Tampilkan postingan dengan label Duka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Duka. Tampilkan semua postingan

13 Mar 2023

Selamat Jalan, Pak Sugiarto

Selamat Jalan, Pak Sugiarto


SABTU (11/03/2023) siang itu saya ke RSBT (Rumah Sakit Bakti Timah), Tebing, Karimun. Menjemput isteri dan cucu. Dia baru saja dari Pantai Pelawan bersama para guru dan pegawai kantor SMA Negeri 2 Karimun yang melaksanakan kegiatan Family Gathering SMA Negeri 2 Karimun di Pantai Pelawan. Saya tidak ikut isteri ke pantai karena dalam waktu yang sama saya ada tugas sebagai Dewan Hakim STQH Kabupaten Karimun. Makanya dia membawa serta cucu kami, Caca.

Sepulang dari pantai itulah para guru dan pegawai kantor (TU) singgah di RSBT untuk membezuk Pak Sugiartao, Kepala SMA Negeri 1 Buru yang sedang dirawat. Pak Sugiarto, sebelum mutasi ke Buru adalah Kepala SMA Negeri 2 Karimun. Jadi, ikatan batin antara para guru dengan Pak Sugiarto masih terjalin.

Menurut para guru, Pak Sugiarto dirawat di RSBT setelah sebelumnya dirawat di salah satu rumah sakit di Batam. Informasinya, dia terkena penyakit yang mengharuskan dia dikemoterapi di Batam. Pasca kemo itulah dia drop saat kembali ke Karimun dan dirawat di rumah sakit milik PT Timah itu.


Dari rumah sakit saya dan isteri serta cucu kembali ke rumah. Sebagian guru masih di rumah sakit swasta itu karena untuk melihat Pak Sugiarto hanya boleh berdua-dua. Saat itu Pak Sugiarto masih di ruang ICU. Setelah sampai di rumah, kami melaksanakan aktifitas masing-masing. Selepas asar, saya melihat isteri saya istirahat. Saya sendiri berolahraga di luar rumah.

Ternyata pada pukul 16.15 sore itu pak Sugiarto menghembuskan nafas terakhirnya. Informasi dari beberapa teman guru SMA Negeri 2 Karimun, dia dilepas oleh isterinya, Bu Ati. Setelah Bu Ati menyatakan melepas dengan ikhlas dan meminta maaf serta memberi maaf kepada Pak Sugiarto, Kepala SMA Negeri 1 Buru itu pun berangkat. Dia pergi untuk selamanya. Selamat Jalan, Pak Sugarto.***

31 Jan 2023

Semoga Tabah dan Sabar, Pak Surbaini

Semoga Tabah dan Sabar, Pak Surbaini


PAK H. Zailani yang dipanggil juga dengan Pak Surbaini hari Senin (30/01/2023) kemarin diuji Allah. Orang yang dicinta, pendamping sejak lama, isteri tercintanya dijemput Allah. Meskipun sudah termasuk lanjut usia, tapi kata Pak Surbaini, isterinya sehat-sehat saja. Hingga siang itu dia tidak mempunyai firasat akan adanya musibah itu. 

Isteri tercinta itu bernama Sariyani binti Subarjo, berpulang kerohmatullah dalam usia 67 tahun. Cukup lala Allah memberinya amanah hidup. Begitu lama juga Pak Surbaini bersama mendayung bahtera rumah tangga dengan segala suka-dukanya. Mereka berdua mampu melewati riak dan gelombang dalam rumah tangga hingga salah satu diantaranya dipanggil Allah. Tidak ada yang mampu memisahkan mereka selain Allah.

Bagi saya dan teman-teman di FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kabupaten Karimun, kepergian isteri sahabat kami ini tidak semata berbekas sedih di hati Pak Surbanini saja. Kami pun ikut menorehkan rasa sedih kami di hati karena belyau adalah sahabat baik kami. Pak Sur adalah sahabat yang penuh pengertian dan penuh semangat meskipun dalam usianya begitu sepuh. Dia tetap bersemangat dalam organisasi meskipun usianya sudah sangat renta dalam bilangan tapi begitu kuat dalam penampilan. 

Di setiap rapat FKUB Pak Sur tercatat sebagai pengurus yang selalu datang lebih awal. Minimal tepat waktu. Jika tidak ada alangan lain, Pak Sur akan hadir dalam setiap rapat. Termasuk ketika akan turun ke lapangan untuk melaksanakan survey lapangan dalam proses rekomendasi pendirian rumah ibadah. Survey lapangan tidak semata di kantor FKUB tapi terjun ke lokasi rumah ibadah yang akan dibangun. Namun Pak Sur tetap aktif dan ikut dalam proses seperti itu.

