guru yang kebetulan ngobrol dengan saya. "Omong kosong jika guru dikatakan suka belajar daring, jika bermaksud mengajar dan mendidik dengan baik dan benar." Itu penegasan rekan-rekan guru yang semakin risau dengan lamanya covid di negeri ini.

Kalau menyimak harapan orang tua, juga setali tiga uang dengan harapan guru yang menginginkan segera anak-anak kita kembali ke bangku sekolah. Baik yang disampaikan langsung ke sekolah melalui komite sekolah atau menghubungi para guru, maupun yang terbaca di medsos, begitu banyaknya orang tua yang menginginkan anaknya kembali ke sekolah.Segera belajar tatap muka dilaksanakan.

Kalau begitu, sesungguhnya sebagian (besar) orang tua dan guru lebih menyukai proses pembelajaran itu dilaksanakan seperti dulu kembali. Seperti saat covid belum ada. Setelah dua tahun bersama pandemi covid ternyata lebih banyak kesulitannya dari pada kemudahannya. Jikapun ada sebagian (kecil) guru yang menganggap covid tidaklah menjadi masalah, itu juga fakta sebagian dari kita. Jadi, apakah covid membuat dan mendatangkan penyakit atau membuat kreatif sepenuhnya tergantung kepada masing-masing orang juga.***

13 Jul 2021

Penetapan Masjid Tangguh untuk Menuju Hidup Normal Baru

Penetapan Masjid Tangguh untuk Menuju Hidup Normal Baru


HARI ini, setahun yang lalu Bupati Karimun, H. Aunur Rafiq menetapkan 9 (sembilan) Masjid Tangguh Covid-9. Penetapan itu dalam rangka persiapan menuju hidup normal baru. Setelah covid memasuki dua tahun dan sepertinya masih akan berlanjut, pertanyaan kita, apakah jamaah masjid tersebut sudah mampu menyesuaikan dengan keberadaan virus ini?

Sebagaimana diberitakan oleh situs radioazam.id waktu itu bahwa Pemerintah Kabupaten Karimun mencanagkan dan menetapkan sembilan Masjid sebagai Masjid Tangguh Kabupaten Karimun. Waktu itu pencananganannya ditandai dengan penyerahan Alat Pelindung Diri (APD) kepada pengurus masjid di Aula Darunnadwah Masjid Agung Kabupaten Karimun. Ke-9 masjid yang ditetapkan sebagai Masjid Tangguh itu adalah Masjid Agung Kabupaten Karimun, Masjid Baiturrahman Teluk Air Kecamatan Karimun, Masjid Nurul Iman Kampung Tengah Lubuk Semut Kecamatan Karimun, Masjid Al-Mukarromah Tanjung Batu Kota Kecamatan Kundur, Masjid Baiturrahman Moro Kota Kecamatan Moro, Masjid Nurul Islam Kampung Baru Meral Kecamatan Meral, Masjid Nurul Iman Taman Mutiara Karimun Kecamatan Meral, Masjid Al-Mujahidin Kampung Harapan Kecamatan Tebing dan Masjid Al-Furqan Tebing Kecamatan Tebing.

Dalam pengarahannya Bupati mengatakan, “Kita berharap, dengan dicanangkan dan ditetapkan sembilan Masjid tangguh ini dapat menerapkan sebuah kehidupan baru menuju normal baru, dengan kata lain mereka harus menerapkan protokol kesehatan untuk menuju kesana.” Setahun berlalu dan dua tahun kita bersama covid, harapannya covid bisa hilang dan masyarakat terbiasa hidup sehat agar tidak lagi terpapar oleh covid-19. Ternyata itu tidak mudah dan rencana itu boleh dikatakan belum berhasil. 

Nyata dan tegas mengatakan dalam arahannya, “Pencanangan Masjid Tangguh ini adalah untuk mempersipakan diri menuju tatanan baru kita, yakni normal baru yang produktif, dengan mempersiapkan diri kita bersama masyarakat untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan." Sungguh harapan dan arahan yang bagus. Tapi covid memang tidak mudah mengatasi penyebarannya. Terbukti saat ini di Negara kita yang terpapar covid tetap saja tinggi. Termasuk di Kepri dan Karimun sendiri. Saat ini bahkan, 4 dari 7 kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Kepri terkena ketentuan penerapan PPKM Darurat oleh Pemerintah Pusat disebabkan masih tingginya masyarakat yang terkonfirmasi covid-19.

Dimulainya dari rumah ibadah (masjid) sebagai pusat tatanan hidup baru adalah untuk memastikan bahwa rumah-rumah ibadah yang setiap saat masyarakat berada di sana, kiranya masyarakat dapat menerapkan cara hidup baru. Hidup bersama covid yang dulu tidak ada seperti saat ini. Kewaspadaan akan penularan virus covid yang disebabkan oleh adanya kerumunan, sementara di rumah ibadah seperti masjid masyarakat akan selalu bersama, maka cara bersama hidup baru inilah yang perlu diterapkan. Tidak terlalu rapat, selalu memakai masker dan selalu pula mencuci tangan dengan baik dan benar. Itulah tatanan hidup baru ala covid itu.***