Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

28 Jun 2020

Pengelolaan Pendidikan di Era New Normal, Penyesuaian itu Mutlak

Pengelolaan Pendidikan di Era New Normal, Penyesuaian itu Mutlak

Catatan M. Rasyid Nur


TENTU saja menjadi sebuah kebanggaan. Hari Ahad (28/06/2020) ini masih dapat menambah ilmu dan wawasan meskipun dengan keharusan menyesuaikan jadwal kegiatan. Sejatinya hari Ahad kelazimannya berkegiatan yang sedikit lebih ringan. Sebagai hari di akhir pekan kita menjadwalkan kegiatan yang lebih kepada kegiatan hiburan. Nama selalu disebut sebagai hari libur.

Hidup dan beraktivitas di era pandemic covid-19 atau sesudahnya, yang disebut juga sebagai era normal baru (new normal) ternyata mengharuskan kita untuk siap beraktivitas apa saja di setiap hari apa saja. tidak ada lagi keharusan membeda-bedakan waktu dengan sebutan hari akhir pekan dan atau hari liburan  di akhir pekan.

Semua kegiatan kini dapat saja dilakukan di semua hari dan di semua tempat. Itulah era new normal yang suka-suka tidak suka akan bersama kita setelah dan selama bersama dengan covid-19 ini. Itulah yang pada hari Ahad ini kami beberapa orang pengurus yayasan yang mengelola beberapa satuan pendidikan (sekolah) mendapatkan pencerahan dari KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) yang merupakan konsultan pendidikan yang berpusat di Surabaya. Tentu saja dengan cara daring, menggunakan aplikasi zoom.

Yang pentingnya adalah kami mendapatkan penekanan kembali mengenai hal-hal penting yang mesti dilakukan di era pandemic covid dan atau setelahnya. Penyesuaian ini sudah pasti sangat penting.

Setidak-tidaknya ada empat fokus (bidang) yang mesti diperhatikan sekolah dalam menyusun strategi dan kebijakan secara tepat dalam antisipasi New Normal,
1.       Bidang Kesehatan dan Keamanan Sekolah;
Menyiapkan dan melaksanakan protokol kesehatan serta keselamatan di lingkungan kerja. Sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan Pemerintah melalui Kemdikbud yang wajib mengutamakan kesehatan dan keselamatan dalam pengelolaan sekolah, maka semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sekolah dan pembelajaran wajib memperhatikan ini.
2.       Bidang Kegiatan;
Melakukan penyesuaian aktivitas operasional sekolah dengan aktivitas new normal. Penyesuaian ini penting. Jika sebelum covid-19 pembelajaran di sekolah adalah sebuah keharusan, maka saat ini sudah tidak mungkin itu dilakukan. Sekurang-kurangnya, selama covid-19 masih dianggap sebagai ancaman maka penyesuaian itu adalah mutlak.
3.       Bidang Teknologi;
Memperkuat system teknologi informasi dan komunikasi sekolah untuk mendukung aktivitas pada fase new normal. Akan ada banyak perubahan yang menjadi tuntutan era new normal terkait bidang teknologi. Di era teknologi yang kian maju, maka kekuatan sekolah akan ditentukan pula oleh kekuatan teknologi di sekolah tersebut.
4.       Bidang Manajemen;
Menyiapkan strategi komunikasi dan implementasi budaya sekolah new normal secara tepat. Para karyawan (guru dan pegawai) yang selama sebelum covid-19 sudah memiliki budaya yang sesuai dengan keadaan itu, kini harus mengubahnya untuk dapat menyesuaikan dengan tuntutan keadan hari ini. Guru dan karyawan lainnya akan nyaman dan mampu menghasilkan produk yang terbaik jika situasi new normal itu mampu diterima dan mampu pula menyesuaikan aktivitas dengan situasi itu.

