Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

4 Okt 2023

Bupati Memberi Kuliah Subuh

Bupati Memberi Kuliah Subuh


ADA yang istimewa pagi subuh Ahad (01/10/2023) itu. Di Tanjungbatu, persisnya di Masjid Hijir Ismail, Islamic Center. Pak Rafiq (biasa kita sapa begitu) memberi kuliah subuh. Di hari istimewa bangsa Indonesia, Hari Kesaktian Pancasila, jamaah subuh Hijir Ismail mendapatkan pencerahan dari Orang Nomor Satu Kabupaten Berazam, Karimun. Itulah Pak Bupati, memberi tausiah pagi.

Kuliah Subuh alias tausiah pagi, ini mungkin biasa-biasa saja. Sudah lazim bakda subuh ada kuliah singkat. Hampir di semua masjid atau surau yang ada jamaah subuhnya, ada kuliah subuhnya. Tapi yang istimewanya, itu adalah karena yang memberi tausiah atau ceramah adalah seorang bupati. Selama ini, Pak Bupati, ini tidak terkenal sebagai penceramah. Mungkin karena latar belakang pendidikannya hanyalah umum saja. Tepatnya dari STPDN, sekolah khusus untuk calon pejabat.

Ternyata dalam kuliah subuh ini kita simak begitu dalam ilmu agamanya. Dalam ceramahnya, bupati memulai dengan pentingnya salat berjamaah, terutama salat subuh seperti saat itu. Sayangnya, tidak banyak muslim yang rutin salat berjamaah, katanya. Dengan menyebut persentase umat Islam yang berada diantara 80-90 persen, dan katakanlah setengahnya sudah wajib salat, nyatanya ada berapa orang muslim yang mengisi masjid atau musallah untuk salat berjamaah, tanyanya. 

Pak Rafiq bersyukur, meskipun jumlah jamaah subuh itu sangatlah sedikit berbanding kapasitas masjid Hijir Ismail yang begitu besar, dia tetap merasa bersyukur karena yang hadir ini adalah umat yang diringankan Allah untuk hadir ke masjid untuk berjamaah. "Bersyukurlah kita, Allah izinkan kita untuk melakanakan salat berjamaah di masjid," katanya. 

Bupati juga menjelaskan perihal pentingnya umat untuk ikut berdakwah, menyiarkan agama kepada siapa saja. "Sesungguhnya kita wajib menyampaikan kewajiban dakwah sebagaimana Nabi Muhammad lakukan. Jika kita lakukan, itulah cara kita melepaskan sebagian kewajiban kita untuk berdakwah." Dia mengingatkan, jika punya ilmu, gunakanlah ilmu itu sebagaimana mestinya. Jika punya harta juga wajib menggunakan harta itu untuk yang sesuai di jalan Allah. Begitu pula jika punya jabatan dan kekuasaan, gunakanlah untuk jalan Allah.

Ada banyak pesannya kepada jamaah pagi itu. Semoga yang memberi ilmu dan yang menerima ilmu dari Bupati mendapat pahala dari Allah.*** (M. Rasyid Nur)

18 Sep 2023

Menyimak Pesan Maulid Nabi di Kecamatan Buru

Menyimak Pesan Maulid Nabi di Kecamatan Buru


Catatan M. Rasyid Nur
PEMERINTAH Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Ahad (16/09/2023) malam melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw Tahun 1445 (2023) dengan mendatangkan penceramah dari luar kabupaten. Kegiatan yang diberi titel Malam Maulid Akbar Gema Bersolawat menghadirkan H. Habib Muhammad Al-Athas, SH MPd bersama timnya. Habib Muhammad Al-Athas berasal dari Samarinda, Kalimantan. 

Bertempat di Lapangan Sepakbola Pemuda Kandis peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dilaksanakan oleh Ikatan Pemuda Kandis, Remaja Masjid Kecamatan Baru dan beberapa komponen masyarakat lainnya yang langsung dikoordinir oleh Camat Buru, Hendra. Penceramahnya hadir atas undangan dan usaha Sekda Kabupaten Karimun, Dr. H. Muhammad Firmansyah, S Sos MSi. Camat melibatkan masyarakat Buru untuk suksesnya peringatan Maulid Nabi ini. 

Tampak hadir pada malam acara yang dipenuhi masyrakat Desa Kandis, Kelurahan dan masyarakat dari beberapa tempat lainnya antara lain Ketua MUI Kabupaten Karimun, Ketua Baznas, Ketua Bakomubin dan Ketua FKUB Kabupaten Karimun. Pak Sekda yang sukses menghadirkan Habib Muhammad dari Kalimantan beralangan hadir karena terlambat sampai di Karimun setelah melaksanakan tugas di Kota Batam. "Pak Sekda minta maaf dan izin karena tidak jadi bisa hadir bersama kita," kata Ketua MUI yang memberikan sambutan atas nama rombongan dari Kabupaten Karimun.

Ada beberapa pesan Habib Muhammad saat memberikan tausiah di lapangan sepakbola Ikatan Pemuda Kandis, itu antara lain, tentang perlunya terus menjalin hubungan antara satu dengan lainnya. Dengan mengutip beberapahadits, Habib mengatakan, kalau ingin baik hendaklah berbuat baik, kalau ingin berada di syurga buatlah jalannya untuk dapat masuk syurga. "Ada empat kelompok atau jenis orang yang akan dimasukkan Allah kedalam syurga kelak di yaumil akhir," katanya. keempat yang dimaksudkan oleh Habib, itu adalah 1) Orang yang suka memberi makan orang;  2) Orang yang terus menjaga silaturrahim antara satu dengan lainnya; 3) Orang yang senantiasa menyebarkan salam; dan  4) Orang yang bangun tengah malam dan melaksanakan salat.

Habib menyampaikan banyak sekali pesan kepada masyarakat yang hadir di lapangan malam ini. Dia berharap agar masyarakat Kandis khususnya, Kecamatan Buru pada umumnya untuk juga menjaga persatuan dalam usaha menjaga silaturrahim. Habib memberikan ceramah cukup banyak dan panjang lebar. Masyarakat tampak antusias menyimak pesan-pesan Habib dalam peringatan Maulid Nabi malam ini.***

15 Agu 2023

Doa Sholawat Busyro untuk HUT RI ke-78 Kabupaten Karimun

Doa Sholawat Busyro untuk HUT RI ke-78 Kabupaten Karimun


Catatan M. Rasyid Nur
SENIN (14/08/2023) malam, ini adalah hari yang cukup istimewa. Setidak-tidaknya bagi Pemda dan masyarakat Kabupaten Karimun. Bertempat di Rumah Dinas Bupati Karimun, dilaksanakan acara dengan nama 'Sholawat Busyro dan Doa Bersama' yang dihadiri oleh para pejabat kabupaten dari atas hingga ke bawah plus tokoh masyarakat dan tokoh agama. 

Ada tiga kegiatan dalam satu kali kesemapatan. Ketiganya adalah, 1) Doa HUT RI ke-78 Tahun 2023; 2) Doa Kelancaran Kegiatan GTRA Summit yang akan Dihadiri Presiden RI; 3) Doa Syukur Kesalamatan Masyarakat Kabupaten Karimun. Acaranya berbentuk membacakan bersama Solawat Busyro sebanyak 41 (empat puluh satu) kali berturut-turut. Lalu diturup dengan doa yang dipandu oleh Ustaz Buya H. Wahab Sinambela. Kumandang Solawat Busyro sendiri diiringi oleh tabuhan hadrah oleh beberapa orang anak-anak muda dari salah satu pesantren di Pulau Karimun.


Sejak usai salat magrib kumandang Solawat Busyro langsung dibawakan bersama oleh seluruh hadirin, setelah pembawa acara, Fahrul Rozi yang bertindak sebagai MC memandu acara solawatan dan doa ini. Dua ruangan (depan dan tengah) rumah dinas dipenuhi oleh jamaah dan semuanya ikut mengumandangkan Solawat Busyro, solawat kabupaten itu. Bupati sendiri tampak begitu khusyuk membawakan solat. 

Menjelang masuk waktu Isya kumandang solawat sebanyak 41 kali, itu baru usai dengan diakhiri doa. Selanjutnya dilaksanakan salat Isya bersama sebelum mendengarkan pidato Tuan Rumah, Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos M Si. Bupati berpidato dengan menyatakan rasa terima kasih atas kehadiran semua jamaah. Pak Bupati juga menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan malam ini. 


