Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

16 Apr 2023

Hal-hal yang Akan Merusak Puasa

Hal-hal yang Akan Merusak Puasa


DIKUTIP dan disiarkan ulang dari tulisan berjudul Perkara yang Membatalkan Puasa yang diposting pada laman https://an-nur.ac.id/ tanggal 1 April 2023 ada beberapa hal yang dapat merusak puasa kita. Dikatakan, puasa adalah salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam di bulan Ramadan. Puasa memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik secara rohani maupun jasmani. Namun, ada beberapa perkara yang dapat membatalkan pahala puasa, meskipun tidak membatalkan puasa itu sendiri. Perkara-perkara tersebut adalah:  

1)Berdusta atau berbohong, dan berkata-kata kotor. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak memerlukan dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari). Oleh karena itu, seorang yang berpuasa harus menjaga lisannya dari perkataan yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan diri sendiri dan orang lain.

2) Menggunjing, mencela, dan mengejek orang lain. Rasulullah SAW bersabda: “Puasa bukanlah (sekadar) meninggalkan makan dan minum, tetapi (juga) meninggalkan perkataan kotor dan perbuatan kotor. Jika seseorang mencelamu atau menyerangmu, maka katakanlah: ‘Aku sedang berpuasa.’” (HR. Ahmad). Seorang yang berpuasa harus menjauhi sifat hasad, dengki, iri hati, dan sombong terhadap orang lain.

3) Berdebat, bertengkar, dan marah-marah. Rasulullah Saw bersabda: “Jika seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berdebat dan bertengkar. Jika ada orang yang mencelanya atau memprovokasinya, maka katakanlah: ‘Aku sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari dan Muslim). Seorang yang berpuasa harus bersikap lembut, sabar, dan tenang dalam menghadapi segala situasi.

4) Melakukan perbuatan dosa dengan anggota tubuh lainnya. Rasulullah Saw bersabda: “Puasa adalah perisai (dari api neraka), maka janganlah kalian merusak perisai itu dengan berbuat dosa.” (HR. Baihaqi). Seorang yang berpuasa harus menjaga pandangannya dari melihat hal-hal yang haram, menjaga telinganya dari mendengar hal-hal yang haram, menjaga tangannya dari menyentuh hal-hal yang haram, dan menjaga kakinya dari melangkah ke tempat-tempat yang haram.

5) Menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merusak. Rasulullah Saw bersabda: “Ada banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus.” (HR. Ahmad). Seorang yang berpuasa harus memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, bersedekah, belajar ilmu agama, dan lain-lain.

Itulah lima hal yang sebaiknya kita camkan dalam hati kita sebagai orang yang berharap puasa yang kita lakukan ini bernilai di sisi Allah Swt. Boleh jadi ada hal-hal buruk lainnya yang juga akan merusakan puasa kita, meskipun tidak membatalkannya. Bagi kita, rusak saja itu juga akan membuat puasa kita sia-sia. Nauzubillah.***
*Sepenuhnya dari: https://an-nur.ac.id/perkara-yang... dengan beberapa tambahan

8 Apr 2023

Taklim Bakda Subuh di Darul Jannah

Taklim Bakda Subuh di Darul Jannah


SUBUH Jumat (07/04/2023, bertepatan 16 Ramadan 1444) ini saya berjamaah salat subuh di Masjid Darul Jannah, Teluk Air, Kecamatan Karimun. Ini pengalaman pertama saya berjamaah subuh, apa lagi hari istimewa, Jumat dan dalam Ramadan di masjid yang lumayan jauh tempatnya. Biasanya saya subuh di masjid dekat rumah saja, Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, Kecamatan Meral. Jika tidak sedang mengikuti kegiatan Safari Subuh, saya tetap di Al-Ubudiyah saja.

Ada misi tertentu, saya ke Darul Jannah pagi ini. Kami --saya dan Mas Samsul Arif, Ketua Harian LPTQ-- ingin bertemu Pak Bupati Karimun, H. Aunur Rafiq yang pagi ini melaksanakan subuhnya di masjid yang dikenal sebagai masjid jamaah (orang) sunnah. Bupati baru saja kembali dari Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umroh. Malamnya, Mas Arif mengajak saya ketemu bupati untuk membicarakan maslah LPTQ, khususnya tentang rencana STQH Tingkat Provinsi Kepri yang akan dilaksanakan di Kabupaten Karimun. Tapi bupati minta kami hadir di masjid Darul Jannah saja.

Catatan pengalaman yang ingin saya berbabgi di sini adalah tentang kesempatan mengikuti taklim bakda subuh yang dilaksanakan di sini. Bukan masalah mengapa harus bertemu K-1 itu. Perihal konsultasi kami dengan bupati, itu bagian penting yang hanya memakan waktu sebentar saja berbanding waktu menyimak pengajian subuh itu. Jelasnya, ketemuan dengan bupati berjalan lancar persis setelah salat subuh. Selesai itu --kurang-lebih lima menit saja-- saya pun menyimak kajian yang disampaikan oleh salah seorang jamaah subuh pagi itu.

Saya melihat sosok penceramah ini masih muda. Mungkin sekitaran 25-30 tahun, umurnya. Saya tak tahu persis. Sebelumnya saya juga belum pernah berjumpa dengannya. Berambut panjang dengan kepala dan rambutnya itu ditutup semacam kain yang lazimnya dipakai ibu-ibu. Kelihatan sekali di dalam penutup kepala itu rambutnya yang panjang.

Meskipun saya melihat lahirnya dia berusia muda, tapi menyimak kajiannya seolah mendengar seorang dewasa setengah usia atau bahkan lebih tua dengan kajiannya yang lebih banyak bicara mati dan kehidupan di akhirat dari pada topik lainnya. Dia, misalnya memulai dengan menyebut kriteria kebahagiaan yang sejatinya dimiliki oleh umat Islam. "Bagaimana sebenarnya bahagia itu?" Begitu pertanyaannya kepada hadirin di majelis taklim itu. Ternyata manusia keliru memandang makna bahagia.

"Firaun menyangka dia akan berbahagia dengan kekuasaannya. Qorun menyangka dia akan bahagia dengan kekayaannya, dst..." dia memberikan beberapa contoh orang atau keadaan yang dikatakan berbahagia tapi sebenarnya itu bukan membawa bahagia. Katanya, bahagia itu sesungguhnya adalah karena amal agama. Bukan karena harta, pangkat, jabatan atau kuasa yang ada.

Bersyukur kita menjadi orang Islam dan beriman kepada Allah. Inilah sebenarnya yang akan membawa kita bahagia. Oleh karena itu dia mengingatkan, marilah kita sempurnakan iman kita dengan memperbanyak ibadah dan amalan kita, katanya. Katanya lagi, "Terkadang kita harus bersatu dengan derita. Kita harus dan ingin belajar bagaimana sempurnakan iman, itu hanya dengan berusaha sekuat tenaga. Oleh karena itu pula jangan lupa mensyukuri nikmat Allah," katanya. 

Ustaz muda ini mengingatkan jamaah yang hadir untuk terus sampaikan kehebatan dan kekuasaan Allah. Hanya Allah yang Maha Kuasa. Ingatlah bahwa setelah mati kita akan hidup abadi untuk pertanggung jawabkan  kehidupan kita. Katanya, kita percaya bahwa untuk dapat syurga perlu memiliki iman. Kita akan kejar akhirat untuk mendapat syurha karena sesungguhnya dunia ini tak ada nilai dibandingkan akhirat. 

Saya terkesima mendengar paparannya yang begitu lancar. Ada banyak pesan-pesan agama yang disampaikannya di depan jamaah yang kebanyakannya adalah orang tua-tua yang sudah sepuh berbanding dia yang kelihatan relatif muda. Bagaimanapun, dalam menuntut ilmu tidaklah penting usia orang yang memberinya tapi bagaimana ilmu yang diberikannya. Saya bersyukur dapat menyimak kajiannya dalam taklim subuh ini.***

27 Mar 2023

Saling Menyampaikan Kebenaran dan Kebaikan adalah Kewajiban

Saling Menyampaikan Kebenaran dan Kebaikan adalah Kewajiban


MALAM keempat, Ramadan 1444 (2023), Sabtu (25/03/2023) saya berkesempatan dan berketepatan tarwih di Masjid Besar Kecamatan Karimun, Masjid Baitul Karim. Untuk ke sana perlu kurang-lebih tujuh menit dari rumah (Wonosari). Agar tidak terlambat saya berangkat dari rumah 15 menit sebelum masuk waktu isya. Khawatir terlambat jika kurang dari itu. Meral (Wonosari) ke Tanjungbalai Karimun (Masjid Baitul Karimun), itu terkadang bisa macet atau terkendala sedikit di jalan karena padatnya kendaraan. Karena harus membawa kendaraan roda empat --karena terkadang hujan-- tidak mudah memacunya untuk laju.

Malam ini kebetulan saya ada jadwal di Masjid Baitul Karim itu. Ini jadwal ketiga sampai malam ini selama Ramadan tahun ini yang saya jalani. Sebelumnya ada jadwal di Masjid Musyahadah, Batulipai (Baran Barat) yang tidak dapat saya isi karena mis informasi. Jadwal kedua di Musalla Baitul Amanah, Bukit Tembak (Sungai Pasir) yang alhamdulillah dapat saya penuhi. Malam ini di Kecamatan Karimun. 

Sampai di masjid Baitul Karimun pengeras suara masih mengumandangkan suara bacaan alquran. Berarti belum masuk waktu isya, kata saya dalam hati. Saya lihat sudah ramai jamaah berdatangan. Saya sudah berwuduk dari rumah, langsung masuk dan sunat tahiyatul masjid dua rakaat. Sambil menunggu waktu saya membaca ayat-ayat yang kebetulan hafal. Hingga azan pun berkumandang setelah sebelum ada pukulan beduk. Selanjutnya salat isya setelah kode waktu iqomah berbunyi.

Sehabis isya kegiatan berikutnya itulah penyampaian tausiah oleh penceramah yang sudah terjadwal. Saya mendapat giliran malam ini, di sini. Dan setelah pembawa acara mempersilakan, saya pun berdiri di podium kecil di bagian depan masjid. Bismillah, saya memulai mengisi tausiah. Istilah yang populer adalah Santapan Rohani Ramadan. Intinya menyampaikan kebaikan dan kebenaran pesan-pesan agama di bulan Ramadan.

Hanya 10-15 menit saja waktu untuk menyampaikan Santapan Rohani Ramadan. Itu sudah ditetapkan pengurus masjid. Diletakkan di meja mimbar penceramah catatan alokasi waktu berceramah itu. Diingatkan begitu, karena terkadang ada juga ustaz yang keenakan berceramah lupa waktunya. Pengurus PMKK (Persatuan Muballigh Kabupaten Karimun) juga berpesan kepada seluruh anggota PMKK bahwa durasi ceramah Ramadan  hanya kurang-lebih 10-15 menit itu.

Tentu saja saya tidak menceramahi jamaah atau hadirin yang ada dalam masjid malam ini. Sebagai muslim yang memang diminta untuk saling menyampaikan pesan-pesan agama, kebetulan saja malam ini adalah giliran saya yang menyampaikannya. Saya hanya menyampaikan pesan-pesan agama yang sesungguhnya sudah sering juga disampaikan para guru, ustaz atau para ulama kita. Mengacu ke buku-buku agama dan sumber utama alquran dan hadits, itulah dasar biasanya menyampaikan pesan-pesan agama.

Tentang perlunya berusaha meraih status 'taqwa' yang saya sampaikan malam ini, misalnya, itu adalah pesan yang sudah sering disampaikan para ustaz. Di bulan Ramadan, kosa kata 'taqwa' malah viral sekali. Dengan mengutip ayat-ayat alquran tentang taqwa kita dapat menemukan pesan-pesan itu. Apalagi, kewajiban puasa yang dijelaskan Allah di Al-Baqarah 183, itu sudah sangat jelas Dia tutup pesan kewajiban berpuasa bagi orang beriman, itu dengan harapan semoga kita (orang berpuasa) menjadi orang bertaqwa. Allah saja mengingatkan kiranya kita bisa menjadi orang bertaqwa.

Ditambah pesan-pesan lainnya, topik perlunya berusaha meraih derajat taqwa, itulah inti Santapan Rohani Ramadan yang sempat saya sampaikan malam ini. Saya percaya, hampir semua jamaah yang hadir itu sudah memahami dan sering mendengar pesan-pesan ini. Tapi kita juga percaya bahwa saling menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan kebenaran itu adalah bagian dari keimanan kita sendiri. Kita tidak boleh mambatasi waktu saling menyampaikan ini. Kapan dan di mana saja, jika ada waktunya, marilah terus saling menyampaikan kebaikan dan kebenaran.*** (Catatan M. Rasyid Nur)

22 Mar 2023

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1444 Kabupaten Karimun

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1444 Kabupaten Karimun


INILAH jadwal imsakiyah Ramadan 1444 (2023) di Kabupaten Karimun. Imsakiyah ini sesuai dengan Jadwal Imsakiyah yang dikeluarkan oleh Badan Hisab Rukyat Kabupaten Karimun tahun 2023. Pada jadwal ini tercantum jadwal-jadwal waktu salat lima waktu dan jadwal imsak itu sendiri. Lebih detailnya silakan telusuri,





Semoga Daftar itu dapat bermanfaat untuk pedoman kita berpuasa pada tahun 2023 ini.

21 Mar 2023

Majelis Ilmu Al-Busyro: Menerima Nikmat Allah Sepenuh Hati

Majelis Ilmu Al-Busyro: Menerima Nikmat Allah Sepenuh Hati


PADA subuh Senin (20/03/2023) ini jamaah Musolla Al-Busyro, Rumah Dinas Bupati Karimun mendapat wejangan singkat berupa Kultum Subuh dari Ustaz Hasan Azhari. Jamaah subuh pagi ini, selain bupati, asisten bupati dan staf ahli juga hadir beberapa orang kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan beberapa orang Ketua Ormas Kabupaten. Secara khusus, kehadiran jamaah subuh kali ini adalah memenuhi undangan bupati untuk kenduri dan doa selamat dari Baznas Kabupaten Karimun. 

Ketua Baznas Kabupaten Karimun, Drs. H. Nasrial memberi tahu bahwa untuk jamaah subuh kali ini memang ada hajat khusus dari keluarga besar Baznas Kabupaten Karimun atas telah selesainya perbaikan Ambulan Laut Baznas Kabupaten Karimun yang sebelumnya sempat rusak berat karena kecelakaan. Pada sepatah kata pagi itu dia mengulang kembali bahwa hajat Baznas pagi ini adalah untuk memberikan doa selamat atas selesainya perbaikan ambulan itu. 

Ustaz Hasan Azhari yang diminta memberikan tausiah singkat setelah sambutan singkat bupati berbicara perihal nikmat Allah kepada umat. Menerima nikmat Allah tidak akan ternilai oleh manusia, katanya.  Maksudnya setiap nikmat yang diberikan Allah kepada kita, sangatlah besar nilainya. Tidak akan dapat kita hargai, katanya. "Sekecil apapun nikmat Allah menurut penilaian kita, itu tidak akan bisa dibanding dengan apa yang bisa kita dapatkan atau lakukan sendiri. Maka yang terbesar sesungguhnya hanyalah nikmat Allah." Untuk itu dia mengingatkan jamaah untuk menerima nukmat Allah itu dengan iringan syukur yang sebesar-besarnya.

Bagaimana kita mempraktikkan rasa syukur atas nikmat Allah? Ustaz Hasan mengajak jamaah agar lebih menyibukkan diri dalam ketaatan kepada Allah. Apapun yang dilakukan, semua itu kembalikanlah sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah. Tidak hanya ibadah seperti salat, puasa dan lainnya itu saja yang dikaitkan dengan bentuk ketaatan kepada Allah. Tapi setiap tindakan dan perbuatan kita hendaknyalah terkait dengan ketaatan kepada Allah. Maka kita tidak akan melakukan pelanggaran aturan dalam setiap tindakan. Begitu dia mengingatkan.

Lebih jauh Ustaz Hasan mengingatkan juga bahwa janji yang pasti hanya dari Allah. Kalau kita berjanji kepada isteri belum tentu bisa dipenuhi. Tapi janji Allah akan melindungi kita pasti Allah tunaikan. Untuk itu ustaz mengingatkan pula, "Jika berjanji ucapkanlah insyaallah agar tidak dicatat sebagai ingkar janji ketika ternyata Allah belum merestui janji kita bisa terwujud," ingatnya. 

Contoh janji Allah, misalnya dipelihara orang salat subuh, orang yang memelihara agama Allah maka dia akan diberi ketenangan, dipelihara dari fitnah dan bentuk pemeliharaan lainnya. Katanya lagi, agama adalah cahaya maka hadirkanlah agama di dalam hati agar hati terus mengarahkan kita sesuai dengan tuntunan agama.

Sungguh beruntung jamaah subuh ini karena mendapatkan banyak pengetahuan pengalaman agama dari ustaz Hasan Azhari. Bagaimanapun, segalanya tentu tergantung kepada jamaah, apakah semua pelajaran yang diberikan dapat terserap atau tidak. Dan jika sudah terserap, apakah akan dapat diamalkan atau tidak, jamaah jua yang akan menentukannya ***

1 Mar 2023

Meluruskan Niat Ber-MTQ

Meluruskan Niat Ber-MTQ


SALAH satu harapan peserta dalam ber-MTQ (Musbaqah Tilawatil Quran) atau STQ (Seleksi Tilawatil Quran) adalah memperoleh juara. Ingin menjadi peserta terbaik. Tentu saja itu normal dan baik-baik saja. Tidak ada salahnya jika ingin menjadi juara dalam setiap lomba dalam MTQ atau STQ. Namanya juga kompetisi atau lomba, tentu ada pemenangnya. Dan setiap peserta ingin menjadi pemenang.