Sebanyak 16 orang kami yang menjadi sahabat Pak Surbaini dalam organisasi ini berdoa kiranya belyau sabar dan tabah menerima musibah ini. Kami sangat yakin Pak Surbaini terpukul sekali atas kepergian isterinya. Innalillahi wainna ilaihi rojiun, namun kita yakin bahwa kita memang akan kembali kepada-Nya karena kita memang berasal dari-Nya. Selamat jalan isteri Pak Sur dan tetaplah tabah, sahabat kami, Pak Surbaini.***

7 Des 2022

Yudi Khaidir, Selamat Jalan, Sahabat

Yudi Khaidir, Selamat Jalan, Sahabat


BERITA duka, Rabu (07/12/2022) malam. Innalillahi wainna ilaihi rojiun, itulah kalimat yang beredar di media sosial malam ini. Saya baca di beberapa akun. Semula rasa tidak percaya. Tapi itulah yang nyata, dia telah tiada. Sahabat kita, abang atau adik kita, H. Yudi Khaidir itu telah berpulang kerahmatullah di RSBT (Rumah Sakit Bakti Timah) sekitar pukul tujuh malam. Tepatnya pukul 18.50 WIB. Itulah waktu yang tertulis di salah satu akun FB yang berteman dengan saya.

Masih berpakaian solat sehabis isya di Ubudiyah, malam ini saya langsung berangkat ke rumah duka, di perumahan TMK (Taman Mutiara Karimun). Ternyata sudah begitu ramai pelayat di halaman rumah belyau. Duduk sebentar di luar rumah di kursi yang disediakan, saya masuk ke dalam rumah. Almarhum Yudi sudah terbaring kaku di ruang depan rumahnya. Wajah-wajah duka bermata sembab duduk di sekeliling Yudi, suami Epi Suryati. Isterinya itu masih tampak memandang lurus ke arah suaminya. Setiap temannya hadir dan bersalaman, dia akan menyambut dengan tangis duka.

"Turut berdukacita atas meninggalnya Bapak Yudi Khaidir suami ibu Epi Suryati di RSBT Tebing Rabu, 07 Desember 2022 pada Pukul lebih Kurang 18.50, Semoga Almarhum Husnul khatimah diampuni dosanya dan diterima segala amal ibadahnya dan keluarga yang ditinggalnya diberikan kesabaran dan keikhlasan Amiin ya Allah." Kalimat inilah yang terakhir saya baca tadi sebelum melayat ke rumah duka. Kini saya menyaksikan langsung sahabat kita ini.

Selamat jalan, sahabat. Engkau adalah teman baik kami. Selama satu dekade (1999-2010) menjadi wartawan di Batam Pos, Yudi telah membantu masyarakat untuk banyak tahu tentang berbagai hal yang ditulis di media cetak itu. Sebagai pelanggan tetap Batam Pos waktu itu, saya merasakan betapa besar jasa wartawan ini untuk masyarakat.

Seorang temannya, sesama wartawan Batam Pos, Tri mengatakan bahwa Yudi adalah seorang sahabat dan mitra kerja yang paling baik. Katanya, selama bermitra dengan Yudi dia merasakan betapa susah- senang itu dijalani bersama-sama. Saya sendiri tahu persis bagaimana Yudi sebagai seorang yang pekerja keras dan penuh semangat.

Satu hal yang saya rasakan, setelah kembali dari Tanah Suci sehabis menunaikan ibadah haji, dia lebih tenang. Saya mendengar kalau dia juga sudah istirahat sebagai awak media. Dia menyibukkan dirinya di toko. Kesehariannya terlihat lebih tenang dan jauh dari hiruk-pikuk yang dulu menjadi bagian hidupnya. Selamat jalan, Yudi, sahabat kami. Kami berdoa, semoag jalanmu dimudahkan menghadap Allah dan ditempatkan-Nya di dalam syurganya, kelak.***

28 Agu 2022

Sahabat Kita itu Telah Pergi

Sahabat Kita itu Telah Pergi

SEPEKAN menjelang Ahad (28/08/2022) ini teman-teman sempat membezuknya. Ke rumah kediamannya, Gg. Awang Noor, Baran Barat, Kecamatan Meral atau ke RSUD Muhammad Sani tempat dia dirawat. Kata teman-teman yang berkunjung ke sana, Pak Hur memang sudah sangat sepuh kelihatannya. Badannya tampak kurus sekali. Pak Hurnaini adalah teman kami saat dulu pernah di SMA Negeri 2 Karimun. 