Setelah pidato berupa pengarahan dan ucapan terima kasih, itu dilanjutkan dengan makan malam bersama. Makan malam ini juga tergolong istimewa karena tidak dengan hidangan prasmanan sebagaimana selama ini. Tidak juga dengan menggunakan piring (pinggan) masing-masing. Tapi dengan satu talam (dulang) berisi nasi dan lauknya sekaligus, lalu dimakan bersama-sama. Satiap satu hidangan (talam) dimakan oleh empat orang. Harus habis, tentunya. "Ini makan ala jamaah Rasulullah," kata salah seorang teman di sebelah saya.***

28 Jul 2023

Sudahkah Sejajar Salat dan Belajar Kita?

Sudahkah Sejajar Salat dan Belajar Kita?


PERTANYAAN sebagaimana judul itu adalah judul khutbah yang disampaikan pada hari ini, Jumat (28/07/2023) di salah satu masjid, Tanjungbalai Karimun. Tidak usah saya sebut nama masjidnya. Tapi kalau ada salah satu pembaca blog ini adalah jamaah masjid yang ikut jumaatan di masjid itu, Jumat ini, tahulah dia nama masjidnya. Tapi saya tetap tidak usah menyebut nama masjid yang saya maksud.

Pastinya saya suka salat tadi siang di mesjid itu. Bahkan setiap saya berkesempatan salat Jumat atau salat pada malam hari di sini saya pasti senang. Imamnya bersuara merdu dengan lagu dan irama bacaannya yang syahdu. Itulah salah satu yang membuat saya suka salat di situ. Lainnya, sebagaimana kebanyakan masjid saat sudah rapi dengan sajadah yang bersih. Wangi pula terkadang.

Saya hanya ingin sedikit berbagi perihal inti sari khutbah itu. Garis besar dari isi khutbah itu adalah pesan kepada jamaah, termasuk tentunya kepada khatibnya, bahwa belajar dan salat adalah dua hal penting bagi seorang muslim. Statusnya wajib. Berpahala ketika melakukan dan sebaliknya berdosa jika tidak melakukan. 

Salat sudah jelas adalah Rukun Islam. Tentu saja wajib hukumnya menunaikan salat. Sementara menuntut ilmu atau belajar pun sebenarnya wajib. Ada sabda Nabi Muhammad yang menegaskan itu. Hadits dengan pengertian, 'diwajibkan kepada seorang muslim, laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu' berarti belajar itu hukumnya juga wajib sebagaimana salat.

Masalahnya, kalau salat sudah benar-benar tertanam di hati setiap muslim untuk menunaikannya, ternyata belajar, apalagi belajar terus-menerus, itu belum dipatuhi oleh sebagian muslim. Untuk kewajiban ini ada yang beranggapan hanya saat sekolah saja kewajiban belajar itu berlaku. Kalau sudah tamat, tidak perlu lagi belajar. Inilah kelirunya.

Jika untuk salat dengan segala persiapannya sudah dimulai sejak usia dini dan belajar pun demikian, maka sebenarnya kita sudah memulainya dengan benar. Kita sudah mennyejajarkan keduanya. Persoalannya hanyalah pada durasi waktu. Kalau salat terus-menerus kita lakukan hingga hidup itu berakhir, sayangnya belajar terkadang terhenti pada usia atau batas tertentu saja. Maka ini perlu dikoreksi. 
 
Oleh karena itu, khatib mengajak dan mengingatkan jamaah agar menjadikan belajar itu sebagaimana muslim mewajibkan salat pada kesehriannya. Tidak ada kata berhenti belajar bagi seorang muslim. tempat belajar juga tidak hanya di sekolah. Bahkan taklim-taklim yang digelar pengurus pada momen bakda salat adalah kesempatan terbaik untuk kita belajar. Belajar sendiri di rumah atau di mana saja juga bisa. Intinya, jangan berhenti belajar sebagaimana kita tidak berhenti salat.

Itu saja inti sari khutbah hari ini. Semoga jamaah memahami dan melaksanakan pesan itu. Maka selain sebagai memenuhi syarat pelaksanaan salat jumat, juga untuk berubah sikap muslim agar terus belajar seumur hidupnya.*** (M. Rasyid Nur)

19 Jul 2023

Mengingat Ulang Hikmah Tahun Baru Islam

Mengingat Ulang Hikmah Tahun Baru Islam

Sumber Foto Google
Catatan M. Rasyid Nur
HARI ini, Rabu (19/07/2023) bertepatan dengan jatuhnya hari pertama Tahun Baru Islam yang lebih familiar dengan sebutan Tahun Hijriyah. Tepatnya hari ini adalah 1 Muharram 1445. Artinya tanggal hijriyah hari ini 1445 tahun yang lalu, saat itulah disepakati awal pertama perhitungan Tahun Hijriyah ini.