Sesungguhnya, baik peserta maupun penyelenggara MTQ/ STQ pasti memiliki harapan yang sama, menjadi dan mencari yang terbaik di setiap helatan MTQ atau STQ. Hanya, kalau peserta semata ingin menjadi yang terbaik (juara) untuk dirinya, sedangkan penyelenggara mempunyai harapan selain mencari juara untuk setiap orang dalam setiap cabang/ golongan juga ingin menjadi terbaik dalam penyelenggaraan MTQ atau STQ itu sendiri. 

Jadi, ada sedikit perbedaan. Peserta semata untuk diri dan daerahnya sementara penyelenggara selain ingin mengetahui siapa diantara sekian banyak peserta yang akan dinyatakan peserta terbaik, sekaligus ingin pelaksanaannya juga menajdi terbaik. Itulah adalah harapan dari pelaksanaan lomba membaca atau mensyiarkan alquran. 

Lazimnya MTQ atau STQ yang dilaksanakan pada tingkat (level) tertentu akan berlanjut pada tingkat selanjutnya atau tingkat di atasnya. Para pemenang itulah yang akan ber-MTQ atau ber-STQ kembali di satu tingkat di atasnya. Pemenang di desa/ lurah akan berlomba di kecamatan. Pemenang Tingkat Kecamatan akan berlomba di kabupaten dan seterusnya. Sekali lagi, harapan menjadi pemanang di setiap tingkat, itu adalah hal lumrah. Keinginan semua orang.

Menjadi persoalan adalah jika motivasi berlomba diawali dengan niat yang salah. Tidak lagi bersinggungan dengan ibadah. Sejatinya, karena lomba membaca atau memahami alquran adalah bagian dari ibadah dan syiar agama, maka sesungguhnya niat yang tepat dalam setiap lomba adalah untuk syiar dan ibadah itu sendiri. Jangan berniat untuk semata menjadi juara yang lalu dalam pelaksanaannya dapat melanggar ketentuan. Sudah sering terjadi, tersebab karena semata mengejar juara maka terjadilah kekeliruan dan kecurangan. Nauzubillah. Mari diluruskan niat ber-MTQ atau ber-STQ.*** 
(M. Rasyid Nur - Wakil Ketua Harian LPTQ Karimun)

24 Feb 2023

Mempertahankan Salat Subuh Berjamaah

Mempertahankan Salat Subuh Berjamaah


BAKDA subuh Jumat (24/02/2023) ini para jamaah subuh di musollah/ surau Rumah Dinas Bupati Karimun mendapatkan siraman rohani dari Ustaz Hasan Azhari. Tausiah singkat itu sangat bekesan bagi jamaah yang hadir karena materinya lebih banyak menyoroti masalah salat, khususnya salat berjamaah. Kebetulan masih di awal Syakban yang beberapa hari lalu kita memperingati Israk Mikraj. Jadi, topik salat ini menjadi tepat dibicarakan ustaz Hasan karena salah satu spesifik Israk-Mikraj adalah penjemputan kewajiban salat oleh Nabi ke hadapan Allah secara langsung.

Ustaz Hasan memulai ceramah singkatnya dengan pertanyaan, apakah kita malam tadi (maksudnya Kamis, malam Jumat.pen) mengisi waktu untuk beribadah? Apakah sesudah salat Isya kita langsung tidur atau menyempatkan diri untuk beribadah? Apakah kita terbangun tengah malam? Itulah beberapa pertanyaan yang dia jawab sendiri. 

Katanya, "Andaikan kita mengisi waktu itu dengan ibadah, maka beruntunglah kita. Memang tidak rugi (berdosa) jika kita tidak menambah ibadah lain di luar kewajiban," jelasnya. Lalu ustaz menguraikan hikmah dan kaitan salat subuh di awal diwajibkannya salat sepulang Nabi Muhammad dari perjalanan Israk-Mikraj. Kata Ustaz Hasan, meskipun salat pertama setelah peristiwa Israk adalah salat zuhur, namun dikatakan dalam sejarah bahwa salat zuhur pertama itu belum seperti sekarang. Lalu salat asar, magrib dan Isya. Salat subuhlah kesempurnaan salat diajarkan.
Salat subuh adalah ibu dari salat itu sendiri. Salat subuh sangatlah penting. Inilah salat yang menjadi patokan apakah kita dapat disebut sebagai taat dalam menunaikan salat atau tidak. "Apalagi pagi ini adalah salat subuh di pagi Jumat. Salat yang penuh berkah." Begitu Ustaz Hasan menguraikan. Dia mengulang sejarah tentang seorang yang begitu mengutamakan salat berjamaah di waktu subuh.

Abdullah Ibnu Makhtum yang buta pernah bertanya kepada nabi, apakah harus ke masjid juga sementara dia tidak bisa melihat. Ternyata Nabi juga menyuruhnya ke masjid untuk berjamaah selagi masih terdengar suara azan dari rumahnya. Dikatakan dalam sejarah, kata Ustaz bahwa Ibnu Maktum harus menggunakan tali dari rumah ke masjid agar tidak sesat jalan ke masjid.

Kata Ustaz lagi, Ibnu Maktum pernah terjatuh tiga kali ketika akan ke masjid. Hikmahnya, jatuh pertama adalah untuk menghapus dosa dirinya sendiri. Jatuh untuk kedua kali adalah untuk terhapusnya dosa orang tua dan keluarganya. Ketika akan terjatuh untuk yang ketiga kali, kata Ustaz tiba-tiba ada seseorang menolongnya. Dia tidak jadi terjatuh. Sesungguhnya jika dia terjatuh juga itu akan menyebabkan diampuninya dosa penduduk Madinah.

Ternyata sosok yang menolong ketika akan jatuh yang ketiga kali itu adalah syaitan. Ternyata syaitan tidak rela dosa orang se-Madinah diampuni Allah. Karena Ibnu Maktum dapat meneruskan salat subuh ke masjid maka rencana ampunan dosa seluruh orang Madinah itu urung diberikan Allah. Inilah karakter iblis. Dia tidak rela manusia tidak berdosa.

Pesan yang menajdi tekanan dari Ustaz Hasan Azhari adalah bahwa kita sebagai umat Islam hendaklah mementingkan salat berjamaah, terutana salat subuh ke masjid. Jangan ada alasan untuk tidak datang ke masjid.***

10 Feb 2023

Dighibah, Tak Rugi, Malah Dapat Lebih

Dighibah, Tak Rugi, Malah Dapat Lebih

Foto Google (editing)



DIGHIBAH artinya digunjingkan. Ghibah yang berasl dari Bahasa Arab artinya gunjing. Maksudnya gunjingan buruk oleh seseorang atau beberapa orang kepada orang lainnya sementara orang yang digunjingkan itu tidak ada di situ. Tidak semua orang bisa menerima jika digibah.

Apakah kita perlu takut atau khawatir jika digibah? Kata para ulama, dengan menyitir hadits Nabi tentang orang suka mengghibah, justeru penggibah itu yang malah merugi. Artinya kita yang dighibah tak usah marah. 

Seperti dikatakan dalam salah satu hadits yang maknanya begini, 

“Muflis (pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak), maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”. (HR. Muslim) 

Berdasarkan hadits itu, jika kita dighibah, maka seharusnya kita tenang dan tak perlu marah. Kita setuju pula dengan uraian  dr. Raehanul Bahraen yang diposting pada laman hainews.id hari Jumat (10/02/2023) yang memberikan semangat kepada orang yang mendapat ghibah supaya tak usah marah. Seperti diuraikannya berikut, bahwa orang yang dighibah itu,
1) Mendapat pahala tanpa beramal. Orang yang dighibah akan mendapat pahala di hari kiamat dari yang meng-ghibahinya; 

2) Menunjukkan bahwa kekurangan kita dibicarakan apalagi kelebihan kita. Artinya hebat, kita;

3) Mengurangi dosa. Maksudnya, jika pahala peng-ghibah habis, maka dosa kita diberikan lagi kepadanya sebagai pengganti/ balasan ghibah yang dilakukannya; 

4) Ghibah hanyalah kata-kata, bukan pedang dan bukan pula sebuah pengaruh. Takkan berpengaruh pada baik-buruk kondisi kita. Jadi, tetaplah beramal dan jadi diri sendiri; 

5) Sebenarnya peng-ghibah lebih sengsara. Rasa hasad membuat peng-ghibah menghabiskan waktunya memikirkan orang yang dighibahnya. Bisa jadi tidurnya tidak nyenyak, dada semakin sesak setiap mendengar kesuksesan kita. Dan mungkin masih banyak lagi kerugian yang akan diderita pengghibah, sebaliknya banyak lagi keuntungan yang akan diterima orang yang dighibah. 

