28 Feb 2023
1 Okt 2022
Catatan-catatan yang Tak Boleh Dilupakan
SETELAH beberapa kali tulisan ini bolak-balik saya temukan di beberapa grup WA yang saya ada di dalamnya, saya merasa catatan ini memang perlu terus dibaca. Itulah sebabnya, saya tidak pernah merasa kesal jika sebentar-sebentar ada yang memposting di medsos, khsusunya di WA. Saya baca dan akan baca lagi. Materinya sejarah. Kata orang tua-tua kita, jangan pernah melupakan sejarah.
11 Mei 2022
Prasista Tangguh Sungguh
2 Jan 2022
Kalah Terhormat saat Garuda Menggeliat
FINAL leg kedua Piala Suzuki AFF antara Indonesia melawan Thailan malam ini (Sabtu, 01/01/20222) berjalan lebih seru. Berbanding di leg pertama, laga malam ini lebih membuat jantung berdebar dan haru. Bertindak sebagai tuan rumah adalah kesebelasan Gajah Putih sementara pasukan Garuda bertindak sebagai tamu. Sejak kick off hingga pluit terakhir dibunyikan pertandingan berjalan dengan tempo cepat dan menguras tenaga para pemain.
1 Okt 2021
Mengenang Tragedi G30S untuk Kewaspadaan Keutuhan Pancasila
KITA setuju bahwa kita tidak boleh melupakan kekejaman PKI yang puncaknya terjadi pada 30 September 1965. Bahwa kekejaman demi kekejaman PKI yang sudah berulang dilakukan di Tanah Air sejak sebelum kasus G.30 S PKI 1965 membuat rakyat, terutama umat Islam sangat marah; tentu itu menjadi konsekuensi dari kekejaman itu. Dan ikutan balas dendam pasca tragedi G.30 S PKI itu pula yang menimbulkan banyak korban, itu juga menajdi catatan sejarah kelam bangsa kita.
30 Sep 2021
Catatan Kelam Tak Boleh Dibuat Diam
HARI Kamis (30/09/2021) ini kembali kita mengingat kejadian buruk 56 tahun lalu itu. Tidak sekadar buruk. Tepatnya kejadian keji dari anak-anak bangsa sendiri yang emosinya tidak terkendali. Di buku kita baca istilah Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) untuk peristiwa memilukan itu.
17 Agu 2021
Salam Merdeka, Bekerja untuk Bangsa
BANGUN pagi ini, tentu sama dengan bangun pagi-pagi yang lalu. Waktunya, kurang-lebih di jam-jam itu. Aktivitas juga tidak akan jauh-jauh dari situ. Tapi, bangun pagi di tanggal HUT RI, ini sekurang-kurangnya ada rasa berbeda. Bagaikan bangun di pagi raya, Idul Fitri atau Idul Adha (bagi muslim), misalnya rasanya terasa beda rasa.
Sejak awal
bulan, kita bangsa Indonesia sudah merasakan bahang merdeka. Setahun lalu,
gegap-gempita tahun ke-75 kita merdeka begitu terasa harunya kita karena
memperingati HUT Kemerdekaan bersamaan menyebarnya covid-19. Tapi kita tetap
melaungkan pekik 'Indonesia Merdeka' sebagai bukti kita selamanya cinta
Indonesia.
Tahun ini,
covid belum punah. Malah jumlah serangannya lebih masif dari tahun lalu. Tapi
kita tidak akan mengalah dengan virus itu dalam usaha kita memperingati
Indonesia Merdeka. Kita akan selalu membayangkan bagaimana para pahlawan bangsa
berjuang. Korban harta dan nyawa adalah hal biasa mereka lakukan untuk dapat
merebut merdeka. Tidak akan mampu kita menghitung, berapa banyak pengorbanan
pahlawan kita dalam berjuang untuk merdeka. Tentu doa-doa kita akan terus kita
sampaikan buat mereka semua.
Pagi ini
kita bangun dari tidur memang sama seperti pagi kemarin-kemarin itu. Tapi kita
tidak mau merasa sama saja. Di tanggal hari ini, 76 tahun lalu kita merdeka.
Sukarno-Hatta, atas nama seluruh rakyat Indonesia menyampaikan ucapan 'merdeka'
sekitar pukul 10.00 pagi di Jakarta. Pasti tidak disukai oleh penjajah, tapi
kita harus merdeka. Perjuangan panjang oleh para pejuang, pagi itu
berkesempatan dipungkas oleh pemimpin bangsa dengan memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia ke seluruh dunia.
