Tampilkan postingan dengan label Pengalaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengalaman. Tampilkan semua postingan

25 Agu 2023

Tugas dan Tanggung Jawab Pasca Orientasi (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)

Tugas dan Tanggung Jawab Pasca Orientasi (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)


SELAMA empat hari (20-23/08/ 2023) saya mengikuti kegiatan bertajuk Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama di Hotel Aston City Nagoya, Batam. Bersama 49 orang peserta lainnya kegiatan berjalan terasa padat dan terasa waktu begitu singkat. Kegiatannya sendiri meruipakan kegiatan dari Kemenag RI yang dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag Kepri. 

Ada begitu banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat pada kegiatan yang baru pertama dilakukan di Provinsi Kepri tahun ini. Para peserta adalah perwakilan semua agama yang ada di Kepri sekaligus mewakili kabupaten/ kota yang ada di Negeri Segantang Lada ini. Setiap kabupaten/ kota sudah ditentukan kuotanya oleh Kanwil Kemenag Kepri. Apakah itu juga atas rekomendasi atau ketentuan dari Pusat, entahlah. Yang pastinya, setiap kabupaten atau kota tidak dalam jumlah yang sama pesertanya. 

Saya merasa beruntung sekaligus terbeban tanggung jawab begitu besar mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (KUB) Kemenag RI ini. Ada empat orang peserta kami yang dari Kabupaten Karimun, masing-masing perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik dan Budha. Tentu saja kami berusaha mengikuti kegiatan ini dengan sebaik mungkin mengingat kami berempat adalah representasi dari 125-an ribu orang masyarakat Kabupaten Karimun.

Materi pertama pada kegiatan orientasi, itu disampaikan narasumber pada saat acara pembukaan, Ahad (20/08) malam itu. Kebetulan Pak Wawan yang Kepala Pusat KUB Kemenag itu besoknya harus kembali ke Jakarta. Dia mengisi materi pada malam pembukaan (20/08/2023) itu. Sebagai seorang doktor yang mengelola kerukunan umat se-Indonesia, Pak Wawan memang tangkas dan cerdas menyampaikan materinya.

Dengan menggunakan pertanyaan, Pak Wawan menghidupkan pembelajaran dengan lebih banyak berdiskusi dari pada ceramah atau semata penjelasan dari dia untuk sampai ke titik kesimpulan. Setelah diskusi, misalnya satu penjelasan disampaikannya tentang konsep Moderasi Beragama yang sesungguhnya. "Konsep Moderasi Beragama bukanlah untuk pendangkalan keyakinan, bukan juga pencampuradukan keyakinan." Dengan jelas dia uraikan bahwa sesungguhnya yang dimoderasi adalah cara beragamanya, bukan agamanya.

Oleh karena itu, diingatkannya bahwa setiap kita, sebagai pelopor Moderasi Beragama di daerah masing-masing, haruslah memahami masalah (teks) dengan memahami asal-muasal atau sebab-musabab (konteks) dari persoalan itu. Hanya dengan begitu kita akan paham dengan akar masalah sebenarnya. Pak Wawan juga menjelaskan hasil penelitian bahwa 99% orang menganggap dan menyimpulkan bahwa dimensi agama adalah paling penting dalam setiap kegiatan. Maka beragama adalah satu hal penting untuk diperhatikan. Dengan moderasi orang tidak perlu sampai ekstrem ke kiri atau ke kanan. Beragama itu, sejatinya adalah jalan tengah. Jalan yang yang membuat damai untuk semua pihak dan semua keadaan.

Begitulah beberapa hal penting yang disampaikan oleh narasumber pertama, malam itu. Dan materi-materi sesudahnya dalam tiga hari ke depan, sama penting dan sama padatnya. Pemahaman akan materi inilah yang diperlukan karena akan menjadi penentu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai pelopor moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat nanti. Sekali lagi, tugas dan tanggung jawab pasca kegiatan orientasi ini jauh lebih berat dari pada berartnya kegiatan tiga malam dan empat hari ini.***

24 Agu 2023

Malam Pembukaan Penuh Candaan (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)

Malam Pembukaan Penuh Candaan (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)


Catatan M. Rasyid Nur
SETELAH registrasi sore Ahad (20//08/2023) itu kami para peserta Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Provinsi Kepri yang dilaksanakan oleh KUB (Kerukunan Umat Beragama) Pusat, Kemenag RI disuruh istirahat menunggu waktu pembukaan, malam bakda isya. Tepatnya pukul 19.30 sesuai jadwal yang diedarkan ke peserta. Sebelumnya sudah diberikan kamar masing-masing peserta dengan setiap kamar diisi dua orang. Saya kebagian kamar 611, Hotel Aston Nagoya City, itu bersama rekan saya, Pak Vanderonis Purba. 