Kalau begitu, dighibah itu rugi atau untung? Justeru beruntung dari sisi agama. Maka marilah bersabar jika kebetulan orang suka mengghibah kita.***

9 Feb 2023

Ketika Musibah Datang Siapkah Kita

Ketika Musibah Datang Siapkah Kita

Foto Insertlive.com

Catatan Mohammad Nasruddin
KETIKA gempa bumi dahsyat yang bisa merobohkan gedung tinggi bisa terjadi di Turki secara tiba-tiba, maka gempa yang sama sangat mungkin terjadi di tempat kita duduk, tempat kita bekerja atau tempat kita beraktivitas sekarang ini. Semua bisa saja terjadi. Bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Lalu kita bertanya, pernahkah kita membayangkan, bagaimana jika detik ini tiba-tiba guncangan hebat itu kita rasakan, dan langsung menghancurkan gedung-gedung dimana kita berada. Lalu menenggelamkan kita bersama reruntuhan. Adakah kita membayangkan itu? (Naudzubillah min dzalik) 

Bencana itu sangat mungkin terjadi kepada siapapun secara tiba-tiba dan dalam bentuk apapun. Saat itu terjadi tidak ada yang bisa menghalangi dan melindungi kita. Jalan terakhir yang bisa kita lakukan hanyalah pasrah dan berserah diri. Sama sekali tidak akan bisa dielakkan. 

Maka sebelum semua itu terjadi, kita ingat pesan orang tua, pesan guru-guru kita, pesan para ustaz dan pesan agama, banyak-banyaklah berzikir. Diperbanyak membaca la ilaha illallahu  wahdahu la syarikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumitu wahuwa ala kulli syaiin qodir. 

InsyaAllah sikap sadar bahwa Dia yang menghidupkan, Dia yang mematikan, Dia berkehendak atas segala sesuatu akan mampu mengikis sifat sombong dalam diri kita. Kita berharap dan berusaha kiranya kita bisa menjauhi sifat angkuh dalam diri kita, sifat jahat dan fasik dalam diri kita. Sifat itu akan menenggelamkan kita ke lobang azab dari Allah.

Terakhir, jangan sampai pelajaran besar dari Allah tidak bisa kita tangkap, dan berlalu begitu saja. Sesungguhnya semua yang terjadi adalah pelajaran bagi kita semuanya. Kita berduka atas musibah Turki tapi kita juga menyadarkan diri kita bahwa musibah dapat datang kapan saja.***

Monas Inspire.

27 Jan 2023

Bagaimana Tata Cara Mandi Rasulullah agar Ada Hikmah Sehat?

Bagaimana Tata Cara Mandi Rasulullah agar Ada Hikmah Sehat?


TERNYATA mandi, selain membersihkan badan, juga bisa untuk mengatasi penat pikiran akibat kesibukan. Kesibukan yang dapat menguras dan membuat penat pikiran ternyata dapat disegarkan dengan mandi. Menyitir tulisan berjudul Tata Cara Mandi Rasulullah SAW, Baik untuk Menjaga Kesehatan di laman hajinews.id hari Jumat (27/01/2023) ini menjelaskan bagaimana Rasulullah mandi dan menjadikan mandi sebagai cara untuk menjaga kesehatan.

Kita meyakini bahwa Rasulullah adalah panutan dan tauladan bagi umat Islam di seluruh dunia. Nabi Muhammad, ini selama hidupnya memberikan contoh mandi yang benar dan menjadikan tubuh belyau menjadi sehat. Rasulullah Saw mengajarkan umat bagaimana adab dan cara mandi yang benar dan itu sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Dalam tulisan itu, hajinews.id menjelaskan bahwa Habib Luthfi mengunggah akun facebook Kamilah_Irma9, mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak langsung byur mandi, tetapi ada tata cara yang dilakukannya untuk menjaga kesehatan tubuh dalam proses mandi itu. Mengutip tulisan itu, “Rasulullah Saw, kalau mandi kakinya dulu disiram, biar netral. Dia tidak langsung mandi dengan menyiram seluruh tubuhnya. Yang disiramnya pertama adalah kakinya supaya hangatnya ini merata.
Cara ini akan menyebabkan dari ubun – ubun kepala seperti keluar asap atau hangatnya itu keluar secara baik. Setelah itu nabi mengajarkan agar jangan lupa mendahulukan bagian sebalah kanan. Itulah istimewanya,” papar Habib Luthfi sebagaimana dijelaskan melalui akun facebook itu..

Habib Luthfi juga menyampaikan bahwa Rasulullah Saw. ketika masuk ke kamar mandi juga menduhulukan melangkahkan kaki kiri, karena itu tanpa kita sadari ternyata sangat membantu dalam menjaga kesehatan. “Mengapa setiap masuk ke kamar mandi harus kaki kiri terlebih dahulu, karena kaki kiri ternyata berhubungan dengan paru – paru sebelah kanan. Tapi kalau kaki kanan hubungannya ke jantung langsung,” jelas Habib Luthfi seperti terbaca dalam tulisan.

Kita juga diberi kesehatan oleh Allah Swt sekiranya ada bakteri – bakteri, virus dan lain sebaginya yang ada di kamar mandi dan tidak kita ketahui telah ditangkal terlebih dahulu oleh paru – paru sebelah kanan. Dengan kita masuk kamar mandi menggunakan kaki kiri, begitu kaki kanan mengayuh, terhempaslah semuanya yang sebetulnya masuk ke jantung. Kata Habib Luthfi lagi, “Terkadang ada orang mendadak meninggal di kamar mandi, tidak bisa apa – apa, apa sebabnya, boleh kita selidiki itu pertama masuk ke kamar mandi tidak mendahulukan kaki kiri.” 

Itulah megapa pentingnya kita memperhatikan adab ketika mandi dan masuk ke dalam kamar mandi dengan berdoa dan melangkahkan kaki kiri terlebih dahulu, serta menyiram telapak kaki, kemudian betis, terus naik ke atas agar kesehatan tubuh kita tetap terjaga. Cara mandi begini adalah cara mandi yang diajarkan Nabi untuk dapat mengambil manfaat, bersih sekaligus sehat. Semoga!***


22 Jan 2023

Mau Tahu, Apa Buah dari Amal Kita?

Mau Tahu, Apa Buah dari Amal Kita?


Setiap hari, kebanyakan kita berusaha atau melakukan rutinitas amal, yang kita yakini pasti berbuah pahala yang akan kita petik di akhirat kelak...

Padahal, kita lupa bahwa banyak diantara manusia kelak merasa rugi dan bangkrut, karena amal yang dia kira bisa dipanen di akhirat, rupanya tidak menghasilkan buah apapun selain penyesalan dan kebangkrutan.

Kenapa bisa demikian? Karena amalnya tidak menghasilkan buah selama di dunia yang dinamakan Akhlakul Karimah.

Setiap amal ibadah sesungguhnya bisa diukur tingkat kesuksesan nya, dengan melihat buah akhlak nya. Jika ia sholat nya rutin, puasanya tidak pernah putus, Umroh tiap tahun, sedekahnya keren, tapi jika kualitas akhlaknya masih buruk, mulutnya masih jahat, sering hasut, menghina, hatinya selalu dengki, iri, pemarah, pendendam, dan lain sebagainya, maka ini jelas amalnya tidak tidak memberikan faedah apapun bagi dirinya. 

Saat di dunia saja, amalnya tidak bisa menolong nya dari perilaku buruk, jahat, hasud, dengki, apalagi saat di akhirat.  Di akhirat kelak, kata nabi, inilah yang dinamakan orang orang yang muflis.

Siapa itu orang yang muflis?. Atau bangkrut. Yakni orang yang datang ke Allah dengan segudang pahala sholat, puasa, zakat, haji dan umrah, dan pahala lainnya, namun, banyak orang akan datang meng-klaim kepadanya karena akhlaknya yang buruk, mulutnya yang jahat karena menyakiti mereka, menghina mereka, memfitnah orang , hatinya yang busuk karena sering hasud, dengki, iri, pamer, pingin dipuji-puji dan lain sebagainya, tangan nya yang jahat sering dipakai untuk membunuh makhluknya Allah, menyakiti, mencuri, dan sebagainya.

Meraka semua akan datang minta ganti rugi kepadanya, Hingga habis sama sekali amalnya, dan dosa dosa orang orang yang meng klaim di akhirat kelak akan ditimpakan kepadanya, sehingga dia bangkrut dan dimasukkan ke dalam neraka nya Allah. Nauzubillah min dzalik.