Ustaz Hasan yang menjadi narasumber pertama dalam vidcon ini memberikan banyak sekali tip untuk dapat mengelola pendidikan di era new normal ini selain empat hal di atas. Ditambah oleh Ustaz Dr. Sobih dengan beberapa penjelasan lainnya, terasa sekali oleh-oleh yang kami terima pada hari libur ini begitu penting. Dan untuk semua kita yang memang akan bersama situasi ini dalam aktivitas keguruan kita, tentulah penyesuaian sikap dan strategi dalam menghadapi tugas mulia kita adalah menjadi sebuah keniscayaan.***

20 Jun 2020

Belajar Pentigraf di Webinar Media Guru Indonesia

Belajar Pentigraf di Webinar Media Guru Indonesia

Oleh M. Rasyid Nur
PENTIGRAF (Cerpen Tiga Pragraf) adalah jenis cerpen (cerita pendek) yang ukurannya singkat. Sesuai namanya, cerpen ini hanya terdiri tiga alinea (paragraf) saja. Hari Sabtu (20/06/ 2020) pagi, tadi Media Guru Indonesia (MGI) melaksanakan pembelajaran melalui video conperensi khusus membahas jenis hasil sastra ini.. 

Meskipun judul Webinar Media Guru ke-5 ini, adalah ‘Meneroka Dapur Pentigraf’ dengan mendatangkan langsung suhu Pentigraf, Tengsoe Tjahjono (Tengsu Cahyono. pen)  dan dilapis oleh praktisi Pentigraf hebat, Mas Eko rasa-rasanya Webinar ini tidak sekadar merintis, membuka dan menjelajahi Pentigraf semata. Tidak juga sekadar untuk memahami Pentigraf semata. Kegiatan yang berlangsung dua jam lebih, ini justeru meneroka wawasan dan pengetahuan peserta sebagai penulis yang cinta Pentigraf. 

Sebagai anggota Media Guru yang dapat bersama dalam webinar ini tentu saja ini membuat kita merasa bersyukur.  Tidak juga sekadar bersyukur. Kita benar-benar diberi ilmu yang saat ini memang tengah kita inginkan. Pentigraf sebagai salah satu karya sastra kategori fiksi, ini memang lagi digemari. Jumlah halaman atau  kata yang begitu singkat menjadi daya tarik tersendiri dalam di era semua orang orang cenderung mencari yang praktis. “Para ibu yang sibuk sebagai guru dan karier lainnya atau karena kesibukan mengurus rumah tangga, tentu saja akan lebih suka cerpen model Pentigraf ini. Begitu juga kejutan-kejutan yang tersuguh dalam Pentigraf juga menjadi daya tarik kas dalam karya sastra berupa Pentigraf ini.

Kegiatan Webinar sendiri berjalan lancar dan aman, meskipun ada juga informasi di beberapa daerah seikit gangguan signal. Secara umum berjalan lancar. Setelah Pak CEO, Muhammad Ihsan membuka dan memberikan kesempatan saling menyapa, lalu dia mempersilakan suhu Pentigraf, Prof. Tengsoe Tjahjono untuk menyampaikan materi yang memang sudah ditunggu-tunggu peserta. Begitu banyak hal baru yang disampaikan oleh Pak Tengsoe. Segala yang berbau teori dalam menulis Pentigraf dikupas tuntas olehnya. Tentang anggapan Pentigraf sebagai Cerpen yang yang disingkat atau disarikan, Suhu Tengsoe tegas mengingatkan, Pentigraf bukanlah Cerpen yang disingkat. 

Pentigraf, sebagaimana Cerpen lazimnya, tetap harus berupa cerita dengan tokoh sentral (utama) dan tokoh lainnya sebagaimana ciri Cerpen lainnya. Harus tetap ada setting, alur yang jelas dan penyelesaian serta pesannya. Begitu dia mengingatkan. “Jumlah kata dalam Pentigraf, cukup 210 kata. Bisa menjadi satu halaman A5,” kata Pengsoe. Kurang dari itu malah bagus. Namun criteria sebagai sebuah cerpen haruslah terpenuhi. Itu sebabnya Pengsoe menegaskan bahwa Pentigraf yang pendek itu tidaklah berarti sebagai sebuah cerpen yang disingkat atau cerpen yang disarikan. 

Dari jumlah maksimal kata dalam satu Pentigraf hingga penegasan bahwa pentigraf bukanlah cerpen yang disingkat, telah membuka wawasan dan pengetahuan baru kita. Ada banyak penjelasan lain yang detail dijelaskan oleh Prof ini kepada kita. Bagi kita, sesungguhnya Webinar V Media Guru ini adalah webinar yang malah meneroka wawasan kita dalam pemahaman akan Petigraf. Oleh Tengsoe, pikiran dan perasaan kita dijelajahi dengan berbagai pengetahuan tenteng Pentigraf.  

Kini, kita sudah diberi rule yang jelas dan tegas tentang Pentigraf. Blog Gurusiana yang telah pula member ruang sebgitu luas kepada kita untuk berkarya, termasuk kategori Pentigraf, ini tentu saja akan kita manfaatkan semua kemampuan kita untuk menghasilkan pentigraf yang tidak lagi terlalu jauh dari criteria yang disampaikan suhunya itu. Semoga kita mampu untuk itu.*** 
Dimuat juga di: www.mrasyidnur.gurusiana.id

5 Jun 2020

Enaknya Belajar Mengelola Blog Kepada Ahlinya

Enaknya Belajar Mengelola Blog Kepada Ahlinya


Oleh Hj. Siti Nurbaya, AZ SE

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga, setelah beberapa hari hanya menjadi pembaca setia  dari WhatsApp, Grup Belajar Menulis Gel 12. Dengan hadirnya --cara daring-- narasumber, penulis blog terkenal, Bapak Wijaya Kusuma yang lebih dikenal dengan panggilan Om Jay, kini kami peserta kuliah online tidak lagi sekadar menanti. Tidak sekadar membaca, tapi akan segera belajar menulis.

Senin, 01 Juni 2020 ini kami peserta sudah diingatkan untuk mengisi absen peserta pukul 18.45 sampai dengan 19.45 WIB. Pukul 18.46 saya sudah mengisi absen sangking antusiasnya ingin mengikuti pelatihan ini. Duduk di depan laptop, membuka WA Web.  tepat pukul 19.00 WIB, saya benar-benar bersiap untuk belajar malam ini. Seperti pengumuman, kami akan memulai pelatihan Belajar Menulis Gel 12 sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Saya terus memandang layar laptop guna mengikuti pelatihan menulis buku ini.

Ilustrasi  materi pertama adalah gambar buku sang narasumber. Buku - buku ini merupakan hasil kerja keras penulis dan memakan waktu yang tidak sedikit. Ada rasa kagum saya walau hanya dengan melihat cover buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit mayor itu. Empat buku ini merupakan buku yang ditulis dalam jangka waktu yang berbeda - beda. Begitu banyak catatan yang harus saya ambil dalam kelas menulis online ini. 

Seperti kata narasumber banyak orang tidak tahu bahwa menulis buku memerlukan waktu yang tidak sebentar. Oleh kerana itu saya menulis setiap hari di blog, katanya. Dengan begitu saya bisa membuat buku  dari hasil menulis di blog. Sangat menarik dengan mencicil tulisan di blog, kita akan menghasilkan buku. Begitulah penjelasan yang saya dengar. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas informasi yang sangat berharga dari Om Jay ini.
Wijaya Kusuma (Om Jay)
Pertanyaan saya ke diri saya sendiri, bisakah saya dalam waktu tertentu menghasilkan buku seperti yang dilakukan oleh narasumber, Om Jay ini? Sekadar informasi, Buku Catatan Harian Seorang Guru Blogger diterbitkan dalam waktu 6 bulan. Buku ini dikerjakan dengan sangat teliti oleh Pak Sukarno yang menjadi editornya, kata Om Jay menjelaskan.  

Buku lainnya, yang ingin saya sebut di sini, sebagai motivasi saya adalah buku Melejitkan Keterampilan Menulis Siswa yang menurut penulisnya diterbitkan dalam waktu 3 bulan. Buku ini adalah hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sempat lolos masuk final lomba karya tulis inovasi pembelajaran (inobel) Tingkat Nasional. Berkat PTK ini Om Jay mendapatkan laptop baru dan uang jutaan rupiah. 

Hadiah laptop dan uang tentu sangat menarik tapi yang lebih menarik perhatian saya adalah karya tulis berupa PTK yang akan menjadi bukti hidup bagi saya, dan yang akan menjadi kenang - kenangan setelah saya tiada. Begitu dia jelaskan kepada kami. Tentu saja ini juga akan menjadi motivasi kami, khususnya saya.

Harus saya tegaskan, dari ulasan panjang lebar dalam kelas menulis online saya berharap dari  guru yang biasa saja dapat menjadi guru yang luar biasa. Itupun kalimat yang disampaikan oleh anrasumber kepada kami peserta kuliah online ini. Semoga saja bisa. Saya benar-benar merasa senang dan nyaman belajar kepada orang yang ahli seperti Om Jay ini. Enak, pokoknya.