Sesungguhnya, informasi awal dikatakan bahwa acara pembukaan akan dilaksanakan pada pukul 15.30 yang berarti bakda asar. Namun ketika registrasi, oleh panitia dijelaskan bahwa acara pembukaan akan dilaksanakan pada malamnya, tepat pukul 19.30. Bertempat di Hotel Aston Nagoya (Thamrin) Batam, itu dilaksanakan acara pembukaan dengan mengambil tempat di salah satu ruang pertemuan hotel, lantai 2. Hadir pada acara itu Ketua Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI, Pak Dr. Wawan Djunaedi, MA dan beberapa orang narasumber. Hadir juga Kakanwil Kemenag Kepri yang diwakili oleh Kabag TU, Pak H. Abu Sufyan, MPd.
Malam Pembukaan Orientasi PMB
Seperti dilaporkan oleh Ketua Panitia, kegiatan ini diikuti sebanyak 50 orang peserta se-Provinsi Kepulauan Riau. Terdiri dari 30 peserta wakil agama Islam, 7 peserta wakil Agama Kristen, 4 peserta dari Agama Budha, 5 peserta wakil Agama Katolik dan 4 peserta dari Agama Hindu. Katanya lagi, 50 orang peserta ini berasal dari para Tokoh Agama, Pengurus Rumah Ibadah, Pengurus FKUB, dan tokoh pemuda/pemudi di masing-masing agama. Kegiatan berlangsung selama empat hari, dimulai tanggal 20 dan berakhir 23 Agustus 2023.

Sebagai kegiatan di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Kepri, maka kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kakanwil Kemenag kepri yang diwakili oleh Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Bapak H. Abu Sufyan, M.Pd yang dalam daftar peserta dia juga sekaligus sebagai peserta kegiatan. Selaku Kepala Bagian Tata Usaha Abu Abu Sufyan yang mewakili Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kepri dia menyampaikan harapan agar para peserta yang diundang dalam kegiatan ini benar-benar menjadi pelopor penguatan Kerukunan Umat Beragama di daerahnya masing-masing. Sesuai dengan nama kegiatan, "Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama" yang diperuntukkan kepada para tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda serta pengurus rumah ibadah masing-masing agama, maka wajiblah kepada peserta untuk melaksanakan amanah ini. Begitu dia mengatakan.
Peserta Orientasi PMB
Sebelumnya, memberi sambutan Kepala PKUB (Pusat Kerukunan Umat Beragama) Kementerian Agama RI Dr. H. Wawan Djunaedi MA yang mengingatkan bahwa selepas dari kegiatan ini rekan-rekan diharapkan memiliki rencana tindak lanjut untuk membangun Kerukunan Umat Beragama di daerahnya masing-masing. Dengan itu diharapkan terciptalah Provinsi Kepulauan Riau yang damai, rukun dan menjadi teladan kerukunan bagi daerah lain. Demikian harapannya.

Satu hal yang membuat suasana pembukaan malam itu menjadi riuh-rendah penuh canda adalah ketika Pak Wawan menyebut 'kepala batu' saat memberi hormat kepada Kakanwil Kemenag Kepri yang diwakili oleh Pak Abu Sufyan, Kabag TU itu. Ternyata, maksud Pak Wawan dengan sebutan 'yang terhormat Bapak Kepala Batu' adalah sebutan lain untuk menyebut singkatan Kabag (Kepala Bagian) TU (Tata Usaha) yang ditujukan kepada Pak Abu Sufyan itu. Jadi 'batu' maksudnya adalah Bagian TU, Bagian Tata Usaha. Kepala Batu maksudnya Kepala Bagian Tata Usaha yang tak lain adalah Pak Abu Sufyan. 

Pak Abu sendiri tersenyum-senyum saja bersama para peserta yang juga tertawa lucu mendengar candaan Pak Wawan itu. Saya juga senang dengan beberapa candaan dari kedua pejabat yang memberi sambutan malam itu. Pak Wawan dan Pak Abu yang berpidato saat pembukaan memang suka melucu. Sykurlah, rasa gembira sebelum materi dipaparkan narasumbernya.***

23 Agu 2023

Nyamannya Subuhan di Jabal Arafah (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)

Nyamannya Subuhan di Jabal Arafah (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)


SELAMA empat hari tiga malam --20-23/08/2023-- di Batam, persisnya di Hotel Aston Nagoya City, Batam saya berkesempatan subuhan (salat subuh) di masjid terkenal di Batam, yakni Masjid Jabal Arafah. Berjarak kurang lebih 50 meter saja dari tempat menginap membuat saya dan beberapa orang teman mudah ke masjid untuk salat berjamaah. Selain subuh kami memilih salat di hotel saja karena jadwal kegiatan yang sempit untuk keluar hotel.