Nah di sini kita perlu merenung....kenapa sholat kita, puasa kita, dan ibadah lainnya belum mampu menghasilkan buah akhlak yang baik, sehingga saat di dunia,kita dihiasi dengan Akhlak yang baik karena Allah? Ini jadi PR besar kita, dalam berusaha memperbaiki kualitas ibadah kita. Jangan bangga, jangan pamer dengan rutinitas ibadah kita, jika belum menghasilkan buah akhlak yang baik. Tapi justru sembunyilah, perbaikilah dengan serius kualitas sholat kita, sehingga kita benar benar mencapai derajat sholat yang berkualitas. Sholat yang bisa berkomunikasi dengan Allah tanpa penghianatan dan perselingkuhan. Sholat yang berbuah akhlak yang baik saat di dunia. Inilah sholat yang akan berbuah nikmat dan kemenangan di akhirat.

Monas Inspire.

10 Jan 2023

Buya Sinambela: Tiga Kelompok Masuk Neraka dari Empat kelompok yang Ada

Buya Sinambela: Tiga Kelompok Masuk Neraka dari Empat kelompok yang Ada

 

PADA pertemuan bulanan IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kabupaten Karimun hari Ahad (08/01/2023) lalu juga dilaksanakan tausiah agama yang disampaikan oleh Buya Abadul Wahab Sinambela, Sebagaimana pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, acara Pertemuan Bulanan Haji PD (Pengurus Daerah) IPHI Kabupaten Karimun selain dimaksudkan sebagai ajang silaturrahim antara sesama anggota IPHI juga untuk menambah ilmu dan wawasan keagamaan. Salah satunya dengan mengundang penceramah untuk memberikan tausiah. Dengan begitu tujuan IPHI untuk mewujudkan haji mabrur sepanjang hayat dapat diwujudkan.

Pada pertemuan awal tahun ini Buya Sinambela yang sering memberikan ceramah pada kegiatan IPHI memberikan tausiah dengan tema Keyakinan dalam Bertauhid yang membahas topik qodho dan qodar. "Akidah hendaklah dimulai dari tauhid karena tauhid itulah akidah itu sendiri," jelasnya. Buya memberikan penekanan tentang pentingnya memahami dan menghayati akidah yang benar sesuai ulama ahlussunnah waljamaah.

Kata buya, ada empat kemungkinan keyakinan atau i'tikad manusia berkaitan qodho dan qodar. "Dari empat keyakinan atau i'tikad itu hanya satu yang diterima, tiga lainnya akan masuk neraka," tegasnya. Lalu Sinambela bertanya, apa yang empat itu? Satu, meyakini satu kejadian itu semata-mata hanya kejadian tanpa ada sangkut-pautnya dengan Tuhan. Dia mencotohkan, itiqod kepada api dengan tabiatnya bisa membuat hangus dengan sendirinya; lalu contoh lainnya, pisau mempunyai tabiat membuat luka. Keyakinannya mutlak kekuatan api atau pisau semata. Kata Sinambela, keyakinan seperti ini kategorinya kafir.

Kedua, meyakini ada campur tangan Allah di atas kekuatan api atau pisah. Keykainan ini menganggap api memang bisa menghanguskan dan pisau bisa melukakan tapi Allah yang mengizinkan. Kata buya, sikap seperti ini disebut fasiq yaitu orang yang direndahkan di depan Allah. Sebabnya karena menganggap api membuat hangus dan pisau membuat luka meskipun diyakini pula atas izin Allah kepada pisau atau kepada api itu. 

I'tikad atau keyakinan ketiga adalah meyakini bahwa Allah memberikan kekuatan kepada api untuk buat hangus sehingga api itu mutlak berkekuatan untuk membuat hangus atau terbakar. Keyakinan ketiga ini meyakini bahwa api jika membakar mesti membuat hangus. Begitu pula pisau akan membuat luka karena Allah telah memberinya kekuatan untuk itu. Kata buya, sikap seperti ini juga tidak benar dan termasuk kategori fasiq juga. Artinya akan tetap masuk neraka walaupun kemungkinan dengan keimannya dia akan dimasukkan juga ke syurga.

Keyakinan keempat adalah bahwa setiap kejadian itu semata hanya karena Allah. I''tikad ini meyakini bahwa kekuatan api atau kekuatan pisau yang dicontohkan itu bukanlah karena api atau karena pisaunya. "Api menghanguskan adalah karena kekuatan Allah dan pisau membuat luka juga karena Allah. Api dan pisau sama sekali tidak menghanguskan atau tidak melukakan," jelasnya. Dia mencontohkan ketika Ibarahim dilemaprkan ke dalam api oleh Nambrut, apinya tidak membuat Ibrahim terbakar karena Allah tidak membuat api itu berkekuatan membakar. 

Sikap keempat inilah yang benar dan sesuai dengan konsep tauhid ulama ahlussunnah waljamaah. Inilah yang dikatakan sebagai akidah yang benar, akidatunnajiah. Dan keyakinan terakhir ini pula yang akan diterima dan orangnya akan dimasukkan ke dalam syurga. Segalanya karena Allah, hanya Allah memilih waktu dan tempatnya untuk memberikan kekuatan itu. Jadi, itu semata Allah sendiri, tidak ada unsur lain dalam kekuatan itu. Buya mengingatkan kembali bahwa qodho itu adalah ketentuan sebelum terjadi sedangkan taqdir adalah ketentuan sudah terjadi. Begitulah kita mengimani qodho dan qadar, katanya mengakhiri tausiah.*** (Catatan M. Rasyid Nur)

6 Jan 2023

Ustaz H. Azwardi: Istighfarlah Sebelum dan Sesudah Salat Agar Salatnya Diterima

Ustaz H. Azwardi: Istighfarlah Sebelum dan Sesudah Salat Agar Salatnya Diterima


KAJIAN Islam dalam kegiatan Wirid Malam Jumat di Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, Meral, Kamis (05/01/2023) malam membahas berbagai hal. Salah satu topik yang ditekankan oleh Ustaz H. Azwardi yang menjadi penceramah malam itu adalah tentang penerimaan ibadah oleh Allah. Ada kekhawatiran diterima atau tidaknya ibadah kita sehari-hari, khususnya salat wajib yang rutin dilaksanakan minimal lima kali dalam satu hari-semalam.

Karena salat adalah ibadah utama, ibadah sebagai kewajiban melaksanakan tiang agama, maka kekhawatiran akan diterima atau tidaknya salat oleh Yang Maha Kuasa adalah sesuatu yang wajar. "Kita boleh takut, apakah salat kita ini akan diterima Allah atau tidak?" Demikian ustaz menjelaskan dalam tausiahnya.

Oleh karena itu, dia memberikan pesan, bagaimana agar salat itu diterima Allah. Bagimana? Dia bertanya dan mengutip hadits Nabi. Kata Ustaz Azwardi, salah satu ikhtiar kita agar salat kita diterima adalah dengan beristighfar. "Kita mesti beristighfar sebelum salat minimal tiga kali dan begitu juga setelah salat," katanya.

Orang yang tidak beristighfar sama sekali dalam salatnya, Allah menganggap kita itu adalah orang yang sombong. Tidak mau meminta ampun dan meminta diampuni dosa-dosa. "Itu namanya kita orang sombong," tegasnya dalam ceramah kurang-lebih satu jam itu. Benar ustaz itu saya kira, jika kita sudah sombong di hadapan Allah tentu saja tidak akan ada ampunan dari Allah untuk kita. Pasti pula ibadah (salat) kita tidak akan diterimanya. Nauzubillah!***

9 Des 2022

Pesan Agama, Jadilah Orang Pemaaf

Pesan Agama, Jadilah Orang Pemaaf


MENDAPAT perlakuan tidak menyenangkan akan menimbulkan rasa tidak senang. Ini manusiawi. Setiap kita punya rasa. Karena rasa pula timbul respon rasa yang kurang lebih sama dengan rasa yang diterima. Tidak berlebihan jika orang tidak merasa senang ketika mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan.

Mengutip tulisan berjudul Hikmah Malam: Jadilah Pemaaf yang diposting di laman hajinews.id hari Kamis (08/12/2022) dengan menyitir Al-Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah yang mengatakan, “Yang wajib atas orang yang berakal adalah selalu berlapang dada dan memaafkan ketika datang perbuatan buruk terhadap dirinya dari seluruh dunia, dalam rangka mengharapkan pemaafan dari Allah atas berbagai kejahatan yang telah dia lakukan pada hari-harinya yang telah lalu,” memberikan pesan kepada kita hendaklah menjadi orang pemaaf. 

Konsekuensi menjadi orang pemaaf adalah menjauh dari sifat pendendam. Sifat pendendam wajib ditinggalkan. Artinya sifat dendam tidak boleh ada pada orang yang mempunyai sifat pemaaf. Klier, begitu. 

Sikap dendam adalah sikap yang akan menjauhkan kita dari sifat pemaaf. Inilah hikmah pertama yang akan didapatkan dari sifat tak pendendam, bahwa sifat pemaaf akan selalu bersamanya. Menurut para alim-ulama, orang yang pendendam akan mewariskan kehinaan dari dendam yang dia lakukan. Nauzubillah.

Mengutip makna sebuah hadits,  “Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba dengan sifat pemaaf kecuali bertambah mulia,” nyata bagi kita bahwa dengan sifat pemaaf kita pun akan mendapatkan status mulia di sisi Allah. Mulia atas penilaian manusia saja sudah begitu membanggakan, betapatah lagi mulia yang ditetapkan Allah. Akankah kita menginginkannya? Maka jalannya marilah menjadi orang pemaaf.***

8 Des 2022

Mari Tetap Berdoa untuk Terwaujudnya Rencana Kita Sesuai Rencana-Nya

Mari Tetap Berdoa untuk Terwaujudnya Rencana Kita Sesuai Rencana-Nya

Foto Google

SATU hal ini kita tahu pasti. Setiap orang, setiap kita atau siapa saja ada rencana. Ada yang ingin kita dapatkan, lalu kita berikhtiar melakukan. Dan usaha serta ikhtiar, itu pasti diawali oleh satu rencana  kita. Tanpa rencana, ikhtiar itupun tidak akan ada. Tidak akan berhasil, malah.

Benar bahwa tidak selalu setiap rencana akan terlaksana sebagaimana keinginan kita. Sebagai orang beragama (Islam) sudah jelas kita pahami dan yakini. Rencana kita, hamba-Nya akan terkait pula dengan rencana Allah. Allah menegaskan bahwa setiap orang membuat rencana. tapi Allah pun membuat rencana; dan sebaik-baik rencana adalah rencana Allah. Ini pernyataan-Nya dalam alquran.

Satu hari mungkin kita mau mengerjakan satu pekerjaan. Membuat tulisan, misalnya. Ternyata saat waktu yang sudah direncanakan ada kendala. Jaringan internet trobol, umpamanya. Otomatis menulis secara online yang sudah direncanakan akan gagal. Jika selama ini sudah rutin pada jam dan hari tertentu adalah jadwal menulis kita, kali ini tidak bisa disebabkan oleh tidak connect jaringan internet kita.

Bagi kita yang masih memiliki alternatif seperti menggunakan HP yang masih aktif karena kuota data internet masih ada, tentu saja keadaan itu tidak akan sampai membuat rencana gagal total. Hanya berubah sedikit, dari rencana menulisnya di laptop dengan jaringan wifi berpindah ke HP dengan kuota data. Belum lagi jika belum terbiasa, mungkin akan terasa sulit juga menulis di HP itu.

Saya hanya ingin menegaskan ulang bahwa rencana kita akan terkait dengan rencana Dia, Sang Maha Perencana, Allah Swt. Jika rencana kita mendapat restu, artinya rencana kita sejalan dengan rencana-Nya. Jika belum maka kemungkinan besarnya adalah bahwa rencana kita tidak akan terlaksanaka pada saat yang kita targetkan. Lalu? Berdoa adalah cara mulia yang dianjurkan Allah. Semoga saja dengan doa itu Allah akan ijabah dan rencana kita dapat terlaksana. 

Bersykurlah, ketika doa kita diijabah kita akan dapat menghasilkan sesuatu sesuai dengan rencana itu sendiri. Jika sebaliknya, pun tetap kita bersykur karena pasti ada hikmah lain yang dikandung oleh keadaan itu. Pastinya, jika kita ikhlas berdoa dengan tuturan kalimah thoyyibah, otomatis bacaan itu akan mendapat pahala juga dari Allah. Wallohu a'lam.***

2 Nov 2022

Peringatan Maulid Nabi Bersama Tabligh Akbar Derry

Peringatan Maulid Nabi Bersama Tabligh Akbar Derry


SORE Ahad, 30 Oktober 2022, waktu itu tepat pukul 16.50. Tali pengikat kapal Karunia Jaya sudah dilepas. Rombongan Pemda Kabupaten bersama toga-tomas yang membawa bintang tamu yang akan mengisi acara peringatan Maulid Nabi di Tanjungbatu, Kundur yaitu Ustaz Derry Sulaiman meninggalkan pelabuhan Tanjungbalai Karimun. Rombongan akan mengisi acara Nada dan Dakwah Bersama Derry Sulaiman bersempena Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Setelah satu jam mengharungi laut Tanjungbalai-Kundur, tepat pukul 17.50 kapal yang membawa 50-an orang dari Kabupaten merapat di Pelabuhan Tanjungbatu Kundur. Semua penumpang langsung naik ke dermaga dan di atas pelabuhan telah berjejer mobil panitia kegiatan menanti. Bupati dan pejabat kabupaten, Ustaz Derry dan rombongan serta seluruh rombongan berangkat menuju lokasi Islamic Center, Tanjungbatu, Masjid Hijir Ismail. Mengingat waktu magrib sudah akan masuk, tidak ada yang menyianyiakan waktu. Semuanya langsung ke Masjid Kabupaten itu.

Setelah solat magrib, dilanjutkan makan malam bersama di Aula Islamic Center Masjid Hijir Ismail. Sebagian rombongan menduduki kursi-kursi dengan meja bulat yang di atasnya sudah terhidang nasi dan lauk-pauknya. Sebagian lainnya mengambil nasi dan lauknya pada meja parasmanan yang disediakan panitia. Menu asam pedas dan beberapa menu lainnya membuat selera makan malam itu meningkat. 

Selepas makan malam, sambil menunggu waktu isya sebagian rombongan duduk di kantin di sebelah timur aula. Merokok atau minum kopi dan atau teh adalah aktifitas yang dibuat di sini. Tapi sebagian rombongan bercengkerama dengan tuan rumah, masyarakat Tanjungbatu. Hingga masuklah waktu solat isya. Isya di tempat yang sama, Masjid Hijir Ismail. Imam yang sama dengan bacaan yang begitu fasih dan lagu yang mendayu, membuat makmum bertambah khusyuk. Setelah isya dilanjutkan ke Balai Pemuda untuk acara pokok. Di sinilah acara Tablig Akbar dengan label Nada dan Dakwah Derry Sulaiman bersama rombongannya. 

Ada catatann menarik malam ini. Menjelang akan dimulai acara, sekitar pukul 20.00 hujan tiba-tiba turun. Mula-mula gerimis. Lalu kian lebat dan benar-benar lebat menderu menyiram tenda acara. Masyarakat yang tadinya berdiri di luar tenda harus masuk ke tenda. Undangan VIP yang melihat masyarakat kian padat di bawah tenda, lalu naik ke pentas agar masyarakat bisa ke bawah tenda. Bupati dan rombongan undangan dari Karimun semuanya duduk di atas pentas. Kursi-kursi mereka diisi oleh masyarakat lainnya. 

Setelah sedikit hujan mereda acarapun dimulai dengan dengan bacaan Alquran. Lalu laporan panitia. Setelah laporan selesai, saat akan diteruskan tepat pukul 20.25 tiba-tiba lampu mati. Gelap terasa pentas dan di bawah tenda itu. Spontan jamaah dan  semua yang hadir membawakan Solawat Busyro. Solawat yang saat ini disebuat sebagai Solawat Kabupaten Karimun karena diijazahkan oleh Syeh Habib beberapa waktu lalu kepada Pemda Karimun. Bupatipun sudah mencanangkannya menjadi solawat resmi di Kabupaten Karimun. 

Kurang lebih 15 menit Solawat Busyro berkumdang lampu masih mati. Kumandang solawat pun berhenti. Boleh jadi sudah terasa begitu lama. Dan setelah 20 menit barulah lampu PLN itu hidup kembali.  Hebatnya masyarakat tetap sabar menunggu acara dilanjutkan. Pukul 20.45 dilanjutkan dengan pembacaan SK pemenang lomba berzanji dll. Kata panitia dalam laporannya, lomba berzanji dilaksanakan dalam rangka peringatan Maulid Nabi 1444. 

Acara selanjutnya adalah pidato Sambutan Bupati. Dalam sambutannya bupati mengajak masyarakat untuk bersyukur kepada Allah Swt. "Dengan adanya hujan yang turun inilah sebagai rahmat dari Allah kepada kita." Bupati tidak berpidato terlalu lama mengingat masyarakat yang sudah tidak sabar mendengar dan menyaksikan Ustaz Derry yang selama ini sudah dikenal masyarakat melalui media masa seperti televisi, You Tobe dan media lainnya. Dengan mengucapkan terima kasih kepada panitia dan masyarakat Kundur pada umumnya, Bupati Karimun, Aunur Rafiq menutup pidatonya. 

Kini, giliran Ustaz Derry Sulaiman memegang mick. Dengan suaranya yang khas, Ustaz Derry menyampaikan beberapa pesan agama. Salah satu yang diingatkannya adalah makhluk bernama iblis yang tugasnya menggoda umat untuk melawan Tuhan. Iblis akan menggoda manusia, khususnya akan merusak iman seseorang. Begitu dia mengurikan. 

Katanya, "Iblis tidak akan mencuri harta kita tapi akan mencuri iman kita, agar kita mati tanpa iman," jelasnya. Kita tahu betapa tingginya harga iman. Ingat, harga iman itu akan mengantarkan kita untuk masuk syurga yang besarnya syurga itu adalah 10 kali dunia," katanya melanjutkan ceramahanya. Kata Ustaz Derry, yang berkuasa hanya Allah, lailaha illallah. Ingat, dunia sementara akhirat selama-lamanya. Maka hendaklah mengutamakan akhirat berbanding dunia.

Selain itu Ustaz Derry juga menguraikan perihal kriteria orang baik di sisi Allah. Pertama, hatinya terpaut pada Allah saja; Kedua, kehidupannya dihiasi sunnah Rasulullah. Teladannya hanya Rasulullah. Ketiga, solatnya adalah solat yang benar. Tempatnya juga benar, yaitu di masjid bagi laki-laki. Keempat, haus akan ilmu dan cinta ulama. Sedangkan yang kelima adalah tawadhuk. Untuk tawaddhuk, ada kalimat yang perlu dicamkan di hati, yaitu,  Sebaik-baik saya lebih baik lagi orang, dan seburuk-buruk orang lain lebih buruk saya. Kalimat ini dimaksudkan agar kita tidak sombong atas kelebihan yang Allah berikan***

22 Okt 2022

Menyelami Sejarah Hari Santri Nasional

Menyelami Sejarah Hari Santri Nasional


SEJARAH Hari Santri 22 Oktober berawal dari Resolusi Jihad para pejuang Indonesia. Hari Santri Nasional mempunyai sejarah yang cukup panjang sebelum ditetapkan peringatannya setiap 22 Oktober. Secara resmi, peringatan Hari Santri Nasional muncul karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Keppres tersebut diteken pada 15 Oktober 2015. Sejak saat itu, masyarakat setiap 22 Oktober memperingati Hari Santri Nasional.

Berdasarkan Keppres tersebut, sejarah Hari Santri didasari oleh pertimbangan presiden bahwa ulama dan santri pondok pesantren memiliki peran besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Para ulama dan santri juga dicatat mempunyai peran dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mengisi kemerdekaan setelah lepas dari tangan penjajah. 

Selain itu, Hari Santri Nasional juga menjadi momentum untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apalagi, para ulama dan santri juga berkontribusi dalam pembangunan bangsa sehingga menurut Jokowi, pemerintah perlu menetapkan Hari Santri Nasional.

Sementara pemilihan tanggal 22 Oktober merujuk pada seruan Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 atau dua bulan setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Melansir situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), Resolusi Jihad merupakan gerakan bagi para ulama dan santri di pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia yang mewajibkan setiap muslim untuk membela Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah.

Perlawanan itu tercatat dilakukan pada 22 Oktober 1945 dan terus berlangsung sampai peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Sementara isi Fatwa dan Resolusi Jihad dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari sebagai berikut,

Hukum memerangi orang kafir yang merintangi kepada kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardhu ain bagi tiap-tiap orang Islam;
Hukum orang yang meninggal dalam peperangan melawan musuh serta komplotan-komplotannya adalah mati syahid;
Hukum untuk orang yang memecah persatuan kita sekarang ini, wajib dibunuh.


Hari Santri 2022
Bersamaan dengan peringatan Hari Santri Nasional setiap tahun, Kementerian Agama mengeluarkan tema untuk peringatan masing-masing tahun.

Mengutip situs resmi Kemenag, Tema Hari Santri 2022, yaitu Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Tema ini berisi pesan peran santri di setiap perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Sementara berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2022 tentang Panduan Peringatan Hari Santri 2022, disebutkan bahwa akan ada Upacara Bendera dalam rangka peringatan Hari Santri 2022 pada Sabtu (22/10) pukul 08.00 WIB.

Selanjutnya, peringatan Hari Santri 2022 berupa zikir, selawat, munajat, doa, dan lainnya yang relevan dengan tema Hari Santri 2022. Itulah informasi seputar sejarah Hari Santri. Selamat Hari Santri Nasional 2022!
(uli/juh)

21 Okt 2022

Dokter Maurice Bucaille: Jawaban Alquran Tentang Titik Kehidupan Bermula

Dokter Maurice Bucaille: Jawaban Alquran Tentang Titik Kehidupan Bermula


Foto Google 

PERTANYAAN, dari mana dan bagaimana sifat asal kehidupan manusia menurut kitab suci salah satu pakar, Dokter Maurice Bucaille memberikan jawban. Seperti ditulis dan diposting pada laman hajinews.id hari Rabu (19/10/2022) dalam judul tulisan Dokter Maurice Bucaille: Al-Quran Memberi Jawaban Jelas Pada Titik Mana Kehidupan Bermula Dokter Maurice Bucaille dalam bukunya berjudul “Asal Manusia Menurut Bibel, Al-Quran, Sains” (Mizan, 1994) memaparkan ayat-ayat Al-Quran yang di dalamnya dinyatakan bahwa asal manusia adalah (bersifat) air. 

Mengutip sepenuhnya tulisan itu, dikatakan bahwa Dokter Maurice Bucaille (19 Juli 1920 – 17 Februari 1998) adalah seorang dokter (ahli bedah) berkebangsaan Perancis yang mendalami bahasa Arab agar benar-benar mampu memahami teks asli Al-Quran. Dokter Bucaille memperoleh reputasi mengesankan sebagai pengulas kitab-kitab Suci, terutama Al-Quran.

Lebih detail dijelaskan, dia adalah seorang mualaf yang sebelumnya beragama Kristen. Pada tahun 1973, ia diangkat sebagai dokter keluarga Raja Faisal dari Arab Saudi. Para pasiennya termasuk anggota keluarga Presiden Mesir Anwar Sadat.

Dokter Maurice Bucaille mengatakan bahwa firman Allah di Surah Al-Abiya ayat 30  terjemahannya, “Dan apakah orang-orang kafir itu tidak melihat bahwa langit dan bumi tadinya disatukan, kemudian Kami pisahkan dan Kami menjadikan setiap yang hidup dari air. Lantas akankah mereka tak beriman?” bahwa ayat ini menunjuk kepada pembentukan alam semesta. Pengertian ‘menghasilkan sesuatu dari sesuatu yang lain’ sama sekali tidak menimbulkan keraguan. Ungkapan tersebut bisa juga berarti bahwa setiap sesuatu yang hidup dibuat dari air (sebagai komponen pentingnya) atau bahwa semua benda hidup berasal dari air.

Kedua makna itu sepenuhnya sesuai dengan data saintifik. Pada kenyataannya, kehidupan berasal dari yang bersifat air dan air adalah komponen yang paling penting dari seluruh sel-sel hidup. Tanpa air hidup menjadi tidak mungkin. Jika kemungkinan kehidupan pada planet lain diperbincangkan, maka pertanyaan yang pertama, Adakah cukup air untuk mendukung kehidupan di tempat tersebut?

Data modern membawa kita untuk berpikir bahwa wujud hidup yang paling tua barangkali termasuk dalam dunia tumbuh-tumbuhan: ganggang telah ditemukan sejak periode pra-Cambria yaitu saat dikenalinya daratan yang paling tua. Organisme yang termasuk dalam dunia hewan barangkali muncul sedikit lebih kemudian: mereka muncul dari laut.

Menurut Maurice Bucaille, kata yang di sini diterjemahkan sebagai ‘air’ pada kenyataannya adalah ma’ yang berarti baik air di langit maupun air di lautan atau segala jenis cairan. Dalam arti yang pertama air merupakan unsur yang penting bagi seluruh kehidupan tumbuh-tumbuhan: “(Tuhan sajalah) yang telah menurunkan air dari langit. Maka Kami tumbuhkan (dari air itu) berpasang-pasang tumbuh-tumbuhan yang berbeda-beda.” ( QS Thaha: 53). Katanya, inilah perujukan pertama kepada suatu ‘pasangan’ tumbuh-tumbuhan. 

Jadi, pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran tentang asal-usul kehidupan, apakah itu merujuk kepada kehidupan secara umum, unsur yang melahirkan tumbuh-tumbuhan di dalam tanah ataupun benih hewan-hewan, seluruhnya sepenuhnya sesuai dengan data saintifik modern. Tak satu pun mitos tentang asal-usul kehidupan yang lazim dianggap benar oleh orang pada saat Al-Quran diwahyukan kepada manusia disebutkan dalam teks tersebut.

