Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

9 Agu 2021

Olimpiade Ditutup, AS Juara Umum, Indonesia Tetap Bangga

Olimpiade Ditutup, AS Juara Umum, Indonesia Tetap Bangga


INILAH olimpiade yang terbilang istimewa dikarenakan adanya covid-19. Seperti sudah sama-sama kita ketahui bahwa Olimpiade Musim Panas 2020, yang secara resmi kita kenal dengan istilah Games of the XXXII Olympiad sesuai keputusan awal akan dihelat di Tokyo, Jepang, pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020. Karena itu namanya disebut juga dengan sebutan Olimpiade Tokyo 2020. Itulah salah satu keistimewaannya. Lain jadwal, lain waktu pelaksanaan namun tetap memakai nama awal. 

Olimpiade sendiri adalah ajang olahraga internasional dengan pesertanya seluruh negara di dunia. Tentu saja cabang olahraga yang dapat diikuti adalah setiap cabang yang dinyatakan lolos seleksi. Dari berita beberapa media menyebut ada sebanyak 205 negara yang ikut. Tapi di berita lainnya menyebut sebanyak 197 negara peserta. Artinya kurang-lebih 200-an negara sejagat raya ikut.

Sebagaimana sudah kita ikuti dan saksikan --melalui media-- sejak hari pertama lomba/ pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 dilaksanakan dari 23 Jul s.d. 8 Agu 2021. Meskipun disebut Olimpiade 2020, namun disebabkan oleh pandemi covid-19 sejak lebih dari dua tahun lalu, akhirnya kegiatannya diundur pada tahun 2021 ini. Kemarin Ahad (08/08/2021) itu para atlet telah menyelesaikan seluruh pertandingannya. Seperti sudah kita saksikan lewat layar kaca televisi dan dari beberapa sumber berita (media), itu bahwa Amerika Serikat keluar sebagai juara umum Olimpiade Tokyo 2020 dengan total medali 113 yang terdiri dari 39 emas, 41 perak, dan 33 perunggu.

Mengutip sebuah media online, dikatakan menariknya, Negeri Paman Sam -julukan Amerika Serikat- memastikan gelar juara umum ini dipastikan di detik-detik terakhir setelah sebelumnya berada di bawah China. China pun harus puas berada di posisi kedua dengan koleksi 88 medali dengan rincian 38 emas, 32 medali perak, dan 18 perunggu. Begitu redaksi berita beberapa media cetak dan online yang dapat kita akses dengan mudah.

Sebagaimana kita tonton di televisi bahwa Amerika Serikat mendapatkan tiga medali emas tambahan pada hari terakhir kemarin itu. Tiga medali itu didapatkan pada cabang olahraga voli putri, basket putri, dan balap sepeda. Kenyataan, ini mengejutkan China yang sampai malam sebelumnya masih berada di atas Amerika Serikat. Bagaimanapun perolehan itu diharapkan China bertahan hingga penutupan. Tapi apa daya, Amerika Serikat tetap digdaya.

Keberhasilan ini juga membuat Amerika Serikat menjadi yang terhebat perolehan medali pada tiga edisi olimpiade terakhir . Sejak penyelenggaraan Olimpiade London 2012, Olimpiade Rio 2016, hingga Olimpiade Tokyo 2020, Amerika Serikat selalu meraih juara umum. Lima negara teratas pada even Olimpiade Tokyo 2020 ini adalah 1) -Amerika Serikat dengan medali (emas, perak, perunggu dan jumlah) 39-41-33-113; 2)-Tiongkok 38-32-18-88; 3) -Jepang 27-14-17-58; 4) -Britania Raya 22-21-22-65; dan 5) -ROC 20-28-23- 71. Negara kita Indonesia? Ternyata berada pada posisi ke 55 dengan medali 1-1-3-5. Tetap bangga meskipun dada terus bertanya, bagaimana kita terus berada di bawah negara dengan penduduknya yang jauh di bawah jumlah penduduk kita?

