Tampilkan postingan dengan label Pengalaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengalaman. Tampilkan semua postingan

13 Sep 2023

Tiga Waktu Tiga Masjid Satu Hari

Tiga Waktu Tiga Masjid Satu Hari


Catatan M. Rasyid Nur
SATU hari ini saya dan beberapa teman mengikuti kunjungan kerja bupati. Kebetulan diajak bersama ke Pulau Kundur. Bersama Pak Afrizal, Ketua MUI, Pak Baginda (Kabag Kesra, Setda Kabupaten Karimun) dan beberapa orang Kepala Dinas di lingkungan Pemda Karimun kami mendampingi Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq ke beberapa tempat yang menjadi target kunjungannya di Pulau Kundur.

Satu hari ini pula saya mencatat berkesempatan salat berjamaah di tiga masjid berbeda berbarengan kunjungan belyau itu. Kunjungannya sendiri juga di tiga target, masing-masing di Tanjungbatu Kundur, di Tanjungberlian Barat Kundur Utara dan di Tanjungberlian sendiri (Kecamatan Kundur Utara). Hanya saja bukan di tiga lokasi ini saya dan rombongan melaksanakan salat berjamaah itu.

Kami sampai di Pulau Kundur via Tanjungberlian Kecamatan Kundur Utara tepat pukul 12.05. Waktu zuhur sudah masuk. Muazzin di masjid Syukur Tanjungberlian itu juga sudah memanggil jamaah untuk salat. Kami berhenti di sini. Inilah salat pertama berjamaah kami laksanakan dalam kunjungan bupati ini.

Acara bupati pertama adalah menghadiri undangan pernikahan salah seorang pegawai di lingkungan Pemda Karimun. Resepsi pernikahan dengan purna praja itu sejatinya dihadiri bupati lebih awal. Bupati sendiri yang direncanakan sebagai Inpektur Upacaranya. Hanya saja, karena belyau kebetulan harus mengikuti Rapat Paripurna di Gedung DPRD maka untuk tugas ini diwakilkannya kepada Sekda Kabupaten Karimun, Dr. H. Muhammad Firmansyah. Rombongan Pak Firman hadir lebih awal.

Sehabis acara resepsi pernikahan, rombongan bupati meneruskan perjalanan ke lokasi acara pelatihan membuat pupuk biosaka oleh Kelompok Tani Nasional Andalan (KTNA) Kabupaten Karimun di Tanjungberlian Barat itu. Hampir dua jam acara ini. Lalu meneruskan ke satu lagi acara belyau. Mengingat waktu asar sudah lama berlalu, rombongan kami melaksanakan salat asar berjamaah di masjid Tanjunglerian. Inilah salat kedua saya di lokasi yang berbeda berbarengan kunjungan kerja bupati.

Sehabis asar, bupati melanjutkan kegiatan kunjungan ke rumah Ketua LAM Kundur Utara. Ada pembicaraan tertentu di rumah tokoh masyarakat itu. Setelah selesai, kami kembali ke Balai. Dan sudah mendekati waktu magir. Saya tidak sempat mandi karena azan magrib sudah berkumandang. Langsung saja kie masjid dan berjamaah magrib di majsid Ubuduyiah. Jadilah tiga masjid untuk tiga salat yang berbeda dalam satu hari yang sama.***

5 Sep 2023

Duduk Ngopi Dengan Ketua MUI

Duduk Ngopi Dengan Ketua MUI


SENIN (04/09/2023) ini kembali kami duduk bersama. Duduk sambil bicara apa-apa saja. Tempatnya, kali ini di Kedai Kopi Meranti. Ada juga yang menyebutnya Kedai Kopi Selat Panjang. Beda kata tapi kurang-lebih sama maksudnya. Setidak-tidaknya berdekatan kandungan pemahamannya.

Kok sama? Maksudnya, jika menyebut Meranti, itu sebutan kepada nama kabupatennya. Tepatnya, Kabupaten Meranti. Salah satu kabupaten berdekatan dengan Kabupaten Karimun tapi termasuk Provinsi Riau. Dulunya daerah yang berada Pulau Rangsang dan sekitarnya di sekitar Sungai Pakning atau lebih terkenalnya di Bengkalis sana, itulah Kabupaten Meranti.

Jadi kalau disebut Kedai Kopi Meranti, itu untuk menyebut nama kabupatennya. Tapi dengan sebutan Selat Panjang, ini ditujukan untuk menyebut nama Ibu Kotanya. Ibu Kota dari Kabupaten Meranti itu sendiri, namanya Selat Panjang. Maka menyebut Merannti artinya menyebut nama kabupatennya sementara menyebut Selat Panjang adalah sebutan nama kotanya. Daerahnya adalah sama.

Di kedai itulah hari ini saya dan Pak H. Afrizal, Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kabupaten Karimun duduk bersama. Duduk ngopi pagi. Sebelumnya dia menelpon untuk koordinasi ngopi bersama ini. Saya setuju dan kamipun duduk di warung yang sebelum-sebelumnya juga kami sering duduk ngopi bersama di sini. Terkadang dengan beberapa teman lainnya, Ngopi Bersama.

Lalu sekadar makan atau minum saja? Tidak juga. Kami membahas (tepatnya ngobrol-ngobrol) macam-macam masalah.  Kami tentu saja tidak hanya duduk ngopi saja karena pasti ngobrol juga sebagai pengisi waktu. Untuk pengisi waktu ngopi, ini kami bicara atau ngobrol ngalur-ngidul kanan-kiri yang terkadang terasa penting. Apa saja kami jadikan bahan bicara. Kami ngobrol apa yang teringat. Namanya juga ngopi pagi. Tidak ada tema atau agenda yang kami bicarakan secara khusus. Ke sini juga bukan niat untuk 'rapat' misalnya. Ini benar-benar hanya duduk santai sambil makan-makan yang kami pesan. Buat saya, duduk ngopi dengan Ketua MUI enak juga kedengarannya.***

25 Agu 2023

Tugas dan Tanggung Jawab Pasca Orientasi (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)

Tugas dan Tanggung Jawab Pasca Orientasi (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)


SELAMA empat hari (20-23/08/ 2023) saya mengikuti kegiatan bertajuk Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama di Hotel Aston City Nagoya, Batam. Bersama 49 orang peserta lainnya kegiatan berjalan terasa padat dan terasa waktu begitu singkat. Kegiatannya sendiri meruipakan kegiatan dari Kemenag RI yang dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag Kepri. 

Ada begitu banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat pada kegiatan yang baru pertama dilakukan di Provinsi Kepri tahun ini. Para peserta adalah perwakilan semua agama yang ada di Kepri sekaligus mewakili kabupaten/ kota yang ada di Negeri Segantang Lada ini. Setiap kabupaten/ kota sudah ditentukan kuotanya oleh Kanwil Kemenag Kepri. Apakah itu juga atas rekomendasi atau ketentuan dari Pusat, entahlah. Yang pastinya, setiap kabupaten atau kota tidak dalam jumlah yang sama pesertanya. 

Saya merasa beruntung sekaligus terbeban tanggung jawab begitu besar mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (KUB) Kemenag RI ini. Ada empat orang peserta kami yang dari Kabupaten Karimun, masing-masing perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik dan Budha. Tentu saja kami berusaha mengikuti kegiatan ini dengan sebaik mungkin mengingat kami berempat adalah representasi dari 125-an ribu orang masyarakat Kabupaten Karimun.

Materi pertama pada kegiatan orientasi, itu disampaikan narasumber pada saat acara pembukaan, Ahad (20/08) malam itu. Kebetulan Pak Wawan yang Kepala Pusat KUB Kemenag itu besoknya harus kembali ke Jakarta. Dia mengisi materi pada malam pembukaan (20/08/2023) itu. Sebagai seorang doktor yang mengelola kerukunan umat se-Indonesia, Pak Wawan memang tangkas dan cerdas menyampaikan materinya.

Dengan menggunakan pertanyaan, Pak Wawan menghidupkan pembelajaran dengan lebih banyak berdiskusi dari pada ceramah atau semata penjelasan dari dia untuk sampai ke titik kesimpulan. Setelah diskusi, misalnya satu penjelasan disampaikannya tentang konsep Moderasi Beragama yang sesungguhnya. "Konsep Moderasi Beragama bukanlah untuk pendangkalan keyakinan, bukan juga pencampuradukan keyakinan." Dengan jelas dia uraikan bahwa sesungguhnya yang dimoderasi adalah cara beragamanya, bukan agamanya.

Oleh karena itu, diingatkannya bahwa setiap kita, sebagai pelopor Moderasi Beragama di daerah masing-masing, haruslah memahami masalah (teks) dengan memahami asal-muasal atau sebab-musabab (konteks) dari persoalan itu. Hanya dengan begitu kita akan paham dengan akar masalah sebenarnya. Pak Wawan juga menjelaskan hasil penelitian bahwa 99% orang menganggap dan menyimpulkan bahwa dimensi agama adalah paling penting dalam setiap kegiatan. Maka beragama adalah satu hal penting untuk diperhatikan. Dengan moderasi orang tidak perlu sampai ekstrem ke kiri atau ke kanan. Beragama itu, sejatinya adalah jalan tengah. Jalan yang yang membuat damai untuk semua pihak dan semua keadaan.

Begitulah beberapa hal penting yang disampaikan oleh narasumber pertama, malam itu. Dan materi-materi sesudahnya dalam tiga hari ke depan, sama penting dan sama padatnya. Pemahaman akan materi inilah yang diperlukan karena akan menjadi penentu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai pelopor moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat nanti. Sekali lagi, tugas dan tanggung jawab pasca kegiatan orientasi ini jauh lebih berat dari pada berartnya kegiatan tiga malam dan empat hari ini.***

24 Agu 2023

Malam Pembukaan Penuh Candaan (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)

Malam Pembukaan Penuh Candaan (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)


Catatan M. Rasyid Nur
SETELAH registrasi sore Ahad (20//08/2023) itu kami para peserta Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Provinsi Kepri yang dilaksanakan oleh KUB (Kerukunan Umat Beragama) Pusat, Kemenag RI disuruh istirahat menunggu waktu pembukaan, malam bakda isya. Tepatnya pukul 19.30 sesuai jadwal yang diedarkan ke peserta. Sebelumnya sudah diberikan kamar masing-masing peserta dengan setiap kamar diisi dua orang. Saya kebagian kamar 611, Hotel Aston Nagoya City, itu bersama rekan saya, Pak Vanderonis Purba. 