Buku lainnya, yang dijelaskan oleh narasumber adalah buku Menulislah Setiap Hari... adalah buku pertama kali yang Om Jay terbitkan di penerbit mayor. Perlu waktu 3 tahun menerbitkan buku ini, katanya. Om Jay masih belum percaya diri menerbitkan buku. Sebab seringkali ditolak oleh penerbit mayor. Namun Om Jay tak pernah putus asa. Buku akhirnya jadi berkat jasa mbak abdah khan. Berkat beliau buku itu menjadi enak dan renyah dibaca.
Empat Judul Buku Om Jay

Kemudian buku itu, kata Om Jay diterbitkan oleh Penerbit Indeks Jakarat dengan editor Mas Yuanacita. Sampai sekarang Om Jay belum pernah bertemu orangnya. Kabarnya beliau ada di Padang. Berkat tangan dingin beliau buku ini laku keras dan tersebar ke seluruh Indonesia. Berkat buku ini pula Om Jay membeli rumah baru. Tidak besar tapi cukup untuk berlibur bersama keluarga di Wanaraja Garut Jawa Barat. Impian setiap penulis untuk bisa menikmati hasil jerih payahnya, tak terbayangkan oleh saya sebelumnya. Tapi saya alhamdulillah merasakannya. Sekarang akan saya coba untuk menulis di blog paling tidak untuk mendapatkan lebih banyak pembaca buat blog saya. Begitulah Om Jay memberikan motivasi kepada kami, peserta Belajar Menulis ini.

Kalau boleh saya simpulkan, menulis dan meberbitkan buku butuh kolaborasi. Penulis tidak bisa bekerja sendiri. Butuh orang lain yang baik hati seperti editor yang menemukan kesalahan kita dalam menulis. Oleh karena itu nikmati prosesnya dan mulailah menulis di blog. Diminta atau tidak diminta. blog harus kita isi dengan tulisan yang menarik dan inspiratif. Pasti akan banyak pengunjungnya tanpa kita minta. 

Enaknya belajar kepada ahlinya, kita semakin yakin dengan apa yang dia sampaikan. Insyaallah, mulai hari ini blog saya dengan alamat https://nyakbaye.blogspot.com/ akan saya isi walau hanya berupa cacatan singkat atau apa saja yang akan membuat saya merasa bahagia. Senang dan berbahagia, itulah kunci saya akan menulis.

Terima kasih atas ilmunya, Om Jay. Saya masih berharap pada pertemuan kita berikutnya saya masih bisa mendapatkan tip-tip jitu untuk menjadi guru yang luar biasa. Saya berharap, suatu saat hasil kerja saya juga akan berguna baik bagi sesama teman guru, anak didik saya dan masyarakat yang peduli dengan dunia pendidikan. (AZ)

 Hj. Siti Nurbaya AZ, SE
Guru SMA Negeri 2 Karimun, Kepri

3 Mei 2020

Menatap Wajah Pendidikan Kita: Maladministrasi Sumber Kerusakan (Mengenang Hardiknas)

Menatap Wajah Pendidikan Kita: Maladministrasi Sumber Kerusakan (Mengenang Hardiknas)

Oleh Drs. Syafaruddin Mukhtar, M. Pd
SATU hal yang ingin saya catat dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2020 ini adalah perihal terjadinya semacam  hidden curriculum dalam pendidikan kita. Meskipun tidak selalu negatif, namun beberapa kenyataan yang negatif itulah yang membuat risau. Setelah 130-an tahun Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara kita kenang kelahirannya, ternyata pendidikan kita belum juga menghasilkan sesuatu yang seharusnya sebagaimana harapan. Kurikulum memberikan patokan-patokan, lalu guru menyampaikan ke siswa/ mahasiswa. Tapi hasilnya, itulah yang masih membuat sedihnya.

Bagaimana wajah pendidikan kita sebenarnya saat ini? Kalau hakekat pendidikan itu adalah mengubah hidup agar menjadi lebih baik, seperit yang banyyak disampaikan oleh filosof, "Education is not an end on itself, but to make people get a better life,"  maka pertanyaannya, sudahkah kita hidup lebih baik dengan semakin berjibunnya orang-orang terdidik saat ini? Apakah orang-orang terdidik saat ini adalah orang yang sama seperti harapan Ki Hajar Dewantara, misalnya?