Tentang kesuksesan atlet negara kita, dari media yang kita baca dan dengar lima medali tersebut disumbangkan oleh cabor bulu tangkis dan angkat besi. Adalah nomor ganda putri atas nama Greysia Polii/Apriyani Rahayu dengan medali emasnya dan Anthony Sinisuka Ginting di tunggal putra meraih perunggu. Sementara satu-satunya perak dari Eko Yuli Irawan dan dua perunggu lain diraih Rahmat Erwin Abdullah dan Windy Cantika Aisah. Capaian medali ini, sekali lagi tetap membuat kita bangga dan membanggakan bangsa kita di ajang olahraga dunia itu. Semoga kelak prestasi itu bisa meningkat lagi.***

17 Jul 2021

Janganlah Waktu Terbiar Berlalu

Janganlah Waktu Terbiar Berlalu


TEGAS dikatakan Tuhan bahwa setiap kita (manusia) akan senantiasa dalam status merugi kecuali dapat dan memiliki beberapa hal yang dikatakan Tuhan sebagai pengecualian. Dengan bersumpah menggunakan waktu di surah Al-Asr, 'demi waktu,'  misalnya dikatakan-Nya bahwa sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi. Barulah kita tidak termasuk ke golongan orang-orang merugi jika kita ada iman, mau melakukan kebaikan, memberi arahan untuk kebenaran dan kesabaran.

Beriman dan keimanan adalah dua hal yang tentu tidak bisa dilepaskan. Jika sekadar mengerti iman atau keimanan, tapi tidak beriman tentu saja tidak cukup. Pemahaman keimanan dan memahaminya adalah satu hal. Memahmi tentang ketuhanan, kenabian, kitab-kitab Tuhan tapi tidak meyakininya, maka berarti itu tidak beriman. Dan tidak akan ada pertahanan dan bantuan apapun atas dosa dan azab yang akan menimpa orang tak beriman. Itulah sebabnya perlu beriman.

Dengan beriman akan berimplikasi kepada perbuatan. Tindak-tanduk dan perbuatan yang dilandasi iman kepada Zat Yang Maha Esa dan Maha Berkuasa akan mengarahkan kita kepada berbuat kebajikan dan kebaikan. Di sinilah bersatunya iman dan amal soleh yang menjadi kunci terhindarnya seseorang dari kerugian. Itu pula yang selanjutnya akan membimbing orang tersebut untuk menyampaikan kebenaran dan kesabaran kepada orang lain. Saling menyampaikan kebenaran dan kesabaran adalah ikutan dari beriman itu sendiri.

Bersumpahnya Tuhan dengan memakai waktu, tentu saja maksudnya agar kita yang diberi waktu sangat singkat di dunia yang fana ini untuk tidak menyia-nyiakan waktu. Waktu di dunia sangatlah singkat berbanding waktu di akhirat nanti yang semua kita akan ke sana. Dan kita yakin sesuai dengan keimanan itu sendiri bahwa kita akan abadi di sana.

Jadi, kata kunci yang harus kita garisbawahi adalah bahwa kita jangan suka bahkan jangan pernah menyianyiakan waktu. Jangan pernah membiarkan waktu berlalu tanpa ada sesuatu yang kita perbuat. Sedetik waktu berlalu sama statusnya dengan sehari, sebulan atau bertahun-rahun waktu berlalu. Kesemua itu adalah sumber merugi yang akan menimpa kita. Maka, janganlah waktu terbiar berlalu.***

15 Mei 2021

Pesan Hujan Pagi di Idul Fitri: Kebersamaan adalah Keberhasilan

Pesan Hujan Pagi di Idul Fitri: Kebersamaan adalah Keberhasilan


Catatan M. Rasyid Nur

HARI Sabtu (15/05/2021) pagi, ini kembali hujan. Seperti tiga hari yang lalu. Air menyiram bumi daerah dan kampung kami, Wonosari. Hujan jugakah di tempat lain? Entahlah. Yang pasti, inilah rahmat Tuhan menyiram bumi mengiringi Idul Fitri tahun ini. Terima kasih, ya Ilahi.

Saya ingat, di awal Syawal kemarin, Kamis (13/05/2021) dini hari juga hujan turun. Bahkan lebih lebat lagi. Bagaikan bah, air tertumpah dari langit, dini hari itu. Waktu itu, jarum jam di kamar saya lihat di angka tiga. Saya terbangun oleh lebatnya hujan pagi menjelang Idul Fitri, itu saya refleks melihat jam. "Pukul 3," kata saya kepada isteri yang turut terbangun. Ya, Allah padahal beberapa jam lagi salat Idul Fitri. Pesan apakah ini?

Buat kami di Kampung Wanosoari, Baran Barat Kecamatan Meral hujan dini hari Idul Fitri, ini memiliki catatan tersendiri. Mengapa? Sore menjelang berakhirnya Ramadhan (Rabu, 12/05/2021) itu para pemuda dan beberapa pengurus masjid sudah menyusun rapi tikar dan sajadah di ruang masjid Al-Ubudiyah. Masjid terbuka yang atapnya masih langit saja. Beratap langit?

Iya. Benar. Masjid kami hingga hari ini masih dalam tahap pembangunan baru. Yang lama sudah dibongkar. Selain karena ukurannya, juga karena kiblatnya yang ternyata tidak persis dengan arah mehrabnya ke ka’bah. Inilah yang menjadi alsan mengapa masjid ini harus dibangun ulang di tempat yang sama.

Sejak beberapa bulan yang lalu, masjid ini dibongkar dan dibuat baru setelah jamaah dan pengurus sepakat. Untuk sementara jamaah masjid solat di ruang (aula) yang kebetulan cukup luas di belakang masjid. Solat lima waktu dan tarawih tahun ini dihelat di ruang ini. Jadi, untuk sementara ruang di bagian timur masjid inilah yang menjadi masjid. Pengganti masjid yang belum selesai dibangun.

Pembangunan masjid saat ini baru sampai melantai dengan semen kasar, dinding dengan tiang-tiang sekeliling. Juga cor lantai dua bagian sayap kiri dan kanan. Tapi atapnya masih belum. Konon biaya atap dengan kubah yang direncanakan akan menelan biaya sangat besar. Itulah sebabnya masjid ini belum dipakai.

Tapi, untuk solat Idul Fitri tahun ini pengurus sepakat akan menggunakan ruangan masjid lama yang sebagian dindingnya sudah dibuat bersama lantai (kasar) itu. Atap masjid yang memang belum ada diharapkan tidak hujan pada saat salat Idul Fitri nanti. Dengan dinding dan beberapa tiangnya yang sudah terbangun, tapi atapnya baru langit saja diharapkan memotivasi warga untuk lebih giat membangun dengan melaksanakan salat Idul Fitri di dalamnya.

Nyatanya, dini hari menjelang subuh, hujan menyiram bumi Wonosari. Itu pasti di luar perkiraan dan harapan pengurus dan masyarakat. Kenyataan itu tentu saja membuat para pengurus dan pemuda kembali menggulng tikar dan sajadah, dini hari itu juga. Syukurnya, menjelang dini hari itu masih ada para pemuda dan beberapa orang di masjid melanjutkan takbir. Merekalah yang tahu awal dan mereka pula yang bekerja keras untuk menyelamatkan tikar dan sajadah dari siraman hujan.

Pagi sebelum subuh, ketika hujan berhenti bergotong-royong kembali para pemuda untuk mengeringkan ruang masjid. Berbagai cara dilakukan untuk mengeringkan lantai masjid. Tidak cukup menyapu tapi juga menggunakan alat pengering yang biasanya dipakai pemiliknya untuk semprot/ memasang cat. Melihat langit cukup cerah menjelang pagi, pengurus yakin tidak akan hujan lagi di pagi Idul Fitri itu. Maka dengan segala cara, ruangan itu tetap dipersiapkan untuk Solat Idul Fitri. Tidak mudah, pastinya. Tapi selesai juga persiapannya. Tikar dan sajadah kembali terbentang rapi menjelang pagi.

Pukul 07.00 jamaah sudah mulai hadir di masjid. Suara takbir bersahutan. Pukul 07.30 prosesi salat Idul Fitri sudah dimulai dengan diawali laporan panitia dan sambutan pengurus masjid. Ada laporan penerimaan zakat fitrah, zakat mal, fidyah, infak dan sedekah serta laporan distribusinya. Ada pula laporan panitia Ramadhan yang menyampaikan penerimaan infak selama Ramadhan serta penggunaannya.

Sebelum salat, oleh pembawa acara juga disampaikan tata cara salat Idul Fitri yang akan dilaksanakan. Selanjutnya imam mengambil tempat dan bilal juga melaksanakan tugasnya. Alhamdulillah, solatnya aman dan nyaman. Diserta siraman sinar matahari pagi, saat solat dan khutbah disampaikan khatib jamaah tetap tenang di dalam ruang beratap langit itu. Hujan yang turun empat jam sebelumnya seolah tidak teringat pada saat itu.

Pasti ada pesan yang terselip dari catatan hujan pagi di Idul Fitri ini. Kesannya tidak akan terlupakan buat warga Kampung Wonosari. Paling utama dari semua itu adalah kebersamaan dan lahirnya motivasi dan semangat meneruskan pembangunan masjid ini. Kebersamaan dan kekompaan warga jelas terlihat saat harus mengemas dan menyelelamatkan tikar dan sajadah saat akan hujan. Lalu saat kembali membentangkannya setelah sebelum mengeringkan lantainya dari genangan air. Itu tidak mudah jika tidak ada jiwa bersama. Kebersamaan dan kekompakanlah yang menjadi kunci kesuksesan solat Id di masjid yang sesungguhnya belum bisa dipakai. Hujan adalah ujian untuk kebersamaan itu.

Pagi Sabtu ini, ternyata hujan turun kembali. Tidak sejak dini hari. Tapi di awal pagi ini saja. Tapi sudah cukup mengingatkan saya akan hujan di hari pertama Idul Fitri. Allah kembali menurunkan rahmat-Nya. Bagi kita umat yang yakin itulah cara Tuhan menyayangi hamba-Nya. Hujan ini akan menambah ketaatan kita. Apapun itu, segala sesuatu yang diberikan-Nya kepada kita, itulah yang terbaik untuk kita. Tidak satu kejadian kecuali ada hikmahnya. Hujan Pagi di Idul Fitri, adalah ramhat terbaik kita yang bertekad akan istiqomah taat kepada-Nya.***

Juga di www.terbitkanbukugratis.id

31 Des 2020

Apa Persiapan Kita Menghadapi Tahun Baru?

Apa Persiapan Kita Menghadapi Tahun Baru?


TIDAK terasa kita sudah berada di ujung tahun. Kata orang kampung, 'pejam-celek, pejam-celek, tahu-tahu sudah tahun baru. Besok, ya besok sudah tahun baru. Kita tahu, Tahun Baru sering kita katakan sebagai pintu gerbang pergantian waktu yang akan selalu dilalui kita alami setiap periode tertentu. Begitulah sebagai manusia selama masa hidup kita.

Melihat kenyataan selama ini, sepertinya ada dua kemungkinan kita dalam menyikapi pergantian demi pergantian waktu. Pilihan pertama kita akan terseret hanyut oleh derasnya arus jaman tanpa pegangan. Kedua, kemungkinan bisa menjadi pribadi yang tangguh dengan memiliki pegangan prinsip yang kuat. Ini yang sejatinya dikejar.

Agar pengejaran pilihan terakhir itu dapat kita raih, bagaimana dan apa persiapan kita menghadapinya? Jawabannya bisa saja berbeda-beda setiap kita. Tapi ada beberapa rumusan umum yang selalu diingatkan kepada kita. Dan kelaziman ini menjadi pakem hampir setiap orang dalam mempersiapkan tahun baru.

Pertama, membuat perencanaan dan atau resolusi tetentu; artinya, kita harus memiliki rencana tertentu dan jelas, apa yang harus diperbuat jika ingin tetap eksis di tengah kerasnya arus jaman seperti saat ini. Ketatnya kompetisi hidup yang semakin tinggi memang akan memaksa kita harus membuat suatu perencanaan yang baik dan mudah dilaksanakan. Untuk ini, selain rencana utama atau rencana pokok bagus juga kita memiliki rencana cadangan atau rencana yang disiapkan jika rencana pertamanya tidak bisa dilaksanakan. Jika kita bagian dari sebuah rumah tangga, maka anggota dalam rumah tangga tentu perlu dilibatkan dalam menyusun rencananya.

Kedua harus melakukan evalusasi dan atau muhasabah terhadap apa yang sudah kita lalui di tahun ini. Ini juga merupakan bagian dari introspeksi diri untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan kegalan kita di tahun yang sudah ditinggalkan. Baik kelebihan maupun kekurangan yang telah kita jalani di tahun sebelumnya kedua-duanya menjadi acuan dalam instrospeksi diri ini. Melalui introspeksi diri ini, kita dapat belajar dari kesalahan atau kegagalan yang telah kita alami.

Ketiga, mengadakan penyesuaian dan atau perubahan seperlunya; artinya kita harus melakukan suatu penyesuaian dengan kenyataan diri, keluarga atau pendukung lainnya yang kita miliki. Perubahan itu bisa pula berupa sikap dan strategi selain perubahan dari sisi pisik atay material. Umpamanya, dari sebelumnya bersikap kurang baik, malas-malasan dan sifat buruk lainnya kepada sifat-sifat yang lebih mendukung. Kita harus berubah menjadi pribadi yang rajin jika sebelumnya masih malas-malasan. Intinya kita harus berani melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan meninggalkan kebiasan buruk yang selama ini kita lakukan.