Sudah merupakan suatu pengetahuan yang diakui bahwa ada dua metode reproduksi di dalam dunia tumbuh-tumbuhan, yaitu yang bersifat seksual dan aseksual. Sebagai contoh, pelipatgandaan spora-spora atau proses menyetek yang merupakan kasus-khusus pertumbuhan). Perlu kita perhatikan, bahwa Al-Quran merujuk kepada bagian-bagian jantan dan betina tetumbuhan tersebut. 

Maurice Bucaille mengatakan “satu dari sepasang” merupakan penerjemahan dari kata zauj (jamaknya azwaj) yang arti aslinya adalah “yang bersama-sama dengan yang lainnya membentuk satu pasangan.” Kata tersebut bisa juga langsung diterapkan pada pasangan kawin (artinya, manusia), sebagaimana juga pasangan sepatu. Allah menegaskan dalam firman-Nya, “Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan.” ( QS Ar-Ra'd: 3)

Pernyataan ini berarti kewujudan organ-organ jantan dan betina dalam seluruh beragam spesies buah-buahan. Hal ini sepenuhnya sesuai dengan data yang ditemukan pada kurun waktu yang jauh lebih kemudian berkenaan dengan pembentukan buah, karena seluruh tipe berasal dari tetumbuhan yang memiliki organ-organ seksual (sekalipun beberapa varietas, seperti pisang, berasal dari bunga-bungaan yang tidak dibuahi).

*Tulisan ini sepenuhnya dari https://hajinews.id/2022/10/19/dokter-maurice-bucaille-al-quran-memberi-jawaban-jelas-pada-titik-mana-kehidupan-bermula/ dengan sedikit diedit. 



28 Sep 2022

Catatan dari Pelatihan Manajemen Masjid

Catatan dari Pelatihan Manajemen Masjid


DI spanduk berlatar belakang warna putih itu tertulis "Pelatihan Manajemen Masjid se-Kabupaten Karimun Tahun 2022." Juga tertulis "Dengan Tema Peningkatan Kualitas Pengelolaan Masjid dan Kenyamanan Jamaah di Era New Normal." Itulah kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, Rabu-Kamis (28-29/09/2022) di Gedung Nasional, Karimun, kegiatan pelatihan pengurus masjid se-Kabupaten Karimun di bidang manajemen pengelolaan masjid.

Kegiatan yang ditaja oleh Bagian Kesra dan Keagamaan, Setda Kabupaten Karimun diikuti oleh 100 orang pengurus masjid se-Kabupaten Karimun. Sebagaimana dilaporkan oleh Kepala Bagian (Kabag) Kesra dan Keagamaan Kabupaten Karimun, H. Baginda Malim Siegar saat acara pembukaan bahwa peserta pelatihan ini terdiri para pengurus masjid di kecamatan-kecamatan se-Kabupaten Karimun. "Selama dua hari mereka akan mengikuti pelatihan ini." Demikian Kabag Kesra menjelaskan.

Acara dibuka langsung oleh Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq. Hadir pada acara pembukaan antara lain pimpinan Forkopimda Kabupaten Karimun, Sekda Kabupaten Karimun, Dr. H. Muhammad Firmansyah, Kakankemenag, H. Jamzuri serta Ketua-Ketua Ormas Islam seperti MUI, Banas, PMKK, DMI dan lainnya. Hadir juga Ketua Badan Wakaf Indonesia perwakilan Batam, Mustamin Husein.

Prosesi acara pembukaan diawali dengan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars Karimun. Lalu  pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an oleh Ust. Alimuddin sebelum Laporan Panitia yang disampaikan oleh Kabag Kesra, Baginda Malim Siregar. Acara terakhir sebelum doa adalah sambutan dan pengarahan bupati. 

Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq dalam pengarahannya pertama-tama mengucapkan terima kasih kepada hadirin. Dalam kesibukan masing-masing kita masih bisa hadir dalam acara ini, katanya. "Acara pelatihan manajemen masjid ini memang penting. Dengan 224 masjid dan 480 surau atau musolla se-Kabupaten Karimun sudah sangat diperlukan para pengurus yang berkompeten dalam mengelola masjid," jelasnya. Pak Bupati menekankan pentingnya kegiatan ini.

"Oleh karena itu ikutilah pelatihan ini dengan sebaik-baiknya, agar semakin memahami bagaimana pengurus mengatur dan mengelola masjidnya. Bagaimana pengurus membuat jamaah nyaman dan tentram beribadah di masjid yang dikelola." Lebih jauh bupati mengingatkan pula bahwa makmurnya masjid tergantung kepada umat Islam yang beriman, katanya. Dengan mengutip ayat alquran, bupati menjelaskan pentingnya keimanan dalam usaha memakmurkan masjid.

Pada kesempatan pembukaan pelatihan, Bupati Karimun juga mencanangkan Solawat Busyro sebagai Solawat Kabupaten Karimun. Dia berharap agar solawat ini selalu dibawakan pada acara-acara resmi di Kabupaten Karimun. "Meskipun kita bukan Negara Islam, tapi sebagai Negeri Melayu yang identik dengan Islam, maka kumandang Solawat Busyro ini akan menjadi salah satu ciri sebagai Negeri Melayu itu," katanya menekankan. ***

9 Sep 2022

Berbahagia itu Sederhana, Bukan Disederhanakan

Berbahagia itu Sederhana, Bukan Disederhanakan


BAHWA setiap orang, setiap kita ingin berbahagia, iya. Itu harapan lumrah. Normal. Berbahagia dalam makna memiliki perasaan senang dan tentram adalah dambaan semua orang. Tidak ada orang yang berharap sebaliknya, menderita, misalnya. 

Meskipun semua orang ingin berbahagia, konon tidak semua orang mengatakan kalau dirinya berbahagia. Ada saja yang menyatakan dirinya justeru menderita. Selalu merasakan ada masalah yang menyebabkan dirinya tidak merasa senang. Tidak merasakan tenang dan tentram. 

Membicarakan berbahagia atau sebaliknya mungkin saja sangat relatif bagi sebagian orang. Tidak mudah juga membedakan antara perasaan berbahagia atau sebaliknya. Apakah seseorang itu dinilai berbahagia oleh orang lain atau sebaliknya, tidaklah mudah. Berbahagia bagi seseorang, boleh jadi tidak atau belum berbahagia bagi lainnya.

Seorang ahli ibadah akan menyebut dirinya sudah berbahagia ketika dapat menjalankan dan melaksanakan perintah Ilahi dengan ikhlas dan dilengkapi dengan perasaan bersyukur atas apapun yang diberikan Allah. Begitu juga misalnya memiliki keluarga dan sahabat yang baik dan salih, dapat menghadiri pengajian-pengajian agama, mampu tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan Allah. Itu semuanya dikatakan sebagai kriteria berbahagia dalam kehidupannya.

Bagi pencinta harta dan dunia, boleh jadi berbahagia itu adalah ketika mampu mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sampai dikatakan sebagai orang kaya. Mampu juga memenuhi segala kebutuhan duniawinya tanpa alangan apapun. Ketika ingin memiliki pakaian, rumah, kendaraan dan lainnya, dia bisa memenuhinya dengan mudah. Ketika ingin keluar negeri atau kemana saja yang diinginkan, juga bisa dengan mudah. Dikatakan pula sebagai orang yang berbahagia.

Begitu banyak yang membicarakan kategori berbahagia, begitu banyak pula yang dikatakan sebagai persyaratan untuk dikatakan berbahagia. Di sisi lain dikatakan oleh para ahli dan orang-orang arif bahwa sesungguhnya berbahagia itu sederhana saja. Dikatakan bahwa tidak ada nikmat dan kebahagiaan yang lebih baik bagi orang yang beriman selain nikmat diberikan kemudahan untuk melakukan ketaatan kepada-Nya. 

Kalau begitu, kriteria berbahagia yang sederhana itu adalah ketika setiap hamba Allah menyadari keberadaan dirinya di sisi Allah dan dengan taat serta ikhlas dalam melaksaakan perintah-perintah Allah. Harta, pangkat, jabatan dan segala yang akan tinggal di dunia ini tidak menjadi alasan untuk menyebut berbahagia atau menderita. 

Karena kebahagian sejati ada dalam hati dan hanya bisa diraih dengan dekat kepada Allah, bukan pada harta, jabatan dan pangkat, maka sejatinya inilah yang harus dijadikan patokan untuk menyebut kita atau siapa saja berbahagia. Berbahagia itu sangat sederhana namun tidak tepat jika disederhanakan. Artinya ketaatan kepada Allah tidak tepat dienteng-entengkan.***