3 Nov 2022

Tips Menjadi Orang Tua Sukses Mendidik Anak (dr. Aisah Dahlan)

Foto Google

ARTIKEL berjudul dr Aisah Dahlan: Tips Agar Menjadi Orang Tua yang Sukses dan Hebat Dalam Mendidik Anak dengan sub judul Orang Tua Merupakan Pendidikan Pertama Anak yang diposting di laman hajinews.id edisi Ahad (23/10/2022) menurut saya penting kita ulang baca. Sebagai orang tua atau calon orang tua sekalipun, tulisan lumayan panjang itu perlu kita pahami. Sebagai seorang pakar di parenting, Bu Dokter ini pantas untuk berbagi kepada kita. Kita pun beruntung dapat menyimak pencerahannya.

Menyunting dan mengutip sepenuhnya tulisan itu, berikut kembali saya ulang share dengan hanya mengubah layoutnya. Tulisannya dan inti tulisannya kurang-lebih sama dengan apa yang dimuat di hajinews.id tersebut. Begini paparan Bu Dokter Aisah Dahlan. 

Tumbuh kembang anak di masa kecil sangat ditentukan bagaimana orang tua mendidiknya. Jika pendidikan dari orang tua kurang tepat maka bisa menyebabkan anak tersebut kurang ajar. Tak bisa dipungkiri bahwa menjadi orang tua itu tidaklah mudah. 

Menurut Bu dr Aisah Dahlan, banyak anak yang terjerumus ke dalam berbagai masalah dikarenakan salah pola asuh dan didikan dari orang tua. Katanya, memiliki hati yang lembut adalah salah satu kunci menaklukkan hati anak. Jika hati anak sudah tersentuh, maka akan mudah menyampaikan nasihat kepada mereka. Katanya, nasihat inilah yang akan menuntun hidup anak. 

Dokter Aisah lebih lanjut mengatakan, memiliki hati yang lembut bagi orang tua tidak bisa muncul begitu saja. Harus ingat dan yakin, ada Allah yang mengarahkan dan melembutkan hati kita. Untuk mendapatkan hati yang lembut ini kita harus sering berdoa dan memohon kepada Allah. Jadi, kunci untuk menjadi orang tua hebat adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. 

Dokter Aisah menyitir firman Allah dalam Surat Al Imran ayat 135 yang artinya bahwa ketika kita mengerjakan perbuatan dosa dan mendzalimi diri sendiri, maka hendaknya kita segera bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Dan selain memohon ampun kepada Allah, kita sebagai orang tua juga wajib memaafkan diri sendiri. 

Sikap ini akan memberikan afirmasi positif kepada diri sendiri dan menumbuhkan rasa tenteram di dalam hati. Pernyataan Bu Aisah, “Ibu dan Bapak, sebelum menasihati anak, kita harus merenung terlebih dahulu. Ingat bahwa kita pun banyak salah. Setelah sadar bahwa kita pun banyak salah, lalu maafkan diri sendiri. Dengan demikian hati kita pun tenteram,” tutur Bu Aisah. 

Katanya lagi, ketika hati tenteram, maka kita bisa bersikap lembut kepada anak. Keadaan itu juga akan membuat kita tidak akan mudah tersulut emosi, sehingga kata-kata yang muncul dari mulut kita pun lembut tetapi tetap memiliki ketegasan. Inilah yang akan mengantar kita sebagai orang tua menajdi orng tua hebat. Begitu dr. Aisah Dahlan memberikan penegasan.

Pada artikel yang lumayan panjang ini, Bu Dokter Aisah juga memberikan tips, bagaimana menegur anak-anak kita. Apakah kita selama ini sudah menegur dengan baik, dengan tutur kata yang baik, dengan bahasa yang baik? Itulah beberapa pertanyaan sebagai dasar dalam memberikan teguran kepada anak-anak kita. Hendaklah hati-hati memberi label kepada anak. Misalnya dengan menyebut, bodoh, degil dan sejenisnya. Ini sangat tidak baik, katanya.

Kata Bu Aisah, “Menegur anak-anak tidak usah lama-lama. Itu pun dibagi setengah menit menegur perilaku yang keliru, kemudian setengah menit puji perilaku anak sebagai perilaku yang baik,” jelasnya memberikan tips menegur anak. Intinya, harus ada keseimbangan antara memuji dan memarahi. Jangan hanya melihat jelek anak saja tapi tidak menyebut kebaikan dan kehebatannya. Ini tidak baik, katanya.
Semoga kita sebagai orang tua atau calon orang tua dapat kembali memahami, mencamkan dalam pikiran dan perasan kita untuk dapat kita terapkan kepada anak-anak kita. Kepada Allah jua kita berharap untuk terkabulnya harapan kita.***
*Dengan edit sedikit dan mengganti foto ilustrasi

SHARE THIS

Author:

M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS (2017) dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan

Facebook Comment

0 Comments:

Silakan Beri Komentar