Keempat, menjaga dan merawat semangat dan atau motivasi; maksudnya sebagai seorang pejuang kita tidak boleh lemah dalam menghadapi penjajah dalam diri sendiri. Apa saja penajajh itu, ya seperti sifat malas, tidak bergairah itu. Dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari diperlukan semangat juang pantang menyerah.. Tidak boleh mudah putus asa meskipun sering mengalami kegagalan.

Kelima, mau bekerja kjeras; ini penting. Ternyata mau bekerja saja tidak cukup. Bekerja dengan sikap tidak bergairah, jelas tidak akan menguntungkan persiapan kita menghadapi masa ke depan, termasuk tahun baru yang sudah di hadapan langsung. Kerja keras dan semangat ditambah hemat dan efektif waktu adalah kunci keberhasilan dalam era maju saat ini.

Mungkin masih banyak penjelasan lain yang dapat kita pedomani dalam usaha bersiap dan mempersiapkan tantangan tahun depan. Mari, selamat meninggalkan tahun ini untuk bersiap-sedia menghadapi tahun depan.***
*Dari bebagai sumber.

2 Okt 2020

Berbaju Batik Membuat Tampak Cantik

Berbaju Batik Membuat Tampak Cantik


Oleh M. Rasyid Nur

KEMARIN Kamis (01/10/2020) kita berlegu-legah dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, hari –Jumat, 02/10/2020—ini kita memperingati Hari Batik Nasional. Kita diingatkan oleh catatan sejarah bahwa hari ini adalah Hari Batik Nasional. Itu berarti salah satu hari yang istimewa bagi kita, Bangsa Indonesia. Mengapa istimewa? Hari ini, 2 Oktober adalah Hari Batik Nasional yang merupakan peringatan salah satu produk dan budaya bangsa, baju batik.

Lazimnya, di hari yang istimewa ini, kantor-kantor Pemerintah atau non Pemerintah menyarankan bahkan –mungkin—mewajibkan karyawanya untuk memakai baju batik sebagai symbol cinta produk dan budaya bangsa sekaligus mencintai bangsa itu sendiri. Sekolah? Di saat normal juga ada batik yang malah sudah menjadi pakaian seragam wajib pada hari tertentu.

Inilah yang menjadi kelebihan batik. Berbaju atau berpakaian batik, itu memang membuat tampilan seseorang itu lebih canti. Kapan pun dan dipakai dalam acara apapun, batik yang merupakan hasil asli tanah air, itu selalu bisa membuat penampilan seseorang semakin cantik, semakin menarik dan tentu saja semakin menawan dan anggun.

Lalu kapan seringnya orang memakai batik? Sesungguhnya menggunakan batik tidak hanya saat menghadiri acara pernikahan atau acara formal lainnya seumpama acara perpisahan (pisah-sambut), acara pengajian dan lainnya, berbatik juga bisa dipakai di berbagai acara santai lainnya.

Saat ini kita saksikan ternyata perkembangan zaman dan perubahan sikap pengguna dan penyuka batik juga berkembangnya dunia fashion dengan bahan batik. Batik ternyata telah pula menjadi salah satu kain yang bisa dijadikan berbagai pakaian untuk bergaya, modis, anggun serta menawan orang yang melihatnya. Batik telah masuk ke dunia mode juga.

Setelan batik juga bisa fleksibel. Tidak kaku. Bahkan dipadukan dengan celana jins juga kelihatan anggun. Atau dibuat dress sepanjang lutut hingga dibuat gaun panjang yang lebih agamais juga bisa. Seperti ditulis di banyak media, terutama majalah mode, “Dibuat atasan yang cute dan menawan hingga dibuat rok bahkan kulot, kain batik selalu bisa membuat penampilan kita makin elegan,” kata fimela.com (02.10.2018). Artinya pakaian batik tidak lagi menjadi pakaian yang penggunaan dan modelnya terbatas.

Di Hari Batik Nasional, ini sejatinya kita menggunakan batik. Sekurang-kurangnya dalam satu hari istimewa ini. Kita budayakan hasil kebudayaan kita. Hasil pakai hasil pakaian kita. Bahwa Negara dan Bangsa lain juga merasa berhak memakai pakaian batik, bahkan ada sinyalemen negerara tertentu menganggap batik adalah milik negaranya, jangan sampai membuat kita justeri lalai untuk memelihara baju dan pakai batik ini. Mari kita berbatik. Memakai batik membuat canti, percayalah itu.***

Artikel yang sama di www.mrasyidnur.gurusiana.id