Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

18 Sep 2023

Menyimak Pesan Maulid Nabi di Kecamatan Buru

Menyimak Pesan Maulid Nabi di Kecamatan Buru


Catatan M. Rasyid Nur
PEMERINTAH Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Ahad (16/09/2023) malam melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw Tahun 1445 (2023) dengan mendatangkan penceramah dari luar kabupaten. Kegiatan yang diberi titel Malam Maulid Akbar Gema Bersolawat menghadirkan H. Habib Muhammad Al-Athas, SH MPd bersama timnya. Habib Muhammad Al-Athas berasal dari Samarinda, Kalimantan. 

Bertempat di Lapangan Sepakbola Pemuda Kandis peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dilaksanakan oleh Ikatan Pemuda Kandis, Remaja Masjid Kecamatan Baru dan beberapa komponen masyarakat lainnya yang langsung dikoordinir oleh Camat Buru, Hendra. Penceramahnya hadir atas undangan dan usaha Sekda Kabupaten Karimun, Dr. H. Muhammad Firmansyah, S Sos MSi. Camat melibatkan masyarakat Buru untuk suksesnya peringatan Maulid Nabi ini. 

Tampak hadir pada malam acara yang dipenuhi masyrakat Desa Kandis, Kelurahan dan masyarakat dari beberapa tempat lainnya antara lain Ketua MUI Kabupaten Karimun, Ketua Baznas, Ketua Bakomubin dan Ketua FKUB Kabupaten Karimun. Pak Sekda yang sukses menghadirkan Habib Muhammad dari Kalimantan beralangan hadir karena terlambat sampai di Karimun setelah melaksanakan tugas di Kota Batam. "Pak Sekda minta maaf dan izin karena tidak jadi bisa hadir bersama kita," kata Ketua MUI yang memberikan sambutan atas nama rombongan dari Kabupaten Karimun.

Ada beberapa pesan Habib Muhammad saat memberikan tausiah di lapangan sepakbola Ikatan Pemuda Kandis, itu antara lain, tentang perlunya terus menjalin hubungan antara satu dengan lainnya. Dengan mengutip beberapahadits, Habib mengatakan, kalau ingin baik hendaklah berbuat baik, kalau ingin berada di syurga buatlah jalannya untuk dapat masuk syurga. "Ada empat kelompok atau jenis orang yang akan dimasukkan Allah kedalam syurga kelak di yaumil akhir," katanya. keempat yang dimaksudkan oleh Habib, itu adalah 1) Orang yang suka memberi makan orang;  2) Orang yang terus menjaga silaturrahim antara satu dengan lainnya; 3) Orang yang senantiasa menyebarkan salam; dan  4) Orang yang bangun tengah malam dan melaksanakan salat.

Habib menyampaikan banyak sekali pesan kepada masyarakat yang hadir di lapangan malam ini. Dia berharap agar masyarakat Kandis khususnya, Kecamatan Buru pada umumnya untuk juga menjaga persatuan dalam usaha menjaga silaturrahim. Habib memberikan ceramah cukup banyak dan panjang lebar. Masyarakat tampak antusias menyimak pesan-pesan Habib dalam peringatan Maulid Nabi malam ini.***

15 Agu 2023

Doa Sholawat Busyro untuk HUT RI ke-78 Kabupaten Karimun

Doa Sholawat Busyro untuk HUT RI ke-78 Kabupaten Karimun


Catatan M. Rasyid Nur
SENIN (14/08/2023) malam, ini adalah hari yang cukup istimewa. Setidak-tidaknya bagi Pemda dan masyarakat Kabupaten Karimun. Bertempat di Rumah Dinas Bupati Karimun, dilaksanakan acara dengan nama 'Sholawat Busyro dan Doa Bersama' yang dihadiri oleh para pejabat kabupaten dari atas hingga ke bawah plus tokoh masyarakat dan tokoh agama. 

Ada tiga kegiatan dalam satu kali kesemapatan. Ketiganya adalah, 1) Doa HUT RI ke-78 Tahun 2023; 2) Doa Kelancaran Kegiatan GTRA Summit yang akan Dihadiri Presiden RI; 3) Doa Syukur Kesalamatan Masyarakat Kabupaten Karimun. Acaranya berbentuk membacakan bersama Solawat Busyro sebanyak 41 (empat puluh satu) kali berturut-turut. Lalu diturup dengan doa yang dipandu oleh Ustaz Buya H. Wahab Sinambela. Kumandang Solawat Busyro sendiri diiringi oleh tabuhan hadrah oleh beberapa orang anak-anak muda dari salah satu pesantren di Pulau Karimun.


Sejak usai salat magrib kumandang Solawat Busyro langsung dibawakan bersama oleh seluruh hadirin, setelah pembawa acara, Fahrul Rozi yang bertindak sebagai MC memandu acara solawatan dan doa ini. Dua ruangan (depan dan tengah) rumah dinas dipenuhi oleh jamaah dan semuanya ikut mengumandangkan Solawat Busyro, solawat kabupaten itu. Bupati sendiri tampak begitu khusyuk membawakan solat. 

Menjelang masuk waktu Isya kumandang solawat sebanyak 41 kali, itu baru usai dengan diakhiri doa. Selanjutnya dilaksanakan salat Isya bersama sebelum mendengarkan pidato Tuan Rumah, Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos M Si. Bupati berpidato dengan menyatakan rasa terima kasih atas kehadiran semua jamaah. Pak Bupati juga menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan malam ini. 


Setelah pidato berupa pengarahan dan ucapan terima kasih, itu dilanjutkan dengan makan malam bersama. Makan malam ini juga tergolong istimewa karena tidak dengan hidangan prasmanan sebagaimana selama ini. Tidak juga dengan menggunakan piring (pinggan) masing-masing. Tapi dengan satu talam (dulang) berisi nasi dan lauknya sekaligus, lalu dimakan bersama-sama. Satiap satu hidangan (talam) dimakan oleh empat orang. Harus habis, tentunya. "Ini makan ala jamaah Rasulullah," kata salah seorang teman di sebelah saya.***

28 Jul 2023

Sudahkah Sejajar Salat dan Belajar Kita?

Sudahkah Sejajar Salat dan Belajar Kita?


PERTANYAAN sebagaimana judul itu adalah judul khutbah yang disampaikan pada hari ini, Jumat (28/07/2023) di salah satu masjid, Tanjungbalai Karimun. Tidak usah saya sebut nama masjidnya. Tapi kalau ada salah satu pembaca blog ini adalah jamaah masjid yang ikut jumaatan di masjid itu, Jumat ini, tahulah dia nama masjidnya. Tapi saya tetap tidak usah menyebut nama masjid yang saya maksud.

Pastinya saya suka salat tadi siang di mesjid itu. Bahkan setiap saya berkesempatan salat Jumat atau salat pada malam hari di sini saya pasti senang. Imamnya bersuara merdu dengan lagu dan irama bacaannya yang syahdu. Itulah salah satu yang membuat saya suka salat di situ. Lainnya, sebagaimana kebanyakan masjid saat sudah rapi dengan sajadah yang bersih. Wangi pula terkadang.

Saya hanya ingin sedikit berbagi perihal inti sari khutbah itu. Garis besar dari isi khutbah itu adalah pesan kepada jamaah, termasuk tentunya kepada khatibnya, bahwa belajar dan salat adalah dua hal penting bagi seorang muslim. Statusnya wajib. Berpahala ketika melakukan dan sebaliknya berdosa jika tidak melakukan. 

Salat sudah jelas adalah Rukun Islam. Tentu saja wajib hukumnya menunaikan salat. Sementara menuntut ilmu atau belajar pun sebenarnya wajib. Ada sabda Nabi Muhammad yang menegaskan itu. Hadits dengan pengertian, 'diwajibkan kepada seorang muslim, laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu' berarti belajar itu hukumnya juga wajib sebagaimana salat.

Masalahnya, kalau salat sudah benar-benar tertanam di hati setiap muslim untuk menunaikannya, ternyata belajar, apalagi belajar terus-menerus, itu belum dipatuhi oleh sebagian muslim. Untuk kewajiban ini ada yang beranggapan hanya saat sekolah saja kewajiban belajar itu berlaku. Kalau sudah tamat, tidak perlu lagi belajar. Inilah kelirunya.

Jika untuk salat dengan segala persiapannya sudah dimulai sejak usia dini dan belajar pun demikian, maka sebenarnya kita sudah memulainya dengan benar. Kita sudah mennyejajarkan keduanya. Persoalannya hanyalah pada durasi waktu. Kalau salat terus-menerus kita lakukan hingga hidup itu berakhir, sayangnya belajar terkadang terhenti pada usia atau batas tertentu saja. Maka ini perlu dikoreksi. 
 
