14 Jan 2022

Cintaku, Cintamu, Cinta Kita


BAHWA Allah, Tuhan kita mencintai kita dan segala makhluk yang ada dapat kita simpulkan dari kalimat yang selalu dan harus tetap kita baca ketika akan memulai beraktivitas, bismillahirohmanirrohiim. Maknanya, Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang artinya lebih dari sekadar kasih dan sayang. Sudah 'maha' yang bermkan sangat atau besar sekali kasih dan sayang-Nya. 
 
Kalimat 'bismillahi' ini pasti dan akan selalu kita temukan dalam kitab suci, Al Quran. Kita pastikan bahwa kalimat itu menjadi bukti bahwa Allah memiliki cinta yang sangat besar kepada kita, hamba-Nya. Bahkan kepada semua makhluk-Nya. Satu hal sudah kita pahami, Allah mencintai kita. Sangat, sangat mencintai kita.

Lalu, bagaimana dengan cinta kita kepada-Nya? Cintamu, cintaku, cinta kita, kata anak-anak muda dalam kesehariannya. Artinya, cinta pasti tidak bisa hanya dari satu sisi saja. Jika hanya satu sisi, hanya cinta Allah saja yang ada, bermakna cinta Allah ‘bertepuk sebelah tangan,’ kepada hamba-Nya. Ketika dia satu pihak merasa hanya gila cinta sendiri sementara pihak lainnya tidak, itulah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Sedihnya.
 
Jika Allah sudah nyata mencintai kita, lalu bagaimana caranya kita mencintai Allah? Kata Allah “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Itu firman-Nya yang dapat menjadi pedoman kita dalam mencintai Allah. Cinta kita, cinta Allah akan bersatu ketika kita benar-beanr mencintai Allah.

Kita sebagai hambanya, hanya bisa berusaha untuk menguatkan hati agar bisa mencintai Allah. Salah satu usaha itu adalah dengan berikhtiar mendekatinya sekaligus mengikutinya. Itu artinya firman Allah yang mewajibkan kita untuk mematuhinya adalah menjadi kunci. Kata Allah, "Hai orang beriman, patuhlah kepada Allah, dan patuhlah kepada Rasul-Nya," hendaklah kita buktikan. Dengan pembuktian itulah kita sudah berusaha mencintai Allah. 
 
Lalu apa realisasi patuh kepada Allah? Adalah dengan melaksanakan segala peruntah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Kewajiban-kewajiban yang sudah ditentukan hendaklah kita laksanakan. Begitu pula sebaliknya, larangan-larangan-Nya kita tinggalkan. Itulah bukti dan realsiasi cinta kepada Allah. Dan di situlah cintaku, cintamu dan cinta kita akan terlaksana. Semoga.***

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar