Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan

16 Apr 2023

Hal-hal yang Akan Merusak Puasa

Hal-hal yang Akan Merusak Puasa


DIKUTIP dan disiarkan ulang dari tulisan berjudul Perkara yang Membatalkan Puasa yang diposting pada laman https://an-nur.ac.id/ tanggal 1 April 2023 ada beberapa hal yang dapat merusak puasa kita. Dikatakan, puasa adalah salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam di bulan Ramadan. Puasa memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik secara rohani maupun jasmani. Namun, ada beberapa perkara yang dapat membatalkan pahala puasa, meskipun tidak membatalkan puasa itu sendiri. Perkara-perkara tersebut adalah:  

1)Berdusta atau berbohong, dan berkata-kata kotor. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak memerlukan dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari). Oleh karena itu, seorang yang berpuasa harus menjaga lisannya dari perkataan yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan diri sendiri dan orang lain.

2) Menggunjing, mencela, dan mengejek orang lain. Rasulullah SAW bersabda: “Puasa bukanlah (sekadar) meninggalkan makan dan minum, tetapi (juga) meninggalkan perkataan kotor dan perbuatan kotor. Jika seseorang mencelamu atau menyerangmu, maka katakanlah: ‘Aku sedang berpuasa.’” (HR. Ahmad). Seorang yang berpuasa harus menjauhi sifat hasad, dengki, iri hati, dan sombong terhadap orang lain.

3) Berdebat, bertengkar, dan marah-marah. Rasulullah Saw bersabda: “Jika seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berdebat dan bertengkar. Jika ada orang yang mencelanya atau memprovokasinya, maka katakanlah: ‘Aku sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari dan Muslim). Seorang yang berpuasa harus bersikap lembut, sabar, dan tenang dalam menghadapi segala situasi.

4) Melakukan perbuatan dosa dengan anggota tubuh lainnya. Rasulullah Saw bersabda: “Puasa adalah perisai (dari api neraka), maka janganlah kalian merusak perisai itu dengan berbuat dosa.” (HR. Baihaqi). Seorang yang berpuasa harus menjaga pandangannya dari melihat hal-hal yang haram, menjaga telinganya dari mendengar hal-hal yang haram, menjaga tangannya dari menyentuh hal-hal yang haram, dan menjaga kakinya dari melangkah ke tempat-tempat yang haram.

5) Menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merusak. Rasulullah Saw bersabda: “Ada banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus.” (HR. Ahmad). Seorang yang berpuasa harus memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, bersedekah, belajar ilmu agama, dan lain-lain.

Itulah lima hal yang sebaiknya kita camkan dalam hati kita sebagai orang yang berharap puasa yang kita lakukan ini bernilai di sisi Allah Swt. Boleh jadi ada hal-hal buruk lainnya yang juga akan merusakan puasa kita, meskipun tidak membatalkannya. Bagi kita, rusak saja itu juga akan membuat puasa kita sia-sia. Nauzubillah.***
*Sepenuhnya dari: https://an-nur.ac.id/perkara-yang... dengan beberapa tambahan

14 Apr 2023

Mengelola Keberagaman dan Kerukunan Bangsa

Mengelola Keberagaman dan Kerukunan Bangsa


Catatan M. Rasyid Nur
MATERI ini adalah untuk disampaikan pada kegiatan 'Semarak Ramadan Masjid Agung Karimun 2023' dalam bentuk Tausiah Qabla Magrib (Sebelum Berbuka) di Masjid Agung. Kegiatan disiarkan langsung oleh 103.5 Radio Azam Karimun. Disampaikan hari Ahad (09/04/2023) bertepatan 18 Ramadan 1444 . Saya siarkan di sini setelah disampaikan secara lisan di hadapan jamaah Masjid Agung dan pendengar Radio Azam.

Ringkasannya, 
Sudah diketahui dan dipahami bahwa manusia itu diciptakan Allah dalam keadaan berbeda-beda. Baik perbedaan jenis kelamin atau perbedaan lainnya seperti kesukaan, bentuk pisik, tempat tinggal dan lain sebagainya. Hal itu dijelaskan Allah pada Surah Al-Hujurat 13:
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Al-Hujurat 13).

Nah, perbedaan itu berpotensi dan cenderung akan menimbulkan permasalahan. Permasalahan dapat mendatangkan perselisihan dan ujungnya ketidaknyamanan atau tidak AMAN. Padahal rasa aman adalah hak setiap orang. 

Merasa aman adalah hak yang dilindungi Undang-undang, baik Undang-undang Dasar Negara serta perundang-undangan lainnya. Aman artinya tidak merasa ada gangguan, baik pisik maupun non pisik. 
Pasal 3 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia, misalnya menyatakan, "Setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan, dan keamanan pribadi." 

Bisa juga membaca UU No. 39 Tahun 99 tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 30: "Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu." Untuk itu mesti dicari cara atau strategi untuk bersatu, misalnya dengan melaksanakan nilai-nilai kebersamaan.

Nilai kebersamaan yang selama ini menjadi ciri khas pergaulan sosial kita sedikit demi sedikit terasa sudah mulai hilang digantikan oleh sikap individualistik dan egoistik, misalnya. Pergeseran nilai tersebut akan terus merambah masuk mulai dari kehidupan keluarga sampai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

Masyarakat Indonesia, termasuk Karimun adalah masyarakat majemuk (plural). Baik suku, agama, daerah, dll namun itu adalah rahmad Allah swt, dan merupakan sunntatullah atau ketetapan Allah. Untuk itu, kita harus melaksanakan nilai-nilai kebersamaan, misalnya dengan menerapkan pola atau konsep persaudaraan. Dalam Islam dikenal dengan istilah 'ukhwah'.

Ada tiga pola hubungan Ukhwah atau persaudaraan:

1) Ukhuwah Diniyah islamiyah, yaitu pola hubungan sesama umat Islam sebagai saudara sesama yang mengamalkan ajaran Islam (sesama se-agama)
2) Ukhuwah Wathaniyah yaitu persaudaraan sesama anak bangsa yaitu bangsa Indonesia, apapun sukunya, agamanya, daerahnya (sesama Indonesia)
3) Ukhuwah Basariyah yaitu persaudaraan sesama umat manusia (selaku makhluk sosial).
Mengelola Keberagaman dan Kerukunan Bangsa

Perlu cara atau kiat untuk mempertahankan ukhwah. Inilah tips yang dapat dilaksanakan: 
1) Usah sombong, Nabi Muhammad Saw bersabda : Tidak akan masuk surga barang siapa yang hatinya ada sikap sombong walaupun sekecil biji sawi. (HR. Muslim, Tirmidzi dan Ahmad); 
2) Jaga Akhlak, Nabi Muhammad saw bersabda : Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan ahlak (ummat manusia). (HR. Bukhori). 
3) Menjaga Hubungan Dua Arah, QS. Ali Imran : 112. “Mereka diliputi kehinaan dimanapun mereka berada kecuali berpegang teguh kepada tali (Agama) Allah dan tali (perjanjian) terhadap sesama.

 
*M. Rasyid Nur, Ketua FKUB Kabupaten Karimun

12 Apr 2023

Tarwih di Baitut Taqwa Serasa Imamnya di Mekkah

Tarwih di Baitut Taqwa Serasa Imamnya di Mekkah


Catatan M. Rasyid Nur

MALAM itu saya tarwihnya di Masjid Baitu Taqwa. Kebetulan ada jadwal di sana. Suara dan irama imamnya serasa imam di Mekkah. Boleh jadi hanya perasaan saya saja. Tapi saya mendengarkan memang begitu adanya.

Imam di masjid ini suaranya merdu sekali untuk ukuran di sini. Seperti suara Imam Sudais yang terkenal di Mekkah sana. Syeh Sudais adalah imam di Masjid Al-Haram, Tanah Suci Mekkah. Jika pun kita belum sempat menajdi makmumnya secara langsung, kita bisa mendengar suaranya di rekaman CD atau You Tobe secara online yang beredar secara bebas.

Malam ini, Selasa (11/04/2023) bertepatan dengan malam ke-21 Ramadan 1444 saya kebetulan mendapat jadwal Santapan Rohani Ramadan di Masjid Baitut Taqwa, Paya Rengas, Parit Benut, Meral itu. Kenangan yang patut saya bagikan kepada teman-teman di halaman ini adalah tentang enaknya suara imam tarwih itu. Saya tidak bertanya ke pengurus, siapa anama imam tarwih itu. Jadi, saya belum tahu nama imam itu.

Saya melihat dia masih muda, sepertinya. Tapi entahlah umurnya. Saya tidak bertanya berapa umurnya. Saya hanya menduga-duga dengan melihat rona wajahnya. Itu, anak muda seumuran 20 tahun atau kurang dari itu, bahkan. Masih remaja kelihatannya. Ketika bersalaman dengan jamaah sesudah salat tarwih, dia mencium hampir semua orang tua. Termasuk tangan saya juga diciumnya. Itu juga indikasi kalau dia masih muda.

Muda, iya. Tapi bacaannya itu yang menggetarkan hati. Sudah bacaannya bagus, fasih ucapannya, iramanya menyenangkan hati, plus suaranya yang begitu terdengar merdu. Jenis suaranya mungkin suara sofran atau apa. Tapi bukan suara bas. Itu pasti. Dengan suaranya yang rada tinggi itu serasa iramanya itu mendekati irama Imam Sudais saat membaca alquran.

Saya tidak bermaksud berlebih-lebihan memujinya. Tapi kenyataan itu membuat saya menghayal serasa berada di Masjid Haram seperti dulu pernah ke sana saat menunaikan haji. Saya merasa beruntung sekali waktu saat itu saya berkesempatan menjadi makmum Imam Sudais di Masjid Al-Haram tahun itu. Sungguh tenang kita menyimak suaranya saat memimpin salat. Suaranya keras dan tinggi. Iramanya juga sangat khas.

Begitulah malam ini. Tentu saja tidak persis sama. Setidak-tidaknya lagu dan irama yang dibawakan oleh imam muda itu mendekati sama dengan gaya Imam Sudais di Mekkah sana. Saya harus jujur menyebutnya. Saya juga ingin berterima kasih kepadanya meskipun melalui catatan singkat ini. Terima kasih, anak muda. Serasa saat ini kita berada di Mekkah. Saya juga percaya jamaah yang menyelesaikan salatnya hingga ke rakaat 23 adalah karena khusyuk menikmati bacaan imam muda ini.***

8 Apr 2023

Taklim Bakda Subuh di Darul Jannah

Taklim Bakda Subuh di Darul Jannah


SUBUH Jumat (07/04/2023, bertepatan 16 Ramadan 1444) ini saya berjamaah salat subuh di Masjid Darul Jannah, Teluk Air, Kecamatan Karimun. Ini pengalaman pertama saya berjamaah subuh, apa lagi hari istimewa, Jumat dan dalam Ramadan di masjid yang lumayan jauh tempatnya. Biasanya saya subuh di masjid dekat rumah saja, Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, Kecamatan Meral. Jika tidak sedang mengikuti kegiatan Safari Subuh, saya tetap di Al-Ubudiyah saja.

Ada misi tertentu, saya ke Darul Jannah pagi ini. Kami --saya dan Mas Samsul Arif, Ketua Harian LPTQ-- ingin bertemu Pak Bupati Karimun, H. Aunur Rafiq yang pagi ini melaksanakan subuhnya di masjid yang dikenal sebagai masjid jamaah (orang) sunnah. Bupati baru saja kembali dari Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umroh. Malamnya, Mas Arif mengajak saya ketemu bupati untuk membicarakan maslah LPTQ, khususnya tentang rencana STQH Tingkat Provinsi Kepri yang akan dilaksanakan di Kabupaten Karimun. Tapi bupati minta kami hadir di masjid Darul Jannah saja.