Oleh karena itu, khatib mengajak dan mengingatkan jamaah agar menjadikan belajar itu sebagaimana muslim mewajibkan salat pada kesehriannya. Tidak ada kata berhenti belajar bagi seorang muslim. tempat belajar juga tidak hanya di sekolah. Bahkan taklim-taklim yang digelar pengurus pada momen bakda salat adalah kesempatan terbaik untuk kita belajar. Belajar sendiri di rumah atau di mana saja juga bisa. Intinya, jangan berhenti belajar sebagaimana kita tidak berhenti salat.

Itu saja inti sari khutbah hari ini. Semoga jamaah memahami dan melaksanakan pesan itu. Maka selain sebagai memenuhi syarat pelaksanaan salat jumat, juga untuk berubah sikap muslim agar terus belajar seumur hidupnya.*** (M. Rasyid Nur)

19 Jul 2023

Mengingat Ulang Hikmah Tahun Baru Islam

Mengingat Ulang Hikmah Tahun Baru Islam

Sumber Foto Google
Catatan M. Rasyid Nur
HARI ini, Rabu (19/07/2023) bertepatan dengan jatuhnya hari pertama Tahun Baru Islam yang lebih familiar dengan sebutan Tahun Hijriyah. Tepatnya hari ini adalah 1 Muharram 1445. Artinya tanggal hijriyah hari ini 1445 tahun yang lalu, saat itulah disepakati awal pertama perhitungan Tahun Hijriyah ini.

Bagi kita umat Islam Hijriah adalah salah satu momen yang sering kita tunggu dan kita rayakan sebagai satu peringatan. Bagi muslim ini memiliki makna khusus dan penting. Sama pentingnya dengan catatan momen sejarah islam lainnya, seumpama Milad Nabi, Israk-Mikraj Nabi dan lainnya. Tahun Hijriyah kita peringati setiap datangnya 1 Muharram. Jika setiap tahun selalu berbeda dengan hari dan tanggal
Tahun Masehi itu karena jumlah hari dalam satu tahun hijriyah memang berbeda dengan Tahun Masei.
Bagi kita, dengan peringatah Tahun Hijriyah akan membuat kita mengingat ulang catatan-catatan penting hikmah dari Tahun Hijryah itu sendiri.

Satau catatan penting yang akan terus kita kenang adalah bahwa Tahun Hijriyah mengingatkan kita akan peristiwa penting dalam Sejarah Islam, hijrahnya Nabi Muhammad Saw. dari Madinah ke Makkah dalam usaha berjuang dan mempertahankan eksistensi agama itu sendiri. Sejarah mencatat, sejak Nabi berpindah itulah perkembangan Islam kian pesat. Gagasan penanggalan Tahun Hijriyah sendiri menurut catatan sejarah yang kita baca digagas oleh Sayyidina  Ali Ibnu Abi Thalib. Itulah yang berlaku hingga saat ini.

Dalam mengingat ulang dan menyambut serta memperingati Tahun Hijryah 1445 ini tidak berlebihan kita memotivasi diri kita dengan mengingat ulang beberapa hikmah peringatan Tahun Baru Hijryah. Dari banyak sumber, kita dapat membaca dan memahami beberapa hikmah berikut,

1. Membina Semangat Berjuang untuk Agama;

Perjuangan Nabi Muhammad Saw. sampai tercatatnya Tahun Hijriyah karena rela meninggalkan kampung halaman demi tegaknya Dinul Islam mengandung makna bagi kita bahwa betapa fullnya semangat Rasulullah dalan mempertahankan dan mengembangkan agama. Tidak ada kata putus asa dalam usahanya. Inilah dasar utama sesungguhnya bagi kita, jika ingin menjaga dan mempertahankan agama kita. Perjuangan agama adalah perjuangan untuk masa abadi di akhirat nanti. Dengan semngat yang tinggi itu bisa terjadi.

2. Menjaga Cinta kepada Nabi Muhammad Saw;

Inti Tahun Hijriyah adalah sebagai catatan berpindahnya Nabi Muhammad dari Mekkah, tanah tumpah darahnya ke Madinah, daerah baru yang ternyata lebih menerima ajaran yang dibawa Nabi. Di sini pula berkembangnya agama Islam. Terang saja tokoh Muhammad adalah kunci dalam situasi begini. Dia pula yang akan menajdi tumpuan cinta kita dalam keberagamaan kita. Janji setiap umat akan mendapat syafaat kelak di akhirat dari Nabi Muhammad juga menjadi salah satu dasar tumbuhnya cinta kepada Muhammad. Jadi, Tahun Hijriyah menjadi momen kita menjaga cinta kepadanya

2. Memahami Beda Tahun Hijriyah dengan Tahun Masehi;

Jika tahun Masehi permulaan harinya dihitung pada saat tengah malam (pukul 12.00 malam) sementara Tahun Hijriyah dihitung ketika tenggelamnya matahari. Karena itu pula Tahun Masehi disebut pula dengan istilah Tahun Syamsiah sementara Tahun Hijriyah disebut Tahun Qomariah (bulan) karena perhitungan penanggalannya terhitung sejak matahari tenggelam dan bulan baru dinayatakan muncul.

Boleh jadi diantara kita ada yang belum atau tidak terlalu hirau dengan perbedaan ini. Sesungguhnya itu penting bagi kita sebagai muslim. Dengan peringatan Tahun Baru Hijriyah ini semoag kita semakin memahami perbedaan itu.

Pasti lebih banyak hikmah yang dapat kita petik dari peringatan Tahun Baru Hijriyah ini. Sebagai umat beragama yang wajib menjaga dan mengamalkan ajaran agama, adalah kewajiban juga bagi kita untuk memetik berbagai hikmah yang terkandung dalam Tahun Baru Hijriyah.***

13 Jul 2023

Syukurnya Aib Kita Ditutup Allah

Syukurnya Aib Kita Ditutup Allah



Catatan M. Rasyid Nur
TIDAK kita ragukan bahwa setiap kita adalah manusia yang lemah. Manusia yang bersalah. Tidak luput dari kekeliruan. Bernama manusia karena kita memang punya kelemahan. Hanya Allah Yang Maha Perkasa.

Sayangnya banyak diantara kita yang tidak atau kurang menyadari hal ini. Masih saja ada diantara kita yang terkadang sombong. Angkuh dan merasa hebat atau bahkan lebih hebat dari pada orang lain. Merasa paling baik. Padahal kita juga tahu bahwa kita terkadang dilihat orang lain seperti baik padahal sesungguhnya ada banyak kesalahan dan kelemahan kita. Kita tahu itu.

Tidak berlebihan para guru atau ustaz mengingatkan kita bahwa sesungguhnya kita ini dilihat baik bukanlah karena benar-benar baik tapi hanya karena Allah tidak memperlihatkan aib atau kesalahan atau keburukan kita. Sudah pada tempatnya kita ingatkan diri kita untuk tidak menjadi sombong atau angkuh atas perasaan kelebihan yang Allah berikan kepada kita. Ternyata, andai saja Allah tidak menutup aib kita sungguh malunya kita di hadapan orang lain. 

Coba kita ingat-ingat kekeliruan atau kesalahan kita. Bukan hanya kesalahan yang tidak disengaja, bahkan kesalahan yang secara sadar dan sengaja kita buat juga begitu banyaknya pernah kita lakukan. Allah sudah pasti tahu itu semua. Tapi mengapa kita masih merasa nyaman, karena Allah memang tidak membukakan kesalahan kita itu. 

Mengutip sebuah sabda Nabi yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mendekatkan seorang mukmin kepada-Nya, lalu Allah menutupkan untuk hamba tersebut penutup-Nya. Allah bertanya kepadanya, ‘Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu juga mengetahui dosa ini?’ Hamba itu pun mengatakan, ‘Ya, wahai Rabbku.’ Sampai kemudian ketika Allah Ta’ala meminta dia agar mengakui dosanya dan dia pun menyangka dirinya akan celaka, maka Allah Ta’ala mengatakan kepadanya, ‘Aku telah tutup dosa itu padamu di dunia, dan pada hari ini Aku ampuni dosamu.' ” (HR. Bukhari) yang dikutip dari sebuah tulisan Hikmah Siang: Allah yang Tutupi Aib Kita yang diposting di hajinews.id pada Kamis (13/07/2023) jelas bagi kita bahwa Allahlah yang menutup aib kita sebagai hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu sudah seharusnya kita malu dan merasa takut jika terus berbuat dosa dan maksiat.

Di hari baik nan mulia ini semoga kita diberi kesadaran oleh Allah untuk memelihara diri kita untuk tidak berbuat dosa. Tidak lagi berbuat kesalahan di hadapan Allah. Kita pastikan bahwa kita sadar betul bahwa kita akan kembali dan akan menghadap-Nya. Saat itu nanti kita akan diminta pertanggungjawaban. Nah, kesalahan yang dulu di dunia masih tersembunyi, di akhirat tidak lagi akan tersembunyi. Kinilah kita harus menyadari. Semoga.***

7 Jul 2023

Beragama untuk Pribadi Juga untuk Bersama

Beragama untuk Pribadi Juga untuk Bersama


Catatan M. Rasyid Nur
SEBENARNYA urusan agama dan beragama adalah urusan pribadi seseorang dengan Tuhannya. Bukan urusan dengan seseorang selain Tuhan. Tuhan menurunkan agama sebagai pedoman kehidupan untuk hamba-Nya. Dengan agama hamba akan terselamatkan baik di dunia maupun di akhirat. Itulah keyakinan orang beragama.

Tuhan tidak memaksakan beragama bagi hamba-Nya. Kebutuhan agama sesungguhnya adalah kebutuhan hamba. Tuhan pun menegaskan tidak ada paksaan bagi seseroang untuk beragama. Dalam Islam sudah tegas dikatakan di dalam Alquran, 'tidak ada paksaan dalam beragama' yang maksudnya tidak dipaksa seseorang itu untuk memeluk agama.

Tapi berbeda jadinya ketika seseorang atau kita sudah memilih dan mayakini satu agama. Maka kita menjadi bagian dari agama dimaksud. Dengan itu pula otomatis kita sudah mengikatkan diri dengan agama tersebut. Dalam keadaan seperti ini kitalah yang memaksakan diri untuk menjadi bagian dari agama itu. Konsekuensinya kita akan terikat pula oleh norma-norma agama itu.

Sampai di situ, keberagamaan seseorang sepenuhnya adalah urusan pribadi. Urusan diri sendiri dengan Tuhan. Tidak terkait dengan orang lain di luar diri kita. Bahkan dengan keluarga juga tidak ada keterkaitan hubungan keberagamaan kita dengan Tuhan. Jika kita memaksa diri untuk menyesuaikan dengan agama itu, maka kitalah yang memaksa. Itupun adalah hubungan sangat personal kita dengan Tuhan kita.

Meskipun beragama adalah urusan pribadi dengan Tuhan, ternyata tidak bisa juga beragama hanya semata hubungan kita dengan Tuhan saja. Sesuai dengan ajaran dan perintah Tuhan pula bahwa dalam beragama tidak boleh melepaskan diri dari hubungan dengan selain Tuhan. Hubungan sesama manusia, misalnya. Termasuk hubungan dengan ciptaan Tuhan yang lain selain manusia.

Tentang hubungan kita sesama manusia dikaitkan dengan keberadaan keberagamaan kita di depan Tuhan adalah mutlak adanya. Kita tidak dibenarkan untuk memutus hubungan dengan sesama manusia dalam menjalankan ajaran agama di hadapan Tuhan. Artinya beragama tidak semata untuk pribadi (hubungan pribadi semata-mata dengan Tuhan saja) tapi beragama juga mensyaratkan memelihara hubungan sesama manusia.

Adalah Tuhan pula yang menegaskan bahwa kehidupan kita ini akan menjadi masalah atau akan mendatangkan banyak masalah kecuali kita tetap beragama dengan memelihara hubungan dengan Tuhan itu sendiri seperti memelihara hubungan sesama manusia juga. Dalam Islam bahasa 'hablumminallah, wahablumminannas' adalah ketetapan dari Allah sebagai Yang Maha Kuasa dan Maha Menentukan. Jika tidak memelihara kedua hubungan itu maka dipastikan kita akan ada banyak masalah dalam kehidupan. Itu artinya, beragama selain untuk pribadi tapi juga untuk bersama atau untuk dan oleh orang lain.***

25 Jun 2023

Mengantar Haji Keloter Pelangi

Mengantar Haji Keloter Pelangi


SETELAH keloter satu gelombang pertama, Selasa (23/05/2023) bulan lalu Pemda Kabupaten Karimun melepas jamaah haji Kabupaten Karimun berjumlah 145 orang yang bergabung dengan jamaah haji dari Batam, Tanjungpinang dan Bintan, kembali hari Selasa (20/06/2023) ini Pemda melepas Jamaah Calon Haji Kabupaten Karimun di Rumah Dinas Bupati. Pelepasan pertama kali itu di awal keberangkatan jamaah haji Indonesia ke Tanah Suci yang merupakan keberangkatan pertama Jamaah Haji Indonesia ke Tanah Suci.

Pelepasan Jamaah Haji Kabupaten Karimun kali ini merupakan jamaah haji tamabahan yang tidak termasuk pada keloter pertama itu. Pelepasan oleh Pemda dilaksanakan sore hari menjelang keberangkatan mereka ke Batam untuk bersiap-siap berangkat ke Tanah Suci. Mereka akan berangkat ke Batam menggunakan kapal reguler Karimun-Batam.

Berdasarkan laporan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun selaku Ketua Penyelenggara Haji Kabupaten Karimun, Drs. H. Jamzuri, untuk jamaah susulan ini berjumlah 25 orang. Mereka termasuk tiga keloter berbeda untuk berangkat ke Arab Saudi. Menurut Pak Jamzuri ke-25 orang jamaah haji ini tidak berangkat dalam satu pesawat. Katanya, keloter ini disebut sebagai Keloter Pelangi karena akan bergabung dari berbagai jamaah dari berbagai daerah di Indonesia.

"Mereka yang kita lepas secara resmi hari ini untuk berangkat ke Batam, akan berangkat bersama jamaah lainnya dalam keloter 31, 32 dan 33." Demikian dijelaskan oleh Kakankemenag Karimun saat acara pelepasan di Rumah Dinas Bupati. "Pada keloter 31 ada 16 orang jamaah, keloter 32 ada 5 orang jamaah dan untuk keloter 33 akan berangkat 4 orang jamaah," jelasnya lagi. 

Lebih jauh kakankemenag menjelaskan bahwa dalam keloter 31 itu terdiri dari jamaah asal Keccamatan Meral sebanyak 4 orang, Meral Barat 1 orang, Kundur 1 orang, Kundur Utara 3 orang dan jamaah Kecamatan Moro sebanyak 7 orang. Selanjutnya pada keloter 32 terdiri dari jamaah Kecamatan Meral sebanyak 3 orang, Kundur 1 orang, dan dari Kecamatan Ungar 1 orang. Lalu untuk keloter 33 terdiri dari jamaah Kecamatan Karimun 1 orang, Tebing 2 orang, dan jamaah Kecamatan Moro 1 orang. Perihal jamaah tertua pada jamaah tambahan ini berusia 76 tahun dan yang paling muda berusia 23 tahun.

Bupati yang memberikan sambutan sebelaum melepas secara resmi menyampaikan beberapa pesan antara lain agar para jamaah menjaga kesehatan, kekompakan bersama teman-teman. "Kami doakan semoga para jamaah selamat berangkat dan kembali serta dimudahkan dalam ibadah," katanya. Bupati juga mengingatkan agar para jamaah mendaoakan daerah kita agar tetap aman dan konsusif selalu.***

12 Jun 2023

Menjadikan Masjid Tempat Menyenangkan

Menjadikan Masjid Tempat Menyenangkan

Catatan M. Rasyid Nur
TOPIK ceramah KH. Ahmad Nurudin, S Ag Ahad (11/06/2023) malam di Masjid Baiturrahman, Teluk Air, Tanjungbalai Karimun adalah Strategi Memakmurkan Masjid. Dengan lugas buya yang memimpin Pondok Pesantren An-Nur, Sumatera Barat, itu menguraikan di hadapan ratusan jamaah. Masjid kedua terbesar di Kabupaten Karimun, itu tampak dipenuhi jamaah yang rata-rata berpenampilan ala Jamaah Tabligh.  

Sebelum menguraikan lebih jauh tentang pentingnya mengelola masjid dengan baik agar jamaah betah di masjid, Buya Nurudin memulai ceramahnya dengan persepsi tentang hidup yang dianugerahkan Allah kepada umat. Sebagai muslim, kita meyakini bahwa hidup yang diberikan Allah kepada kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Dengan mengutip ayat alquran, dia menjelaskan bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali semata untuk beribadah. Begitu dia mengatakan. 

"Bedakan maksud hidup dengan keperluan hidup. Maksud atau tujuan hidup sesungguhnya hanya untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah," jelasnya. Lalau bagaimana dengan pekerjaan lain seperti bekerja, mencari nafkah dan lainnya? Dia menjawab sendiri, bahwa itu semua hanya keperluan hidup. Bukan tujuan hidup.

Tentang mengelola masjid, dia mengajak dan mengingatkan para pengurus masjid agar mengelola masjid dengan baik. "Buatlah masjid itu sebaik mungkin agar jamaah betah di masjid. WC-nya bersih, airnya cukup dan bersih, ruang salatnya bersih dan sejuk pakai pendingin ruangan, dan seterusnya," katanya dengan suara lantang. 

"Jangan biarkan masjid itu kotor, pengab dan tidak menyenangkan jamaah," pintanya. Katanya, kalau masjid ingin ramai dikunjungi jamaah maka buatlah masjid itu seperti bersihnya hotel. Begitulah kurang-lebih KH Nurudin mengingatkan jamaah yang hadir.

Kalau saja setiap masjid dapat dikelola oleh pengurus sebagaimana pemilik hotel mengelola hotelnya, dapat dipastikan jamaah masjid ini akan merasa nyaman. Masuk ke WC, WC-nya bersih dan wangi. Masuk ke ruang salat, ruangannya adem-ayem dan beraroma wangi pula. Air di tempat wudhuk selalu cukup dan selalu bersih. Sungguh itu akan membuat jamaah nyaman dan tenang beribadah di dalam. Semoga semakin banyak masjid yang dikelola seperti yang dijelaskan Buya Nurudin itu.***

23 Apr 2023

Dari Salat Iedul Fitri Pemda Karimun di Masjid Agung

Dari Salat Iedul Fitri Pemda Karimun di Masjid Agung


Catatan M. Rasyid Nur
PEMDA bersama masyarakat Kabupaten Karimun melaksanakan salat Iedul Fitri 1444 pada hari Sabtu (22/04/2023) sesuai keputusan Pemerintah Indonesia. Untuk masyarakat yang berada di Pulau Karimun sebagian besar melaksanakan salat Ied di Masjid Agung Kabupaten Karimun. Pagi ini, tampak dari dalam masjid (ruang utama salat) sampai ke halaman dipenuhi masyarakat yang ingin melaksanakan salat di masjid terbesar Kabupaten Karimun. Sejak pukul 06.30 masyarakat sudah berbondong-bondong dan memenuhi ruang kosong. 

Sebelum salat dihelat beberapa informasi disampaikan panitia salat Ied. Disampaikan oleh salah seorang pengurus masjid bahwa pada Ramadan 1444, ini terkumpul uang infak harian dari masyarakat sebesar Rp 11-an juta. Jumlah zakat fitrah yang menyalurkan melalui UPZ Masjid Agung ada1000-an jiwa. Di bagian pengumuman ini juga disampaikan bahwa yang akan bertindak sebagai khatib adalah Ustaz H. Zulfan Batubara (Ketua Badan Kemakmuran Masjid Agung) sedangkan akan menjadi imam adalah M. Daratul Baidho Al-Hafizh, salah seorang imam Masjid Agung. 


Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos M Si sebelum salat memberikan sambutan singkat. Dalam sambutannya dia mengawali dengan mengucapkan Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin kepada seluruh jamaah khususnya dan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Karimun pada umumnya. Dia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Tim Keamanan dari polisi, TNI dan aparat lainnya sejak awal Ramadan hingga saat ini. "Semoga keamanan ini terus bisa kita jaga bersama sampai kapanpun," pintanya. 

Kata bupati, tradisi saling bermaafan di momen Idul Fitri harus terus kita jaga. Marilah kita jadi pemaaf, bersyukur atas kesempatan dalam Ramadan yang mulia penuh maghfiroh. Lebih jauh dia juga mengajak untuk berlaku jujur dan bertanggung jawab baik kepada sesama manusia dan juga dengan Allah.

"Hakikat puasa tidak sekadar lapar dan dahaga, tapi untuk timbulnya rasa simpati kita kepada orang-orang yang dalam kesulitan seperti fakir-miskin. Kata Allah, celakalah orang yang hanya pentingkan diri sendiri' maka marilah kita saling berbagi kepada orang-orang yang kebetulan belum mendapatkan rezeki mencukupi." Pada bagian akhir sambutannya juga menyampaikan mohon maaf atas kekurangan sebagai pribadi dan bupati. Semoga Pemda kuat mengatasi kesulitan daerah, atas doa masyarakat semua.  


H. Zulfan Batubara yang bertindak selaku khatib menyampaikan beberapa pesan penting, antara lain perlunya menyatakan rasa syukur kepada Allah atas segala rahmat yang dianugerahkan. "Tiada yang indah kecuali ucapan alhamdulilah karena sebulan dapat bersama Ramadan mulia. Bersyukur kita atas karunia Allah yang memberi kesempatan Ibu kita melahirkan kita ke dunia dengan segala kesulitan ibunda, dengan sifat kasih sayang nenek moyang kita, kini kita berada di sini dengan segala rahmat Allah." Untuk itu kata Pak Zulfan, kita dituntut untuk menunjukkan kasih sayang dalam silaturrahim sesama kita. Katanya, kita dilahirkan dari rahim mulia ibunda kita, kini kita ada di rahim dunia untuk kembali ke Allah dengan suci. Begitu dia mengingatkan agar kita tidak menyia-nyiakan orang tua dan kesempatan kita untuk menjadi orang terbaik di sisi Allah.

Ada tiga tempat yang perlu diperhatikan untuk terjaga silaturahim kita, katanya. Dengan menjaga tiga hubungan baik ini kita akan selamat di dunia dan akhirat. Pertama, patuh dan taat serta minta maaf kepada orang tua. Ingat, rido mereka menentukan rido Allah. Kedua, hubungan suami istri. Jangan sampai ada yang terputus hubungan ini. Suami atau isteri wajib meminta maaf atas kesalahannya. Ketiga antara sesama muslim dengan muslim lainnya. Termasuk adik beradik dan orang lainnya di sekeliling kita. Tegasnya sesama manusia. Hendaklah meminta maaf atas kesalahan kita sebelum Allah akan mengampuni dosa-dosa kita.***

16 Apr 2023

Hal-hal yang Akan Merusak Puasa

Hal-hal yang Akan Merusak Puasa


DIKUTIP dan disiarkan ulang dari tulisan berjudul Perkara yang Membatalkan Puasa yang diposting pada laman https://an-nur.ac.id/ tanggal 1 April 2023 ada beberapa hal yang dapat merusak puasa kita. Dikatakan, puasa adalah salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam di bulan Ramadan. Puasa memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik secara rohani maupun jasmani. Namun, ada beberapa perkara yang dapat membatalkan pahala puasa, meskipun tidak membatalkan puasa itu sendiri. Perkara-perkara tersebut adalah:  

1)Berdusta atau berbohong, dan berkata-kata kotor. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak memerlukan dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari). Oleh karena itu, seorang yang berpuasa harus menjaga lisannya dari perkataan yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan diri sendiri dan orang lain.

2) Menggunjing, mencela, dan mengejek orang lain. Rasulullah SAW bersabda: “Puasa bukanlah (sekadar) meninggalkan makan dan minum, tetapi (juga) meninggalkan perkataan kotor dan perbuatan kotor. Jika seseorang mencelamu atau menyerangmu, maka katakanlah: ‘Aku sedang berpuasa.’” (HR. Ahmad). Seorang yang berpuasa harus menjauhi sifat hasad, dengki, iri hati, dan sombong terhadap orang lain.

3) Berdebat, bertengkar, dan marah-marah. Rasulullah Saw bersabda: “Jika seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berdebat dan bertengkar. Jika ada orang yang mencelanya atau memprovokasinya, maka katakanlah: ‘Aku sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari dan Muslim). Seorang yang berpuasa harus bersikap lembut, sabar, dan tenang dalam menghadapi segala situasi.

4) Melakukan perbuatan dosa dengan anggota tubuh lainnya. Rasulullah Saw bersabda: “Puasa adalah perisai (dari api neraka), maka janganlah kalian merusak perisai itu dengan berbuat dosa.” (HR. Baihaqi). Seorang yang berpuasa harus menjaga pandangannya dari melihat hal-hal yang haram, menjaga telinganya dari mendengar hal-hal yang haram, menjaga tangannya dari menyentuh hal-hal yang haram, dan menjaga kakinya dari melangkah ke tempat-tempat yang haram.

5) Menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merusak. Rasulullah Saw bersabda: “Ada banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus.” (HR. Ahmad). Seorang yang berpuasa harus memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, bersedekah, belajar ilmu agama, dan lain-lain.

Itulah lima hal yang sebaiknya kita camkan dalam hati kita sebagai orang yang berharap puasa yang kita lakukan ini bernilai di sisi Allah Swt. Boleh jadi ada hal-hal buruk lainnya yang juga akan merusakan puasa kita, meskipun tidak membatalkannya. Bagi kita, rusak saja itu juga akan membuat puasa kita sia-sia. Nauzubillah.***
*Sepenuhnya dari: https://an-nur.ac.id/perkara-yang... dengan beberapa tambahan

8 Apr 2023

Taklim Bakda Subuh di Darul Jannah

Taklim Bakda Subuh di Darul Jannah


SUBUH Jumat (07/04/2023, bertepatan 16 Ramadan 1444) ini saya berjamaah salat subuh di Masjid Darul Jannah, Teluk Air, Kecamatan Karimun. Ini pengalaman pertama saya berjamaah subuh, apa lagi hari istimewa, Jumat dan dalam Ramadan di masjid yang lumayan jauh tempatnya. Biasanya saya subuh di masjid dekat rumah saja, Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, Kecamatan Meral. Jika tidak sedang mengikuti kegiatan Safari Subuh, saya tetap di Al-Ubudiyah saja.

Ada misi tertentu, saya ke Darul Jannah pagi ini. Kami --saya dan Mas Samsul Arif, Ketua Harian LPTQ-- ingin bertemu Pak Bupati Karimun, H. Aunur Rafiq yang pagi ini melaksanakan subuhnya di masjid yang dikenal sebagai masjid jamaah (orang) sunnah. Bupati baru saja kembali dari Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umroh. Malamnya, Mas Arif mengajak saya ketemu bupati untuk membicarakan maslah LPTQ, khususnya tentang rencana STQH Tingkat Provinsi Kepri yang akan dilaksanakan di Kabupaten Karimun. Tapi bupati minta kami hadir di masjid Darul Jannah saja.

Catatan pengalaman yang ingin saya berbabgi di sini adalah tentang kesempatan mengikuti taklim bakda subuh yang dilaksanakan di sini. Bukan masalah mengapa harus bertemu K-1 itu. Perihal konsultasi kami dengan bupati, itu bagian penting yang hanya memakan waktu sebentar saja berbanding waktu menyimak pengajian subuh itu. Jelasnya, ketemuan dengan bupati berjalan lancar persis setelah salat subuh. Selesai itu --kurang-lebih lima menit saja-- saya pun menyimak kajian yang disampaikan oleh salah seorang jamaah subuh pagi itu.

Saya melihat sosok penceramah ini masih muda. Mungkin sekitaran 25-30 tahun, umurnya. Saya tak tahu persis. Sebelumnya saya juga belum pernah berjumpa dengannya. Berambut panjang dengan kepala dan rambutnya itu ditutup semacam kain yang lazimnya dipakai ibu-ibu. Kelihatan sekali di dalam penutup kepala itu rambutnya yang panjang.

Meskipun saya melihat lahirnya dia berusia muda, tapi menyimak kajiannya seolah mendengar seorang dewasa setengah usia atau bahkan lebih tua dengan kajiannya yang lebih banyak bicara mati dan kehidupan di akhirat dari pada topik lainnya. Dia, misalnya memulai dengan menyebut kriteria kebahagiaan yang sejatinya dimiliki oleh umat Islam. "Bagaimana sebenarnya bahagia itu?" Begitu pertanyaannya kepada hadirin di majelis taklim itu. Ternyata manusia keliru memandang makna bahagia.

"Firaun menyangka dia akan berbahagia dengan kekuasaannya. Qorun menyangka dia akan bahagia dengan kekayaannya, dst..." dia memberikan beberapa contoh orang atau keadaan yang dikatakan berbahagia tapi sebenarnya itu bukan membawa bahagia. Katanya, bahagia itu sesungguhnya adalah karena amal agama. Bukan karena harta, pangkat, jabatan atau kuasa yang ada.

Bersyukur kita menjadi orang Islam dan beriman kepada Allah. Inilah sebenarnya yang akan membawa kita bahagia. Oleh karena itu dia mengingatkan, marilah kita sempurnakan iman kita dengan memperbanyak ibadah dan amalan kita, katanya. Katanya lagi, "Terkadang kita harus bersatu dengan derita. Kita harus dan ingin belajar bagaimana sempurnakan iman, itu hanya dengan berusaha sekuat tenaga. Oleh karena itu pula jangan lupa mensyukuri nikmat Allah," katanya. 

Ustaz muda ini mengingatkan jamaah yang hadir untuk terus sampaikan kehebatan dan kekuasaan Allah. Hanya Allah yang Maha Kuasa. Ingatlah bahwa setelah mati kita akan hidup abadi untuk pertanggung jawabkan  kehidupan kita. Katanya, kita percaya bahwa untuk dapat syurga perlu memiliki iman. Kita akan kejar akhirat untuk mendapat syurha karena sesungguhnya dunia ini tak ada nilai dibandingkan akhirat. 

Saya terkesima mendengar paparannya yang begitu lancar. Ada banyak pesan-pesan agama yang disampaikannya di depan jamaah yang kebanyakannya adalah orang tua-tua yang sudah sepuh berbanding dia yang kelihatan relatif muda. Bagaimanapun, dalam menuntut ilmu tidaklah penting usia orang yang memberinya tapi bagaimana ilmu yang diberikannya. Saya bersyukur dapat menyimak kajiannya dalam taklim subuh ini.***

27 Mar 2023

Saling Menyampaikan Kebenaran dan Kebaikan adalah Kewajiban

Saling Menyampaikan Kebenaran dan Kebaikan adalah Kewajiban


MALAM keempat, Ramadan 1444 (2023), Sabtu (25/03/2023) saya berkesempatan dan berketepatan tarwih di Masjid Besar Kecamatan Karimun, Masjid Baitul Karim. Untuk ke sana perlu kurang-lebih tujuh menit dari rumah (Wonosari). Agar tidak terlambat saya berangkat dari rumah 15 menit sebelum masuk waktu isya. Khawatir terlambat jika kurang dari itu. Meral (Wonosari) ke Tanjungbalai Karimun (Masjid Baitul Karimun), itu terkadang bisa macet atau terkendala sedikit di jalan karena padatnya kendaraan. Karena harus membawa kendaraan roda empat --karena terkadang hujan-- tidak mudah memacunya untuk laju.

Malam ini kebetulan saya ada jadwal di Masjid Baitul Karim itu. Ini jadwal ketiga sampai malam ini selama Ramadan tahun ini yang saya jalani. Sebelumnya ada jadwal di Masjid Musyahadah, Batulipai (Baran Barat) yang tidak dapat saya isi karena mis informasi. Jadwal kedua di Musalla Baitul Amanah, Bukit Tembak (Sungai Pasir) yang alhamdulillah dapat saya penuhi. Malam ini di Kecamatan Karimun. 

Sampai di masjid Baitul Karimun pengeras suara masih mengumandangkan suara bacaan alquran. Berarti belum masuk waktu isya, kata saya dalam hati. Saya lihat sudah ramai jamaah berdatangan. Saya sudah berwuduk dari rumah, langsung masuk dan sunat tahiyatul masjid dua rakaat. Sambil menunggu waktu saya membaca ayat-ayat yang kebetulan hafal. Hingga azan pun berkumandang setelah sebelum ada pukulan beduk. Selanjutnya salat isya setelah kode waktu iqomah berbunyi.

Sehabis isya kegiatan berikutnya itulah penyampaian tausiah oleh penceramah yang sudah terjadwal. Saya mendapat giliran malam ini, di sini. Dan setelah pembawa acara mempersilakan, saya pun berdiri di podium kecil di bagian depan masjid. Bismillah, saya memulai mengisi tausiah. Istilah yang populer adalah Santapan Rohani Ramadan. Intinya menyampaikan kebaikan dan kebenaran pesan-pesan agama di bulan Ramadan.