Sesungguhnya, informasi awal dikatakan bahwa acara pembukaan akan dilaksanakan pada pukul 15.30 yang berarti bakda asar. Namun ketika registrasi, oleh panitia dijelaskan bahwa acara pembukaan akan dilaksanakan pada malamnya, tepat pukul 19.30. Bertempat di Hotel Aston Nagoya (Thamrin) Batam, itu dilaksanakan acara pembukaan dengan mengambil tempat di salah satu ruang pertemuan hotel, lantai 2. Hadir pada acara itu Ketua Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI, Pak Dr. Wawan Djunaedi, MA dan beberapa orang narasumber. Hadir juga Kakanwil Kemenag Kepri yang diwakili oleh Kabag TU, Pak H. Abu Sufyan, MPd.
Malam Pembukaan Orientasi PMB
Seperti dilaporkan oleh Ketua Panitia, kegiatan ini diikuti sebanyak 50 orang peserta se-Provinsi Kepulauan Riau. Terdiri dari 30 peserta wakil agama Islam, 7 peserta wakil Agama Kristen, 4 peserta dari Agama Budha, 5 peserta wakil Agama Katolik dan 4 peserta dari Agama Hindu. Katanya lagi, 50 orang peserta ini berasal dari para Tokoh Agama, Pengurus Rumah Ibadah, Pengurus FKUB, dan tokoh pemuda/pemudi di masing-masing agama. Kegiatan berlangsung selama empat hari, dimulai tanggal 20 dan berakhir 23 Agustus 2023.

Sebagai kegiatan di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Kepri, maka kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kakanwil Kemenag kepri yang diwakili oleh Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Bapak H. Abu Sufyan, M.Pd yang dalam daftar peserta dia juga sekaligus sebagai peserta kegiatan. Selaku Kepala Bagian Tata Usaha Abu Abu Sufyan yang mewakili Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kepri dia menyampaikan harapan agar para peserta yang diundang dalam kegiatan ini benar-benar menjadi pelopor penguatan Kerukunan Umat Beragama di daerahnya masing-masing. Sesuai dengan nama kegiatan, "Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama" yang diperuntukkan kepada para tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda serta pengurus rumah ibadah masing-masing agama, maka wajiblah kepada peserta untuk melaksanakan amanah ini. Begitu dia mengatakan.
Peserta Orientasi PMB
Sebelumnya, memberi sambutan Kepala PKUB (Pusat Kerukunan Umat Beragama) Kementerian Agama RI Dr. H. Wawan Djunaedi MA yang mengingatkan bahwa selepas dari kegiatan ini rekan-rekan diharapkan memiliki rencana tindak lanjut untuk membangun Kerukunan Umat Beragama di daerahnya masing-masing. Dengan itu diharapkan terciptalah Provinsi Kepulauan Riau yang damai, rukun dan menjadi teladan kerukunan bagi daerah lain. Demikian harapannya.

Satu hal yang membuat suasana pembukaan malam itu menjadi riuh-rendah penuh canda adalah ketika Pak Wawan menyebut 'kepala batu' saat memberi hormat kepada Kakanwil Kemenag Kepri yang diwakili oleh Pak Abu Sufyan, Kabag TU itu. Ternyata, maksud Pak Wawan dengan sebutan 'yang terhormat Bapak Kepala Batu' adalah sebutan lain untuk menyebut singkatan Kabag (Kepala Bagian) TU (Tata Usaha) yang ditujukan kepada Pak Abu Sufyan itu. Jadi 'batu' maksudnya adalah Bagian TU, Bagian Tata Usaha. Kepala Batu maksudnya Kepala Bagian Tata Usaha yang tak lain adalah Pak Abu Sufyan. 

Pak Abu sendiri tersenyum-senyum saja bersama para peserta yang juga tertawa lucu mendengar candaan Pak Wawan itu. Saya juga senang dengan beberapa candaan dari kedua pejabat yang memberi sambutan malam itu. Pak Wawan dan Pak Abu yang berpidato saat pembukaan memang suka melucu. Sykurlah, rasa gembira sebelum materi dipaparkan narasumbernya.***

23 Agu 2023

Nyamannya Subuhan di Jabal Arafah (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)

Nyamannya Subuhan di Jabal Arafah (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)


SELAMA empat hari tiga malam --20-23/08/2023-- di Batam, persisnya di Hotel Aston Nagoya City, Batam saya berkesempatan subuhan (salat subuh) di masjid terkenal di Batam, yakni Masjid Jabal Arafah. Berjarak kurang lebih 50 meter saja dari tempat menginap membuat saya dan beberapa orang teman mudah ke masjid untuk salat berjamaah. Selain subuh kami memilih salat di hotel saja karena jadwal kegiatan yang sempit untuk keluar hotel.

Bersempena mengikuti kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Provinsi Kepri para peserta laki-laki yang muslim berkesempatan salat berjamaah di masjid. Sayang, jika selama empat hari (Ahad-Rabu, 20-23/ 08/2023) itu kami tidak ke masjid untuk berjamaah. Kami ditempatkan di hotel yang terletak berdekatan dengan masjid di atas bukit itu. Masjid ini cukup terkenal di Kota Batam. Selain terletak di pusat bisnis dan perhotelan masjid ini juga dikelola dengan baik oleh pengurusnya. Di Kota Batam, Masjid Jabal Arafah terbilang disukai pendatang untuk berkunjung.
Salah satu sesi penyampaian materi
Salat di dalamnya adem dan menyenangkan. Selain ber-AC juga ada angin di atas bukit yang menerpa jamaah. Sejuk. Pada salat jahar --magrib, isya, subuh atau salat jumat-- imamnya membuat makmum juga adem mendengar bacaannya. Begitulah ketika saya dan beberapa teman yang berkesempatan salat subuh rasanya begitu menyenangkan. Makmumnya memang tidak seperti jumatan jumlahnya. Hanya kurang lebih satu setengah saf saja. Itu juga sudah ramai untuk ukuran jamaah subuh. 

Walaupun hanya tiga kali subuhan di Batam, dengan salat di Jabal Arafah rasanya tidak menyesal ditempatkan dan menginap di hotel Aston ini. Selain pelayanan hotelnya juga sangat memuaskan jaraknya yang sangat dekat dengan rumah ibadah tentu saja bagi pesrta muslim, ini membahagiakan. Bahwa salat zuhur dan asar serta isya tidak sempat karena jadwal padat, sekurang-kurangnya salat subuh dan terkadang magrib masih sempat menikmati nyamannya salat di Jabal Arafah. 

Kegiatan pelatihan sendiri memang padat. Masuk pukul 07.30, istirahatnya terkadang mendekati zuhur. Ditambah waktu makan, maka jam istirahat menjelang masuk kembali terasa tidak sempat ke masjid. Lagi pula, jamaah zuhur di masjid tidak tergantung jam istirahat (makan dan salat) kegiatan kami. Masjid akan mengikuti jadwal salatnya. Sekali lagi, tidak masalah jika tidak lima waktu. Salat subuh plus magirb (jika istirahatnya memungkinkan) itu sudah lumayan juga.**"

20 Agu 2023

Bismillah Berangkat Berdua (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)

Bismillah Berangkat Berdua (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)


Catatan M. Rasyid Nur

BISMILLAH, saya dan Pak Purba melangkah bersama, maksudnya akan berangkat bersama. Insyaallah kami berdua akan mengharungi laut Karimun-Batam, siang Ahad (20/08/2023) ini. Rencana mengikuti kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama (PMB) Provinsi Kepri di Hotel Aston selama empat hari, 20-23 Agustus 2023 ini. Catatan ini ditulis sebelum berangkat meninggalkan Karimun

Sebenarnya kami dari Kabupaten Karimun ada empat orang akan mengikuti kegiatan ini. Ditunjuk oleh Kakanwil Kemenag Kepri atas rekomendasi dari Kankemenag Kabupaten Karimun. Kami mewakili masing-masing agama Islam, Kristen, Katolik dan Budha. Hanya saja saya dan Pak Purba tidak tahu, apakah mereka berdua saat ini juga ada di dalam Oceanna yang kami tumpangi ini. Saya memang belum kenal keduanya.

Melalui Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun kami akan menuju Pelabuhan Harbour Bay, Batam. Pukul 13.05 --menurut jam di tangan saya-- kapal sudah lepas tali dan bergerak ke tengah laut. Selamat tinggal, Karimun, itu saya ucapkan di dalam hati. Lalu menulis di WA ke isteri, memberi tahu kalau kami sudah berangkat. Kurang lebih 90 menit kami bersama puluhan atau mungkin seratusan penumpang lainnya sudah merapat di pelabuhan tujuan, Harbour Bay, Batam. Kami pun langsung naik ke darat.

Selama di dalam kapal, saya dan Pak Purba yang bernama lemngkap Dr. Pandaronis Purba (mewakili Agama Katolik Kabupaten Karimun) ngobrol santai. Banyak hal kami bicarakan. Saya bercerita tentang keseharian saya sebagai pensiunan PNS yang sudah enam tahun pensiun, sementara Pak Purba bercerita tentang kesehariannya sebagai PNS Kabupaten Karimun. Kegiatan keseharian kami masing-masing juga menjadi topik bual kami. Banyak pengalaman masa lalu kami yang kami ulang sampaikan. Sampai tidak terasa, kami sudah sampai di Batam.