Catatan pengalaman yang ingin saya berbabgi di sini adalah tentang kesempatan mengikuti taklim bakda subuh yang dilaksanakan di sini. Bukan masalah mengapa harus bertemu K-1 itu. Perihal konsultasi kami dengan bupati, itu bagian penting yang hanya memakan waktu sebentar saja berbanding waktu menyimak pengajian subuh itu. Jelasnya, ketemuan dengan bupati berjalan lancar persis setelah salat subuh. Selesai itu --kurang-lebih lima menit saja-- saya pun menyimak kajian yang disampaikan oleh salah seorang jamaah subuh pagi itu.

Saya melihat sosok penceramah ini masih muda. Mungkin sekitaran 25-30 tahun, umurnya. Saya tak tahu persis. Sebelumnya saya juga belum pernah berjumpa dengannya. Berambut panjang dengan kepala dan rambutnya itu ditutup semacam kain yang lazimnya dipakai ibu-ibu. Kelihatan sekali di dalam penutup kepala itu rambutnya yang panjang.

Meskipun saya melihat lahirnya dia berusia muda, tapi menyimak kajiannya seolah mendengar seorang dewasa setengah usia atau bahkan lebih tua dengan kajiannya yang lebih banyak bicara mati dan kehidupan di akhirat dari pada topik lainnya. Dia, misalnya memulai dengan menyebut kriteria kebahagiaan yang sejatinya dimiliki oleh umat Islam. "Bagaimana sebenarnya bahagia itu?" Begitu pertanyaannya kepada hadirin di majelis taklim itu. Ternyata manusia keliru memandang makna bahagia.

"Firaun menyangka dia akan berbahagia dengan kekuasaannya. Qorun menyangka dia akan bahagia dengan kekayaannya, dst..." dia memberikan beberapa contoh orang atau keadaan yang dikatakan berbahagia tapi sebenarnya itu bukan membawa bahagia. Katanya, bahagia itu sesungguhnya adalah karena amal agama. Bukan karena harta, pangkat, jabatan atau kuasa yang ada.

Bersyukur kita menjadi orang Islam dan beriman kepada Allah. Inilah sebenarnya yang akan membawa kita bahagia. Oleh karena itu dia mengingatkan, marilah kita sempurnakan iman kita dengan memperbanyak ibadah dan amalan kita, katanya. Katanya lagi, "Terkadang kita harus bersatu dengan derita. Kita harus dan ingin belajar bagaimana sempurnakan iman, itu hanya dengan berusaha sekuat tenaga. Oleh karena itu pula jangan lupa mensyukuri nikmat Allah," katanya. 

Ustaz muda ini mengingatkan jamaah yang hadir untuk terus sampaikan kehebatan dan kekuasaan Allah. Hanya Allah yang Maha Kuasa. Ingatlah bahwa setelah mati kita akan hidup abadi untuk pertanggung jawabkan  kehidupan kita. Katanya, kita percaya bahwa untuk dapat syurga perlu memiliki iman. Kita akan kejar akhirat untuk mendapat syurha karena sesungguhnya dunia ini tak ada nilai dibandingkan akhirat. 

Saya terkesima mendengar paparannya yang begitu lancar. Ada banyak pesan-pesan agama yang disampaikannya di depan jamaah yang kebanyakannya adalah orang tua-tua yang sudah sepuh berbanding dia yang kelihatan relatif muda. Bagaimanapun, dalam menuntut ilmu tidaklah penting usia orang yang memberinya tapi bagaimana ilmu yang diberikannya. Saya bersyukur dapat menyimak kajiannya dalam taklim subuh ini.***

2 Apr 2023

Rapat Khusus Pengurus MUI Kabupaten

Rapat Khusus Pengurus MUI Kabupaten


Catatan M. Rasyid Nur (Wakil Ketum MUI)
AWALNYA rapat khusus ini akan dilaksanakan di Gedung Jamiyyatul Birri, Masjid Agung Kabupaten Karimun sesuai undangan. Beberapa orang pengurus yang sudah datang pada pukul 08.00 --sesuai bunyi undangan-- terlanjur datang ke Kantor MUI, di samping Gedung Asrama Haji Annamira, Kabupaten Karimun. 