2 Jul 2022

Selamat Jalan, Pak Cahyo Kumolo Men-PANRB

Selamat Jalan, Pak Cahyo Kumolo Men-PANRB

Foto Humas MenPAN RB/ CNB

Catatan M. Rasyid Nur
SIANG Jumat (01/07/2022) itu saya buka televisi. Beberapa hari ini saya suka menyaksikan layar kaca waktu siang hingga petang karena tengah berlangsungnya even Malaysia Terbuka Bulutangkis (badminton). Secara kebetulan salah satu chanel menyiarkan berita (breeking news) perihal kepergian Pak Cahyo Kumolo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PANRB). Saya menyimak sejenak. Lalu membuka berita-berita online untuk konparasi. Dari banyak informasi itu, sebagai mantan PNS (kini ANS) saya ingin menyampaikan rasa duka dan berdoa untuk kepergian belyau itu. Dia adalah menteri kita.

Pak Cahyo Kumolo, sebagai seorang politikus senior dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) hampir semua kita mengenalnya. Bukan hanya ASN bahkan rakyat biasa sangat familiar dengan wajahnya. Paling tidak foto-fotonya selalu ada di media. Jumat (01/07/2022) bertepatan 1 Zulhijjah 1443, itu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi wafat dan pergi untuk selama-lamanya. Menurut berita, persisnya pukul 11.10 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat. Tentu saja kita terkejut dan merasa kehilangan.

Dia meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif sejak dua pekan terakhir. Begitu beredar berita di banyak media (online dan televisi) saat itu. Pak Cahyo meninggalkan seorang isteri, Erni Guntari, serta tiga anak, yaitu Rahajeng Widyaswari, Karunia Putripari Cendana, dan Arjuna Cakra Candrasa. Juga meninggalkan kita semua yang Allah masih beri usia (hidup) hingga saat ini.

Sebelum menjabat sebagai Men-PANRB, Pak Tjahjo juga seorang menteri. Dia menduduki jabatan Menteri Dalam Negeri periode 2014-2019. Belyau lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 1 Desember 1957.  Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Semarang. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (1985), itu lebih kita kenal sebgai seorang politikus ulung.
Mengutip beberapa sumber, Pak Cahyo berkiprah di dunia politik sejak tahun 1987. Saat itu dia menjadi anggota Golkar. Perannya di Golkar di era Orde Baru sangatlah mentereng. Sebagai organisasi (golongan) yang memiliki perwakilan di DPR RI Cahyo pernah menjadi anggota DPR RI, persisnya menjadi anggota Komisi III DPR fraksi Golkar (1987-1992 dan 1992-1997). Pernah juga menjabat sebagai Penghubung Komisi-Komisi non-GBHN MPR RI dalam Sidang Umum MPR dari Fraksi Golkar.

Selain itu, saat masih menjadi anggota Golkar, Tjahjo pernah menjadi Anggota Pansus RUU Hankam dan RUU Keprajuritan dari Fraksi Golkar (1987). Belakangan, tepatnya selepas reformasi (1998) dia berpindah perahu. Bergabung dengan PDIP yang dipimpin Ibu Megawati. Namanya semakin berkibar di partai 'banteng moncong putih' ini. Dia terpilih menjadi anggota DPR dari PDI-P (1999-2002) dan saat itu dia menjadi Wakil Sekretaris Fraksi. Pada periode 2004-2010 Pak Cahyo juga juga pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP. Pokoknya kiprah politik Pak Cahyo terus menanjak. Apalagi dia dipercaya menjadi salah satu Ketua DPP periode 2005-2010.

Sejarah sudah mencatat, puncak karier politiknya adalah saat diberi amanah sebagai Sekjen partai pada tahun 2010. Pak Cahyo terus bersama pusaran politik Tanah Air. Dan di era Presiden Jokowi yang mendapat mandat dua periode, Pak Cahyo pun mencatatkan namanya sebagai politikus dan negarawan yang memberikan segala kemampuannya untuk bangsa dan negara ini. Dia menghabiskan usianya untuk negara. Sampailah akhirnya, ajal itu datang dan dia masih dalam mengemban tugas negara, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Satu tugas yang begitu berat dan penting. Selamat jalan, Pak Cahyo. Semoga Allah menempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya.***
Dari berbagai sumber