Satu hal yang disampaikan Pak Purba dan menjadi catatan di hati saya, ternyata kehidupan masa lalunya ketika sekolah dan kuliah tidak jauh berbeda dengan saya. Intinya kami sama-sama merasakan bekerja keras untuk melanjutkan pendidikan karena orang tua kami tidaklah orang senang dari sisi ekonomi. Tapi hal penting yang kami bahas adalah rencana keikutsertaan kami dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI ini. Ini adalah tanggung jawab sebagai orang yang dipercayakan. Semoga kami aman dan lancar mengikuti kegiatan ini, amin. Itulah doa saya dan mungkin Pak Pandaronis juga. Dan dengan menggunakan mobil pribadinya, Pak Purba dan saya menuju Hotel Aston Noga.***

7 Agu 2023

Dalam Tiga Hari Mendapat Uji

Dalam Tiga Hari Mendapat Uji


Catatan Pengalaman oleh M. Rasyid Nur
BOLEH jadi saya belum pulih total hari Ahad (06/08/2023) ini. Subuh tadi BAB saya masih suuur...meluncur...tanpa dapat diatur. Masih air mancur. Singkatnya mencret. Ini sudah hari ketiga jika saya menghitungnya sejak Jumat (04/08/2023) kemarin, saat puncak meriang dan demam dan mencret. 

Sesungguhnya saya sudah mulai merasa tidak enak badan sejak siang Kamis, satu hari sebelumnya. Perasaan badan meriang, agak panas dan malam hingga subuhnya mendingin dengan BAB cair beberapa kali. Jumat itu adalah rasa sakit di bagian perut dan BAB-nya sudah seperti air mancur itu sejak malam hingga siang dan sorenya. Saya tidak atau belum tahu sebab-musababnya. Saya keracunan makanan yang mana?

Saya menulis catatan ini pada hari Ahad ini agar cukup tiga hari puncak itu saja yang ingin saya kenang dalam catatan. Ahad siang menjelang seperti saat menulis ini rasanya sudah mulai berkurang dan BAB-nya tidak secepat sebelumnya duransinya. Itulah catatan ini dibuat.

Bagi saya rasa sakit di bagian perut --dalam waktu-waktu tertentu--, BAB yang tidak bisa diatur sendiri sesuai keinginan, plus BAB yang hanya air saja, itu adalah sebuah derita yang tidak ringan juga. Badan dingin meskipun ada rada keringat juga, itu satu masalah. Tidak mungkin mandi karena serasa akan menggigil. Maka giliran waktu mandi hanya dilap pakai kain basah dengan air hangat saja. Penting badan sedikit dibuat bersih.

Satu, dua dan hari ketiga kurang lebih sama rutinitasnya di rasa dan di badan. Syukurnya saya tidak harus terbaring. Saya bisa --setengah paksa-- naik kendaraan atau aktivitas ala normal lainnya dengan catatan hati-hati jika terasa akan buang angin. Jangan dikeluarkan anginnya seperti keadaan normal. Tidak akan ada anginnya. Yang akan keluar adalah air. Itulah mencret. Sabtu saya tetap ikut Goro Lintas Agama MUI di TPU Baran dan beberapa aktivitas ringan lainnya.

Saya memakan atau meminum obat diare di hari pertama yang diberikan oleh anak saya. Satu butir saja. Saya tidak minum lagi obat itu. Tentu saja tidak akan menyelesaikan. Tapi saya berusaha meminum air hangat seperti biasa. Sebelum-sebelumnya jika saya buang air seperti itu saya cukup minum air agak hangat lebih sering hingga mencretnya hilang. Dan meskipun selera makan sedikit rasa terganggu, saya tetap makan normal waktu dengan jumlahnya yang dikurangi. Itu saya anggap akan menjadi obat juga.

Saya berharap, setelah tulisan ini saya akan pulih. Hari keempat, kelima dan seterusnya saya berharap pulih total seperti sedia kala. Inilah ujian dari Yang Maha Kuasa. Kita hanya menerima sambil berpikir kesalahan apa yang terlanjur dilakukan.***

24 Jul 2023

Musibah adalah Teguran Utama

Musibah adalah Teguran Utama


SETIAP orang tentu pernah mengalami musibah. Musibah dalam arti mengalami rasa sedih, misalnya dapat dipastikan hampir semua kita merasa. Terkadang kita sebut juga cobaan. Entah terjatuh dari kendaraan, baik sendiri atau bersamaan dengan orang lain. Atau bentu kecelakaan lainnya.

Seperti yang terakhir saya alami. Tepatnya hari Ahad (23/07/2023) subuh dan pagi kemarin itu. Saya mendapat dua cobaan atau musibah sekaligus di pagi yang sama. Sebelumnya subuh itu saya dengan tidak sengaja tersenggol sebuah kendaraan (mobil) seseorang. Banper depan mobil itu sempat terlepas karena terseret engkol vespa saya. 

Saya sangat risau terlambat subuh saat azan tengah berkumandang itu. Memang, saya sedikit terburu-buru subuh itu. Berangkat dari rumah (Wonosari) hanya tersisa beberapa menit saja menjelang waktu subuh. Saya naik scutter juga dengan maksud lancar dan bisa cepat. Tidak usah menggunakan mobil. Pagi ini kami (saya, Pak Ijal dan Pak Nurbit) sepakat akan subuh di Surau Al-Busyro, Rumah Dinas Bupati. Ada sesuatu yang mau dilaporkan ke bupati pagi itu. Bupati mengatakan ada kesempatan pagi itu.

Saat melaksanakan salat sunat subuh setelah azan, hati saya sama sekali tidak tenang. Perasaan saya tertuju kepada mobil putih yang tersenggol tadi. Apakah yang empunya sudah datang? Lalu dia akan marah-marah? Konsentrasi saya benar-benar buyar saat salat sunat itu. Dan saya langsung melapor ke bypati yang baru saja selesai melaksanakan sunat qobliah subuh itu. "Pak, maaf saya dapat musibah pagi ini. Tadi saya menyenggol mobil yang terparkir di jalan masuk rumah ini," kata saya.

Dia sedikit bergeser arah duduk. Dia bertanya sedikit dan saya ulang jelaskan kronologi musibah itu. Dia katakan, nanati diperbaiki saja. Nanti kita hubungi orang bengkel. Kira-kira begitu dia menjawab. Dan saya sedikit tenang. Hingga muazin qamat, perasaan saya semakin tenang. Dan ketika saya diminta menjadi imam subuh itu, saya berusaha setenang mungkin.

Selepas salat kami beberapa orang, termasuk Indra, ajudan bupati pergi melihat mobil itu. Indra dan satu lagi yang biasa membantu bupati dituagskan Indra untuk menuliskan nomor kontak di situ. Alhamdulillah, Indra bersedia memakai nomor HP-nya jika pemilik mobil mau mengontak. Dan juga mengatakan, nanti akan dipanggil orang bengkel untuk memperbaikinya.

Sampai di situ, pikiran dan perasaan saya sedikit tenang. Saya mengatakan kepada yang hadir di situ bahwa saya bertanggung jawab atas musibah itu. Hingga kembali ke rumah, saya merasa dan berharap semoga itu tidak menjadi masalah berat. Saya menghidupkan scutter merah saya untuk kembali ke rumah. Di rumah, cucu juga menunggu saya untuk minta antar ke lapangan Teluk Air. Hari Ahad pagi adalah hari dia latihan sepakbola.

Musbiah keduapun datang. Saat saya baru sampai menjelang lampu merah Pelipit, terasa ban vespa saya kempes. Saya pun berhenti. Saya tidak bisa melanjutkan perjalanan. Singkat kisah, saya telpon anak saya, Opy agar mengantar cucu ke lapangan dan pulangnya jemput saya ke sekitar lampu merah itu. Vespa itu saya tinggalkan dan saya telpon Ati, langganan saya yang biasa servis vespa saya. Dialah akhrinya menjemput scutter itu dan mengganti bannya dengan ban baru.

Sungguh, dua musibah di hari yang sama menajdi pelajaran berharga bagi saya. Sayapun bertanya, kesalahan apa yang saya lakukan sehingga harus diuji dengan dua musibah ini. Boleh jadi, ini adalah teguran keras dari-Nya keapda saya. Saya ingat, pesan guru-guru kalau musibah itu boleh jadi memang adalah teguran utama dari Allah kepada hamba-Nya. Benarkah? Saya ikhlas menerimanya. Saya juga bertanggung jawab jika itu kelalaian dan kesalahan saya.***

11 Jul 2023

Selamat Jalan, Bunda Salbiah

Selamat Jalan, Bunda Salbiah


NAMA lengkapnya Salbiah binti Said. Usia, 55 tahun. Persisnya lahir pada  25 Februari 1968 dan berpulang kerahmatullah hari Kamis, 6 Juli 2023, pukul 10.40 di RSBT (Rumah Sakit Bakti Timah) Karimun. Innalillahi wainna ilaihi rojiun, isteri sahabat kita, Azaruddin Ismail, itu kini telah pergi untuk selama-lamanya. Selamat jalan, Bunda Salbiah. Satu tahun lebih suami tercinta, Pak Azaruddin membuktikan cinta dan sayangnya mengurus dan mengobat isterinya yang diuji Allah terkena kanker.

Siang Selasa (11/07/2023) ini Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq menyempatkan diri bersama isteri melayat ke rumah duka, di Sungai Pasir, Meral, Karimun. Orang nomor satu Kabupaten Karimun itu baru dapat datang langsung ke rumah duka setelah hampir sepekan isteri sahabat itu berangkat. Itu dimaklumi mengingat kesibukan tugas bupati yang kebetulan begitu padat, meskipun sebenarnya semasa masih dirawat di Rumah Sakit (di Batam dan di Pekanbaru) dia sudah berusaha untuk membezuk. Tapi tidak bertemu karena saat datang itu pasien kebetulan sudah berpindah ke Rumah Sakit lainnya. Saat berpulang, bupati pun sedang di luar daerah.

Untuk takziyah ini bupati membawa beberapa orang tokoh masyarakat sebagai pendamping belyau selain membawa isterinya. Ada Ketua MUI Kabupaten, Ketua PMKK, dan Ketua FKUB Kabupaten Karimun serta beberapa orang tokoh agama lainnya. Juga ada Kabag Kesra, Setda Kabupaten Karimun dan stafnya. Menggunakan dua mobil rombongan menempuh hujan yang masih turun dari Rumah Dinas (di Tanjungbalai Karimun) menuju rumah duka (di Meral).

Sampai di rumah duka, rombongan bupati ngobrol dengan tuan rumah sambil mendengar kisah dan kronologi 'kepergian' Bunda Salbiah dari suaminya, Azarudin Ismail. Selanjutnya membacakan doa dengan diawali tahlil singkat yang dipimpin oleh seorang imam masjid (Attaqwa) dengan doa dipandu oleh seorang imam masjid lainnya (Bairuttahman). Doa itu terasa sekali suasana hening dan haru saat pembacaan doa tersebut. Sehabis doa, sedikit sambutan sekapur sirih oleh tuan rumah, Azaruddin Ismail dan bupati.

Keduanya saling mendoakan Bunda Salbiah untuk ketenangannya di alam sana. Semoga Ibu berpulang dengan kerahmatullah dan ditempat Allah di tempat terbaik, amin." Begitu Bupati mendoakan di bagian akhir sambutan singkatnya.***

27 Jun 2023

Mendampingi Pendamping

Mendampingi Pendamping


KEBERSAMAAN tergambar di sini. Seorang bupati biasa saja menjadi saksi. Saksi ijab-kabul dua insan untuk mengikat cinta sejati. Tidak tergambar status sebagai orang paling tinggi yang datang ke desa kaena diundang sebagai saksi. 

Saya dan beberapa orang rekan kebetulan diajak mendampingi bupati hari Rabu (21/06/2023) itu. Tidak berlebihan menurut saya di sini ada catatan tersendiri khususnya bagi saya pribadi. Bersama Ketua Baznas Kabupaten Karimun, Pak Nasrial dan beberapa orang tokoh agama lainnya kami berangkat ke Kundur. Kabar dari staf bupati yang mengajak kami, hari ini ada undangan orang menikah. Seperti biasa, melalui Ustaz Baginda (Kabag Kesra) pesan via WA disampaikan untuk berkenan mendampingi bupati.Alhamdulillah, mendapat tawaran untuk bersama.

Sekitar 6-8 orang saya lihat ada di dalam spedboat Pemkab yang bergerak dari Pelabuhan Pinang Sebatang, Karimun. Itu sekitar pukul 11.05 menurut jam yang ada di tangan saya. Tapi sebenarnya kami diminta bersiap sejak hampir satu jam sebelumnya. Karena begitu padatnya kegiatan bupati, maka agak tertundalah keberangkatan ini.

Jujur saya tidak tahu kalau hari ini Pak Bupati akan menjadi saksi. Saksi akad nikah anak Pak Kades di Kampung Baru perbatasan Kundur dan Kundur Utara. Atau Kundur Barat, saya memang tidak terlalu pasti. Yang pasti, itu kami diajak mendampingi bupati memenuhi undangan pernikahan salah seorang tokoh di Pulau Kundur sana.

Ternyata Pak Bupati hari ini adalah saksi yang mendampingi saksi satu lagi dalam pernikahan ananda Pak Kades di sana. Hari ini belum pestanya tapi hari ijab-kobulnya. Bupati mendapat kehormatan untuk menyaksikan dan ini saksi khusus atau saksi tercatat. Nama bupati akan ada dalam buku nikah kedua mempelai. Kami berarti adalah mendampingi pendamping, yaitu bupati. Tidak masalah.***

4 Jun 2023

Seri Misteri Haji: Foto Tak Jadi Tanpa Isteri

Seri Misteri Haji: Foto Tak Jadi Tanpa Isteri


PERCAYA atau tidak, inilah sebuah misteri. Seorang teman, sebutlah namanya Ardi (saya samarkan namanya, karena belum permisi menulis kisah ini) bercerita kepada saya. Katanya, awal mendaftar ingin naik haji beberapa tahun lalu, itu dia merasa aneh perihal saat berfoto tidak kunjung jadi walaupun sudah dua atau tiga kali jepret oleh tukang fotonya. Kali berikutnya barulah fotonya jadi. itupun setelah ada perubahan pikirannya. 

Dia bercerita, begini. Saat akan mendaftar haji pertama kali sekitar tahun 1996, katanya, dia ingin mendaftar sendiri. Waktu itu dia benar-benar ingin naik haji. Karena ekonomi pas-pasan sebagai seorang aparat pemerintah dengan pangkat dan goloingan masih rendah, dia ingin berangkat sendiri saja. Tidak bersama isteri. Lalu dia mendaftar. Dan saat akan berfoto sebagai syarat mendaftar, itu fotonya tidak bisa. Maksudnya sudah dijepret dua atau tiga kali tapi hasil fotonya tidak ada. Masih kosong.

Dia ditanya seseorang, berangkat sendiri atau berdua? Katanya sendiri. Mengapa tidak bawa isteri? Kalau naik haji harusnya berdua kalau biaya sendiri. Terpikir oleh teman ini, apakah tersebab ingin berangkat sendiri maka foto untuik mendaftar itu tidak bisa jadi? Hanya terpikir saja begitu.

Lalu dia berubah pikiran setelah diberi saran. Kalau begitu harus mendaftar untuk berdua meskipun uangnya juga belum tentu ada. Pokoknya mendaftar saja. Setelah dia menyatakan ingin mendaftar berdua, lalu diulang berfoto, ternyata fotonya langsung bisa jadi. Sungguh ini misteri, katanya mengisahkan kepada saya, kemarin sore.

