Tampilkan postingan dengan label Fiksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fiksi. Tampilkan semua postingan

5 Nov 2020

Puisi Wahyu Nurhalim

Puisi Wahyu Nurhalim


TENTANG KITA DAN ALAM

Selalu ada cara,
Untuk kita bersyukur
Pada semesta nikmat tiada tara,  yang maha luas terhampar
Tumbuh suburkan pohon iman di taman jiwa gersang..

Selalu ada alasan,
Untuk kita memperbaiki diri
Tak perlu mengelak,
Walau tak bisa sempurna dalam proses yang panjang

Selalu ada kesempatan,
Selagi waktu masih bersahabat
Karena sudah pasti, ia tak datang untuk kedua kali
Biarkan saja lelah membayangi dirimu yang hilang ditelan ombak..

Selalu ada jalan, 
Untuk kita kembali
Menuju perjumpaan dengan perkampungan taubat
Sucikan jiwa-raga ini dari keangkuhan dan debu kealpaan diterpa karam..

Riau, 5 November 2020

26 Okt 2020

Puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd


NGANTUK DISAMPING IBU

Mata ibu sepertinya mulai terasa kantuk 
setelah cukup lama asik sibuk menambal bantal dengan tangannya yang halus,  
saat melihat bantal dan kasur perlu ditambal
agar besok pagi saya dan seisi rumah
tetap bisa ia masukkan semua ke dalam pelukannya 
hingga ku dininabobokkan 
saat ku dalam kepenatan luar biasa

Indragiri Hulu, 25 Oktober 2020

23 Okt 2020

Puisi: Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi: Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd


HENING DAN JERITAN AKAN BERAKHIR


Hening terhempas bagai padi angin terkekang oleh waktu..

Pada suatu hari akan sirna dalan jeritan doa dan pintaku padamu ya Rabb..

Geliat tangis ya ampun ya rabbi..
Atas manusia yang penuh dengki dan spritual yang tinggi.. 

Kemanakah?
Saat 1/3 malamku 
Akan kerendahan hati yang terpana oleh rayuanmu


Indragiri Hulu, 23 Oktober 2020

16 Sep 2020

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi-puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd


MENANTI CINTA PANGERAN RIAU

Tiba-tiba engkau mendahului saat berpapasan acara
Aku hanya bisa memandang kepergianmu hingga sampai di titik lenyap dan dikuburkan
Kembali lagi menunggu, tapi tak mengapa
Karena aku telah sampai pada sebuah keyakinan, bahwa kelak kaki ini tetap sampai di titik tujuan yang pernah dikonsepkan

Tak mengapa pula bila kau menganggap ada yang cemburu
Bukankah cemburu itu pertanda cinta sayang dan mesra?
Sungguh, kesetiaan ini nyata adanya dan luar biasa adanya?

Yang pasti, 
apa yang kau kejar adalah fatamorgana
Tak ada sebentuk kemajuan sedikitpun darimu
Tetapi mengapa masih asyik dalam permainan dan bertepuk sebelah tangan dalam simphony cinta?

Jika saja mau sedikit merenung untuk tahu,
Ada hati yang setia menunggu di ujung sana
Walau masih tertutup kabut pegunungan everest?

Kau tak percaya atau aku yang percaya?
Kita buktikan saja
Kesabaran yang anggun akan selalu bersemi di relung jiwa yang terlalu sedih meratapi
Biarlah kelak, waktu yang menjelaskannya tanpa sebab aku mengartikan sikapmu

lndragiri Hulu,  Riau  15 September 2020


BUDAYA ORANG MANGONDOW

Jika anda sudah jadi Kinalang
 lindungi paloko agar hidup senang dan riang
 Jika anda jadi pemerintah maka jadilah pengayom rakyat dan bermartabat

Jika sedang mendapat amanah rezeki
 simpanlah sebagian untuk anakmu nanti dan nikmati
Jika kita dapat rejeki maka jangan lupa bersedekah dan berbagi
Jika melihat tamu datang bertandang
segeralah beri sirih pinang dan sambut dengan riang
 Jika ada tamu yg datang maka berilah penghormatan  dan sambutan
 Apabila kaki selalu basah
maka kerongkongan juga ikut basah dan minumlah
 Setiap orang rajin, pasti mendapat rejeki dibumi pertiwi

Jika ingin menginjak bumi Totabuan
jangan lupa adat bobahasaan yang tinggi
Jika datang di Bolaang Mongondow, maka ikutlah adat kebiasaan orang mongondow dan bersua
Kalau bogani sudah meringki
tandanya ada gangguan negeri ini
Jika pendekar sudah marah, berarti ada gangguan keamanan diganggu
Apabila kinalang sudah di singgasana
janganlah lupa paloko rakyat jelata dan petuah
Setiap pemimpin pilihan rakyat, jangan lupa bantulah rakyat yang mandat

Jika sudah makan sayur gedih
itu pertanda hidup di tanah kami dan bersyukur
 Jika datang ke negeri kami, pasti makan sayur gedih dan kemangi
Jika gamelan sudah berbunyi
tanda berduka di bumi kami yang usang dan tua
Jika gamelan sudah dibunyikan, segera berkemas melayat duka akan singgasana
Jika bogani negeri sedang pergi
tanda musuh sudah dikejari dan nikmati usulannya
jika pendekar menghilang, pasti sedang mengejar musuh dan malapetaka
Jika berkendara jalanlah pelan
agar engkau cepat sampai tujuan dan bangga
Berhati-hatilah berkendaraan agar tidak terjadi kecelakaan dimana ada bahaya
Jika sayur gedih sudah dimakan
pertanda pulang pasti sudah terlupakan dan amanahnya
 setiap tamu yg datang ke Mongondow bila sudah gemar makan sayur gedih, bisa saja jadi betah 

Riau, Indragiri Hulu 15 september 2020

13 Sep 2020

Puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd

Puisi Wahyu Nurhalim S.Pd.I M.Pd


MELALUI LANGKAH SENDIRI


Terkunci pilihan-pilihan kata merayu yang menggombal

Aku memilih diam lalu pergi dari duniamu yang mengangguku
Aku menumpahkan air mata merana tanpamu
 Dan akhirnya gelisah tumpah ruah didalam pelukanmu

Rasa sakit  demi kesembuhan yang aku selipkan dalam doa
 kau lupa bahwa
Ada sebongkah hati yang setia padamu
Racun manis yang selalu kau sajikan dalam dirimu
Kutengguk mesra tanpa curiga dan mencurigai

Hingga buai asmaramu kian merajai jiwa yang terpatri dalam diri..
 
Terpasung aku dalam gelora cinta palsumu
Kini luka ini telah bernanah dan berdarah dalam hembusan angin sepoi sepoi
Namun candu dan madumu hingga cintamu terlanjur dan tak surut lalu mampu merusak sendi hidupku yang dulunya bahagia
 
Aku ter panah oleh racunmu hingga datang perpisahan kini kau luncurkan
Berdalih ego yang terselimuti hianat
Hingga gendang telingaku sobek tersayat silet
Oleh kata-kata sumpah yang terucap dari mulutmu
 
Aku memutuskan pergi takkan kembali
Semua harapanku telah sirna ditelan bumi
Memilih sendiri agar nafas terpingkal hilang
Dalam  berujung datang dan ini
Menjadi teman sejati dalam hidupku yang semakin baik
Pada tahun ini

Indragiri Hulu, Riau 12 September 2020