Hanya 10-15 menit saja waktu untuk menyampaikan Santapan Rohani Ramadan. Itu sudah ditetapkan pengurus masjid. Diletakkan di meja mimbar penceramah catatan alokasi waktu berceramah itu. Diingatkan begitu, karena terkadang ada juga ustaz yang keenakan berceramah lupa waktunya. Pengurus PMKK (Persatuan Muballigh Kabupaten Karimun) juga berpesan kepada seluruh anggota PMKK bahwa durasi ceramah Ramadan  hanya kurang-lebih 10-15 menit itu.

Tentu saja saya tidak menceramahi jamaah atau hadirin yang ada dalam masjid malam ini. Sebagai muslim yang memang diminta untuk saling menyampaikan pesan-pesan agama, kebetulan saja malam ini adalah giliran saya yang menyampaikannya. Saya hanya menyampaikan pesan-pesan agama yang sesungguhnya sudah sering juga disampaikan para guru, ustaz atau para ulama kita. Mengacu ke buku-buku agama dan sumber utama alquran dan hadits, itulah dasar biasanya menyampaikan pesan-pesan agama.

Tentang perlunya berusaha meraih status 'taqwa' yang saya sampaikan malam ini, misalnya, itu adalah pesan yang sudah sering disampaikan para ustaz. Di bulan Ramadan, kosa kata 'taqwa' malah viral sekali. Dengan mengutip ayat-ayat alquran tentang taqwa kita dapat menemukan pesan-pesan itu. Apalagi, kewajiban puasa yang dijelaskan Allah di Al-Baqarah 183, itu sudah sangat jelas Dia tutup pesan kewajiban berpuasa bagi orang beriman, itu dengan harapan semoga kita (orang berpuasa) menjadi orang bertaqwa. Allah saja mengingatkan kiranya kita bisa menjadi orang bertaqwa.

Ditambah pesan-pesan lainnya, topik perlunya berusaha meraih derajat taqwa, itulah inti Santapan Rohani Ramadan yang sempat saya sampaikan malam ini. Saya percaya, hampir semua jamaah yang hadir itu sudah memahami dan sering mendengar pesan-pesan ini. Tapi kita juga percaya bahwa saling menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan kebenaran itu adalah bagian dari keimanan kita sendiri. Kita tidak boleh mambatasi waktu saling menyampaikan ini. Kapan dan di mana saja, jika ada waktunya, marilah terus saling menyampaikan kebaikan dan kebenaran.*** (Catatan M. Rasyid Nur)

22 Mar 2023

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1444 Kabupaten Karimun

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1444 Kabupaten Karimun


INILAH jadwal imsakiyah Ramadan 1444 (2023) di Kabupaten Karimun. Imsakiyah ini sesuai dengan Jadwal Imsakiyah yang dikeluarkan oleh Badan Hisab Rukyat Kabupaten Karimun tahun 2023. Pada jadwal ini tercantum jadwal-jadwal waktu salat lima waktu dan jadwal imsak itu sendiri. Lebih detailnya silakan telusuri,





Semoga Daftar itu dapat bermanfaat untuk pedoman kita berpuasa pada tahun 2023 ini.

21 Mar 2023

Majelis Ilmu Al-Busyro: Menerima Nikmat Allah Sepenuh Hati

Majelis Ilmu Al-Busyro: Menerima Nikmat Allah Sepenuh Hati


PADA subuh Senin (20/03/2023) ini jamaah Musolla Al-Busyro, Rumah Dinas Bupati Karimun mendapat wejangan singkat berupa Kultum Subuh dari Ustaz Hasan Azhari. Jamaah subuh pagi ini, selain bupati, asisten bupati dan staf ahli juga hadir beberapa orang kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan beberapa orang Ketua Ormas Kabupaten. Secara khusus, kehadiran jamaah subuh kali ini adalah memenuhi undangan bupati untuk kenduri dan doa selamat dari Baznas Kabupaten Karimun. 

Ketua Baznas Kabupaten Karimun, Drs. H. Nasrial memberi tahu bahwa untuk jamaah subuh kali ini memang ada hajat khusus dari keluarga besar Baznas Kabupaten Karimun atas telah selesainya perbaikan Ambulan Laut Baznas Kabupaten Karimun yang sebelumnya sempat rusak berat karena kecelakaan. Pada sepatah kata pagi itu dia mengulang kembali bahwa hajat Baznas pagi ini adalah untuk memberikan doa selamat atas selesainya perbaikan ambulan itu. 

Ustaz Hasan Azhari yang diminta memberikan tausiah singkat setelah sambutan singkat bupati berbicara perihal nikmat Allah kepada umat. Menerima nikmat Allah tidak akan ternilai oleh manusia, katanya.  Maksudnya setiap nikmat yang diberikan Allah kepada kita, sangatlah besar nilainya. Tidak akan dapat kita hargai, katanya. "Sekecil apapun nikmat Allah menurut penilaian kita, itu tidak akan bisa dibanding dengan apa yang bisa kita dapatkan atau lakukan sendiri. Maka yang terbesar sesungguhnya hanyalah nikmat Allah." Untuk itu dia mengingatkan jamaah untuk menerima nukmat Allah itu dengan iringan syukur yang sebesar-besarnya.

Bagaimana kita mempraktikkan rasa syukur atas nikmat Allah? Ustaz Hasan mengajak jamaah agar lebih menyibukkan diri dalam ketaatan kepada Allah. Apapun yang dilakukan, semua itu kembalikanlah sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah. Tidak hanya ibadah seperti salat, puasa dan lainnya itu saja yang dikaitkan dengan bentuk ketaatan kepada Allah. Tapi setiap tindakan dan perbuatan kita hendaknyalah terkait dengan ketaatan kepada Allah. Maka kita tidak akan melakukan pelanggaran aturan dalam setiap tindakan. Begitu dia mengingatkan.

Lebih jauh Ustaz Hasan mengingatkan juga bahwa janji yang pasti hanya dari Allah. Kalau kita berjanji kepada isteri belum tentu bisa dipenuhi. Tapi janji Allah akan melindungi kita pasti Allah tunaikan. Untuk itu ustaz mengingatkan pula, "Jika berjanji ucapkanlah insyaallah agar tidak dicatat sebagai ingkar janji ketika ternyata Allah belum merestui janji kita bisa terwujud," ingatnya. 

Contoh janji Allah, misalnya dipelihara orang salat subuh, orang yang memelihara agama Allah maka dia akan diberi ketenangan, dipelihara dari fitnah dan bentuk pemeliharaan lainnya. Katanya lagi, agama adalah cahaya maka hadirkanlah agama di dalam hati agar hati terus mengarahkan kita sesuai dengan tuntunan agama.

Sungguh beruntung jamaah subuh ini karena mendapatkan banyak pengetahuan pengalaman agama dari ustaz Hasan Azhari. Bagaimanapun, segalanya tentu tergantung kepada jamaah, apakah semua pelajaran yang diberikan dapat terserap atau tidak. Dan jika sudah terserap, apakah akan dapat diamalkan atau tidak, jamaah jua yang akan menentukannya ***

1 Mar 2023

Meluruskan Niat Ber-MTQ

Meluruskan Niat Ber-MTQ


SALAH satu harapan peserta dalam ber-MTQ (Musbaqah Tilawatil Quran) atau STQ (Seleksi Tilawatil Quran) adalah memperoleh juara. Ingin menjadi peserta terbaik. Tentu saja itu normal dan baik-baik saja. Tidak ada salahnya jika ingin menjadi juara dalam setiap lomba dalam MTQ atau STQ. Namanya juga kompetisi atau lomba, tentu ada pemenangnya. Dan setiap peserta ingin menjadi pemenang.

Sesungguhnya, baik peserta maupun penyelenggara MTQ/ STQ pasti memiliki harapan yang sama, menjadi dan mencari yang terbaik di setiap helatan MTQ atau STQ. Hanya, kalau peserta semata ingin menjadi yang terbaik (juara) untuk dirinya, sedangkan penyelenggara mempunyai harapan selain mencari juara untuk setiap orang dalam setiap cabang/ golongan juga ingin menjadi terbaik dalam penyelenggaraan MTQ atau STQ itu sendiri. 

Jadi, ada sedikit perbedaan. Peserta semata untuk diri dan daerahnya sementara penyelenggara selain ingin mengetahui siapa diantara sekian banyak peserta yang akan dinyatakan peserta terbaik, sekaligus ingin pelaksanaannya juga menajdi terbaik. Itulah adalah harapan dari pelaksanaan lomba membaca atau mensyiarkan alquran. 