Secara sosiologis pendidikan itu adalah usaha sistemik menanamkan nilai-nuilai luhur, universal  pada peserta didik agar nilai-nilai itu dapat dipegang teguh sebagai jati dirinya dalam kehidupan sehingga proses dan output pendidikan menjadi lebih baik. Lalu kita bertanaya, "Apakah nilai-nilai luhur itu?" Pertanyaan sederhana tapi perlu jawabannya.

Untuk menjawab ini, sebaiknya kita merujuk definisi yang berbunyi begini, "Value is any thing satisfying people." Merujuk pada definisi ini, merasa puaskah kita  melihat orang yang jujur, berani mengungkapkan kebenaran, berintegritas, taat aturan hukum dan agama, suka bekerja keras? Kalau kita masih senang dengan orang yang berkarakter seperti itu, berarti kita masih sepaham dengan nilai-nilai luhur dan universal itu.

Untuk itu, semakin berjibunnya orang-orang yang terdidik, sampai pada jenjang pendidikan dan pangkat paling tinggi, bahkan banyak sudah yang memegang jabatan tinggi dan strategis, sudahkah mereka-mereka itu menjadi model sebagai orang yang memegang teguh nilai-nilai luhur itu? Saya menduga, mungkin semua kita masih sangat kecewan karena nyatanya tidak. Justeru perilaku mereka banyak yang sebaliknya. Boleh jadi, itulah salah satu bentuk penyimpangan kurikulum yang terjadi.

Dengan alasan itu, bumi Pertiwi ini sangat rindu dengan kehadiran sosok yang dapat memegang teguh nilai-nilai luhur itu dalam setiap langkah, sikap dan keputusannya. Hal ini sangatlah penting terutama tentu bagi orang yang mempunyai posisi kuat (position power) dalam negeri ini. Target utama pendidikan, itulah sesungguhnya.

Bagaiman mengubah itu semua? Makagiansar mengingatkan bahwa mengubah itu semua harus dimulai dengan mengubah kualitas proses pendidikan. Kita mesti memulainya dari proses pendidikan itu sendiri. Untuk memperbaiki proses itu, kita harus mulai mengetahui proses dan kondisi riil atau yang sering disebut dengan absolutely state of art kondisi pendidikan kita saat ini. Kita harus menatap wajah pendidikan kita hari ini. Seperti apa sesungguhnya?

Bagaimana kita memandang orang tertentu, bahkan menjadi orang-orang penting di negeri ini namun berperilaku tidak benar? Lain yang diucapkan, tapi lain pula yang dilakukan. Tegasnya, terjadi berbagai kebohongan oleh kita. Apa yang salah dengan kenyataan itu?

Salah satu kemungkinannya adalah karena terjadinya maladministrasi dalam sistem pendidikan kita. Kesalahan yang terkadang disengaja ini diperkirakan sudah lama terjadi di negeri ini. Artinya proses pendidikan di negeri ini hendaknya menjadi perhatian. Tidak boleh dibiarkan keteledoran bahkan kebiasaan kesalahan yang sesungguhnya itu boleh disenagaja. Sekali lagi, untuk hal ini memang diperlukan state of art itu.

Untuk mengetahui state of art lagi-lagi diperlukan sosok yang jujur dan berani membela kebenaran. Bukan orang yang membela yang mengangkatnya. Oleh karena itu sudah saatnya kita mulai memperhatikan perilaku manajemen dari pada sekadar terus menyalahkan kurikulum dan metodologi pembelajaran. Manajemen pendidikan adalah kunci dari target hasil yang diinginkan.

Jikapun akan terjadi hidden curriculum dalam fakta hasil pendidikan kita, sejatinya kita ingin penyimpangan itu dalam bentuk yang baik dan positif. Kita berharap, seseorang yang belajar matematika untuk target berhitung dalam angka-angka ketika pembelajaran saja, kiranya dia bisa menjadi manusia yang justeru mampu membuat berbagai perhitungan dalam kehidupannya sendiri. Tidak sekadar berhitung dalam matematika belaka. Bisakah? Teladan dari orang-orang yang baik, adalah kuncinya. ***

Drs. Syafaruddin Mukhtar, M. Pd
S1 IKIP(UNP), S2 UNJ, dlm wkt dekat akan ujian Disertasi S3 di UIN, joint research dgn McGill 2001 dan 2003 melalui CIDA, Sandwich program th 2007 di Leiden dan Alumni kerja sama dgn HELM USA, Diknas dan Kemenag RI, peneliti ARP dlm perbaikan manajemen kemahasiswaan bekerja dgn mentor Kentucky University melalui HELM

1 Apr 2020

Mari Bertenang dengan Corona

Mari Bertenang dengan Corona

TANAIKARIMUN.COM - BERIKUT ini adalah informsi corona alias covid-19 yang nuansanya lebih menyejukkan. Jika belakangan ini lebih banyak informasi perihal corona yang menakutkan saja dari pada membuat semangat, maka informasi berikut adalah informasi yang lebih positif. Perlu kita baca, syukur-syukur jika kita menyebarkankannya lagi ke orang lain.  

Naiknya tulisan ini di halaman ini adalah bagian dari usaha untuk menyampaikan berita-berita corona yang lebih membuat hati kuat dari pada kebanyakan informasi yang membuat pikiran dan perasaan lemah. Informasi ini dikirimkan oleh Muhd. Rahendra melalui postingan di WA Grup ICMI Kabupaten Karimun. Catatannya begini,
*BERITA POSITIF*
Muhammad Indro Cahyono akhir-akhir ini sibuk mondar-mandir kantor-kantor pemerintah untuk memberikan nasihat tentang penanganan virus Corona. Ahad tadi, Kami bertemu di sebuah minimarket di bilangan Wahid Hasyim, Jakarta. Sambil ngopi, dia menyapa saya di sela-sela membaca buku tebal protokol penanganan corona Wuhan. Dokter hewan yang selama 20 tahun meneliti virus ini mengatakan berbagai pandangannya yang unik tentang virus corona.

- Apa sebenarnya virus corona ini dan bagaimana asal mulanya?

- Ini virus lama. Bahkan sebelum Yesus. 200 tahun sebelum masehi udah ada corona. Virus corona ini jumlahnya banyak. Setiap virus corona itu spesifik ke spesies tertentu.Ada yang buat kelelalawar, ya (menjangkiti) kelelawar aja. Ada yang buat manusia, ya manusia aja. Ada yang buat anjing, ya anjing aja.

- Bagaimana spefifikasinya, bagaimana membedakannya?

- Pernah lihat gambar virusnya. Virusnya bulat, ujungnya beda-beda. Duri-durinya itu (yang berbeda). Ada yang buat manusia, ya buat manusia doang. Ada yang buat kelelawar ya, kelelawar doang.

- Jadi gak mungkin kalau dibilang makan kelelawar jadi dijangkiti virus corona?

- Gak. Tapi kalau saya ditanya, apakah corona sama dengan covid 19 ya mirip bentuknya. Tapi kalau dari kelelawar bisa nempel ke manusia, ya jawabannya gak.

- Berarti bukan dari kelelawar?

- Bukan. Murni dari manusia, WHO aja bilang itu murni dari manusia.

- Kalau dari manusia, pasti ada penyebar pertamanya...

- Ya, penyebar pertamanya dari Wuhan sana, kenapa dia bisa muncul dari sana dan nyebar banyak, ya kita gak ngerti. Spekulasinya banyak. Cuma kalau saya ditanya sebagai orang yang sudah lama maen sama virus, apakah itu bisa dibikin supaya bisa nyebar cepat dan bisa nempel ke manusia, ya saya bilang bisa dibikin.

- Lewat intervensi para ilmuwan?

- Bisa. Gak akan sulit. Kalau orang yang biasa maenan virus, itu bisa. Cuma sekarang gak ada gunanya lagi kita membahas itu, wong virusnya sudah nyebar.

- Lalu bagaimana cara menangani penyebaran virus corona yang sangat cepat ini?

- Virusnya pake sabun hancur, pake bayclean hancur. Pake sunlight cuci piring hancur. Pakai deterjen untuk cuci baju hancur. Pakai yang buat ngepel lantai hancur.

- Pakai cairan disinfektan yang biasa disemprot itu? Cairan itu untuk membersihkan virus atau mencegahnya?

- Itu sama kayak kita ngepel lantai. Lantai kita pel, udah bersih kan? Nah terus ada yang datang, ya kotor lagi. Jadi
kalau ada orang yang gejala flu, ya baiknya di rumah aja. Supaya gak ngotorin yang lain. Ntar, seminggu dua minggu dia sembuh sendiri kok dengan antibodi tubuh manusia. Setelah sembuh baru keluar.

- Kalau keluar, apakah sudah kebal dari corona?

- Gak. tetap bisa kena lagi. Kalau sudah kena pertama, sakit dulu seminggu. Kebal dalam waktu dua minggu. Nah kalau keluar rumah setelah itu,  bisa kena lagi cuma anti bodinya sudah cepat. Bukan tujuh hari lagi, langsung sehari antibodi keluar, virusnya hilang. Karena kita udah pernah kena. Sama kayak vaksin cacar. Gak tiap bulan divaksin kan? sekali seumur hidup aja. Tujuan vaksinasi kan untuk ngenalin virus, pas sewaktu-waktu ada, langsung ngeluarin antibodi. Cara paling tepat untuk ngeluarin anti bodi ya makan vitamin E.

- Kalau demikian mudahnya virus ini hancur, kenapa banyak yang meninggal, contohnya di Italia...

- Kasusnya berbeda, di Italia yang meninggal itu banyak orang tua. Mereka biasanya sudah punya penyakit bawaan. Di Wuhan sekarang kan semua sembuh, bagaimana sembuhnya? ya pakai vitamin E, emang mau pakai apaan? Wong vaksin dan obatnya belum ada.

- Sebenarnya sejak kapan virus ini masuk Indonesia?

- Saya mengira virus ini bukan masuk pada bulan Maret.  ke Indonesia, februari dia udah ada. Cuma gak kedetect. Yang kedetect baru di depok. Yang pasien 1, 2 3 itu. Akhirnya sembuh.  Kalau menurut saya di populasi yang banyak kayak ini, bulan Februari udah masuk. Coba ingat-ingat lagi, apakah di bulan Februari kita pernah demam? Tanya aja sama teman-teman, ada yang kena flu biasa, biasa ada yang agak parah. Tapi kan sembuh sendiri, lima hari. Dugaan saya, ya itu covid.

- Apakah dengan penyebaran virus ini pemerintah perlu melakukan lockdown?

- Saya kira, gak perlu. Ngapain.

- Bagaimana dengan Wuhan yang sukses meratakan kurva penderita covid 19 dengan melakukan lockdown?

- Yang di Wuhan beda kasusnya. Sistem deteksi lebih bagus dari kita. Cuma lockdown di wuhan doang sumbernya. Kalau mau lockdown harus tahu sumbernya, dilockdown benar kalau tahu sumbernya. Nah sekarang kalo dibalikin ke indonesia. Coba mana yang mau dilockdown. Di Jakarta ada, di Surabaya ada, di Banjarmasin ada, Solo ada.  Mau lockdown mananya?

- Terus apa yang harus dilakukan?

- Gak usah panik, karena kalau panik malah gak bisa apa-apa. Cukup jaga kebersihan dan banyak minum vitamin E.

- Terakhir, prediksi Anda sebagai orang yang sudah lama berkecimpung di dunia virus, akan berapa lama situasi covid -19 ini berhenti?

- Gak lama. Dalam dua minggu setelah ini, sudah menurun, lalu selesai.

Semoga semua ini cepat berlalu dan kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan nyaman.

TOLONG SEBAR BERITA POSITIF/ GEMBIRA DAN JANGAN SEBAR BERITA YG MEMBUAT ORANG MENJADI PANIK DAN STRESS! MUDAH2AN SESUAI DENGAN PRAKIRAAN SAYA BEBERAPA SAAT YG LALU(26-03-20).👉🗣🗣🗣

24 Mar 2020

Keras Kepala Merusak Iman

Keras Kepala Merusak Iman

Oleh Mohammad Nasrudin
SAAT Anda naik pesawat, ada seseorang yang ngeyel dg peringatan pramugari agar segera mematikan HP dan elektronik lainnya, dengan beralasan.."sudah lah mbak ga perlu cemas.... hidup mati seseorang sudah ditetapkan Allah, ngapain meski matikan HP". Bagaimana perasaan Anda? , Jengkel nggak lihat orang seperti ini?,

Jengkel kan..."dasar keras kepala" gumam kita. Dia ga sadar klo akibat sikapnya yg keras kepala bisa berakibat fatal terhadap penumpang lainnya.