Bersempena mengikuti kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Provinsi Kepri para peserta laki-laki yang muslim berkesempatan salat berjamaah di masjid. Sayang, jika selama empat hari (Ahad-Rabu, 20-23/ 08/2023) itu kami tidak ke masjid untuk berjamaah. Kami ditempatkan di hotel yang terletak berdekatan dengan masjid di atas bukit itu. Masjid ini cukup terkenal di Kota Batam. Selain terletak di pusat bisnis dan perhotelan masjid ini juga dikelola dengan baik oleh pengurusnya. Di Kota Batam, Masjid Jabal Arafah terbilang disukai pendatang untuk berkunjung.
Salah satu sesi penyampaian materi
Salat di dalamnya adem dan menyenangkan. Selain ber-AC juga ada angin di atas bukit yang menerpa jamaah. Sejuk. Pada salat jahar --magrib, isya, subuh atau salat jumat-- imamnya membuat makmum juga adem mendengar bacaannya. Begitulah ketika saya dan beberapa teman yang berkesempatan salat subuh rasanya begitu menyenangkan. Makmumnya memang tidak seperti jumatan jumlahnya. Hanya kurang lebih satu setengah saf saja. Itu juga sudah ramai untuk ukuran jamaah subuh. 

Walaupun hanya tiga kali subuhan di Batam, dengan salat di Jabal Arafah rasanya tidak menyesal ditempatkan dan menginap di hotel Aston ini. Selain pelayanan hotelnya juga sangat memuaskan jaraknya yang sangat dekat dengan rumah ibadah tentu saja bagi pesrta muslim, ini membahagiakan. Bahwa salat zuhur dan asar serta isya tidak sempat karena jadwal padat, sekurang-kurangnya salat subuh dan terkadang magrib masih sempat menikmati nyamannya salat di Jabal Arafah. 

Kegiatan pelatihan sendiri memang padat. Masuk pukul 07.30, istirahatnya terkadang mendekati zuhur. Ditambah waktu makan, maka jam istirahat menjelang masuk kembali terasa tidak sempat ke masjid. Lagi pula, jamaah zuhur di masjid tidak tergantung jam istirahat (makan dan salat) kegiatan kami. Masjid akan mengikuti jadwal salatnya. Sekali lagi, tidak masalah jika tidak lima waktu. Salat subuh plus magirb (jika istirahatnya memungkinkan) itu sudah lumayan juga.**"

20 Agu 2023

Bismillah Berangkat Berdua (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)

Bismillah Berangkat Berdua (Catatan Mengikuti Orientasi PMB)


Catatan M. Rasyid Nur

BISMILLAH, saya dan Pak Purba melangkah bersama, maksudnya akan berangkat bersama. Insyaallah kami berdua akan mengharungi laut Karimun-Batam, siang Ahad (20/08/2023) ini. Rencana mengikuti kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama (PMB) Provinsi Kepri di Hotel Aston selama empat hari, 20-23 Agustus 2023 ini. Catatan ini ditulis sebelum berangkat meninggalkan Karimun

Sebenarnya kami dari Kabupaten Karimun ada empat orang akan mengikuti kegiatan ini. Ditunjuk oleh Kakanwil Kemenag Kepri atas rekomendasi dari Kankemenag Kabupaten Karimun. Kami mewakili masing-masing agama Islam, Kristen, Katolik dan Budha. Hanya saja saya dan Pak Purba tidak tahu, apakah mereka berdua saat ini juga ada di dalam Oceanna yang kami tumpangi ini. Saya memang belum kenal keduanya.

Melalui Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun kami akan menuju Pelabuhan Harbour Bay, Batam. Pukul 13.05 --menurut jam di tangan saya-- kapal sudah lepas tali dan bergerak ke tengah laut. Selamat tinggal, Karimun, itu saya ucapkan di dalam hati. Lalu menulis di WA ke isteri, memberi tahu kalau kami sudah berangkat. Kurang lebih 90 menit kami bersama puluhan atau mungkin seratusan penumpang lainnya sudah merapat di pelabuhan tujuan, Harbour Bay, Batam. Kami pun langsung naik ke darat.