Lazimnya MTQ atau STQ yang dilaksanakan pada tingkat (level) tertentu akan berlanjut pada tingkat selanjutnya atau tingkat di atasnya. Para pemenang itulah yang akan ber-MTQ atau ber-STQ kembali di satu tingkat di atasnya. Pemenang di desa/ lurah akan berlomba di kecamatan. Pemenang Tingkat Kecamatan akan berlomba di kabupaten dan seterusnya. Sekali lagi, harapan menjadi pemanang di setiap tingkat, itu adalah hal lumrah. Keinginan semua orang.

Menjadi persoalan adalah jika motivasi berlomba diawali dengan niat yang salah. Tidak lagi bersinggungan dengan ibadah. Sejatinya, karena lomba membaca atau memahami alquran adalah bagian dari ibadah dan syiar agama, maka sesungguhnya niat yang tepat dalam setiap lomba adalah untuk syiar dan ibadah itu sendiri. Jangan berniat untuk semata menjadi juara yang lalu dalam pelaksanaannya dapat melanggar ketentuan. Sudah sering terjadi, tersebab karena semata mengejar juara maka terjadilah kekeliruan dan kecurangan. Nauzubillah. Mari diluruskan niat ber-MTQ atau ber-STQ.*** 
(M. Rasyid Nur - Wakil Ketua Harian LPTQ Karimun)

24 Feb 2023

Mempertahankan Salat Subuh Berjamaah

Mempertahankan Salat Subuh Berjamaah


BAKDA subuh Jumat (24/02/2023) ini para jamaah subuh di musollah/ surau Rumah Dinas Bupati Karimun mendapatkan siraman rohani dari Ustaz Hasan Azhari. Tausiah singkat itu sangat bekesan bagi jamaah yang hadir karena materinya lebih banyak menyoroti masalah salat, khususnya salat berjamaah. Kebetulan masih di awal Syakban yang beberapa hari lalu kita memperingati Israk Mikraj. Jadi, topik salat ini menjadi tepat dibicarakan ustaz Hasan karena salah satu spesifik Israk-Mikraj adalah penjemputan kewajiban salat oleh Nabi ke hadapan Allah secara langsung.

Ustaz Hasan memulai ceramah singkatnya dengan pertanyaan, apakah kita malam tadi (maksudnya Kamis, malam Jumat.pen) mengisi waktu untuk beribadah? Apakah sesudah salat Isya kita langsung tidur atau menyempatkan diri untuk beribadah? Apakah kita terbangun tengah malam? Itulah beberapa pertanyaan yang dia jawab sendiri. 

Katanya, "Andaikan kita mengisi waktu itu dengan ibadah, maka beruntunglah kita. Memang tidak rugi (berdosa) jika kita tidak menambah ibadah lain di luar kewajiban," jelasnya. Lalu ustaz menguraikan hikmah dan kaitan salat subuh di awal diwajibkannya salat sepulang Nabi Muhammad dari perjalanan Israk-Mikraj. Kata Ustaz Hasan, meskipun salat pertama setelah peristiwa Israk adalah salat zuhur, namun dikatakan dalam sejarah bahwa salat zuhur pertama itu belum seperti sekarang. Lalu salat asar, magrib dan Isya. Salat subuhlah kesempurnaan salat diajarkan.
Salat subuh adalah ibu dari salat itu sendiri. Salat subuh sangatlah penting. Inilah salat yang menjadi patokan apakah kita dapat disebut sebagai taat dalam menunaikan salat atau tidak. "Apalagi pagi ini adalah salat subuh di pagi Jumat. Salat yang penuh berkah." Begitu Ustaz Hasan menguraikan. Dia mengulang sejarah tentang seorang yang begitu mengutamakan salat berjamaah di waktu subuh.

Abdullah Ibnu Makhtum yang buta pernah bertanya kepada nabi, apakah harus ke masjid juga sementara dia tidak bisa melihat. Ternyata Nabi juga menyuruhnya ke masjid untuk berjamaah selagi masih terdengar suara azan dari rumahnya. Dikatakan dalam sejarah, kata Ustaz bahwa Ibnu Maktum harus menggunakan tali dari rumah ke masjid agar tidak sesat jalan ke masjid.

Kata Ustaz lagi, Ibnu Maktum pernah terjatuh tiga kali ketika akan ke masjid. Hikmahnya, jatuh pertama adalah untuk menghapus dosa dirinya sendiri. Jatuh untuk kedua kali adalah untuk terhapusnya dosa orang tua dan keluarganya. Ketika akan terjatuh untuk yang ketiga kali, kata Ustaz tiba-tiba ada seseorang menolongnya. Dia tidak jadi terjatuh. Sesungguhnya jika dia terjatuh juga itu akan menyebabkan diampuninya dosa penduduk Madinah.

Ternyata sosok yang menolong ketika akan jatuh yang ketiga kali itu adalah syaitan. Ternyata syaitan tidak rela dosa orang se-Madinah diampuni Allah. Karena Ibnu Maktum dapat meneruskan salat subuh ke masjid maka rencana ampunan dosa seluruh orang Madinah itu urung diberikan Allah. Inilah karakter iblis. Dia tidak rela manusia tidak berdosa.

Pesan yang menajdi tekanan dari Ustaz Hasan Azhari adalah bahwa kita sebagai umat Islam hendaklah mementingkan salat berjamaah, terutana salat subuh ke masjid. Jangan ada alasan untuk tidak datang ke masjid.***

10 Feb 2023

Dighibah, Tak Rugi, Malah Dapat Lebih

Dighibah, Tak Rugi, Malah Dapat Lebih

Foto Google (editing)



DIGHIBAH artinya digunjingkan. Ghibah yang berasl dari Bahasa Arab artinya gunjing. Maksudnya gunjingan buruk oleh seseorang atau beberapa orang kepada orang lainnya sementara orang yang digunjingkan itu tidak ada di situ. Tidak semua orang bisa menerima jika digibah.

Apakah kita perlu takut atau khawatir jika digibah? Kata para ulama, dengan menyitir hadits Nabi tentang orang suka mengghibah, justeru penggibah itu yang malah merugi. Artinya kita yang dighibah tak usah marah. 

Seperti dikatakan dalam salah satu hadits yang maknanya begini, 

“Muflis (pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak), maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”. (HR. Muslim) 

Berdasarkan hadits itu, jika kita dighibah, maka seharusnya kita tenang dan tak perlu marah. Kita setuju pula dengan uraian  dr. Raehanul Bahraen yang diposting pada laman hainews.id hari Jumat (10/02/2023) yang memberikan semangat kepada orang yang mendapat ghibah supaya tak usah marah. Seperti diuraikannya berikut, bahwa orang yang dighibah itu,
1) Mendapat pahala tanpa beramal. Orang yang dighibah akan mendapat pahala di hari kiamat dari yang meng-ghibahinya; 

2) Menunjukkan bahwa kekurangan kita dibicarakan apalagi kelebihan kita. Artinya hebat, kita;

3) Mengurangi dosa. Maksudnya, jika pahala peng-ghibah habis, maka dosa kita diberikan lagi kepadanya sebagai pengganti/ balasan ghibah yang dilakukannya; 

4) Ghibah hanyalah kata-kata, bukan pedang dan bukan pula sebuah pengaruh. Takkan berpengaruh pada baik-buruk kondisi kita. Jadi, tetaplah beramal dan jadi diri sendiri; 

5) Sebenarnya peng-ghibah lebih sengsara. Rasa hasad membuat peng-ghibah menghabiskan waktunya memikirkan orang yang dighibahnya. Bisa jadi tidurnya tidak nyenyak, dada semakin sesak setiap mendengar kesuksesan kita. Dan mungkin masih banyak lagi kerugian yang akan diderita pengghibah, sebaliknya banyak lagi keuntungan yang akan diterima orang yang dighibah. 

Kalau begitu, dighibah itu rugi atau untung? Justeru beruntung dari sisi agama. Maka marilah bersabar jika kebetulan orang suka mengghibah kita.***

9 Feb 2023

Ketika Musibah Datang Siapkah Kita

Ketika Musibah Datang Siapkah Kita

Foto Insertlive.com

Catatan Mohammad Nasruddin
KETIKA gempa bumi dahsyat yang bisa merobohkan gedung tinggi bisa terjadi di Turki secara tiba-tiba, maka gempa yang sama sangat mungkin terjadi di tempat kita duduk, tempat kita bekerja atau tempat kita beraktivitas sekarang ini. Semua bisa saja terjadi. Bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Lalu kita bertanya, pernahkah kita membayangkan, bagaimana jika detik ini tiba-tiba guncangan hebat itu kita rasakan, dan langsung menghancurkan gedung-gedung dimana kita berada. Lalu menenggelamkan kita bersama reruntuhan. Adakah kita membayangkan itu? (Naudzubillah min dzalik) 

Bencana itu sangat mungkin terjadi kepada siapapun secara tiba-tiba dan dalam bentuk apapun. Saat itu terjadi tidak ada yang bisa menghalangi dan melindungi kita. Jalan terakhir yang bisa kita lakukan hanyalah pasrah dan berserah diri. Sama sekali tidak akan bisa dielakkan. 

