Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

15 Sep 2020

Catatan Tersisa dari Webinar XI Media Guru Indonesia (Bag. 1)

Catatan Tersisa dari Webinar XI Media Guru Indonesia (Bag. 1)



Catatan Webinar XI Media Guru Indonesia (Bag. 1)

Tantangan Gurusiana Hari ke-243

AHAD, 13 September 2020. Cuaca tidak sejuk di sini seperti hari-hari sebelumnya. Kemarin sejuk bukan karena  musim dingin. Hanya karena beberapa hari kemarin hujan rajin mengguyur bumi kami. Syukurnya cuaca bagus dan akan bagus pula pengaruhnya kepada yang lain. Terutama PLN dan signal internet, suka terpengaruh cuaca.

Hari ini penting berharap cuaca bagus. Akan ada webinar Media Guru. Webinar ke-11 dengan tema Pejuang Literasi. Empat orang pejuang literasi dari 123 orang gurusianer MGI (Media Guru Indonesia) yang tulisannya lolos masuk baku antologi MGI akan tampil. Buku berjudul Pejuang Literasi itu akan diluncurkan pada webinar ini. Dan empat orang dari penulis buku Antologi itu akan tampil pada  Webinar XI Media Guru Indonesia ini. Mereka adalah,

1)      Ade Kurniawati (Guru BK SMA Negeri 5 Sijunjung)

2)      Supardi Harun Arrasyid (Kepala Perpustakaan SMP IT Citra Bangsa)

3)      Abd Rauf (Pengawas di Sulsel)

4)      Fitria Nurrosyidah (Kepala Sekolah)

Menjadi host adalah Ibu Wiwik dengan moderator Ibu Sri subekti. Dia yang akan memandu diskusi dengan narsum empat orang itu. Dan istimewanya pada webinar ini hadir Mas Eko yang adalah Pimred Media Guru. Dia tampil sebagai keynote speaker dalam webinar inhi.

Ada banyak pesan-pesan Mas Eko kepada peserta webinar. Setelah menyatakan rasa gembiranya sekaligus memberikan penghormatan kepada petinggi Media Guru Indonesia, Pak Ihsan dia memimpin doa. Mas Eko juga menyapa Bu Wiwik dan dua moderator yang bertugas.

Pesan pertama dari Mas Eko adalah bahwa covid-19 itu nyata ada. Bukan fiksi. Maka ikutilah protokoler kesehatan sebagaimana Pemerintah selalu mengingatkan. Dengan mimik wajah sedih Mas Eko memimpin membaca alfatihah yang secara khusus juga disampaikan kepada isteri Pak CEO.

Lalu, dia menegaskan bahwa roh dan jiwa Media Guru itu adalah literasi itu sendiri. Ini sesuai dengan teman webinar hari ini, Pejuangan Literasi. Mas Eko menjelaskan salah satu kasus yang dia temukan di awal akan hadirnya Media Guru, yaitu diketahuinya ada guru melakukan plagiarisme. Atas dasar itulah muncul ide untuk membuat gerakan literasi agar guru punya wadah dan kesempatan untuk menulis. Salah satu gagasan itu adalah dengan mendirikan medianya, blog gurusiana. Pak Ihsan menggagas lahirnya wadah berupa blog yang diharapkan bisa menampung dan menyalurkan kegiatan literasi guru ini. Hebatnya, hingga saat ini sudah hampir 76 ribu orang menjadi anggota Grup FB Media Guru.

Mas Eko juga memberikan contoh seorang dosen yang mendapatkan hadiah rekor Muri karena mampu menulis setiap hari terus-menerus selama tiga tahun. Wow. Ternyata orang yang mampu secara rutin menulis itu sangat berpengaruh dalam kehidupannya. Mampu menumbuhkan budaya literasi menulis baik untuk dirinya maupun untuk lingkungannya.

Hadirnya MGI dengan facebook dan blognya, lalu membuat banyak program untuk membuat dan menerbitkan buku ternyata saat ini telah muncul ratusan bahkan ribuan penulis buku. Kata Mas Eko lagi sudah 9.000-an buku yang berhasil diterbitkan Media Guru bersama para guru. Padahal dulunya begitu susahnya guru untuk membuat buku. Kini, bahkan dengan program Sasi Sabu, para siswa pun sudah mampu membuat buku. (bersambung)


6 Jul 2020

Kuras Airnya, Tangkap Ikannya (Catatan Goro Keluarga)

Kuras Airnya, Tangkap Ikannya (Catatan Goro Keluarga)



JUMAT (03/07/2020) itu awal mulanya. Saya melihat seekor ikan nila mengambang mati. Mungkin airnya sudah kotor lagi. Besoknya dua ekor lagi. Saya berpikir, ini masalah. Tidak boleh dibiarkan lama. Akhirnya dikuras airnya. Niatnya membersihkan. Setelah satu-dua hari belakangan, kami membicarakan beberapa ekor ikan yang mengambang di kolam belakang rumah,itu kami ingin menguras air kolam itu. Sudah empat ekor yang mati dalam tiga hari. Sementara ini kami hanya menduga-duga mengapa dia mati. “Mmungkin ikannya keracunan. Atau boleh jadi karena kelebihan kapasitas.” Saya dan isteri menduga begitu saat kami membicarakannya.

Ikan nila di kolam belakang rumah itu memang termasuk cepat beranak-pinaknya. Dan jika sudah terlalu banyak, kami biasanya menguras airnya untuk dibersihkan dengan mengganti airnya. Lalu sebagian yang agak besar akan kami asingkan (tidak dimasukkan lagi) untuk dimasak sebagai lauk, tentunya. Dengan begitu ikannya tidak terlalu bersempitan di dalam kolam berukuran setengah meter (lebar) dan panjang tiga meter dengan kedalaman kurang dari satu meter itu.

Kolamnya sendiri sungguhnya bukanlah kolam ikan yang disengaja dibuat untuk kolam ideal. Dulu, kolam, itu hanyalah parit (longkang) yang terletak menyusuri pagar di belakang rumah kami. Karena di sebelahnya ada lobang septitank yang tidak jadi dipakai untuk pembuangan kotoran itu, dan justeru menjadi bak ikan, akhirnya parit di sampingnya itu diisi air juga. Jadilah kolam ikan untuk jenis ikan nila itu sedangkan yang satunya dipakai untuk jenis ikan lainnya. Sudah beberapa kali kami menguras kedua kolam itu sejak dibuat dan diisi ikan belasan tahun yang lalu.

Ahad (05/07/2020) kemarin kami serumah melaksanakan Goro (Gotong Royong) Keluarga menguras bak ikan itu. Judul Goro itu yang paling tepat tentu saja Kuras Airnya, Tangkap Ikannya. Menguras air kolamnya adalah untuk membersihkan. Sedangkan menangkap ikannya tentu saja untuk dimasak buat makan siangnya. Sekeluarga kami merapat ke kolam. Tentu saja isteri saya tidak ikut menimba dan mengangkat air kolam itu. Dia cukup menonton memberi semangat saya dan dua anak saya, Ery dan Opy. Bahkan dia sambil menggendong cucu melihat kami bekerja, berbasah-basah. Heh, asyik juga.

Puluhan bahkan mungkin ratusan ember seukuran lima liter air bergantian diangkat oleh Ery dan Opy dari kolam. Saya sendiri ikut membantu dengan ember lain yang lebih kecil. Sangat berat menimba air kolam dengan cara manual begitu. Tapi harus tetap dilakukan. Air kolam yang lebih tepat disebut bak, itu harus dikuras habis. Ikan-ikan yang bergeleparan menjelang air kian sedikit ditangkap menggunakan tangguk berjaring benang nilon. Setiap ikan yang ditangkap dimasukkan ke dalam ember-ember berisi air untuk membuatnya bertahan hidup. Tujuannya agar ikan-ikan yang lebih kecil bisa bertahan dulu sebelum nanti kembali di masukkan ke dalam kolam.

Sangat membahagiakan rasanya bersama anak-anak dan isteri di hari libur, di ujung pekan itu. Butuh waktu hampir tiga jam untuk menguras air dari kedua bak, eeh kolam ikan itu. Si Ery saya lihat begitu bersemangat di bagian dalam kolam. Sedangkan Opy menyambut ember yang sudah diisi abangnya untuk dibuang airnya. Sekali lagi, sangat membanggakan menyaksikan keduanya bekerja menguras air kolam itu.

Setelah airnya hampir terkuras semuanya, ikan-ikan yang berukuran besar pun sudah dipisahkan, akhirnya ikan-ikan lainnya kembali dimasukkan ke dalam kolam. Beberapa ekor ikan patin, kami berikan secara gratis ke beberapa tetangga di sekitar rumah kami. Semoga mereka senang menerima ikan yang hampir berbobot dua kg per ekor itu. Saya dan isteri tentu saja sangat bangga dapat berbagi hasil kolam itu dengan tetangga yang ada.

Untuk ikan nila kami menangkap (memisahkan) hampir dua kg atau 10-an ekor. Ikan nila memang lebih kecil ukurannya. Sedangkan untuk kolam satunya, kami menangkap empat ekor ikan patin dari 10-an ekor patin yang masih ada di dalam kolam. Diambil yang besar, yang beratnya seukuran dua kg per ekor. Tidak disangka kalau ikan itu sudah begitu besarnya setelah di sana cukup lama. Saat pertama memasukkannya, dulu ukuran ikan patin itu masih sebesar telunjuk jari orang dewasa. Kini, sungguh besar. Alhamdulillah, untuk lauk makan siang kami sudah tidak harus ke pasar lagi.***

Juga di: https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/7/kuras-airnya-tangkap

4 Jul 2020

Sedia Payung Sebelum Hujan, Sedia Pedang Sebelum Perang

Sedia Payung Sebelum Hujan, Sedia Pedang Sebelum Perang

Oleh Muhammad Nasrudin (Monas)
PERIBAHASA 'Sedia Payung Sebelum Hujan' itu sudah selalu didengar. Maknanya juga sudah dipahami. Agar bersiap-sedia sebelum kejadiannya ada. Jangan sampai tergesa-gesa persiapannya dan akhirnya tidak bisa. Jika hujan jangan sampai basah. Jika ada musuh jangan sampai kalah karena tdak bersiap sebelumnya. Itulah esensi makna peribahasa. 

Tentu saja tulisan ini tidak dimaksudkan menimbulkan makna permusuhan. Jika ada yang bertanya, "Sudahkah Anda memiliki senjata baik berupa pedang, golok atau apapun,. sebagaimana Rosululloh dan para sahabat suka mengkoleksinya sebagai senjata dalam menghadapi perang?" Ini pertanyaan umum dan biasa saja. Tidak harus juga dikonotasikan mencari permusuhan.

Pedang Rosululloh tidaklah satu, tapi cukup banyak. Saya pribadi pernah melihat-lihat pedang Rosululloh saat berkunjung ke istana Al Fatih Turki. Demikian halnya para sahabat.

Pedang, keris, kujang, rencong, oleh orang zaman dahulu, merupakan kebutuhan hidup yakni sebagai alat untuk pertahanan diri dari ancaman bahaya, dzi syarrin.

Rosululloh dan para sahabat, pedang pedang mereka berkualitas. Terbuat dari besi yang berkualitas, makanya senjata mereka masih bertahan hingga saat ini.

Jangan kita berpikir, kita kan lagi damai, untuk apa menyimpan senjata. Damai, perang itu kan sifatnya tidak statis. Sekarang damai bulan depan blm tentu. Sekarang aman, Minggu depan juga belum tentu. Makanya berpikir, 'Sedia Payung sebelum Hujan'. 

Kita buka catatan sejarah, masih sangat relevan utk kita terapkan dalam hal ini. Jangan nunggu hujan , baru terpikir untuk membeli payung, wah..keburu kehujanan. Jangan nunggu perang baru terpikir beli senjata. Sudah terlambat. Kalau sdh perang, ekspedisi pengiriman sdh ditutup, produksi senjata sudah langka, kita akan sulit mendapatkan nya krn sdh menjadi kebutuhan pokok saat itu.

Apalagi di tengah negeri kita yang dalam ancaman besar terjadinya disintegrasi kapan saja, tanpa kita ketahui, seperti halnya terjadinya pemberontakan PKI 48,65 yang terjadi tiba tiba, maka ke depan gangguan keamanan akan terjadi juga kapan saja dan tiba tiba. Sediakan lah payung sebelum hujan, Sebagai bentuk ikhtiar kita sebagaimana Rosululloh dan para sahabat juga memiliki senjata banyak di rumah nya masing-masing.

Nah milikilah senjata terbaik di rumah anda masing-masing, kualitas terbaik sebagai bentuk ikhtiar terbaik kita dalam wiqoyatunnafsi atau penjagaan diri.

Monas Inspire.

3 Jul 2020

'Ngumpul Bareng' Keluarga itu Juga Membuat Bahagia

'Ngumpul Bareng' Keluarga itu Juga Membuat Bahagia

Oleh Siti Nurbaya AZ, SE
KELUARGA, ya keluarga kita. Ayah, Mak, kakak, adek, ponakan dan semuanya. Itulah keluarga inti kita. Berkumpul bersama mereka, itu pasti membuat bahagia. Malam ini, Selasa, 30 Juni 2020 kami berkumpul di rumah Ayah-Emak seperti biasanya. Kami menyebutnya Rumah Tua. Berdoa dalam rangka bertambahnya umur Om Emi (adek saya) tanggal 06 Juni 2020, Dhira (ponakan) tanggal 15 Juni 2020, Abang Richiiro dan Adek Amira (keduanya juga ponakan) tanggal 30 Juni 2020. Sekalian doa keberhasilan untuk Mas Ai, Mbak Najwa (ponakan), Akiif (cucu) , dan Biu (ponakan juga) melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah lulus pada level sekarang. Mas Ai dan Mbak Najwa ke SMP sementara Akiif dan Biu masuk SD. 

Bahagia itu sederhana, sebagai anak tertua mungkin ini yang bisa dibuat sebagai pembiasaan mensyukuri nikmat atas apa yang telah diberikan Allah. Kami bukan dari keluarga berada yang harus merayakannya secara sendiri - sendiri. tapi aku selalu mengajak adik - adikku merayakannya momen - momen tertentu secara bersamaan, yang penting bukan makanan yang dihidangkan tapi bagaimana kami bisa berkumpul bersama - sama. Momen seperti ini, tidak bisa dilaksanakan jika hanya karena inisiatif individu tanpa ada yang memotorinya. Alhamdulillah semenjak semua adik - adikku sudah berkeluarga walaupun kami bukan kondisi berlebihan tapi kami berusaha membuat semuanya menjadi meriah dengan gaya keluarga kami.
Bersama Keluarga di Rumah Tua

Selagi bisa membahagiakan kedua orangtua kami berusaha untuk selalu makan bersama di Rumah Tua untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepada keluarga kami. Alhamdulillah, semua harus disyukuri, adikku Sabaria yang berada di Negeri Sakurapun malam ini ikut merayakan suasana bahagia ini walaupun hanya dengan mengikutinya melalui Video Call saja.

Pembiasan suatu hal yang harus dilestariakan dalam keluarga, seperti kata pepatah, "Air dicincang tak akan putus." Begitu juga dengan persaudaran, pupuklah selagi bisa, saling membantu meringankan beban itu penting. bahagia itu sederhana, berkumpul bersama keluarga. Semoga doa yang dipimpin oleh suamiku yang kebetulan lulusan PGA dan sering menjadi imam, diijabah Allah. Kami selamat, sehat dan sukses dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Amin. (AZ)

6 Jun 2020

Ambulance Laut BAZNAS untuk Mengetuk Hati Emas

Ambulance Laut BAZNAS untuk Mengetuk Hati Emas

Oleh M. Rasyid Nur


"SEJATINYA BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Karimun harus mampu mengurangi jumlah masyarakat miskin di kabupaten ini." Kalimat itu adalah salah satu pesan Wabup (Wakil Bupati) Karimun, H. Aunur Rafiq, (kini dia adalah bupati) pada suatu siang di hari Senin (24/ 02/ 2014), enam tahun lalu. Ketika itu dia meresmikan penggunaan gedung baru, Kantor BAZNAS Kabupaten Karimun di Jalan Poros (Jalan Sukarno-Hatta) Karimun. Di hadapan Ketua BAZNAS Karimun, waktu itu H. Atan AS, Kepala Kantor Kemenag Karimun, (Waktu itu) H. Afrizal dan para undangan lainnya, Wabup memberikan beberapa pesan dan harapan kepada pengurus BAZNAS Kabupaten Karimun. 

Seperti diketahui, enam tahun lalu itu, BAZNAS Kabupaten Karimun baru saja berusaha berdiri sendiri (baca: berumah sendiri) tanpa harus berkantor dengan status ‘nebeng’ di salah satu gedung di Masjid Agung Kabupaten Karimun. Dalam perjalanannya, BAZNAS Kabupaten Karimun terkenal sebagai lembaga zakat yang melejit namanya di Provinsi Kepri karena mampu mengumpulkan uang umat, baik zakat (mal) maupun infaq-sedekah dalam jumlah cukup signifikan. Hanya di bawah Batam, namun mampu mengatasi kabupaten lain di provinsi Kepri dalam mengumpulkan uang umat. Tidak heran, lembaga agama pengumpul zakat, infaq dan sedekah ini menjadi harapan masyarakat sekaligus harapan Pemerintah Daerah untuk bersama-sama Pemerintah mengentaskan kemiskinan di daerah ini.

Rabu (03/06/2020) kemarin, satu hari yang lalu, BAZNAS Kabupaten Karimun kembali membuat catatan sejarah. Untuk pertama kali BAZNAS membuat terobosan, pengadaan Ambulance Laut. Kendaraan laut bantuan dari PT. Timah ini tentu saja akan diperuntukkan bagi kaum dhuafa, fakir-miskin yang sakit, yang bertempat tinggal di pulau-pulau nun jauh dari Ibukota Kabupaten yang harus dirujukkan ke Rumah Sakit Daerah (Kabupaten) yang berada di Kota Tanjungbalai, Ibu Kota Kabupaten Karimun. Kemarin, itu kembali Pak Rafiq yang kini sudah menajdi bupati mengatakan bahwa BAZNAS harus terus berusaha membantu orang-orang miskin dan mampu pula mengubah kehidupan ekonomi mereka menjadi tidak miskin lagi.

Pemerintah Daerah berkepentingan sekaligus berkewajiban meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah selalu dan akan selalu membuat program pengentasan kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu,semua pihak hendaklah saling bahu-membahu menyukseskan program pengentasan kemiskinan yang digerakkan oleh BAZNAS dan Pemerintah. BAZNAS akan terus berkesempatan membuktikan jati dirinya  dalam rangka mengurangi angka kemiskinan ini. Begitu inti sambutan orang nomor satu Kabupaten Karimun itu di hadapan undangan, di Gedung Nasional.

Sebagaimana sudah diberitakan sebelumnya bahwa baru saja BAZNAS mendapatkan  satu unit kapal yang diperuntukkan sebagai angkutan laut untuk orang-orang sakit. “Inilah ambulance laut pertama di Indonesia yang dikelola BAZNAS,” kata Nasial, Ketua BAZNAS dalam sambutan laporannya. “Kami ingin mengetuk hati emas semua kita, masyarakat Kabupaten Karimun atau siapa saja untuk menyalurkan uang zakat, infaq dan sedekahnya melalui BAZNAS Kabupaten Karimun, khususnya untuk biya operasional kapal ini. Konon, diperlukan Rp 1.3 M anggaran setiap tahun untuk mengoperasikan ambulance laut ini.

Benar apa yang disampaikan Pak Rafiq. Dan BAZNAS selama ini memang sudah melakukan berbagai program dalam rangka menyalurkan uang umat yang dititipkan di BAZNAS. Dari sekian banyak uang muzakki kabupaten, itu memang tidak semua uang itu berupa zakat. Ada juga dana berupa sedekah dan inafaq. Jika uang zakat sudah diperuntukkan untuk delapan asnab yang sudah ditentukan maka uang yang terakhir ini dapat pula diberikan kepada para masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya. Biarpun tidak terlalu miskin, tapi demi pengembangan usaha (dagang, dll) maka BAZNAS dapat memberi atau menyalurkannya kepada kelompok ini. Harapan selanjutnya, kelak mereka ini dapat pula memberikan sebagian rezeki dari usahanya menjadi zakat atau infak dan sedekah. Dari mustahik diharapkan bisa berubah menjadi muzakki. Begitulah harapannya.

Jika orang miskin dapat dikurangi dengan pemberian zakat ini maka diharapkan jumlah penduduk miskin semakin hari semakin berkurang. Pemerintah harus terus mendorong lembaga ini untuk mengurangi rakyat miskin di daerah ini. Berulang-ulang bupati mengingatkan dalam sambutannya bahwa partisipasi masyarakat yang berhati emas mau memberikan sebagian kekayaannya untuk fakir-miskin melalui BAZNAS, insyaallah tingkat kesejahteraan masyarakat kita dapat terus ditingkatkan.

Dengan pemberian kapal ambulane laut dari PT. Timah Kepada BANAS Kabupaten Karimun, ini semoga saja akan terus mengetok hati orang-orang berhati emas di sini untuk terus memberikan bantuannya kepada masyarakat miskin di sini. Kapal ambulance laut ini, yang dibeli dengan uang zakat para karyawan PT Timah setelah dikumpulkan dalam beberpa tahun, insyaallah akan menjadi modal baru bagi BAZNAS dalam usaha mengetuk hati emas masyarakat kaya. Tentu saja akan dipakai untuk membantu masyarakat fakir-miskin di daerah ini ketika nanti memerlukan transportasi saat sakit. Benar harapan ini, bantuan begitu besar dari PT. Timah kepada BAZNAS kiranya akan mampu mengetuk hati emas para muzakki di sini. Semoga!***

Juga di: https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/6/kapal-ambulance-laut-baznas-untuk-mengetuk-hati-emas-2900659