Kebetulan Ahad (04/06/2023) kemarin, itu kami melaksanakan pertemuan bulanan haji angkatan 2018. Untuk diketahui dia dan saya --masing-masing bersama isteri-- bersamaan menunaikan haji pada tahun 2018 lalu. Ini haji kedua baginya. Kebetulan saya juga untuk yang kedua setelah haji pertama tahun 2006/2007 (1427) lalu. Jadi, rombongan haji 2018 (1439) inilah yang membuat pertemuan rutin. Kami melaksanakan pertemuan silaturrahim setiap hari Ahad, sebulan sakali. Kemarin itulah dia berkisah perihal misteri yang dia alami ketika haji pertama dulu itu.

Misteri haji seungguhnya sangat banyak dan lazim kita mendengar dari orang-orang yang sudah pernah melaksanakan rukun Islam kelima itu di Tanah Suci. Saya sendiri pun mengalami dan menyaksikan beberapa kejadian yang menurut saya itu bagian dri misteri haji. Baik ketika pertama kali maupun haji yang kedua, saya mengalami hal-hal aneh yang menurut saya itu adalah bagian dari misteri yang hanya Allah saja yang tahu.***

25 Apr 2023

Jumlah Rakaat Salat Tarwih dari Masjid ke Masjid Kabupaten Karimun (Catatan Ramadan 1444)

Jumlah Rakaat Salat Tarwih dari Masjid ke Masjid Kabupaten Karimun (Catatan Ramadan 1444)


PADA Ramadan 1444 (2023) ini saya sengaja mencatat berapa rakaat salat tarwih di setiap tempat yang kebetulan saya hadir dilaksanakan masyarakat (jamaah). Tahun-tahun sebelumnya saya hanya mengingat. Tidak mencatat seperti tahun ini. Saya memang ingin lebih detail mengetahui antara satu masjid atau surau yang melaksanakan tarwih 20 rakaat dengan yang melaksanakan 8 rakaat.

Sebenarnya kesempatan mengetahui jumlah rakaat tarwih dari masjid ke masjid bisa saya lakukan sejak lama. Kebetulan setiap tahun ada jadwal santapan rohani Ramadan yang diberikan PMKK (Persatuan Muballigh Kabupaten Karimun) kepada setiap anggotanya. Sebagai salah seorang anggota, saya selalu menerimanya. Setiap malam selalu berpindah-pindah dari satu masjid atau surau ke masjid lainnya sesuai jadwal untuk melaksanakannya.

Catatan yang saya buat untuk tahun ini, menggambarkan bahwa beberapa masjid ternyata melaksanakan salat tarwih dengan jumlah rakaat sebanyak 20 rakaat sedangkan yang lainnya dengan 8 rakaat. Perihal salat witir juga tidak sama jumlah salamnya walaupun sama jumlah rakaatnya, yakni tiga rakaat. Untuk salam, ada yang menggunakan dua salam (2-1) dan ada yang satu salam (langsung tiga rakaat). Tentu saja, pencatatan ini semata untuk pengetahuan belaka. Bukan untuk diperdebatkan.

Catatan yang saya temukan adalah sebagai berikut,
1) Masjid Agung 20 rakaat tarwih dengan witir 2 salam;
2) Masjid Al Ubudiyah Wonosari, 20 rakaat dengan witir 2 salam;
3) Musolla Baitul Amanah 8 rakaat dengan witir 2 salam; 
4) Baitul Karim 8 rakaat dengan witir 2 salam;
5) Al Mubarok 8 rakaat dengan witir 1 salam;
6) Ibadurrahman 8 dengan witir 2 salam;
7) Muhajirin Bukit Tembak, 20 dengan witir 2 salam;
8) Surau Muhajirin 20 dengan witir 2 salam;
9) Baitul Hikmah 20 dengan witir 2 salam;
10) Darul Mukminin 8 dengan witir 2 salam;
11) Al-Ihram Buah Rawe 8 rakaat dengan witir 1 salam; 
12). Al-Huda 8 rakaat dengan witir 2 salam;
13) Baitul Taqwa 20 rakaat dengan witir 2 salam;
14) Baitut Taqwa 20.rakaat dengan witir 2 salam;
15) Al-Jihad 8 rakaat dengan witir 2 salam;
16). Al-Furqon, Seilakam 8 rakaat dengan witir 1 salam;

Ada beberapa masjid atau surau yang saya isi sampai dua kali karena jadwalnya begitu. Namun saya mencatatnya hanya satu kali di sini. Dan banyak masjid atau surau yang tidak tercantum di sini karena kebetulan tahun ini saya tidak terjadwal di situ. Dari catatan itu kesimpulan saya bahwa di Kabupaten Karimun ada dua model --jumlah rakaat-- salat tarwih yang diamalkan masyarakat. Ada yang salat tarwih dengan 20 rakaat ditambah witir tiga rakaat, sedangkan satunya 8 rakaat dengan tambahan witir tiga rakaat. Lalu salat witir sendiri ternyata ada dua mdel, antara melaksanakan langsung tiga rakaat (satu salam) dengan satunya lagi pakai dua salam, masing-masing dua rakaat dan satu rakaat lainnya. Berapapun jumlahnya kita berharap Allah terima.***