Nampaknya orang seperti ini beriman, namun sesungguhnya dia keras kepala yg membawa2 nama Allah. Krn klo orang beriman nampak dari sikapnya yang taat pd ulil Amri, menghindari bahaya, menjaga keselamatan orang lain.

Nah demikian juga halnya sekarang saat menghadapi wabah virus Corona ...ketika ada instruksi dari pemerintah dan ulama agar lakukan jarak sosial, jauhi kerumunan dan berdekatan dengan orang lain, jangan keluar rumah jika tidak penting. Lalu ada yg komentar seperti penumpang pesawat yang ngeyel tadi." Ngapain takut, hidup mati ada di tangan Allah". Tetap keras kepala beraktivitas dan berkerumun.

Anda pasti juga jengkel. Karena sikapnya yang keras kepala tersebut akan berdampak buruk terhadap orang lain, jika hal buruk terjadi.

Orang ini merasa paling benar, paling beriman. Padahal dia keras kepala dan kurang ilmu serta iman.
Orang beriman pasti mengikuti firman Allah,.  dan Sunnah nabi, untuk memelihara kehidupan,. Menjaga kesehatan, dan taat pada perintah Ulil Amri atau pemimpin yang menjalankan tugasnya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan rakyatnya.

Salam sadar diri mengusir Corona

Monas Inspire.

19 Mar 2020

Surat Terbuka Buat Teman Penulis: Menulis itu Untuk Kita Juga

Surat Terbuka Buat Teman Penulis: Menulis itu Untuk Kita Juga



Oleh M. Rasyid Nur
BAPAK- Ibu, teman-teman sekalian yang saya hormati.
Sebagai guru (pendidik) tugas utama kita adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak-didik (peserta didik) kita. Tentu saja di tempat kita menjadi guru. Keterangan itu dapat terbaca oleh kita di Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sebagai pendidik profesional itulah tugas utama kita.

Tidak ada tugas menulis atau membuat karya tulis, memang. Tapi sebagai guru yang dituntut berkompeten di empat ranah sekaligus yakni, pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional maka kreativitas menulis tidak dapat dielakkan. Untuk berkompeten secara profesional yang ditandai dengan perolehan sertifikat, misalnya sudah pasti itu hanya didapatkan dengan melewati beberapa tahap yang selalu bersinggungan dengan kreativitas tulis-menulis.

Sesungguhnya keharusan menulis bagi kita sebagai guru tidaklah semata tersebab kedudukan kita sebagai tenaga profesional yang berfungsi untuk meningkatkan martabat serta sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana terurai dalam Undang-undang yang mengatur kita sebagai guru itu saja. Namun lebih dari itu dengan kreativitas tulis-menulis yang menjadi bagian kehidupan kita, itu justeru untuk dan akan menguntungkan diri kita sendiri secara personal. 

Ibarat peribahasa, 'Sekali mendayung dua-tiga pulau terlampau' artinya dengan menggeluti kreativitas tulis-menulis yang tugas pokoknya adalah sebagai guru, maka tentu saja itu bergunanya juga untuk diri kita secara pribadi. Artinya menulis bagi guru, bukan hanya untuk keperluan fungsi dan tanggung jawab keguruan kita saja, tapi juga untuk keperluan pribadi kita. Maksudnya, secara tugas profesi dia akan membantu tugas-tugas mengajar kita. Tapi secara pribadi akan mendatangkan keuntungan tersendiri pula. Katakanlah hasil dari karya tulis itu sendiri.

Dengan begitu, kebersamaan kita di grup-grup menulis seumpama di Media Guru, misalnya, yang bervisi menjadikan Guru Penulis untuk para guru di seluruh penjuru Tanah Air, artinya kita sekali melangkah dua usaha dan hasil sekaligus didapatkan. Bisa juga menggunakan peribahasa 'sambil menyelam, meminum air.' yang bermakna kurang lebih sama dengan pribahasa itu tadi. 

Hai, Bapak-Ibu penulis, teruslah kita menghasilkan karya tulis. Semoga surat pendek ini berguna juga untuk saling mengingatkan kita dengan fungsi dan tanggung jawab kita. Semoga.***
Ada juga di: https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/03/sekali...