Bagi kita umat Islam Hijriah adalah salah satu momen yang sering kita tunggu dan kita rayakan sebagai satu peringatan. Bagi muslim ini memiliki makna khusus dan penting. Sama pentingnya dengan catatan momen sejarah islam lainnya, seumpama Milad Nabi, Israk-Mikraj Nabi dan lainnya. Tahun Hijriyah kita peringati setiap datangnya 1 Muharram. Jika setiap tahun selalu berbeda dengan hari dan tanggal
Tahun Masehi itu karena jumlah hari dalam satu tahun hijriyah memang berbeda dengan Tahun Masei.
Bagi kita, dengan peringatah Tahun Hijriyah akan membuat kita mengingat ulang catatan-catatan penting hikmah dari Tahun Hijryah itu sendiri.

Satau catatan penting yang akan terus kita kenang adalah bahwa Tahun Hijriyah mengingatkan kita akan peristiwa penting dalam Sejarah Islam, hijrahnya Nabi Muhammad Saw. dari Madinah ke Makkah dalam usaha berjuang dan mempertahankan eksistensi agama itu sendiri. Sejarah mencatat, sejak Nabi berpindah itulah perkembangan Islam kian pesat. Gagasan penanggalan Tahun Hijriyah sendiri menurut catatan sejarah yang kita baca digagas oleh Sayyidina  Ali Ibnu Abi Thalib. Itulah yang berlaku hingga saat ini.

Dalam mengingat ulang dan menyambut serta memperingati Tahun Hijryah 1445 ini tidak berlebihan kita memotivasi diri kita dengan mengingat ulang beberapa hikmah peringatan Tahun Baru Hijryah. Dari banyak sumber, kita dapat membaca dan memahami beberapa hikmah berikut,

1. Membina Semangat Berjuang untuk Agama;

Perjuangan Nabi Muhammad Saw. sampai tercatatnya Tahun Hijriyah karena rela meninggalkan kampung halaman demi tegaknya Dinul Islam mengandung makna bagi kita bahwa betapa fullnya semangat Rasulullah dalan mempertahankan dan mengembangkan agama. Tidak ada kata putus asa dalam usahanya. Inilah dasar utama sesungguhnya bagi kita, jika ingin menjaga dan mempertahankan agama kita. Perjuangan agama adalah perjuangan untuk masa abadi di akhirat nanti. Dengan semngat yang tinggi itu bisa terjadi.

2. Menjaga Cinta kepada Nabi Muhammad Saw;

Inti Tahun Hijriyah adalah sebagai catatan berpindahnya Nabi Muhammad dari Mekkah, tanah tumpah darahnya ke Madinah, daerah baru yang ternyata lebih menerima ajaran yang dibawa Nabi. Di sini pula berkembangnya agama Islam. Terang saja tokoh Muhammad adalah kunci dalam situasi begini. Dia pula yang akan menajdi tumpuan cinta kita dalam keberagamaan kita. Janji setiap umat akan mendapat syafaat kelak di akhirat dari Nabi Muhammad juga menjadi salah satu dasar tumbuhnya cinta kepada Muhammad. Jadi, Tahun Hijriyah menjadi momen kita menjaga cinta kepadanya

2. Memahami Beda Tahun Hijriyah dengan Tahun Masehi;

Jika tahun Masehi permulaan harinya dihitung pada saat tengah malam (pukul 12.00 malam) sementara Tahun Hijriyah dihitung ketika tenggelamnya matahari. Karena itu pula Tahun Masehi disebut pula dengan istilah Tahun Syamsiah sementara Tahun Hijriyah disebut Tahun Qomariah (bulan) karena perhitungan penanggalannya terhitung sejak matahari tenggelam dan bulan baru dinayatakan muncul.

Boleh jadi diantara kita ada yang belum atau tidak terlalu hirau dengan perbedaan ini. Sesungguhnya itu penting bagi kita sebagai muslim. Dengan peringatan Tahun Baru Hijriyah ini semoag kita semakin memahami perbedaan itu.

Pasti lebih banyak hikmah yang dapat kita petik dari peringatan Tahun Baru Hijriyah ini. Sebagai umat beragama yang wajib menjaga dan mengamalkan ajaran agama, adalah kewajiban juga bagi kita untuk memetik berbagai hikmah yang terkandung dalam Tahun Baru Hijriyah.***