Setelah menunggu beberapa menit di Gedung Jamiyyatul Birri ternyata gedung itu tidak dipersiapkan oleh pengurus untuk rapat. Kabarnya, penanggung jawab tempat tidak tahu kalau rapat akan dihelat di situ. Akhirnya pengurus yang sudah hadir berpindah ke Gedung MUI. Disepakati begitu.

Rapat Khusus Pengurus MUI hari Selasa (21/03/2023) ini membahas agenda khusus, adanya video yang menggambarkan para siswa --SMA-- dan gurunya juga tengah berjoget sambil disiram air. Dengan berbaju seragam sekolah dan baju dinas sebagai seorang PNS para siswa dan guru kelihatan berjoget-ria dengan latar musik yang berirama semarak. Sungguh tidak elok dipandang mata. Video itu ada di medsos.

Rapat Terbatas Pengurus Harian MUI Kabupaten Karimun langsung dipimpin Ketua Umum, H. Afrizal. MUI tidak merasa nyaman menyaksikan video itu beredar dan viral di tengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Karimun.

Semula rapat hanya diikuti oleh pengurus harian saja. Namun dalam perkembangannya, ada kesimpulan bahwa MUI harus mencari informasi yang akurat dari sekolah yang diduga SMA Negeri 2 Karimun itu melalui Dinas Pendidikan. Maka dipanggillah perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggung jawab atas SLTA yang ada di sini.

Dari tabayyun dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Zulfan disepakati agar rapat mendengarkan langsung dari sekolah dimaksud, bagaimana dan apa sebenarnya yang terjadi sebagaimana video itu. Ini saran dari Pak Zulfan. Maka dipanggillah perwakilan sekolah oleh Pak Zulfan untuk memberikan klarifikasi perihal beredarnya video tidak molek itu.

Hadir ke kantor MUI antara lain Ibu Devi sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan (mewakili Kepala Sekolah), Ibu Eslinda, guru BP yang kabarnya menginisiasi kegiatan dimaksud dan beberapa orang guru lainnya yang terlibat langsung dengan kegiatan dimaksud. Oleh Ketua MUI dan par pengurus yang hadir, diajukan beberapa pertanyaan untuk lebih jelasnya kejadian sebenarnya.

Semiua pengurus mengajukan pertanyaan selain Ketua sendiri. Pada umummya pertanyaan berkisar kepada kronologi kejadiannya. Lalu juga diberikan pandangan oleh masing-masing pengurus. Selain menyesalkan perbuatan itu juga memberikan masukan. "Sebaiknya berdoa, bukan melakukan joget dengan mandi bersama baju dinasnya. Untuk mewujudkan rasa syukur atas telah selesai ujian, ya berdoa kepada Allah," itu salah satu saran dari salah seorang pengurus.

Ibu Devi menyatakan penyesalannya dan meminta maaf atas terjadinya kejadian yang menimbulkan salah pengertian dari orang lain, khususnya dari MUI. Kata Bu Devi, sekolah tidak bermaksud melanggar ketentuan agama. Namun jika itu salah, kami meminta maaf. Begitu dia menyampaikan di depan para pengurus. Dan sebagai penutup, Ketua MUI, Pak Afrizal mengatakan bahwa pengurus MUI Karimun sepakat akan menyampaikan surat nanti sebagai rekomendasi untuk tidak melakukan lagi dan akan memberikan saran, apa yang seharusnya dilakukan setelah ujian.***