Maka sebelum semua itu terjadi, kita ingat pesan orang tua, pesan guru-guru kita, pesan para ustaz dan pesan agama, banyak-banyaklah berzikir. Diperbanyak membaca la ilaha illallahu  wahdahu la syarikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumitu wahuwa ala kulli syaiin qodir. 

InsyaAllah sikap sadar bahwa Dia yang menghidupkan, Dia yang mematikan, Dia berkehendak atas segala sesuatu akan mampu mengikis sifat sombong dalam diri kita. Kita berharap dan berusaha kiranya kita bisa menjauhi sifat angkuh dalam diri kita, sifat jahat dan fasik dalam diri kita. Sifat itu akan menenggelamkan kita ke lobang azab dari Allah.

Terakhir, jangan sampai pelajaran besar dari Allah tidak bisa kita tangkap, dan berlalu begitu saja. Sesungguhnya semua yang terjadi adalah pelajaran bagi kita semuanya. Kita berduka atas musibah Turki tapi kita juga menyadarkan diri kita bahwa musibah dapat datang kapan saja.***

Monas Inspire.

27 Jan 2023

Bagaimana Tata Cara Mandi Rasulullah agar Ada Hikmah Sehat?

Bagaimana Tata Cara Mandi Rasulullah agar Ada Hikmah Sehat?


TERNYATA mandi, selain membersihkan badan, juga bisa untuk mengatasi penat pikiran akibat kesibukan. Kesibukan yang dapat menguras dan membuat penat pikiran ternyata dapat disegarkan dengan mandi. Menyitir tulisan berjudul Tata Cara Mandi Rasulullah SAW, Baik untuk Menjaga Kesehatan di laman hajinews.id hari Jumat (27/01/2023) ini menjelaskan bagaimana Rasulullah mandi dan menjadikan mandi sebagai cara untuk menjaga kesehatan.

Kita meyakini bahwa Rasulullah adalah panutan dan tauladan bagi umat Islam di seluruh dunia. Nabi Muhammad, ini selama hidupnya memberikan contoh mandi yang benar dan menjadikan tubuh belyau menjadi sehat. Rasulullah Saw mengajarkan umat bagaimana adab dan cara mandi yang benar dan itu sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Dalam tulisan itu, hajinews.id menjelaskan bahwa Habib Luthfi mengunggah akun facebook Kamilah_Irma9, mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak langsung byur mandi, tetapi ada tata cara yang dilakukannya untuk menjaga kesehatan tubuh dalam proses mandi itu. Mengutip tulisan itu, “Rasulullah Saw, kalau mandi kakinya dulu disiram, biar netral. Dia tidak langsung mandi dengan menyiram seluruh tubuhnya. Yang disiramnya pertama adalah kakinya supaya hangatnya ini merata.
Cara ini akan menyebabkan dari ubun – ubun kepala seperti keluar asap atau hangatnya itu keluar secara baik. Setelah itu nabi mengajarkan agar jangan lupa mendahulukan bagian sebalah kanan. Itulah istimewanya,” papar Habib Luthfi sebagaimana dijelaskan melalui akun facebook itu..

Habib Luthfi juga menyampaikan bahwa Rasulullah Saw. ketika masuk ke kamar mandi juga menduhulukan melangkahkan kaki kiri, karena itu tanpa kita sadari ternyata sangat membantu dalam menjaga kesehatan. “Mengapa setiap masuk ke kamar mandi harus kaki kiri terlebih dahulu, karena kaki kiri ternyata berhubungan dengan paru – paru sebelah kanan. Tapi kalau kaki kanan hubungannya ke jantung langsung,” jelas Habib Luthfi seperti terbaca dalam tulisan.

Kita juga diberi kesehatan oleh Allah Swt sekiranya ada bakteri – bakteri, virus dan lain sebaginya yang ada di kamar mandi dan tidak kita ketahui telah ditangkal terlebih dahulu oleh paru – paru sebelah kanan. Dengan kita masuk kamar mandi menggunakan kaki kiri, begitu kaki kanan mengayuh, terhempaslah semuanya yang sebetulnya masuk ke jantung. Kata Habib Luthfi lagi, “Terkadang ada orang mendadak meninggal di kamar mandi, tidak bisa apa – apa, apa sebabnya, boleh kita selidiki itu pertama masuk ke kamar mandi tidak mendahulukan kaki kiri.” 

Itulah megapa pentingnya kita memperhatikan adab ketika mandi dan masuk ke dalam kamar mandi dengan berdoa dan melangkahkan kaki kiri terlebih dahulu, serta menyiram telapak kaki, kemudian betis, terus naik ke atas agar kesehatan tubuh kita tetap terjaga. Cara mandi begini adalah cara mandi yang diajarkan Nabi untuk dapat mengambil manfaat, bersih sekaligus sehat. Semoga!***


22 Jan 2023

Mau Tahu, Apa Buah dari Amal Kita?

Mau Tahu, Apa Buah dari Amal Kita?


Setiap hari, kebanyakan kita berusaha atau melakukan rutinitas amal, yang kita yakini pasti berbuah pahala yang akan kita petik di akhirat kelak...

Padahal, kita lupa bahwa banyak diantara manusia kelak merasa rugi dan bangkrut, karena amal yang dia kira bisa dipanen di akhirat, rupanya tidak menghasilkan buah apapun selain penyesalan dan kebangkrutan.

Kenapa bisa demikian? Karena amalnya tidak menghasilkan buah selama di dunia yang dinamakan Akhlakul Karimah.

Setiap amal ibadah sesungguhnya bisa diukur tingkat kesuksesan nya, dengan melihat buah akhlak nya. Jika ia sholat nya rutin, puasanya tidak pernah putus, Umroh tiap tahun, sedekahnya keren, tapi jika kualitas akhlaknya masih buruk, mulutnya masih jahat, sering hasut, menghina, hatinya selalu dengki, iri, pemarah, pendendam, dan lain sebagainya, maka ini jelas amalnya tidak tidak memberikan faedah apapun bagi dirinya. 

Saat di dunia saja, amalnya tidak bisa menolong nya dari perilaku buruk, jahat, hasud, dengki, apalagi saat di akhirat.  Di akhirat kelak, kata nabi, inilah yang dinamakan orang orang yang muflis.

Siapa itu orang yang muflis?. Atau bangkrut. Yakni orang yang datang ke Allah dengan segudang pahala sholat, puasa, zakat, haji dan umrah, dan pahala lainnya, namun, banyak orang akan datang meng-klaim kepadanya karena akhlaknya yang buruk, mulutnya yang jahat karena menyakiti mereka, menghina mereka, memfitnah orang , hatinya yang busuk karena sering hasud, dengki, iri, pamer, pingin dipuji-puji dan lain sebagainya, tangan nya yang jahat sering dipakai untuk membunuh makhluknya Allah, menyakiti, mencuri, dan sebagainya.

Meraka semua akan datang minta ganti rugi kepadanya, Hingga habis sama sekali amalnya, dan dosa dosa orang orang yang meng klaim di akhirat kelak akan ditimpakan kepadanya, sehingga dia bangkrut dan dimasukkan ke dalam neraka nya Allah. Nauzubillah min dzalik.

Nah di sini kita perlu merenung....kenapa sholat kita, puasa kita, dan ibadah lainnya belum mampu menghasilkan buah akhlak yang baik, sehingga saat di dunia,kita dihiasi dengan Akhlak yang baik karena Allah? Ini jadi PR besar kita, dalam berusaha memperbaiki kualitas ibadah kita. Jangan bangga, jangan pamer dengan rutinitas ibadah kita, jika belum menghasilkan buah akhlak yang baik. Tapi justru sembunyilah, perbaikilah dengan serius kualitas sholat kita, sehingga kita benar benar mencapai derajat sholat yang berkualitas. Sholat yang bisa berkomunikasi dengan Allah tanpa penghianatan dan perselingkuhan. Sholat yang berbuah akhlak yang baik saat di dunia. Inilah sholat yang akan berbuah nikmat dan kemenangan di akhirat.

Monas Inspire.