3 Mei 2020

Ramadhan, Hardiknas dan Covid-19

Oleh: Khairul Amri

TAK ada seremonial. Suasana jelang puasa Ramadhan, yang biasanya gegap gempita, tahun ini semua hening. Tahun ini kedatangan bulan agung yang penuh keberkahan dan keampunan ini, disambut dengan cara-cara dan suasana sangat berbeda.

Memasuki malam 1 Ramadhan, 23 April 2020 malam, suasana berbeda itu pun berlanjut. Masjid-masjid yang biasanya penuh sesak di awal-awal Ramadhan, sekarang mendadak kosong. Bukan karena jamaah tak mau ke masjid. Tapi, karena memang ada larangan buat ramai-ramai berkumpul di satu tempat, termasuk tempat ibadah sekalipun.

Ya, tahun ini kalimat atau istilah yang sangat populer, adalah #dirumahsaja. Semua aktivitas dianjurkan untuk dilakukan di rumah saja. Belajar dari rumah, sehingga sekolah mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi diliburkan. Bekerja dari rumah. Termasuk beribadah di rumah. Bukan hanya tarawih dan shalat Jumat (diganti shalat Zuhur) di rumah, shalat lima waktu pun dianjurkan berjamaah di rumah saja.

Ramadhan 1441 H ini, apa saja pekerjaan dan tindakan lebih dianjurkan dilakukan di rumah saja. Ini tentu bukan tanpa sebab. Karena sesuatu yang ada di luar itu, saat ini, lebih besar dapat menimbulkan mudharat daripada manfaat bagi setiap diri manusia. Karena itulah, semua pihak terkait seperti pemerintah (ulil amri), ulama, dan pakar kesehatan (cendikiawan/dokter) mengeluarkan kebijakan melarang kita untuk berada di luar rumah.

Sepekan menjalankan ibadah puasa, memasuki bulan Mei 2020, ada pula momen sangat penting. Momen ini jatuh pada tanggal 2 Mei, yakni Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Setiap tahun momen ini pasti diperingati dan dirayakan oleh semua insan pendidikan. Berbagai rangkaian acara selalu menyertai momen tahunan ini. Karena semua orang pasti berkait erat dengan pendidikan. Itulah sebabnya, Hardiknas selalu menjadi hari spesial bagi dunia pendidikan kita.

Tapi lagi-lagi, tahun ini Hardiknas tak bisa diperingati apalagi dirayakan secara beramai-ramai. Ya. Sekedar untuk upacara Hardiknas saja, tak satu tempat pun yang melaksanakannya. Semua menjadi berbeda. Semua lebih hening dan sepi. Untunglah kita masih punya media sosial, yang dapat digunakan untuk berkomunikasi secara jarak jauh.

Sehingga, dua momen itu masih untung tidak kita lupakan. Memasuki Ramadhan, masih banyak yang berkirim salam selamat dan kabar dari jauh. Marhaban ya Ramadhan, mohon maaf lahir dan batin. Begitu juga Hardiknas. Ucapan selamat Hardiknas kepada rekan sejawat dan para guru, masih banyak menghiasi layar smartphone kita. Ini kondisi berat. Namun kita tetap wajib terus bersyukur.

Apa yang menyebabkan situasi saat ini begitu terasa berbeda?

Karena dunia saat ini sedang dilanda pandemi wabah virus Corona atau Covid -19. Situasi ini bukan saja dirasakan di Indonesia, melainkan seluruh negara di dunia. Virus yang ditemukan awalnya di Wuhan, Cina sana itu, sekarang sudah menyebar cepat ke seluruh dunia. Penyakit yang disebabkan oleh virus berukuran 150 nanometer ini, benar-benar mengguncang dunia.

Sendi-sendi kehidupan semuanya diguncang oleh virus ini. Ekonomi secara global menjadi merosot. Dunia usaha jadi mati suri. Gelombang PHK yang memunculkan pengangguran sebegitu dahsyatnya. Bahkan, jika tidak kuat, sangat mungkin menggangu jiwa kita. Intinya, Covid -19 benar-benar menjadi virus yang sangat menakutkan saat ini.

Meski demikian, kita harus yakin, bahwa setiap masalah pasti ada solusinya. Setiap sakit pasti ada obatnya. Dan, setiap virus yang muncul, sudah pasti ada vaksin pembunuhnya. Tinggal lagi, apakah kita bisa sabar dan bisa mematuhi anjuran dari pihak-pihak berkompeten. Selama itu kita terapkan dalam diri sendiri, di keluarga dan masyarakat kita, inshaaAllah masalah ini akan bisa kita lalui dengan tenang dan aman.

Lagi pula, dalam situasi begini masih banyak juga hikmah yang bisa kita ambil. Misalnya, saat Ramadhan, kalau biasa kesempatan berkumpul dengan keluarga tetap juga jarang. Nah, sekarang, kesempatan itu benar-benar terwujud. Waktu kita bersama keluarga menjadi jauh lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Begitu pun saat momen Hardiknas, yang biasanya kita peringati dan rayakan dalam suasana wah, bahkan juga besar-besaran. Saat ini, cukup dengan cara-cara sederhana saja, dan tetap memberi ucapan selamat kepada pihak terkait di dunia pendidikan. Komunikasi dengan media sosial, justru saat ini bisa lebih banyak informasi positif daripada yang tidak baik. Ini, kan beberapa hikmah dari adanya Covid -19 saat ini. Rasa rindu ingin bersama dan beramai-ramai berkumpul kembali, nanti sajalah kita lakukan, ketika suasana sudah kembali membaik.

Ramadhan dan Hardiknas tahun ini, memanglah kita lewati dalam suasana sangat berbeda. Namun kita tetaplah harus menjadi pribadi yang selalu punya harapan (hope), untuk ke depan bisa menapak lebih baik. Yakinlah, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Setiap jalan gelap, pasti di depannya ada jalan terang yang bercahaya. Jangan pernah menyerah pada keadaan. Tetap sehat, dan tetap semangat menjalani kehidupan ini. ***
Khairul Amri
Wartawan Senior Riau Pos. Sekarang dipercaya sebagai General Manager Pekanbaru Pos Group dan Pimpinan Redaksi portal berita online riaupotenza.com

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar