HP saya tertinggal di rumah, ternyata. Saya baru menyadari tertinggal di rumah pada saat sudah akan sampai di pelabuhan. Sesuai arahan Ketua Harian LPTQ, Mas Arif kami harus sudah berkumpul sebelum pukul 07.30 itu. Dan saya, jika bukan karena HP yang tertinggal pun sudah akan sampai sebelum jam itu. Tapi karea saya harus kembali lagi ke Wonosari, baru kembali lagi ke Pelabuhan, otomatis saya terlambat. Saya tidak bisa berangkat bersama mereka.
Meskipun rasa kesal itu masih ada hingga trayek kapal berikutnya, pukul 09.45 yang akan saya tumpangi, tapi saya berusaha tenang saja. Sambil menunggu waktu, saya sempatkan sarapan pagi di kedai kopi pelabuhan itu. Dan setelah waktunya tiba, saya pun masuk kapal Dumai Line lainnya. Saya berusaha tenang saja. Saya duduk di kursi bagian tengah kapal yang sangat besar itu.
Justeru kini ada rasa risau lain yang menggeluti perasaan saya. Tadi, sebelum masuk kapal dikatakan seorang teman bahwa saat ini angin di laut lumayan kencang. Itu berarti akan ada gelombang. Inilah sesungguhnya yang membuat saya galau. Perihal keterlambatan itu saya sudah dapat menerimanya dengan senang hati. Tapi gelombang yang akan menerpa kapal ini menjelang ke Batam, itulah masalahnya.
Sekali lagi, sejak meninggalkan pelabuhan Tanjunglai Karimun
hingga ke Pelabuhan Sekupang Batam, saya dapat duduk tenang di dalam kapal.
Walaupun di laut gelombang menghempas keras, tapi kapal ini terasa begitu
nyaman saja. Tidak terasa gelombang yang menerjang. Alhamdulillah, terima
kasih, ya Allah. Kami selamat sampai ke Batam.***
0 Comments:
Silakan Beri Komentar