Sejak saat
itu, secara sah kita sudah melepaskan diri dari cengkraman penjajah meskipun
secara fakta tidak diakui langsung oleh bangsa-bangsa di dunia, terutama oleh
bangsa-bangsa yang pikirannya sejalan dengan penjajah. Syukurnya beberapa
negara sahabat secepat kilat mengakui kemerdekaan kita. Dan perjuangan ternyata
tidak selesai di batas pekik proklamasi pagi itu. Lama dan berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun ke depannya pengakuan merdeka itu baru didapatkan dari
negara-negara di dunia.
Pagi ini
kita akan merenung dan mengheningkan cipta dan perasaan kita sambil berdoa.
Mengenang detik-detik kemerdekaan yang dikumandangkan Sukarno-Hatta 76 tahun
yang lalu itu. Sebagai guru, sebagai penyuka dan penggiat literasi juga dan
sebagai rakyat bangsa Indonesia tercinta pada umumnya, kita akan memperingati
perjuangan itu. Selebihnya kita akan terus bekerja dan bekerja sebagai usaha
mengisi kemerdekaan bangsa. Dirgahayu RI, maju dan tumbuh dengan tangguh.***
Juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id
10 Jan 2021
Tak Berangkat untuk Selamat dari Maut (Lolos dari Maut Sriwijaya)
4 Jan 2021
Rencana Tatap Muka Sekolah Januari 2021 itu Batal
TANAIKARIMUN.COM - KARIMUN, SEHARUSNYA mulai hari Senin (04/01/2021) ini sekolah-sekolah sudah membuka pembelajaran secara tatap muka bagi siswanya. Itu sesuai dengan yang pernah disampaikan oleh Mendikbud RI, Nadiem Makarim beberapa waktu lalu. Katanya, waktu itu, sudah ditandatangani keputusan bersama oleh beberapa menteri terkait. Selain Kemdikbud, juga Kemdagri dan Kemenkes ikut menandatangani surat itu. Sekolah boleh dibuka jika Pemda dan orang tua mengizinkannya. Itulah perinsipnya izin Pemerintah Pusat itu.
Namun, tersebab masih maraknya corona ternyata hampir semua Pemda di Indonesia belum memberikan izin untuk mengganti PJJ dengan pembelajaran tatap muka. Meskipun beberapa Pemda Tingkat Dua (Kabupaten/ Kota) ada yang mulai mengizinkannya. Dan orang tua pun setali tiga uang, menyetujui keputusan Pemda untuk tidak membuka dulu sekolah awal tahun ini.
Kemendikbud sendiri, seperti sudah dibaca di beberapa media mengumumkan bahwa rencana sekolah tatap muka di bulan Januari 2021 batal diselenggarakan. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, ada kekhawatiran jika sekolah tatap muka kembali dibuka. Hal ini lantaran kasus Covid-19 di beberapa daerah di Indonesia justeru mengalami peningkatan sebagaimana banyak diberitakan oleh media.
Masih menurut pemberitaan, misalnya hajinews.id, 03/01/21 memberitakan bahwa beberapa pakar dan ahli epidemiologi turut mendukung langkah pembatalan sekolah tatap muka di bulan Januari 2021 ini. Mengutip situs haji ini, epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan bahwa pembukaan kembali sekolah tatap muka sangat berisiko. Artinya belum tepat saat ini.
Fakta di negara kita, di bulan Desember ini bangsa kita memang masih menghadapi masalah covid-19 yang menakutkan dengan beberapa kejadian yang terburuk. Ada berita penambahan kasus positf covid-19 dan ada juga berita kematian oleh virus ini. Yang jelas, secara teoritis praktis pengalaman berbagai kegiatan seperti Pilkada, Pemilu, ataupun keramaian yang sudah kita lakukan akan berpotensi memperburuk keadaan ke depan. Ditambah lagi adanya potensi libur panjang akhir tahun atau awal tahun yang baru saja kita jalani mungkin saja penyebaran corona sedang berlangsung di antara kita.
Oleh karena itu, para pakar menyarankan agar pemerintah sebaiknya membuka sekolah pada akhir Februari 2021 nanti. Hal ini disebabkan, angka positivity rate di rata-rata daerah di Indonesia belum ada yang mencapai 5-8 persen, sehingga membuat pandemi Covid-19 belum dapat dikendalikan.
Bahkan, berdasarkan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesi (IDAI), pembukaan kembali sekolah di masa pandemi belum bisa dilakukan. Apabila sekolah kembali dibuka, maka akan berpotensi meningkatkan penyebaran virus karena adanya mobilitas atau pergerakan masif.