Selama di dalam kapal, saya dan Pak Purba yang bernama lemngkap Dr. Pandaronis Purba (mewakili Agama Katolik Kabupaten Karimun) ngobrol santai. Banyak hal kami bicarakan. Saya bercerita tentang keseharian saya sebagai pensiunan PNS yang sudah enam tahun pensiun, sementara Pak Purba bercerita tentang kesehariannya sebagai PNS Kabupaten Karimun. Kegiatan keseharian kami masing-masing juga menjadi topik bual kami. Banyak pengalaman masa lalu kami yang kami ulang sampaikan. Sampai tidak terasa, kami sudah sampai di Batam.

Satu hal yang disampaikan Pak Purba dan menjadi catatan di hati saya, ternyata kehidupan masa lalunya ketika sekolah dan kuliah tidak jauh berbeda dengan saya. Intinya kami sama-sama merasakan bekerja keras untuk melanjutkan pendidikan karena orang tua kami tidaklah orang senang dari sisi ekonomi. Tapi hal penting yang kami bahas adalah rencana keikutsertaan kami dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI ini. Ini adalah tanggung jawab sebagai orang yang dipercayakan. Semoga kami aman dan lancar mengikuti kegiatan ini, amin. Itulah doa saya dan mungkin Pak Pandaronis juga. Dan dengan menggunakan mobil pribadinya, Pak Purba dan saya menuju Hotel Aston Noga.***

7 Agu 2023

Dalam Tiga Hari Mendapat Uji

Dalam Tiga Hari Mendapat Uji


Catatan Pengalaman oleh M. Rasyid Nur
BOLEH jadi saya belum pulih total hari Ahad (06/08/2023) ini. Subuh tadi BAB saya masih suuur...meluncur...tanpa dapat diatur. Masih air mancur. Singkatnya mencret. Ini sudah hari ketiga jika saya menghitungnya sejak Jumat (04/08/2023) kemarin, saat puncak meriang dan demam dan mencret. 

Sesungguhnya saya sudah mulai merasa tidak enak badan sejak siang Kamis, satu hari sebelumnya. Perasaan badan meriang, agak panas dan malam hingga subuhnya mendingin dengan BAB cair beberapa kali. Jumat itu adalah rasa sakit di bagian perut dan BAB-nya sudah seperti air mancur itu sejak malam hingga siang dan sorenya. Saya tidak atau belum tahu sebab-musababnya. Saya keracunan makanan yang mana?

Saya menulis catatan ini pada hari Ahad ini agar cukup tiga hari puncak itu saja yang ingin saya kenang dalam catatan. Ahad siang menjelang seperti saat menulis ini rasanya sudah mulai berkurang dan BAB-nya tidak secepat sebelumnya duransinya. Itulah catatan ini dibuat.

Bagi saya rasa sakit di bagian perut --dalam waktu-waktu tertentu--, BAB yang tidak bisa diatur sendiri sesuai keinginan, plus BAB yang hanya air saja, itu adalah sebuah derita yang tidak ringan juga. Badan dingin meskipun ada rada keringat juga, itu satu masalah. Tidak mungkin mandi karena serasa akan menggigil. Maka giliran waktu mandi hanya dilap pakai kain basah dengan air hangat saja. Penting badan sedikit dibuat bersih.

Satu, dua dan hari ketiga kurang lebih sama rutinitasnya di rasa dan di badan. Syukurnya saya tidak harus terbaring. Saya bisa --setengah paksa-- naik kendaraan atau aktivitas ala normal lainnya dengan catatan hati-hati jika terasa akan buang angin. Jangan dikeluarkan anginnya seperti keadaan normal. Tidak akan ada anginnya. Yang akan keluar adalah air. Itulah mencret. Sabtu saya tetap ikut Goro Lintas Agama MUI di TPU Baran dan beberapa aktivitas ringan lainnya.

Saya memakan atau meminum obat diare di hari pertama yang diberikan oleh anak saya. Satu butir saja. Saya tidak minum lagi obat itu. Tentu saja tidak akan menyelesaikan. Tapi saya berusaha meminum air hangat seperti biasa. Sebelum-sebelumnya jika saya buang air seperti itu saya cukup minum air agak hangat lebih sering hingga mencretnya hilang. Dan meskipun selera makan sedikit rasa terganggu, saya tetap makan normal waktu dengan jumlahnya yang dikurangi. Itu saya anggap akan menjadi obat juga.

Saya berharap, setelah tulisan ini saya akan pulih. Hari keempat, kelima dan seterusnya saya berharap pulih total seperti sedia kala. Inilah ujian dari Yang Maha Kuasa. Kita hanya menerima sambil berpikir kesalahan apa yang terlanjur dilakukan.***