Bagaimanapun, jika nanti Pemda dan orang tua memberi lampu hijau untuk belajar tatap muka, tentu saja pihak sekolah harus memenuhi syarat-syarat protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Sekolah pun harus benar-benar menyiapkan diri untuk ini. Beberapa hal perlu sekolah ketahui, misalnya,
1) Sekolah harus mengetahui atau mencari tahu tentang pemetaan positif covid per kelurahan;
2) Sekolah memastikan pula pemetaan lokasi sekolah kaitannya dengan guru atau siswa yang bertempat tinggal di zona seperti apa;
3) Perihal transportasi guru dan murid apakah lintas zona yang berbeda-beda itu.
4) Kontak guru atau murid dengan orang lain juga perlu menjadi perhatian;
5) Segala persyaratan protokoler kesehatan harus sudah disiapkan oleh sekolah sebaik mungkin.
Hari ini, harapan akan
masuk kembali ke sekolah memang belum dikabulkan. Tapi boleh jadi beberapa
waktu ke depan akan diizinkan juga. Maka kesiapan sekolah yang mungkin sebelum
sudah dilakukan, harus dikuatkan lagi kesiapan itu. Memang sedih, tapi ini demi kesehatan yang
lebih berarti. Kita berharap, semoga
segera corona sirna dan sekolah kembali dapat memberikan pelayanan pendidikan
kepada anak bangsa.*** (mrn)
27 Okt 2020
DI Duga Perwira TNI Dibegal Saat Naik Sepeda
Tanaikarimun.com, JAKARTA - Seorang Perwira TNI menjadi korban penjambteran saat sedang bersepeda di jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat, Senin 26 Oktober 2020, sekira pukul 06.45 WIB di seberang Gedung Kementrian Pertahanan RI.
7 Agu 2020
Mencuri HP untuk Anak Belajar Daring
Editor: M. Rasyid Nur
22 Jun 2020
Panduan Awal TP Baru dalam Masa Pandemi Covid-19
Kata Mendikbud, walaupun sudah dibolehkan masuk sekolah pada pertengahan Juli nanti, tidak semua sekolah akan dibuka. Apalagi dengan belajar tatap muka yang banyak diinginkan orang tua dan siswa sendiri. Kata orang nomor satu Kemdikbud, itu hanya sekolah-sekolah yang berada di zona hijau saja yang dibolehkan belajar dengan tatap muka. Itupun wajib menerapkan protokoler kesehatan.
Menteri dengan jargon ‘merdeka belajar’, itu menjelaskan bahwa penyelenggaraan pembelajaran dengan cara tatap muka bakal dilakukan secara bertahap juga. Ketentuan awalnya, untuk boleh membuka sekolah untuk belajar di sekolah hanya khusus bagi sekolah yang berada di wilayah zona hijau. Dan ingat, masih harus diatur secara ketat sesuai protokoler kesehatan. Lalu, ketentuan lainnya, tahap awal satuan pendidikan yang akan ke sekolah dimulai dari siswa SLTP ke atas. Jenjang SD ke bawah belum bisa mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah meski berada di zona hijau.
Dengan ini artinya pilihan boleh tatap muka atau tetap belajar di rumah hanya untuk sekolah-sekolah yang berada di zona hijau. Sedangkan yang berada di zona kuning, oranye dan merah otomatis menggunakan BDR, Belajar di Rumah saja. Apalagi berzona hitam. Masih tetap kelam.
Sesungguhnya, satu hal yang membuat guru dan orang tua lega adalah kepastian bermulanya awal Tahun Pelajaran (TP) baru itu. Sebelum pengumuman ini, pro kontra masuk TP baru di bulan Juli atau Januari tahun depan masih hangat di masyarakat, terutama di media tentunya. Para guru dan orang tua jelas penuh ragu sambil menunggu.
Kini tidak perlu membuat ragu lagi karena di bulan Juli (2020) ini sekolah sudah akan melangkahkan kaki ke TP baru 2020/2021. Gerbang masuk ke TP baru sudah jelas. Meskipun nantinya masih ada sekolah yang tidak bisa langsung ke sekolah karena masih berada di zona kuning atau merah, yang pasti bahwa TP 2020/ 2021 sudah akan tetap dimulai pada pertengahan Juli itu. Solusinya tentu saja dengan belajar di rumah.
Selebihnya, kita akan memlototi saja nanti Panduan Pembelajaran yang dikeluarkan Pemerintah. Selamat bersiap, menatap bermulanya TP baru. Guru akan selalu siap untuk itu, insyaallah.***
Juga di: https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/6/tp-baru-tak-lagi...